“Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah Dan Penanganan Risiko Kredit Pada Kendaraan Bermotor” (Studi Pada Bank Muamalat Cabang Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur)
“
ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN PENANGANAN RISIKO KREDIT PADA KENDARAAN BERMOTOR”(Studi pada Bank Muamalat cabang Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Disusun Oleh :
Fadlurrachman Hakim NIM : 208046100034
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
(2)
..A}[ALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAIY MURABAHAIT DAN PENAI\GAI\AN RISIKO KREDIT PADA KEI\DARAAN BERMOTOR'
_(Studi Pada Bank Muar*ralat Cabang Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur)
SKRIPSI
Diajukan Untuk frIemenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
.t, ni
Oleh:
Fadlurrachman llakim
NIM 208046100036
KONSENTRASI PERBANKAIY SYARIAH
PROGRAM STTIDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKT'LTAS SYARIATI DA.IY HUKUM
UIN SYARIF XIIDAYATULLAH
JAKARTA
I434rI&013rvr
I
I 1 I
I l
I
Yuke
(3)
PENGESAIIAN PAhIITIA UJIAN
skripsi
yang berjudul "Analisis Kelayakan pembiayaan lwurabahah DanPenanganann Risiko Kredit Pada Kendaraar Bermotor,' telah
di
ujikan dalam sidang munaqasah Fakulas Sryr,"h dan Hukum UIN Syarif Hidayatutlah Jakarta pada tanggal 214l-2014. Skripsiini
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk mempcroleh gslar Sarjana Program SfiataI
(Sl)
pada Program Study Muamalat:
(Ekonomilslam).
Jakarta,
2l
lanuari 2Al 4195505051 98203 t0I2
PANITIA UJIAN MUNAQASAH
Ketua P-rof. Dr H. Muhamnrad Arniqr Suma S.H.. M"A."..M.M.
NrP. r955050s t98203 t0r2
Sekretaris
Pernbirnbing
Penguji
I
Mufidph. SHI
Yukp Rahrnawati. S.Aq.. MA NrP. 197s0903?007012023
Drs.H. Bprhaquddin Yusuf. MM NIP. 1954061 81981 103 1005
Mulrnin Rouf, S.Ag.. MA
NrP, I 97407252AU1 2 100 I
iv Penguji II
(4)
1.
Skripsiini
merupakanhasil
karyaasli
saya yang diajukan untuk memenuhi salah s,atu persyaratan memperoleh gelar strataI
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisanini
telah saya cantumkan sesuai aengl; ketentuan yang berlakudi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.3.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia rnenerima sanksi yang berlakudi
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
(5)
v
ABSTRAK
Fadlurrachman Hakim. NIM 208046100034 “Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah Dan Penanganan Risiko Kredit Pada Kendaraan
Bermotor”. Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Perbankan Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta/2014, (X + 82 halaman + 11 Lampiran).
Pembiayaan murabahah pada Bank Muamalat Indonesia. Pembiayaan merupakan suatu fasilitas yang diberikan bank syariah pada masyarakat yang ingin melakukan pembiayaan. Pembiayaan ini merupakan fungsi bank yang terpenting dalam melaksanakan penggunaan pendanaanya. Tingkat keberhasilan pembiayaan ini tergantung dari bagaimana bank menyeleksi nasabah yang ingin melakukan pembiayaan.
Penelitian ini berjudul Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah Dan Penanganan Risiko Kredit Pada Kendaraan Bermotor. Bertujuan untuk mengetahui operasional pembiayaan Murabah kepada nasabah yang akan mengajukan pembiayaan kendaraan bermotor. Penelitian ini menggunakan analitis-deskriptif, yaitu penelitian yang bermaksud mendeskripsikan fenomena yang terjadi di lokasi penelitian. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, kuisioner, observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukan , pertama¸mengetahui sistem perhitungan dari akad murabahah pada pembiayaan Kendaraan bermotor. Kedua untuk mengetahui penanganan yang diberikan Bank Muamalat apabila terjadinya nasabah yang bermasalah.
Kata Kunci :Pembiayaan Murabahah pada kendaraan bermotor di Bank Muamalat Indonesia cabang Kupang.
(6)
vi
rahmat-Nya-lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dalam rangka memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta segenap keluarga, sahabat dan bahkan umatnya. Insyaallah dan mudah-mudahan kita ada didalamnya.
Dalam skripsi ini penulis mencoba menyusun hasil pengamatan pada Bank Muamalat Indonesia cabang Kupang. Berdasarkan pada data-data yang ada dari hasil pengamatan, serta hasil bimbingan pihak Bank Muamalat. Selama proses skripsi ini, penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan untuk kemajuan yang lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemaslahatan umat dan bernilai ibadah dalam pandangan Allah SWT. Amin.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini terutama kepada:
1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
(7)
vii
2. Euis Amalia, M.Ag dan Mu’min Rauf, MA. Ketua dan Sekretaris Prodi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Yuke Rahmawati, S.Ag.,MA. Dosen Pembimbing yang telah berkenan
memberikan waktu, petunjuk, serta arahan selama penyusunan skripsi ini dan atas kesabaran Beliau dalam membimbing.
4. Dr. H. Ahmad Mukri Aji, MA. Selaku Dosen Penasehat Akademik Penulis. 5. Mufidah SH. selaku sekretaris program Non Reguler Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Direksi Bank Muamalat cabang Kupang atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk dapat melaksanakan penelitian pada Bank Muamalat cabang Kupang.
7. Khoirul Faiq, Akhmad Kholil, dan Adi Untoro yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan serta memberi data dalam penyusunan skripsi saya ini.
8. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Ibu, Bapak dan keluarga saya yang senantiasa memberikan dukungan material dan moral (Orang tua saya adalah motivasi terbesar saya dalam menyelesaikan skripsi ini dengan cepat, maka skripsi ini saya dedikasikan untuk orang tua saya).
10.Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah Non Reguler Angkatan 2008. yang telah memberikan pertemanan yang sangat berkesan selama saya menjalani perkuliahan di Perbankan Syariah FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (it has
(8)
viii
dan ukhuwah yang terindah dan tak terlupakan.
12.Nanda Ayu Asmarani atas doa dan pengorbanannya dalam membantu proses berjalannya skripsi ini.
13.Sahabat-sahabat saya dan juga orang-orang di sekitar saya yang peduli serta turut membantu dan mendukung saya dalam menyusun skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas seluruh kebaikan yang telah diberikan Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas semua kebaikan pihak-pihak yang telah membantu saya. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Jakarta, 21 Januari 2014
(9)
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PERNYATAAN ... iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv
ABSTRAK………. ... v
KATA PENGANTAR………. vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10
D. Metode Penelitian ... 11
E. Kerangka Konsep ... 13
F. Sistematika Penulisan ... 16
BAB II LANDASAN TEORI A. Review Study Terdahulu ... 18
B. Tinjauan Umum Murabahah ... 21
C. Konsep Pembiayaan Murabahah ... 28
(10)
x
C. Struktur Organisasi ... 48 D. Produk dan Jasa ... 53
BAB IV ANALISIS KELAYAKAN
A. Karakteristik Pembiayaan Murabahah Bank Muamalat Cabang Kupang ... 62 B. Alur Perolehan Pembiayaan Kendaraan Bermotor Bank Muamalat
Cabang Kupang ... 65 C. Pendapatan Margin Pihak Bank Muamalat Dalam Akad
Murabahah ... 71 D. Faktor-Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah ... 74 E. Langkah-Langkah Penyelesaian Pembiayaan yang Bermasalah .... 76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 80 B. Saran-Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 83
(11)
xi
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Skema 2.1 Alur Pembiayaan Murabahah ... 24
Skema 2.2 Skema Bai’ al-Murabahah ... 32
Skema 3.1 Organization Chart Of PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk ... 51
Tabel 3.2 Struktur Organisasi Bank Muamalat Cabang Kupang 2013 ... 52
Skema 4.1 Alur Proses Perolehan Pembiayaan Murabahah ... 65
(12)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bunga dalam ekonomi modern merupakan sebuah tantangan penting dalam penalaran Islam, yaitu adanya bunga, yang juga semakin kehilangan arti pentingnya. Telah terkenal bahwa Islam melarang pembiayaan dengan adanya sistem bunga sebagai pembayaran yang ditentukan di muka atas dana pinjaman. Terlepas dari maksud atau hasil penggunaanya. Bahkan Islam menggairahkan pembagian keuntungan yang ditentukan kemudian di antara peminjam dan pemberi pinjaman.1.
Bunga itu telah dilarang dalam kitab-kitab suci Yahudi dan Kristen. Batas-batas bunga yang ditetapkan oleh perjanjian lama tidak ditaati oleh orang-orang Yahudi, dan Gereja Katolik Roma melarang bunga selama Gereja itu berkuasa. Kitab Islam, Kitab Suci Al-quran, telah melarang bunga dengan sangat keras. Umat Islam mentaati batas-batas yang ditetapkan dalam Al- Quran secara agama dan secara politik selama mereka tetap berkuasa di dunia.2
Sistem keuangan dan perbankan Islam merupakan bagian dari konsep yang lebih luas didalam ekonomi Islam, dimana tujuannya sebagaimana dianjurkan oleh para ulama, adalah memberlakukan sistem nilai dan etika
1
Mahmudunnasir Syed, Islam Konsepsi dan Sejarahnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), h. 555.
2
(13)
2
Islam ke dalam lingkunan ekonomi.3 Dengan adanya dasar acuan seperti ini, maka keuangan dan perbankan Islam bagi kebanyakan umat tidak hanya sebagai sebuah transaksi yang bersifat komersial.
Pandangan Islam dalam transaksi finansial itu dipandang banyak kalangan muslim sebagai sebuah kewajiban. Kemampuan lembaga keuangan Islam menarik minat investor dangan sukses bukan hanya tergantung pada tingkat kemampuan lembaga itu menghasilkan keuntungan, tetapi juga pada pandangan bagaiman lembaga tersebut secara sunguh-sunguh memperhatikan batas-batas yang digariskan oleh Islam itu sendiri.4
Dalam upaya merealisasikan nilai-nilai ekonomi Islam dalam aktifitas nyata masyarakat adalah dengan mendirikan lembaga-lembaga keuangan yang berdasarkan syariah Islam. Di antara lembaga jenis keuangan yang ada, yaitu BMT, Koperasi, BPRS, Asuransi, dan juga perbankan. Perbankan merupakan sektor yang besar pengaruhnya dalam aktifitas masyarakat modern.5
Bank sebagai salah satu lembaga keungan memiliki fungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary), artinya lembaga yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan ke masyarakat yang kekurangan dana. Kegiatan bank menghimpun dana disebut dengan funding, sementara kegiatan dana
3
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet,2006), h. 12.
4
Ibid.
5
Tim Pengembangan Perbankan Syariah: Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2001), h. 10.
(14)
menyalurkan kemasyarakat oleh bank disebut dengan financing atau lending.6 Selain menjalankan fungsinya sebagai perantara keuangan antara pihak surplus dan pihak minus dana, bank sebagai suatu lembaga keuangan juga berperan menyediakan sebuah fasilitas modal dan memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran.7
Sistem Keuangan Islam memperkenalkan prinsip-prinsip muamalah
yang sesuai syari’ah untuk menghindari pengoperasian bank dengan sistem
bunga (riba). Prinsip muamalah yang diperkenalkan itu berupa prinsip Bagi Hasil lahir sebagai pengganti prinsip bunga sekaligus sebagai salah satu solusi alternatif untuk menjawab persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba. Dengan demikian, kerinduan umat Islam Indonesia yang mendambakan kehadiran sistem lembaga keuangan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan yang tidak hanya sebatas finansial namun juga tuntutan moralitasnya serta yang ingin melepaskan diri dari persoalan riba telah menjawab dengan lahirnya Bank Islam.8
Berkembangnya bank-bank syariah di negara-negara Islam berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan. Para tokoh yang terlibat dalam kajian tersebut adalah Karnaen A. Perwataatmadja, M. Dawam Rahardjo, A.M. Saefuddin, M. Amien Azis, dan lain-lain.9 Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai oleh dengan disetujuinya Undang-undang
6
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), h. 41.
7
Ahmad Anwari, Bank Rekan Terpercaya dalam Usaha Anda, (Jakarta: Balai Pustaka, 1987), h. 1.
8
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,2005) h.2.
9
(15)
4
No. 10 tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikandan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah.10
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki prospek yang baik dalam kegiatan ekonomi, hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya lembaga keuangan bank dan non bank yang berkembang dengan baik. Pengembangan keuangan Indonesia juga ditandai dengan adanya diversifikasi produk keuangan, yaitu dengan bermunculannya lembaga pembiayaan oleh bank yang dapat dijadikan alternatif dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pembiayaan yang diinginkan. Semakin berkembangnya lembaga keuangan yang menawarkan pembiayaan alternatif bagi dunia usaha serta kebutuhan masyarakat indonesia dalam sistem perekonomian Indonesia.
Perluasan lembaga keuangan pembiayaan disambut baik oleh pemerintah, yaitu dengan adanya Kepres No 61 Tahun 1998, dimana dalam Kepres ini didalamnya terdapat landasan operasional yang jelas. Adapun beberapa jenis usaha dalam lebaga pembiayaan diantaranya adalah sewa guna usaha (leasing), modal ventura (venture capital), piutang, (factoring),
10Muhammad Syafi’i Antonio,
Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Depok, Gema Insani ,2001) h. 26
(16)
pembiayaan konsumen (consumers finance), dan perdagangan surat berharga.11
Melihat karakteristik pembiayaan jenis usaha yang beragam, maka perusahan pembiayaan yang melakukan lebih dari satu kegiatan sering disebut dengan multifinance company.12
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan dengan mempertahankan dan meningkatkan pelanggan. Mempertahankan pelanggan berarti perusahaan harus mampu memuaskan apa yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggannya melebihi apa yang diberikan pesaing, sedangkan meningkatkan pelanggan berarti perusahaan harus dapat menangkap setiap peluang yang ada melalui strategi pemasarannya untuk mendapat pelanggan baru.13
Dalam perkembangan selanjutnya, landasan hukum perusahan pembiayaan semakin kuat dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang perusahaan pembiayaan, yang menjelaskan
bahwa: “Perusahan pembiayaan adalah badan usaha diluar bank dan lembaga
keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan”.14
11
Ade Arthesa & Edie Handiaman, Bank & Lembaga Keuangan Bukan Bank, (Jakarta: PT. Indeks, 2006)., h.248.
12
Andi Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana 2009)., h.332.
13
Taktik Suryani , Perilaku Konsumen Implikasi pada strategi pemasaran (Yogyakarta , graha ilmu 2008 ) h 2.
14
(17)
6
Peraturan Menteri Keuangan inilah yang membuat posisi lembaga pembiayaan memiliki peluang yang besar dalam mengembangkan dan menguatkan lembaga pembiayaan di Indonesia.
Sistem keuangan Islam yang bebas dari prinsip bunga diharapkan mampu menjadi alternatif terbaik dalam mencapai kesejahteraan masyarakat. Penghapusan sistem bunga ini memiliki dampak makro yang cukup baik bagi perkembangan ekonomi Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya lembaga keuangan yang menggunakan prinsip syariah dalam menjalankan kegiatannya.15
Untuk mewujudkan sistem keuangan yang adil dan efisien, maka setiap tipe lapisan masyarakat harus terwadahi keinginannya dalam berinvestasi dan berusaha, sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka. Lembaga pembiayaan harus memfasilitasi hal tersebut guna menampung seluruh keinginan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan sumber dana yang mereka inginkan. Disamping itu, peran dan kinerja perbankan tidak akan optimal tanpa didukung oleh sistem keuangan yang tangguh (robust financial system). Sistem keuangan yang tangguh harus mampu menghindari dan memecahkan masalah keuangan yang dihadapi, yaitu potensi adanya risiko sistemik ketidak stabilan sistem keuangan (sistemik risk), potensi adanya risiko bank run, resiko kelebihan atau kekurangan likuiditas perbankan, dan risiko terhadap buruknya pelayanan yang diberikan oleh bank. Dengan alasan
15
(18)
itulah, maka diperlukan institusi–institusi pendukung dalam sistem keuangan, seperti lembaga pembiayaan yang ada saat ini.16
Setelah lahirnya UU No.10 Tahun 1998 yang mengatur seraca rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah, dan juga menganjurkan adanya dual banking system. Yaitu adanya bank konvensional yang konversi menjadi Bank Umum Syariah, dan juga menganjurkan setiap bank konvensional memliki Unit Usaha Syariah, Hal tersebut memberikan respon yang cukup baik dari masyarakat. Eksistensi bank syariah semakin diperkuat dengan adanya UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah pada tanggal 17 juni 2008, sehingga memperkuat kedudukan bank syariah dalam perbankan nasional.
Selain berfungsi sosial, bank syariah juga mempunyai fungsi yang sama dengan bank konvesional, yaitu sebagai lembaga yang berfungsi menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan dana masyarakat melalui pembiayaan.
Dalam perbankan konvesional penyaluran dana kepada nasabah selalu dalam bentuk uang yang kemudian terserah bagi nasabah debitur untuk memakainya. Sedangkan diberikannya pembiayaan, diperlukan analisa kelayakan pembiayaan oleh bank syariah dengan tujuan agar bank tersebut yakin bahwa pembiayaan yang diberikan benar-benar aman dalam arti uang yang disalurkan pasti kembali. Bank harus lebih selektif dan hati-hati dalam
16
(19)
8
menyalurkan dana ke masyarakat, agar bank tidak mengalami kerugian dikemudian hari. Jika penyaluran dana tersebut mengalami kerugian maka pihak bank dalam kegiatan operasionalnya akan terganggu.
Jika pembiayaan sudah mengalami penunggakan pembayaran, pihak bank harus siaga memantau usaha nasabah agar tidak terjadi lagi penunggakan dibulan berikutnya. Pembiayaan ini harus ditangani agar tidak menjadi pembiayaan bermasalah (macet) yang nantinya menimbulkan kerugian bagi pihak bank.
Pembiayaan dengan prinsip jual-beli ditunjukan untuk memiliki barang, sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditunjukan untuk mendapatkan jasa. Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerja sama yang ditunjukan guna mendapatkan barang dan jasa sekaligus.17
Dilihat dari kategori diatas pembiayaan adalah suatu proses, mulai dari analisis kelayakan pembiayaan sampai kepada realisasinya. Namun realisasinya pembiayaan bukanlah tahap terakhir dari proses pembiayaan perlu adanya pemantauan terhadap nasabah yang telah disetujui, karena berguna untuk mengurai risiko dari kegagalan pembiayaan murabahah
bermasalah dikemudian hari, karena setiap pengusaha berbeda karakternya, ada yang bisa mencapai kesuksesan besar dan ada juga yang rugi dalam menjalankan usahanya yang pada akhirnya mereka tidak bisa mengembalikan modal yang dibiayai oleh bank syariah, pemantauan ini berguna untuk
17
Adiwarman A Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keunangan ( Jakarta : PT Jasa Grafindo Persada , 2008 ) h.97
(20)
menjaga uang nasabah investor yang telah mengamanahkannya ke bank syariah untuk dikelola.
Berdasarkan paparan diatas yang telah dibahas tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk membahas dan meneliti permasalahan penyaluran pembiayaan yang dianggap bermasalah, yang tentunya tidak boleh menyimpang dari peraturan yang ditetapkan Bank Indonesia dan Syariat Islam. Oleh karena itu, dalam penulisan skripsi ini, penulis mengangkat judul
“Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah dan Penanganan Risiko Kredit
pada kendaraan bermotor ” (Studi pada Bank Muamalat Cabang Kupang , Provinsi Nusa Tenggara Timur).
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus, maka penulis memberikan batasan, yaitu dengan cara bagaimana bank syariah khusunya Bank Muamalat cabang Kupang memberikan kelayakan dan penanganan pembiayaan terutama dalam akad murabahah yang hanya difokuskan pada pembiayaan kendaraan bermotor.
2. Perumusan Masalah
Masalah peneliti pun dirumuskan dalam beberapa pertayaaan sebagai berikut:
1. Bagaimana mekanisme operasional dan pembiayaan pada akad
(21)
10
2. Peranan manajemen risiko yang digunakan oleh Bank Muamalat dalam mengantisipasi pembiayaan yang bermasalah pada kendaraan bermotor?
3. Bagaimana perhitungan margin oleh Bank Muamalat cabang Kupang dalam pembiayaan murabahah pada kendaraan bermotor ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis kelayakan dan penanganan pembiayaan yang bermasalah pada kendaraan dalam akad murabahah.
2. Untuk mengetahui seberapa besar keuntungan bagi Bank Muamalat cabang Kupang dalam pembiayaan murabahah ini.
3. Mengetahui bagaimana penanganan dan pengelolaan manajemen risiko dalam pembiayaan murabahah.
2. Manfaat Penelitian
Secara lebih spesifik manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi penulis : hasil penelitian ini di harapkan berguna bagi kehidupan pelajar dan mahasiswa serta untuk menambah wawasan lebih kepada penulis tentang produk Bank Muamalat cabang Kupang khususnya pada pembiayaan murabahah pada pembiayaan kendaraan bermotor.
(22)
2. Manfaat bagi Bank Muamalat : dapat menjadi solusi bagi pihak Bank dalam pembiayaan murabahah yang baik dan tepat guna serta tidak bertentangan dengan nilai syariah berdasarkan teori-teori yang ada juga dapat menjadi bahan evaluasi serta masukan untuk lebih memajukan pembiayaan tersebut.
3. Manfaat bagi akademisi : dapat menambah pengetahuan tentang Pembiayaan murabahah dalam aspek perhitungan serta resiko. Dapat menjadi referensi awal bagi akademis yang akan melanjutkan penelitian yang serupa dengan penelitian ini, baik dilakukan di lokasi yang sama maupun di lokasi yang berbeda.
D. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode empiris-kualitatif-deskriptif, yaitu suatu pendekatan yang mencoba menggambarkan keadaan obyek yang sedang diteliti secara apa adanya.
2. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dan didukung oleh data literatur.
3. Sumber Data
a. Primer: data pokok yang didapat dari responden (pihak Bank Muamalat) berupa hasil wawancara.
b. Sekunder: data literatur yang terkait dengan penelitian ini berupa brosur, buku-buku maupun internet.
(23)
12
4. Teknik pengumpulan data
Penelitian ini berbentuk studi kasus (case study) dan bersifat mencari penjelasan tentang “Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah dan Penanganan Risiko Kredit pada Kendaraan Bermotor”.
Untuk meneliti secara cermat masalah ini, maka ada beberapa teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian, yaitu:
a. Observasi
Dalam penelitian ini melakukan sebuah pengamatan langsung ke Bank Muamalat Indonesia untuk mendapatkan sebagian data dalam melakukan penulisan ilmiah ini.
b. Wawancara
Dalam tahap selanjutnya pun penulis melakukan sebuah wawancara langsung kepada salah satu narasumber yang berada di dalam lingkup Bank Muamalat, agar mendapatkan data yang lebih akurat dalam memperoleh data untuk penyusunan karya ilmiah ini.
c. Studi Dokumentasi
Hal ini dilakukan untuk menjadi data pendukung dalam pembahasan karya ilmiah ini, dimana akan mendapatkan data-data terdahulu khususnya yang bersangkutan dengan pembiayaan murabahah
(24)
d. Studi Pustaka.
Dilakukan untuk mendapat data tambahan yang bersumber dari buku yang mendukung karya ilmiah ini yang berhunbungan dengan pembiayaan ini, karena menjadi salah satu persyaratan.
5. Teknik pengelolaan data
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan data dan informasi berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh di lapangan mengenai strategi pemasaran produk.
6. Teknik penulisan laporan
Teknik penulisan laporan dalam penelitian ini mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1428/2012 M.
E. Kerangka Konseptual 1. Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.
Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin.
(25)
14
Pandangan Islam dalam transaksi finansial itu dipandang banyak kalangan muslim sebagai sebuah kewajiban. Kemampuan lembaga keuangan Islam menarik minat investor dangan sukses bukan hanya tergantung pada tingkat kemampuan lembaga itu menghasilkan keuntungan, tetapi juga pada pandangan bagaimana lembaga tersebut secara sungguh-sungguh memperhatikan batas-batas yang digariskan oleh Islam itu sendiri.18
Dalam upaya merealisasikan nilai-nilai ekonomi Islam dalam aktifitas nyata masyarakat adalah dengan mendirikan lembaga-lembaga keuangan yang berdasarkan syariah Islam. Di antara lembaga jenis keuangan yang ada, yaitu BMT, Koperasi, BPRS, Asuransi, dan juga perbankan. Perbankan merupakan sektor yang besar pengaruhnya dalam aktifitas masyarakat modern.19
2. Pembiayaan Murabahah
Murabahah didefinisikan oleh para fuquha penjualan biaya/harga pokok (cost) barang tersebut ditambah dengan mark-up atau margin
keuntungan yang disepakati. Karakteristik murabahah adalah bahwa penjual harus membeli tahu pembeli mengenai harga pembelian produk dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya (cost) tersebut.20 Margin keuntungan merupakan selisih harga jual dikurangi harga asal yang merupakan pendapatan atau keutungan bagi penjual, akad
18
Mahmudunnasir Syed, Islam Konsepsi dan Sejarahnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), h. 555.
19
Tim Pengembangan Perbankan Syariah: Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2001), h. 10.
20
(26)
ini merupakan salah satu bentuk natural certainly contracts, karena dalam
murabahah ditentukan berapa recuired rate of profit-nya (keuntungan yang ingin diperoleh).21
Murabahah adalah satu jenis jual beli yang dibenarkan oleh syariah dan merupakan implementasi muamalat tijariah (interaksi bisnis).22 Pada
murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi sementara pembayarannya dilakukan secara tunai, tangguh ataupun dicicil. Untuk pembayaran secara cicilan, di Malaysia lebih dikenal dengan istilah BBA (Bai’ Bistaman „Ajil). Secara istilah, sebenarnya transaksi yang dilakukan dengan pembayaran tangguh disebut bai al-muajjal, sedangkan dicicil disebut bai; ut-taksid.23
3. Manajemen Risiko
Risiko muncul ketika terdapat lebih dari satu kemungkinan hasil
(output), dan hasil yang paling akhir ini tidak dapat diketahui. Risiko dapat didefinisikan sebagai perubahan atau perbedaan hasil yang tidak diharapkan. Risiko bisa diukur dengan standar deviasi dari hasil historis. Meskipun semua bisnis mengandung ketidak pastian, lembaga keuangan menghadapi jenis-jenis risiko yang secara alami muncul dari aktivitas yang mereka jalankan. Tujuan dari setiap lembaga keuangan adalah untuk memaksimalkan profit dan nilai tambah bagi pemegang saham dengan
21
A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keungan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Vol. 3. 2004), h. 113.
22
Ah. Lathif Azharuddin, Fiqh Muamalat, (jakarta: UIN Jakarta Press, cet, 1. 2005) h.118.
23
Zulkifli Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (jakarta: Zikrul Hakim. 2003), h.39.
(27)
16
menawarkan berbagai bentuk layanan keuangan, terutama dengan mengelola risiko.24
Terminologi atau istilah “Manajemen” penggunaan perkataan tersebut dalam kamus bahasa indonesia disamakan dengan perkataan
“pengelolaan dan/atau pengendalian sejumlah manusia yang harus bekerja sama didalam sebuah organisasi”. Menurut Stoner yang menyatakan
bahwa: “Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan anggota organisasi dan mempergunakan sumber-sumber daya organisasi lainnya, agar mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.25
Jadi manajemen risiko adalah suatu proses yang digunakan oleh perusahaan dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan meminimalkan pengaruh yang merugikan dari suatu risiko dengan mengidentifikasi, memantau, mengevaluasi, dan mengendalikan risiko teresebut dan menerapkan sebuah metode pengendalian efektif.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB I PENDAHULUAN yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kerangka Konsep dan Sistematika Penulisan.
24
Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen risiko lembaga keuangan syariah,(Jakarta: Bumi aksara, 2008), h. 9
25
Prof.Dr.H. Hadari Nawawi,Manajemen strategik organisasi non profit bidang pemerintahan dengan ilustrasi dibidan pendidikan. (yogyakarta:Gadjah mada university press, 2000), h.36
(28)
BAB II LANDASAN TEORI yang meliputi: Review Studi Terdahulu, Tinjauan Umum Murabahah, Konsep Pembiayaan Murabahah, Manajemen Risiko dan Analisis Kelayakan Pembiayaan.
BAB III GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT yang meliputi: Sejarah Singkat dan Perkembangannya, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Produk dan Jasa.
BAB IV ANALISA KELAYAKAN yang meliputi: Karakteristik Pembiayaan Murabahah Bank Muamalat Cabang Kupang, Pendapatan Margin Pihak Bank Muamalat Dalam Akad
Murabahah, Faktor-Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah, Langkah-Langkah Penyelesaian Pembiayaan yang Bermasalah. BAB V PENUTUP yang meliputi: Kesimpulan dan Saran dari hasil
(29)
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Review Study Terdahulu
Untuk menjaga nilai keaslian (orisinalitas) dalam penelitian kali ini, maka perlu disajikan penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan judul yang penulis ajukan. Berikut ini adalah penelitian-penelitaian yang pernah dilakukan berkaitan dengan materi yang dibahas.
Usman Chalid, 2005, dengan judul “Manajemen pembiayaan
murabahah pada bank syariah” (studi kasus Bank Syariah Mandiri cabang Pondok Indah).
Dalam penelitian ini menjelaskan bagaimana manajemen pembiayaan murabahah dilakukan bank syariah mandiri serta menjelaskan perinsip yang diterapkan bank syariah mandiri dalam manajemen pembiayaan murabahah, dari penelitian ini dapat diketahui bagaimana manajemen pembiayaan murabahah dilakukan yaitu sebelum dilakukan penandatanganan pembiayaan murabahah terlebih dahulu terpenuhi prosedur persyaratan legalitas dan administrasi dari nasabah. Selain itu, manajemen yang diterapkan Bank Syariah Mandiri telah seseuai dengan perinsip Islam, karena kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian tujuan pembiayaan murabahah selalu berdasarkan konsep dan norma-norma yang diterapkan oleh Allah SWT. Dan dalam melakukan tindakan-tindakan tersebut dilatar belakangi oleh konsep amal sholeh seperti melakukan perencanaan yang matang, dan terarah untuk menghindari kekeliruan yang
(30)
dapat merugikan, menggunakan konsep pembagian kerja yang didasarkan pada kemampuan fisik, ilmu dan teknologi yang dimiliki oleh masing-masing karyawan dan memeliahara nilai-nilai kemuliaan manusia.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan informasi dari yang terlibat dalam objek dilapangan. Sedangkan pengumpulan data yang berkenaan dengan penelitian ini adalah menggunakan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan.
Churmah, 2003 dengan judul skripsi “upaya penyelesaian pembiayaan bermasalah dalam rangka meningkatkan aktifitas perbankan syariah” (studi kasus Bank Muamalat).
Penelitian ini menjelaskan mengenai penyaluran atas dana pembiayaan Bank Muamalat tidak diberikan batasan-batasan mengenai sektor yang akan dibiayai. Bank Muamalat memberikan untuk semua sektor usaha yang sesuai dengan yang telah ditetapkan bank indonesia, yaitu melalui penyaluran yang produktif untuk keperluan yang konsumtif. Selain itu juga menjelaskan faktor-faktor penyebab pembiayaan bermasalah yang terjadi di bank muamalat dapat berasal dari dua faktor yaitu internal dan eksternal. Untuk faktor internal yang berasal dari debitur adalah dikarenakan pihak debitur belum memenuhi pengalaman dalam bidang keuangan dan pengelolaan bermasalah. Penyebab lain adalah unsur kesengajaan debitur memberikan data-data yang tidak benar pada saat mengajukan permohonan dan pihak bank pun tidak mencermatinya.
(31)
20
Sedangkan penyebab eksternal yaitu akibat bencana alam seperti banjir, kebakaran dan kerusuhan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dengan cara kualitatif yang deskriptif M. Zaenal Muttaqin (2011) dalam skripsi yang berjudul “strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah sebagai upaya meminimalkan pembiayaan bermasalah pada Bank Muamalat Indonesia (BMI) cabang BSD Tanggerang”,
Dalam penelitian ini disebutkan dalam pelaksanaan pengawasan pembiayaan pada BMI cabang BSD Tanggerang telah tersusun cukup baik, hal ini bisa dilihat dari kegiatan pengawasan yang dilakukan terhadap proses pertimbangan pra pemberian pembayaran pembiayaan
mudharabah, pelaksanaan pengawasan pasca pemenuhan pembiayaan dan penyelesaian pembiayaan bermasalah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dengan cara kualitatif deskriptif.
Dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang analisis kelayakan dan penangan pembiayaan kendaraan bermotor pada akad
murabahah. Dan bagaimana resiko yang dihadapi oleh pihak Bank Muamalatdalam mengatasinya.
(32)
B. Tinjauan Umum Murabahah
1. Pengertian Murabahah
Murabahah didefinisikan oleh para fuquha penjualan biaya/harga pokok (cost) barang tersebut ditambah dengan mark-up
atau margin keuntungan yang disepakati. Karakteristik murabahah
adalah bahwa penjual harus memberi tahu pembeli mengenai harga pembelian produk dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya (cost) tersebut.1 Margin keuntungan merupakan selisih harga jual dikurangi harga asal yang merupakan pendapatan atau keutungan bagi penjual, akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainly contracts, karena dalam murabahah
ditentukan berapa recuired rate of profit-nya (keuntungan yang ingin diperoleh).2
Murabahah adalah satu jenis jual beli yang dibenarkan oleh syariah dan merupakan implementasi muamalat tijariah (interaksi bisnis).3 Pada murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi sementara pembayarannya dilakukan secara tunai, tangguh ataupun dicicil. Untuk pembayaran secara cicilan, di Malaysia lebih dikenal dengan istilah BBA (Bai’ Bistaman „Ajil). Secara istilah,
1
Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, Vol, 1. 2005), h.13.
2
A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keungan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Vol. 3. 2004), h. 113.
3
(33)
22
sebenarnya transaksi yang dilakukan dengan pembayaran tangguh disebut bai al-muajjal, sedangkan dicicil disebut bai; ut-taksid.4
Ketentuan yang harus dipenuhi daalam jual beli murabahah meliputi hal-hal berikut:
1. Jual beli murabahah harus dilakukan atas barang yang telah dimiliki/hak kepemilikan telah berada ditsngan penjual. Artinya bahwa keuntungan dan risiko barang tersebut ada pada penjual sebagai konsekuensi dari kepemilikan yang timbul dari akad yang sah.
2. Adanya kejelasan informasi mengenai besarnya modal (harga pembelian/kulakan) dan biaya-biaya lain yang lazim dikeluarkan dalam jual beli (capital outlay) pada suatu komoditi, semuanya harus diketahui oleh pembeli saat akad dan ini merupakan salah satu syarat sah murabahah.
3. Ada informasi yang jelas tentang keuntungan baik nominal maupun persentase sehingga diketahui oleh pembeli sebagai salah satu syarat sah murabahah.
4. Dalam sistem murabahah, penjual boleh menetapkan syarat kepada pembeli untuk menjamin kerusakan yang tidak tampak pada barang, tetapi lebih baik syarat seperti itu tidak ditetapkan, karena pengawasan barang merupakan kewajiban penjual untuk menjaga kepercayaan.
4
Zulkifli Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (jakarta: Zikrul Hakim. 2003), h.39.
(34)
5. Transaksi pertama (antara penjual dan pembeli pertama) haruslah sah, jika tidak sah maka tidak boleh jual beli secara murabahah
(antara pembeli pertama yang menjadi penjual kedua dengan pembeli murabahah), karena murabahah adalah jual beli dengan harga pertama disertai tambahan keutungan.5
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI Nomor: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah, pada bagian pertama tentang ketentuan umum murabahah dalam bank syariah:
1. Melakukan akad murabahah yang bebas riba.
2. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari;ah islam. 3. Membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang
telah disepakati kualifikasinya.
4. Bank membeli barang yang dibutuhkan oleh nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas dengan riba. 5. Bank harus menyampaikan semuanya yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakuakan secara hutang. 6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan)
dengan harga jual senilai dengan harga beli plus ditambah keuntungannya. Dalam hal ini bank harus memberitahukannya
5
Ah.Lathif Azharuddin, Fiqh Muamalat, (jakarta: UIN Jakarta Press, cet, 1. 2005) h.119 s/d 120.
(35)
24
secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.6
Secara konsep bank syariah dapat menjalankan usaha supermarket atau perdagangan yang dijalankan dengan prinsip
murabahah. Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang cangkupan transaksi murabahah dapat dilihat dalam gambar berikut:7
Skema 2.1
Alur Pembiayaan Murabahah
Murabahah dalam gambar diatas dibagi menjadi dua macam, yaitu murabahah tanpa pesanan, maksudnya disini adalah ada yang pesan atau tidak, ada yang beli atau tidak bank syariah menyediakan barang dagangannya. Penyediaan barang pada murabahah ini tidak terpengaruhi atau terikat langsung dengan ada tidaknya pesanan atau pembeli. Murabahah berdasarkan pesanan, maksudnya bank syariah
6
Indonesia, Fatwa Dewan Syariah Nasional tentang Murabahah, No. 04/DSN-MUI/IV/2000, bagian pertama angka 1 s/d 6.
7
Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, Vol, 1. 2005), h.37. Murabahah
Berdasarkan Pesanan
Tunai
Jenis
Tidak Mengikat
Tanpa Pesanan
Tangguh
Mengikat Cara Pembayaran
(36)
baru akan melakukan transaksi murabahah atau jual beli apabila ada nasabah yang memesan barang sehingga penyediaan barang baru dilakukan jika ada pesanan. dalam hal ini pihak penjual boleh meminta pembayaran hamish ghadiyah, yakni uang tanda jadi ketika ijab-kabul.8
Murabahah berdasarkan pesanan dibedakan menjadi dua yaitu: a. Murabahah berdasarkan pesanan yang bersifat terikat, maksudnya
apabila barang (produk) sudah dipesan maka pesan harus membelinya.
b. Murabahah berdasarkan pesanan dan berdasarkan tidak mengikat, maksudnya walaupun nasabah sudah memesan barang, tetapi nasabah tidak terikat, nasabah dapat menerima atau membatalkan barang tersebut.9
Sehingga dalam teknik pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau dicicil. Dalam murabahah juga diperkenankan adanya perbedaan dalam harga barang untuk cara pembayaran yang berbeda.
Murabahah muajjal dicirikan dengan adanya penyerahan barang diawal akad dan pembayaran kemudian (setelah awal akad), baik dalam bentuk angsuran maupun dalam bentuk lump sum (sekaligus).10
Dalam realisasi dalam perbankan syari’ah pada pembiayaan
murabahah nasabah mendapatkan sebuah dispensasi (potongan) apabila nasabah ini mempercepat pembayaran cicilan dan melunasi piutang
8
A.Karim Adiwarman, “Bank Islam Analisis Fiqh dan Keungan”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Vol.3. 2007), h.115.
9
Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, Vol, 1. 2005), h.38.
10
A.Karim Adiwarman, “Bank Islam Analisis Fiqh dan Keungan”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Vol.3. 2007), h.115.
(37)
26
murabahah sebelum jatuh tempo.11 Seperti yang tertera dalam Fatwa
Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Nomor: 46/DSN-MUI/II/2005 tentang Potongan Tagihan Murabahah,
pada bagian pertama poin pertama yaitu LKS boleh memberikan potongan dari total kewajiban pembayaran kepada dalam transaksi (akad) murabahah yang telah melakukan kewajiban pembayaran cicilanya dengan tepat waktu dan/atau nasabah yang mengalami penurunan kemampuan pembayaran.12
2. Landasan Hukum
اَبِرّلا َمَرَحَو َعْيَ بلْا ُها َلَحَاَو
“...padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”(QS. Al-Baqarah/1:275)
ْﻞﻘﻢﻠﺴﻮ ْﻴﻠ ﷲﻰﻠﺼْﻲ ﻠ ﻦ
:
ﺔﻜ ﺮ ﻠْ ٌﻦﻬْﻴﻔ ﺚ ﺜ
:
ﺔﻀﺮ ﻘﻤﻠ ﻮ ﻞﺠ ﻰﻠ ْﻴ ْﻠ
ْﻴ ْﻠﻠ ﺖْﻴ ْﻠﻠﺮْﻴ ﺸ ﺮ ْﻠ ﻄْﻠﺨﻮ
(
ْﻴﻬﺼْﻦ ْ ﺠ ﻤﻦْ ﻮﺮ
)
“...Nabi bersabda ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jerawut untuk keperluan rumah tanggga, bukan untuk
dijual...” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib) 3. Rukun dan Syarat
Rukun Murabahah
a. Penjual (bai’) b. Pembeli (musytari’)
c. Barang/objek (mabi’)
d. Harga (tsaman)
11Hasbi Ramli, “Teori Dasar Akuntansi Syariah”,
(Jakarta: Renaisan, 2005),h. 52.
12
Indonesia, Fatwa Dewan Syari’ah Nasional tentang Potongan Tagihan Murabahah, No.46/DSN-MUI/II/2005, bagian pertama angka 1.
(38)
e. Ijab qabul (sighat)13 Syarat Murabahah
a. Syarat yang berakad diantaranya: 1. Cakap hukum
2. Sukarela (ridha), tidak dalam keadaan dipaksa/terpaksa/ dibawah tekanan.
b. Objek yang diperjualbelikan
1. Tidak termasuk yang diharamkan atau dilarang 2. Bermanfaat
3. Penyerahannya dari penjual kepembeli dapat dilakukan 4. Merupakan hak milik penuh yang berakad
5. Sesuai dengan spesifikasi antara yang serahkan penjual dan yang diterima pembeli
c. Akad sighat
1. Harus jelas dan disebutkan secara spesifikasi dengan siapa berakad.
2. Antara ijab qabul (serah terima) harus selaras baik dalam spesifikasi barang maupun harga yang disepakati.
3. Tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan keabsahan transaksi pada hal atau kejadian yang akan datang. 4. Tidak membatasi jangka waktu.
13 Zulkifli Sutarno, “
Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah”, (Jakarta: Zikrul
(39)
28
C. Konsep Pembiayaan Murabahah
1. Pengertian pembiayaan murabahah
Salah satu skim fiqih yang paling popular digunakan oleh perbankan syariah adalah skim jual-beli murabahah. Transaksi
murabahah ini lazim digunakan oleh Rasulullah Saw. Dan para sahabatnya. Secara sederhana, murabahah berarti suatu penjualan barang serharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Misalnya, seseorang membeli barang kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan tertentu. Beberapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal rupiah tertentu atau dalam persentase dari harga pembeliannya, misalnya 10% atau 20%.14
Jadi singkatnya, murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (Margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk
natural certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan beberapa required rate of profit-nya (Keuntungan yang ingin diperoleh).15
Karena dalam definisinya disebut adanya “keuntungan yang disepakati”, karakteristik murabahah adalah si penjual harus memberi
14
Ibnu Abidin, Rad al-Mukhtar „alal Ardh al-Mukhtar, VI, hlm. 19-50: al-Kurtubi, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtasid, II, hlm. 211.
15
A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keungan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Vol. 3. 2004), h. 113.
(40)
tahu pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut.16
Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Dalam murabahah berdasarkan pesanan, bank melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari nasabah, dan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat nasabah untuk membeli barang yang dipesannya (bank dapat meminta uang muka pembelian pada nasabah).
Dalam kasus jual beli biasa, misalnya seseorang ingin membeli barang tertentu dengan spesifikasi tertentu, sedangkan barang tersebut belum ada pada saat pemesanan, maka si penjual akan mencari dan membeli barang yang sesuai dengan spesifikasinya, kemudian menjualnya kepada si pemesanan. Contoh si Fulan ingin membeli mobil dengan perlengkapan tertentu yang harus dicari, dibeli, dan dipasang pada mobil pesanannya oleh dealer mobil. Tranksaksi murabahah
melalui pesanan ini adalah sah dalam fiqih Islam, antara lain dikatakan oleh Imam Muhammad ibnul-Hasan Al-Syaibani, Imam Syafi’i dan
Imam Ja’far Al-Shiddiq.
Dalam murabahah melalui pesanan ini, si penjual beoleh meminta pembayaran hamish ghadiyah¸ yakni uang tanda jadi ketika ijab-kabul. Hal ini sekadar untuk menunjukan bukti keseriusan si pembeli. Bila kemudian sipenjual telah membeli dan memasang berbagai perlengkapan di mobil pesanannya, sedangkan si pembeli membatalkannya, hamish
16
(41)
30
ghadiya ini dapat digunakan untuk menutup kerugian si dealer mobil. Bila jumlah hamish ghadiyah-nya lebih kecil dibandingkan jumlah kerusakan yang harus ditanggung oleh si penjual, penjual dapat meminta kekurangannya. Sebaliknya, bila berlebih, si pembeli berhak atas kelebihan itu.17 Dalam murabahah berdasarkan pesanan yang bersifat mengikat, pembeli tidak dapat membatalkan pesanannya. Pembayaran
murabahah dapat dilakukan secara tunai ataupun cicilan. Dalam
murabahah juga diperkenankan adanya perbedaan dalam harga barang untuk cara pembayaran yang berbeda. Murabahah muajjal dicirikan dengan adanya penyerahan barang diawal akad dan pembayaran kemudian (setelah akad awal), baik dalam bentuk angsuran maupun dalam bentuk lump sum (sekaligus).
2. Manfaat dan Risiko Pembiayaan Murabahah
Sesuai dengan sifat bisnis (tijarah), transaksi bai’al-murabahah
memiliki beberapa manfaat, demikian juga risko yang harus diantisipasi. Bai’al-murabahah memberi banyak manfaat kepada bank syariah. Salah satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu, sistem bai’al
-murabahah juga sangat sederhana.Hal tersebut memudahkan penanganan administrasinya di bank syariah. Diantara kemungkinan risiko yang harus diantisipasi antara lain sebagai berikut.
17
A.Karim Adiwarman, “Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Vol.3. 2007), h.115.
(42)
a. Default atau kelalaian; nasabah sengaja tidak membayar angsuran.
b. Fluktuasi harga komparatif. Ini terjadi bila harga suatu barang dipasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa mengubah harga jual beli tersebut.
c. Penolakan nasabah; barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah karena berbagai sebab. Bisa jadi karena rusak dalam perjalanan sehingga nasabah tidak mau menerimanya. Karena itu, sebaiknya dilindungin dengan asuransi. Kemungkinan lain karena nasabah merasa spesifikasi barang tersebut berbeda dengan yang ia pesan. Bila bank telah menandatangani kontrak pembelian dengan penjualnya, barang tersebut akan menjadi milik bank. Dengan demikian, bank mempunyai risiko untuk menjualnya kepada pihak lain.
d. Dijual; karena bai’ al-murabahah bersifat jual beli dengan utang, maka ketika kontrak ditandatangani, barang itu menjadi milik nasabah. Nasabah bebas melakukan apapun terhadap aset miliknya tersebut, termasuk untuk menjualnya. Jika terjadi demikian , risiko untuk default akan besar. 18
Secara umum, aplikasi perbankan dari bai’ al-murabahah dapat digambarkan dalam skema berikut ini.
18Muhammad Syafi’i Antonio,
Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Depok,Gema Insani
(43)
32
Skema 2.2
Skema Bai’ al-Murabahah
2. Akad jual beli
6 . Bayar 5. Terima barang 1. Beli barang 4. Kirim
3. Cara Perhitungan MarginPihak Bank Dalam Akad Murabahah Pembiayaan murabahah digunakan dalam kondisi dimana bank tidak memiliki objek yang diinginkan pembeli, skim ini biasanya digunakan untuk membantu pembeli untuk pengadaan objek tertentu dimana pembeli tidak memiliki kemampuan finansial yang cukup untuk melakukan pembayaran secara tunai.
Contoh kasus:
Bapak Urfan berniat membeli mobil untuk keperluan pribadi pribadi seharga Rp 120 juta, padahal pada saat itu dia hanya memiliki dana Rp 30 juta. Untuk mengatasi permasalahannya, bapak Urfan pergi
ke Bank Syari’ah untuk mencari solusi. Bagaimana skim yang akan diterima oleh Bapak Urfan?
(asumsi: ekspektasi keuntungan Bank Syariah adalah 12%/th) Bank
1. Negosiasi dan Persyaratan
Nasabah
Suplier Penjual
(44)
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, bank syari’ah memberikan solusi dengan skim Bai’ al-murrabahah sebagai berikut:19
Perhitungan Bank:
Harga mobil = Rp 120 juta
Porsi nasabah = Rp 30 juta -
Porsi bank = Rp 90 juta
Margin keuntungan bank = Rp 90 juta x 12%/th x 2 th
= Rp 21,6 juta
Skim untuk nasabah:
Harga beli mobil = Rp 120 juta
Margin keuntungan bank = Rp 21,6 juta +
Harga jual bank = Rp 141, 6 juta
Angsuran pertama = Rp 30 juta -
Sisa angsuran = Rp 111,6 juta
Angsuran per bulan = Rp 4.650.000
D. Manajemen Risiko Pembiayaan dan Analisis Kelayakan Pembiayaan 1. Manajemen risiko
Manajamen risiko adalah serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank. Hal ini terkait dengan definisi umum risiko, yaitu pada setiap usaha/kegiatan
19
A.Karim Adiwarman, “Bank Islam Analisis Fiqh dan Keungan”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Vol.3. 2007), h.122
(45)
34
selalu terdapat kemungkinan tidak tercapainya suatu tujuan atau selalu terdapat ketidakpastian atas keputusan apapun yang telah diambil.20
Manajemen risiko dikatakan pula sebagai “suatu kegiatan yang dilakukan untuk menanggapi risiko yang telah diketahui (melalui rencana analisis risiko atau bentuk observasi lain) dalam rangka meminimalisi
konsekuensi buruk yang mungkin muncul.” Dalam hal ini risiko
dijabarkan dalam bentuk rencana atau prosedur yang reaktif. Manajemen risiko bermakna semua rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan risiko, dimana didalamnya termasuk perencanaan (planning), penilaian (assesment) atau identifikasi dan analisis, penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) risiko. Manajemen risiko merupakan serangkaian prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasikan, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank, meliputi produk barang dan jasa perbankan, baik pada bank konvesional maupun bank berdasarkan prinsip syariah.21
2. Fungsi dan Tujuan Manajemen Risiko
Manajemen didalam suatu badan usaha, baik industri, niaga dan jasa, tidak terkecuali jasa perbankan, didorong oleh motif mendapatkan keuntungan (profit). Untuk mendapatkan keuntungan yang besar manajemen haruslah diselenggarakan dengan efisien. Sikap ini harus dimiliki oleh setiap pengusaha dan manajer dimana pun mereka berada,
20
Prof. Dr. H. Veithzal Rifai,S.E., M.M., M.B.A. dan Rifki Ismail, S.E., M.Ec. , Ph. D., Islamic Risk Management For Islamic Bank ( Jakarta, Gramedia pustaka utama, 2013) h. 64
21
(46)
baik dalam organisasi bisnis, pelayanan publik maupun organisasi sosial kemasyarakatan. 22
Fungsi dari manajemen risiko terbagi menjadi 4 yaitu :23
1. Menetapkan arah dan risk appetite dengan mengkaji ulang secara berkala dan menyetujui risk exposure limits yang mengikuti perubahan strategi perusahaan.
2. Menetapkan limit umumnya mencakup pemberian kredit, penempatan non-kredit, asset liability management, trading dan kegiatan lain seperti derivatif dan lain-lain.
3. Menetapkan kecukupan prosedur atau prosedur pemeriksaan (audit) untuk memastikan adanya integrasi pengukuran risiko, kontrol sistem pelaporan, dan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur yang berlaku.
4. Menetapkan metodologi untuk mengelola risiko dengan menggunakan sistem pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dengan sistem komputerisasi segingga dapat diukur dan dipantau sumber risiko utama terhadap organisasi bank.
Tentang Fungsi-fungsi manajemen tidak hanya sesuai dengan yang disebutkan diatas unsur-unsur dari manajemen dilengkapi dengan perencanaan yang baik harus dilakukan dengan kegiatan yang meliputi:24
22
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet,2006), h. 12
23
Prof. Dr. H. Veithzal Rifai,S.E., M.M., M.B.A. dan Rifki Ismail, S.E., M.Ec. , Ph. D., Islamic Risk Management For Islamic Bank ( Jakarta, Gramedia pustaka utama, 2013) h.83
24
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet,2006), h.97
(47)
36
a. Forecasting adalah suatu peramalan usaha yang sistematis, yang paling mungkin memperoleh sesuatu dimasa yang akan datang dengan dasar penaksiran dan menggunakan perhitungan yang rasional atas fakta yang ada. Fungsi perkiraan adalah memberi informasi sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
b. Objective atau tujuan adalah nilai yang akan dicapai atau diinginkan oleh seseorang atau badan usaha. Untuk mencapai tujuan dia bersedia memberi pengorbanan atau usaha yang wajar agar nilai-nilai itu terjangkau.
c. Policies dapat berarti rencana kegiatan (plan of action) atau juga dapat diartikan sebagai suatu pedoman pokok (guiding principles) yang diadakan oleh suatu badan usaha untuk menentukan kegiatan yang berulang-ulang.
d. Programmes adalah sederetan kegiatan yang digambarkan untuk melaksanakan policies. Program itu merupakan rencanan kegiatan yang dinamis yang biasanya dilaksanakan sercara bertahap, dan terikat dengan ruang (place) dan waktu (time). Program itu harus merupakan suatu kesatuan yang terkait erat dan tidak dapat dipisahkan dengan tujuan yang telah ditentukan dalam organisasi (closely integrated).
(48)
e. Schedules adalah pembagian program yang harus diselesaikan menurut urut-urutan waktu tertentu. Dalam keadaan terpaksa schedules dapat berubah, tetapi program dan tujuan tidak berubah.
f. Procedures adalah suatu gambaran sifat atau metode untuk melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan. Perbedaannya dengan program adalah: program menyatakan apa yang harus dikerjakan, sedangkan prosedur berbicara tentang bagaimana melaksanakannya.
g. Budget adalah suatu taksiran atau perkiraan biaya yang harus dikeluarkan oleh pendapatan yang diharapkan diperoleh dimasa yang akan datang. Dengan demikian,
budget dinyatakan dalam waktu, uang, material dan unit-unit yang melaksanakan pekerjaan guna memperoleh hasil yang diharapkan.
3. Proses manajemen pada risiko kredit dan analisis kelayakan pembiayaan murabahah
Pengertian dari risiko kredit dalah risiko dimana nasabah atau debitur atau counterpart tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya sesuai kontrak atau kesepakatan yang telah dilakukan. Definisi ini dapat diperluas yaitu bahwa risiko kredit adalah risiko yang timbul dikarenakan kualitas kredit semakin menurun. Memang penurunan kualitas kredit
(49)
38
dimaksud belum tentu berimplikasi pada terjadinya default, namun paling tidak kemungkinan terjadinya default akan semakin besar. Hal-hal yang termasuk dalam Risiko kredit adalah :25
A. Lending Risk, yaitu risiko akibat nasabah/debitur tidak mampu melunasi fasilitas yang telah diberikan oleh bank, baik berupa fasilitas kredit langsung maupun tidak langsung (cash loan maupun
non cash loan)
B. Counterparty Risk, risiko dimana counterpart tidak bisa melunasi kewajibannya ke bank baik sebelum tanggal kesepakatan maupun pada saat tanggal kesepakatan.
C. Issuer Risk, risiko dimana penerbit suatu surat berharga tidak bisa melunasi kepada bank sejumlah nilai surat berharga yang dimiliki bank.
Ada beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C, analisis 7P. Kedua prinsip ini 5C dan 7P memeliki persamaan, yaitu apa-apa yang terkandung dalam 5C dirinci lebih lanjut dalam prinsip 7P dan didalam prinsip 7P lebih terinci juga
25
Ahza Anwari / Tuesday, 11 May 2010 12:29
(50)
jangkauan analisisnya lebih luas dari 5C. Prinsip pemberian kredit dengan analisis 5C dapat dijelaskan sebagai berikut:26
1. Character, adalah sifat watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Tujuannya adalah memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar terpecaya. Character merupakan ukuran untuk menilai
“kemauan” nasabah membayar kreditnya.
2. Capacity (Capability), untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kreditnya yang dihubungkan dengan kemampuan mengelola bisnis serta kemampuan mencari laba.
3. Capital, untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank. 4. Colleteral, merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik
yang bersifat fisik maupun non fisik.
5. Condition, dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk dimasa yang akan datang seseuai sektor masing-masing.
Sementara itu penilaian dengan 7P adalah sebagai berikut :27
1. Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya.
26
Kasmir,S.E.,MM. Manajemen Perbankan (Jakarta,PT Raja Grafindo Persada,2008) h. 91-92
27
(51)
40
2. Party yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klafikasi tertentu atau golongan-golongan berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
3. Perpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.
4. Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak.
5. Payment yaitu merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperoleh.
6. Profitability untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
7. Protection tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank, tetapi melalui suatu perlindungan.
Analisis 5C dan 7P harus disempurnakan dengan 1S yaitu Syariah Penilaian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang akan dibiayai benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah dan sesuai dengan fatwa DSN.28
Seperti halnya bank konvesional, bank Islam juga menghadapi risiko pembiayaan yang menyalurkan dananya kemasyarakat. Risiko pembiayaan atau sering disebut pula default risk merupakan suatu risiko akibat
28
Hafsah freya/ Friday, diakses pada 18 Jan 2013 08:40 dari http://freyacatatanku.
(52)
kegagalan atau ketidak mampuan nasabah (pengusaha) mengembalikan pinjaman/pembiayaan yang diterima dari bank sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan atau dijadwalkan. Ketidakmampuan nasabah memenuhi perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak secara teknis keadaan tersebut merupakan default. Untuk mengantisipasi risiko pembiayaan aktivitas manajemen risiko yang telah ditetapkan untuk bank Islam pada produk murabahah dijelaskan sebagai berikut:29
Bank membeli barang atau komoditi khusus, kemudian dijual kembali kepada nasabah dengan harga pokok ditambah dengan margin yang telah disepakati bersama. Khusus untuk transaksi murabahah dengan pesanan yang sifatnya mengikat, risiko yang dihadapi bank Islam hampir sama dengan risiko dengan bank konvesional. Sedangkan dalam transaksi
murabahah tanpa pesanan atau dengan pesanan yang sifatnya tidak mengikat nasabah untuk membeli, menyebabkan bank menghadapi dua risiko. Pertama, tidak ada jaminan bagi bank islam seandainya pembeli membatalkan transaksi. Kedua, bank Islam akan mengalami risiko kerugian, dikarenakan menurunnya nilai barang tersebut akibat cacat atau rusak selama masa penyimpanan.30
4.Identifikasi risiko dan antisipasinya
Identifikasi risiko yang dilakukan dalam bank Islam tidak hanya mencakup berbagai risiko yang ada pada bank-bank pada umumnya,
29
Prof. Dr. H. Veithzal Rifai,S.E., M.M., M.B.A. dan Rifki Ismail, S.E., M.Ec. , Ph. D., Islamic Risk Management For Islamic Bank ( Jakarta, Gramedia pustaka utama, 2013) h.240
30
(1)
Kendaraannya dalam waktu 3 bulan. Apabila, selama 3 bulan tersebut
nasabah tidak mampu menjualnya sendiri maka pihak Bank Muamalat
yang akan menjualnya. Pada saat kendaraan sudah terjual maka uang
tersebut akan dikurangi dengan jumlah sisa angsuran pembayaran
nasabah apabila terdapat sisa maka uang tersebut akan dikembalikan
kepada pihak nasabah.
e.
Call 5, macet, sehingga bank melakukan penghapusan pembiayaan
(right off) terhadap nasabah yang bermasalah.
8.
Bagaimana penentuan margin dalam akad
Murabahah
?
Jawab:
Berdasarkan jangka waktu yang akan diambil nasabah.
9.
Asuransi seperti apa yang pihak BMI berikan kepada pembiayaan
Murabahah
dan bagaimana spesifikasi asuransi ini?
Jawab:
Asuransi jiwa yang diberikan kepada nasabah apabila terjadi insident
seiring berjalannya pembiayaan nasabah meninggal dunia maka
pembiayaan ini akan dilunasi oleh pihak asuransi.
10.
Bagaimana menentukan uang muka dalam pembiayaan
Murabahah
?
Jawab:
Untuk kedua pembiayaan ini minimal uang muka 10%, namun untuk
murabahah
uang muka bisa 0% apabila nasabah memberikan jaminan
lebih.
(2)
11.
Apakah ada konpensasi yang diberikan pihak BMI pada pembiayaan
Murabahah
apabila nasabah melakukan pelunasan sebagaian atau
pelunasan secara keseluruhan?
Jawab:
Untuk dispensasi atau potongan hanya ada pada pembiayaan
murabahah
dimana nasabah hanya perlu membayar angsuran pokoknya saja tanpa
(3)
No.
/OLIBMI-KPcml09
Kepada
Ykh.
Kupang, 19
Februari
2010
M
05
RabiulArvu,al
l43l
H
Di
Perihal
:
Persetuiuan Fasilitas Pembiayaan Al-IVlurabahah
Ass
al amu' alaik arn W'ara*ma
ullahi
Wabardkauh,
Sehubungan dengan permohonan Bapak perihal fasilitas pembiayaan, maka dengan
ini
kami
sampaikan
bahwa pada
prinsipnya
PT.
Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
dapat
menyetujui
permohonan tersebut
d"ngon
ketentuan sebagai
berikut
i
,;.
lI.
FasilitssPembiayaan
Al
Murabahah
Kegunaan
Harga
tvlobil
Harga
Beli (plafond)
Harga
Jual
UM
Margin
Angsurari/bulan
Sumber
Pengembalian
Janglo
W'aktu
Biaya administrasi
Media
Penarikan
Pengikatan
Pembelian Kendaraan Roda Enrpai
Rp.
250.000.000,-Rp.
200.000.000,-Rp.
298230.900,-Rp.
50.000.000,-17
Yo
p.a.
eff
Rp.
4.970.5ts,-Pendapatan
usaha
60 Bulan
Rp.
3.000.000,-SPRP,
TTIIN, Surat
Sanggup
Notariil
tI.
Jaminan
III.
Persy'aratan-persyaratan
lain
yang
mengikat
:
!.
Bpk.
X
rr'ajib
mengendapkan
danany'a
minimal
sebesar
satu
kali
angsuran
di
Rekeningn!.a yans
berada
di Banak Muamalat
Indonesia.
l.
Fasilitas
pembiavaan tersebut hanya
digunakan untuk
Pembelian Kendaraan Roda Empar
-1.
I,luta-ri
keirangan
usaha
dilakukan melaiui
Bank l,[uarnalar.
i.
Pettcairan dana dilaksanakan apabila tspk.
X
teiah melunasi
fasilitas
Al
N,Ius.v-arakalr
i,ang di
peroleh
dari Bank Muamalat
Cab. Kupang.
i.
Seluruh bial'a
-vang
timbul
atas pemberian fbsilitas
pembia,vaan
ini
menjadi beban
Bpk.
X
dal
dibay'ar
dimuka.
6.
Fasilitas
pembia-vaan dan
jaminan telah
diikat
secap-
sempurna
di
hadapan
Notaris
yang
dinrnjuk
Bilil.
(4)
7.
Debitur
bertanggung
jartab
penuh atas
kelancaran pembayaran
kervajiban
atas
fasilitas
pembiayaan yang
diterima dari Bank Muamalat
Indonesia.
8'
Debitur memberi
kuasa kepada
Bank
N{uamalat
untuk
mendebet
rekening
Debitur
atas sejumlah
kervajiban
sesuai dengan
jadrval yang telah
ditentukan.
9'
Debitur wajib
menginformasikan
ke
BMI
cab. Kupang
jika
pindah tempat
tinggal
atau tempat
usaha
agar memudahkan dalam
monitoring.
10.
Selama masa pembiayaan
ini,
Debitur rvajib mengikuti
asuransi
jiwa
dengan
nilai
pertanggungan
sebesar
Rp 200.000.000,-
dengan
Banker's
clause Bank
Muamalat.
I
i.
Ruko
1"ang
dijaminkan wajib dicover
dengan asuransi kebakaran dengan
Banker's Clause Bat:[.
Muamalat.
Angsuran
paling lambat dibayarkad
sesuai
dengan
jadwal
angsuran
setiap bulan
dan
jika
terjadi
keterlambatan pembayaran
angsuran
maka akan
dikenakan
denda
per
harinya
sebesar
0,00035068493
kali
outstanding
pembia5raan,
yang
dihitung
akumulasi dari
jumlah hari
yang
tertunggak-
Hasil
dendatersebut akan diserahkan
ke
rekening
Dana
Kebqiikan.
Selama masa pembiayaan
ini,
Debitur tida'k
diperkenankan
menerima
pembiayaan
dari pihak lain
tanpa
ijin
tertulis dari
Bank
Muamalat.
14.
Atas diterimanya fasilitas pembiayaan
ini
Debitur tidak boleh memberikan hadiah dalam bentuk
apapun kepada pejabat maupun
kru Bank Muamalat.
Sebaeai
tanda
persetu-iua::.
kami
harap bapak dapat rnenandatangani
surat
ini di
atas
materai
Rp.6000.-serta
diserahkan
kembali
kepada
kami
dengan
alamat
PT.
Bank Muamalat Indonesia, Tbk,, Jl.
Soekarno
No.27
Fontein, Kupang selambat-lambatnya
l0
hari kerja
setelah tanggal surat
ini.
lYa
s salam
u'
alsikam
War
ah
mat ulloh
i
lYabarat5at
uh,
PT. BAI\TK
MUAMALAT
INDONESIA
TbK.
CABANG
KI'PANG
Branch Manager
Account Manager
tsb diatas,
i\'l
en,vetuj
ui
pers)'aratan
:l{aterai
Rp.6.0C0.-Debitur
Istri
12.
13.
(5)
NAMANASABAII
HARGABEIJ
RATEJANGXAWAXflJ
TANCGALDROPING
znmo.000
t7J0.t
60Mamt
?)10.-,*
t!rp-. t$nuu
a-
futunualan'
HARGABEI.I
MARCIN
HARGAJUAL
ANGSU*AIItr/BLN NAMAA/M: 2m.000.000cam.9w
ffi.w.9m
4E705L5 NAMAAIASAN:NC H'EGABELI PORSIPOIOK PORSIMARGIN ANGSURAN 5X5A}f,{RGAFOKOX SISAMARGIN
SIIiA}IARGA
rTAT TANGGhL
,
2(10.000.000 2.137_r90 2833.330 4.970.515 7E7.862l10 $.3E7.570gt.2&.95
10 Aor-1{rc7.852310 2.167.M 2f03.060 4.970.515 195.695.350 92.594.5r0 288.28/9.870 10 Mei.l(
3 195.695.350 21S.155 L77LW ,r s70 515 7q7 1q7 1*6 8.4D,1ffi 283.319355
10
tutr-1(4 19S.{97.1E5
2b9ffi
7:71121O 4.C70.515 1St_21i7-8flI a7$8Il460 2733{A-840 10 IuLl{s 1gl 267 g8fi Lral)aRs 2:70A-(tlll 1-E70-515 189-ffX-991; u_r71i20 271379_3L\ lo
6 lmfir-9!15 2.N).C[5 2-6n.(trt 4-C70-515 186-7,[-080 *1.(t<B-7aO 26A.407_*tO to Spcl (
7 1A6n4.O8n 2-\25._!.8 2-645-1m 4-E70.575 184-38a-585 79-lJ44.$|A )A\,Lqags '10
f|ld-lt
8 18,1-38&6X5 231i8345 2-672:90 4-9&515 182{X3034It "76-436-43,O ,54_4567&t
10
1\1os1l9 182&10.340 2.rs1-755 2578.7ffi 4.E70s15 179.638.585 %457.670 25r-4X-265 l0 DB-l(
10 179.638.585 2.425.635 2il4.880 ,4-C70.515 177.27L950 77312.7q 24a.5r5-?il
10
lan-l]t1
tn212.W
2.45,.W 2.510.520 4.970.515 t74.752.fi5 ffi.wz.no 2i13-555.235tO
FelFll174.752JN5 z494'M5 2475.670 4.q70.515 17L258.71,0 66.326.600 w.584.7m
10
Mar-1113 174Lry110 2"530.195 L44n32It 4_97{1515 169??,915 53.8862E0 ?33.6142,6
10
Au-1l
14 lC(Itlz_sti 2566-(ta5 2-it04.,$tl ,l-970.515
16r1fi.t,,fi
61-iul 400 27.R 441. &qt10
Mei-1l15 t57-161-88{l L6tfl3a5 L36A-lEJ 4-q70-515 16455D.495 59.117.67f) 22l.-67!.175 1{l -ftm-1 75 164-55,-496 2:(39-255 L337260 Lq70-515 161-E20-24t 56-7f,;L470 ztL7iL66{t 10 Itrl-.1
ft
t61:9rfr240 '2-676-ffi/8rfr70
497t515 159243.5S 54,4485!t1l 211732-14510
Amst-l18 tsD24r.g5 L7t4-565 2255.950 4.90.515 156.529.(80 5L232.W 2lm-767-630 10 SeDl
79 156.529.030 2.753.025 2277.4q 4.E70.575
$3.n6.Ns
50.015-100 N3-7\n.11510
0kt-11fr
$3.n6.N5 2.79Lv25 L17E.4X 4570.515 150.9&i.98{) 47.4M.610 1S8.8m,60010
Noa1la
150.*3_980 2.431575 2.13E.940 4 90 5r5 148.152.rt05 45.697.670 193.850.085l0
De&1Iz,
laa 152 4tr5 2*71 (*q 2#R.*30 4q7i-515 1152gn.7rO 43598.840 188.479.57010
Ieli
B
145.8fi.72A 2.q2375 2058.140 4.970515 142-168.34.ii &-54O70A 18i:t.9G.055 10 Feb-li112.748,-345 2913-/ri5 2m5t80 4.C70l15 19-414-nn s0.s23J20 178 qrla540
t0
Man1lB
739-4t4-7lO zgeE-475Lq15r4
4-E105751
-419.85t?jlL7Bn
1?A-96A32\IO
Anr-l1% 136,419235 3r37.905
1-
2610 4,97t!515 13:a1-&m 36-616-1m 16a,g75rO 10 Men-l1z,
133381330 3.080.945 rJ89.570 4.9705-15 1303D.385 st,,26'6iln 764-026-gt]E 10 Ixn-]i
4
130.300385 3-124.W f45.920 4.970.575 7y.175:]90 31380J8{) 159.055.,[80 10 Iul-1 1a
\v.775.7W 3.168J55 .8m.660 4-E70515 124.006.qjs 30Jm-gm 154.08Ii_ 510
Amst-Ii
3{' 124.006.935 3.n3.755 ,7*.760 4S70515 t rn 7ry{ 1Rn
3?22fi
149.115.450 10 S6c1i !n 12.J 7.t41*$ 3259.45 1_71121{l 1.E70.575 117.533.905 26.611.020 144.1,14.9J5 10 ott-12&
117-(1!t q)5 3,1tr5 455 1 -665-060 4,970_515 114_2rA_Lafi24.W.W
139..174.4m 10 NoD-li33
714,m!*t
t-\\2.274 1-614-240 4-q70515 110.a76175 21i277Xt 134200.ql5 10 Deeli .4 710.8.76.175 3.tq)-765 1S?O_7il Lqos73 tM-176-4n n.zsA.q7t t29.L4.Mt 10 Tan-l!
35 tM-476-&70 3^447- 5 15225m 4.970,575 It)4_028-475 2It23439{l r24262-An
lo
Eeb,1! 10d.02,-475 3.41t6.775 1,.4:/3.70 4.970515 100.531.700 18.7d).650 tt929,L3r/J10
Mar-l!c,
100.531.700 3.5463-t6 7.424199 4970.515 96.985384 173%.#1 114321.845 10 Aor-133E 96.985.384 3.596.555 L373.W L970,5t' c4388329 15.96L491 109.351330 10 Mei-1:
I
93.388329 qAiT4t
323.008 4 070 515 8.741322 14.639.483 r04380.a15 10 Im-1:/u| n.711-42'
3.@aN
-?n-335 4.C70.515 *6M2_142 13.368.118 99.410.300 10 IuLlit1 ,/L04L142 3 7i1.5&B .na.%a Lq70s1s a2.2s0-{58 1211qr77 S4-,a3O.7RE
10
Aord-I3t!2 422S0-158 1a,J,I.7.12 165.183 Lq70575 U.il85-8 lO-s.B-43,0 ff -4(,9.2m
10
SeG13!(l 7A-4AAl#16 3_858_612 -111 .883 1-C10_515 74_627191 9.87l-i52
84-4q.
510
r)ld-13A
24-621gr 3-913-295 L0572r9 4970515 70-713.897 8.41/mi3 79-524-24I, 10Norll
45 70.7,fl.A97 3.968.73:t 1.001.780 4.q70s15 6.745.162 7Al2553 71.557-72s
10
D*13
6
6.745.162 4.024.fig 945.556 L970.515 6L72n.M6.Mlm
69-587-ZtO 10 IaG1447
6L7N.M
4.WLgn 888.536, 4-970.515 5&638225 5.E78.8n &616.68 10 Feb-1r{a 58 619 225 a
lis
*rl7 R1IITIl8 4 S70 515 54.4, .41.4 5.147J52 59.646.180 10 Md-1/49 54-it*.4l8 L1q,&14 774.J61 4_qm-s15
*.294.W
4375.691 il.675.66510
AG1l
lio il_xD-9(A 4.257-y32
vL5a1
4_970.5156,MzW2
3.563,108 49.7(E.15{) 10 ldei-1!5l
!
t blB2tr];z 431A253(sL2A
4-E10.515 41_72U77(' 3.fl0446 M.73,..635 10Ie1,!
E2 qt.78-779 4379-4jB sCr,m7 4.q70.515 !7.3/,/.351 2419.759
9.7&lm
10 Iul-1153 37344351 4.441.MO 529.045 4.97051s 32.9028At 1-atn_714 3A-7qA 6n5
10
Aflst-I
g
32m2881 4.504391 M.124 4.q70.515 E.3[,-4qJ 1.424-Aqt 29-8JL7-{An 10 5e811t5 a.?8.4,
4.ffi.W
40L3-t2 4.C70.515 23.8fi2a7 LULDA 24.fi257' 10okt:lt
55
&w.a7
4.532.Ct9 337.rD6 4.970.515 19:1C7 7 644-58i!t 19.882&0 10 NoG'llt7
19_1q1,t67 4 594 .t52 271 txi\ a,qlt
51s 14498.E15 41L720 14-911.545 10 D*.1158 14-4qgt5 4.7 1115 2(I5-ll{n 4-970.515 9.753.700
NruM
9.941.{rio r0Im-lI
5!) 9-7337lJ.J 4.a.12-({n 117-*r4 4.90-515 L9o,..C79
@.at
4.E70515 10 F€[>l5a
4-*t-l}
)4.*t-ffn
cfr-426 4-q7n.575 10 Mtr-l52In-(m-(m sa21t}(xxt ,q.23It-qxt
(6)
it-AMAnr-A5A&AH
:0
-.
-.
HnncArnr
,
znm.m dE
BaNrMua*talxr
lr.r. ...,.UtrltcAruAl-
,
z$.*n9go
e
""'ne
il"^i
sv'tiah
ANcsu*AN/{}I :
49rla$rc
HAXGAJIIAI, ANGSU*AN SEAHAx'GA JUAL TA}'GGAL1
2qH.9W
L970515
?g3.2&.*5
10 Apr-102
21Ij.2ffi345
4.970.575N259.870
10
Mei-10x
284.2f9.47D 4.W0.515 28l1,31g_aaB10
lun-l(
283.319.355 4.970_515 n8.348.840
10
lul-l0
5 278.348.U0 4.970.515 273.378.325 10
Acust-l0
6 325 4-970_515 258.407.810 10 Seo-1t
7 268'.N17.810 4.970515 26q_4C7 295 10 :f-1(
I
t.437-295 4-810-5152fi-ffi-7'}/J
10
Noo-1(9
258.M.7W
4.970.515 2:53.4%.26510
Des-1(10 4.WO-515 248_525-750
10
lan-1111 248.525.750 4.970.515 2!trr.555.235 10 Feb.11
12
%5
! qm
615 238.584.72010
lvfar-1113 238.584.7N 4.970.575 %3.6142fr5 10 Apr-1'l
t4
n3.614
4.9m.515228.ffi.(9{l
10
Mei-115 p2.did?.6N 4.gVO.575 ?p3.673.775
10
ltrrl-ll
16
:t75
4.970_515 tlA.702.6{\{t10
Iul-177
278.7u2ffi
L570.515 273.732.74510
Asust-1118 14 4_9m_515 2{18.761.(a\l
10
Sep-1119 2ffi-767-6ffi
{gru515
zI,-791.11510
0Lt-11N
t.11 4.574.515 19tt_l ro.5{x} 10Nopl'l
21 198,820.600 4.970.515 193.850.085
10
Des-11,,
\s
4.\ 188. 7010
Ian-]
23 188.879.570 4.970.515
1S.9(D.ffis
10
Feb'1I24 909.055 4.E70-515 778.E3,A_il{t 10
lyfar-1i
25 178.938.540 4.E70.515
173.W.08
10
Aor-1126 17 4.570,51 168_ 10
10
Mei-1227 rffi.997.510 4.970.515 1A.026.995 10
Iun-U
%
164. 4.10
IUI-I,
29 159.056.4t80 4.E70.515 154.085.965
10
Asust-1!
30 154.085, 4.970.515 149.115.450
10
Sep-1!31 149.115.450 4.970.515
LM.7&.%5
10
0kr-1i
g2 1214.74d..9 4.qm.515 L9.174.4211
1(l
Nolr-t,
33 139.174.420 4.9m.515
7v.2t3.905
10 Des-1234 4_9 10 Ian-13
35 729.?33.39t) 4.970.515 724.262.875 10 Feb.13
35 T242( 4.970.515 11g.2g2.36Il
10
Mar-1337 119.292,360 4.970.515 174.321.U5
10
Aor-1338 t14.327.U5 4.970.515 9.351.330
10
Mei-1339 109.351.33{) 4-970.515 1(x.380.815 10
Im-13
40 1U.380.E15 4.970.5L5 99.410.300
10
lul-1341 99.410.3m 4.E70-515 94..419J85
10
Agust-1342 94.89.745
4.y0.515
89.4619.40 10 Sep-134l
89.469.270 4.970.515 u-49A-75510
0kt-13
M
84.498.755 4.q70.515 79.52f..2N 10Nop13
45 79.52s..240 4-9m.515 74.557.725
10
Des-13&
'/4.5b/,/b
4.970.515 69.587.210l0
lan-1469.5A7.21:0 4.970.515 &.616.695 10 Feb.l4
48 &.616.695 4.970.575 59.646.180
10
Mar-144 59.645.180 4_970.575
il.575.665
10
Anr-1450 54.675.6s 4.970.575 49.705.7fr 10 Mei-14
49-705-7il 4.E70.515 44.7U.(95 10
52
4.7y.635
4.970.5L539.7e.7m
10
lul-1453
t9.7AaX
4.970.315 34.783505 10 Arost-1454
u.7v3.ffis
4.974.ils
29.823.09{) 10Senl{
529.8z.ffn
4.S70.515 24-852.57s 1055, 24.852.575 4.E70.515 19.882.ffi0
10
Noo-14'7
19.&p-frfi
4_WO-575 -1/L ot1-54510
Der-1458 14.911.545 4.970.515 9.941.030
10
lan-li
9. 0 4.\ 4. ).515
10
Feb-l!
5t) 4.970.515
4.vo.575
10
Mar-l
298.2q(}_gfi)