f. Kebijakan Aktiva Produtif Pembiayaan Murabahah Bank Muamalat
a Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual sedangkan harga beli harus diberitahukan. Jika bank mendapat
potongan dari pemasok, maka potongan itu merupakan hak nasabah. Apabila potongan tersebut terjadi setelah akad maka
pembagian potongan tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian yang dimuat dalam akad.
b Piutang murabahah disajikan dalam neraca sebesar harga jual.
Marjin murabahah yang akan diterima yaitu keuntungan bank yang belum direalisir disajikan di neraca sebagai akun “Margin
Murabahah Ditangguhkan“ dan merupakan pos pengurang dari piutang murabahah tersebut.
c Jika nasabah dalam transaksi murabahah melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang
disepakati, bank boleh memberikan potongan dari kewajiban pembayaran tersebut, dengan syarat tidak diperjanjian dalam
akad. Besarnya potongan sebagaimana dimaksud diatas diserahkan pada kebijakan dan pertimbangan bank.Fatwa DSN
nomor 23DSN-MUIIII2002 d Bank mengambil kebijakan atas potongan pelunasan
pembayaran lebih awal dengan cara mengakui jika potongan pelunasan diberikan pada saat penyelesaian, bank mengurangi
piutang murabahah dan keuntungan murabahah. PSAK 59 – Akuntansi Perbankan Syariah
Universitas Sumatera Utara
e Bank dapat meminta uang muka pembelian urbun kepada nasabah setelah akad murabahah disepakati. Urbun menjadi
bagian pelunasan piutang murabahah apabila murabahah jadi dilaksanakan. Tetapi apabila murabahah batal, urbun
dikembalikan kepada nasabah setelah dikurangi dengan kerugian sesuai dengan kesepakatan, antara lain:
i potongan urbun bank oleh pemasok;
ii biaya administrasi;
iii biaya yang dikeluarkan dalam proses pengadaan lainnya. f Bank berhak mengenakan denda kepada nasabah yang tidak
dapat memenuhi kewajiban piutang murabahah dengan indikasi antara lain:
i adanya unsur kesengajaan yaitu nasabah mempunyai
dana tetapi tidak melakukan pembayaran piutang murabahah, dan
ii adanya unsur penyalahgunaan dana yaitu nasabah mempunyai dana tetapi digunakan terlebih dahulu untuk
hal lain. Denda dikenakan didasarkan pada pendekatan ta’zir yaitu untuk
membuat nasabah lebih disiplin terhadap kewajibannya. Besarnya denda ditentukan sesuai dengan yang diperjanjikan
dalam akad dan diperuntukan sebagai dana sosial.
Hutang nasabah Murabahah,
i secara prinsip, penyelesaian hutang nasabah dalam
transaksi murabahah tidak ada kaitannya dengan
Universitas Sumatera Utara
transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan pihak ketiga atas barang tersebut. Jika nasabah menjual
kembali barang tersebut dengan keuntungan atau kerugian,ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan
hutangnya kepada bank; ii jika
nasabah menjual
barang tersebut sebelum masa angsuran berakhir, ia tidak wajib segera melunasi
seluruhnya iii
jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah tetap harus menyelesaikan hutangnya sesuai
kesepakatan awal. Ia tidak boleh memperlambat pembayaran angsuran atau meminta kerugian itu
diperhitungkan.
Fatwa DSN Nomor 4DSN-MUIIV2000 tanggal 1 April 2000; Bagian IV, angka 1 sd 4
i Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus
dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik Bank. Fatwa DSN Nomor 4DSN-MUIIV2000 tanggal 1 April
2000; Pertama angka 9
g. Kebijakan Pendapatan Menurut Bank Muamalat