BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan april 2010 hingga Juni 2010 pada Ruang rawat inap terpadu penyakit dalam dan ruang ICU RSUP H.
Adam Malik Medan. Pada pelaksanaan penelitian didapatkan 42 orang sampel penelitian, yaitu 21 orang penderita infeksi non Sepsis dan 21
orang penderita sepsis. Dari 21 orang penderita sepsis dibagi menjadi 3 kelompok sesuai dengan derajat keparahan sepsis, yaitu sepsis, sepsis
berat dan syok sepsis sebanyak 8 orang,6 orang dan 7 orang secara berurutan.
Pada penelitian ini kelompok sepsis dijumpai pria sebanyak 5 orang, wanita 3 orang. Sepsis berat pria sebanyak 3 orang dan wanita 3
orang, sedangkan syok sepsis pria 6 orang dan wanita 1 orang. Kelompok infeksi non Sepsis sebanyak 21 orang, pria sebanyak 11 orang dan wanita
10 orang. Rerata umur kelompok sepsis, sepsis berat dan syok sepsis adalah
62,88±12,48 , 44,83±18,01 dan 44,14±13,04 tahun secara berurutan. Sedangkan pada kelompok infeksi non sepsis adalah 46,62 ± 16,68 tahun.
Rerata temperatur pada kelompok sepsis, sepsis berat dan syok sepsis adalah 38,61±0,46 , 39,21±0,49 dan 39,15±0,47°C secara berurutan,
sedangkan pada kelompok infeksi non sepsis adalah 37,22±0,58°C.
Universitas Sumatera Utara
Rerata frekuensi jantung pada kelompok sepsis, sepsis berat dan syok sepsis adalah 101,88±8,36 , 122,00±6,81 dan 119,14±4,59 xmenit
secara berurutan, sedangkan pada kelompok infeksi non sepsis adalah 86,00±5,44 xmenit. Rerata frekuensi nafas pada kelompok sepsis, sepsis
berat dan syok sepsis adalah 31,88±3,56 , 36,17±1,33 dan 35,57±2,15 xmenit secara berurutan sedangkan pada kelompok infeksi non sepsis
adalah 24,10±3,71 xmenit. Rerata kadar Hb kelompok sepsis, sepsis berat dan syok sepsis
adalah 10,70±2,0 , 10,04±2,40 dan 8,13±0,60 mgdl secara berurutan,. Sedangkan pada kelompok infeksi non sepsis adalah 11,01±1,39 mgdl.
Rerata jumlah leukosit pada kelompok sepsis, sepsis berat dan syok sepsis adalah 17.863±6498 , 13.516±12.950 dan 17.440±8353 µl secara
berurutan. Sedangkan pada kelompok infeksi non sepsis adalah 15.928±7059 µl.
Rerata kadar CRP pada kelompok sepsis, sepsis berat dan syok sepsis adalah 63187,55±42009,86 , 55316,71±42825,73 dan
75199,74±43024,59 mgL secara berurutan, sedangkan pada kelompok infeksi non sepsis adalah 49214,28±38193,31 mgL. Rerata kadar PCT
pada kelompok sepsis, sepsis berat dan syok sepsis adalah 4,53±1,65 , 6,34±0,74 dan 44,72±36,41 ngml secara berurutan, sedangkan pada
kelompok infeksi non sepsis adalah 1,33±1,50 ngml. Pada kelompok sepsis, sepsis berat dan syok sepsis ternyata
semua telah mendapat terapi antibiotik sebelumnya. Sedangkan pada kelompok infeksi non sepsis, hanya sebanyak 12 orang 57,15.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1.1. Karakteristik dasar penelitian
Derajat keparahan penyakit
Variabel Infeksi non Sepsis
Sepsis Sepsis berat
Syok sepsis
Jenis Kelamin
‐ Pria,
n ‐
Wanita,n 11
52,38 10
47,62 5
62,5 3
37,5 3
50 3
50 6
85,71 1
14,29 Umur,
thn 46,62
± 16,68 62,88±12,48
44,83±18,01 44,14±13,04
Tanda Vital
‐ HR
‐ RR
‐ Temperatur
86,00±5,44 24,10±3,71
37,22±0,58 101,88±8,36
31,88±3,56 38,61±0,46
122,00±6,81 36,17±1,33
39,21±0,49 119,14±4,59
35,57±2,15 39,15±0,47
Laboratorium ‐
Hb, grdl
‐ Leukosit,
mm
3
‐ CRP
‐ PCT
11,01 ± 1,39
15930 ± 7060
49214,28±38193,31 1,33±1,50
10,70 ± 2,30
1780 ± 6490
63187,55±42009,86 4,53±1,65
10,04 ± 2,40
13510 ± 12950
55316,71±42825,73 6,34±0,74
8,13 ± 0,60
17440 ± 8350
75199,74±43024,59 44,72±36,41
Derajat keparahan, n
21 50
8 19,04
6 14,28
7 16,67
TerapiABsebelumnya, n
‐ Ya
‐ Tidak
9 42,85
12 57,15
8 100
6 100
7 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1.2 menggambarkan data laboratorium pasien secara keseluruhan. Dapat kita lihat bahwa pasien dengan leukopenia dan
leukositosis secara berurutan adalah 2 orang 4,76 dan 33 orang 78,57. Pasien dengan anemia dijumpai sebanyak 33 orang 78,57.
Pasien dengan trombositopenia dijumpai sebanyak 8 orang 19,05. Pasien dengan Laju Endap darah 30 mmjam, 30-100 mmjam dan 100
mmjam secara berurutan adalah 16 orang 38,09, 19 45,24 dan 7 orang 16,67. Kultur darah positif dijumpai sebanyak 10 orang 23,80.
Kultur sputum dan urin positif masing-masing dijumpai pada 4 orang 21,05 dan 3 orang 42,85.
Tabel 4.1.2. Data Laboratorium pasien secara keseluruhan
Test Laboratorium
Variabel Analisis
Frekuensi Persentase
Leukosit ‐ Leukopenia
‐ Normal ‐ Leukositosis
‐ 2 ‐ 7
‐ 33 ‐ 4,76
‐ 16,67 ‐ 78,57
Haemoglobin ‐ Normal
‐ Anemia ‐ 9
‐ 33 ‐ 21,43
‐ 78,57 Trombosit
‐ Normal ‐ Trombositopenia
‐ 34 ‐ 8
‐ 80,95 ‐ 19,05
Laju Endap Darah
‐ 30 mmjam ‐ 30‐100 mmjam
‐ 100 mmjam ‐ 16
‐ 19 ‐ 7
‐ 38,09 ‐ 45,24
‐ 16,67
Kultur darah
n = 42 ‐ Positif
‐ Negatif ‐ 10
‐ 32 ‐ 23,80
‐ 76,20 Kultur
Sputum n = 19
‐ Positif ‐ Negatif
‐ 4 ‐ 15
‐ 21,05 ‐ 78,96
Kultur Urine
n = 7 ‐ Positif
‐ Negatif ‐ 3
‐ 4 ‐ 42,85
‐ 57,15
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1.3 menggambarkan tanda vital dan status mental pasien. Dapat kita lihat bahwa secara keseluruhan bahwa pasien dengan demam,
temperatur normal dan hipotermia secara berurutan adalah 19 orang
45,23, 23 orang 54,77 dan tidak ada yang hipotermi. Pasien
dengan denyut nadi 90 xmenit dan 90 xmenit secara berurutan adalah 18 orang 42,85 dan 24 orang 57,15. Pasien dengan
frekuensi nafas 20 x menit dan 20 xmenit secara berurutan adalah 4 orang 9,52 dan 38 orang 90,48. Pasien dengan penurunan
kesadaran didapatkan sebanyak 8 orang 19,05.
Tabel 4.1.3. Tanda vital dan status mental pasien Tanda Vital
Variabel analisis
Frekwensi Persentase
Temperatur ‐ 38,2
‐ 36‐38.2 ‐ 36
‐ 19 ‐ 23
‐ 0 ‐ 45,23
‐ 54,77 ‐ 0,00
Denyut nadi
‐ 90 ‐ 90
‐ 18 ‐ 24
‐ 42,85 ‐ 57,15
Frekwensi nafas
‐ 20 ‐ 20
‐ 4 ‐ 38
‐ 9,52 ‐ 90,48
Tekanan darah
‐ Hipotensi ‐ Normal
‐ Hipertensi ‐ 8
‐ 28 ‐ 6
‐ 19,05 ‐ 66,67
‐ 14,28
Status mental
‐ Penurunan kesadaran ‐ Normal
‐ 8 ‐ 34
‐ 19,05 ‐ 80,95
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1.4 menggambarkan rerata variabel antara kelompok infeksi non Sepsis dan sepsis secara keseluruhan . Dapat kita amati pada
tabel ini bahwa kedua kelompok ini ternyata berbeda signifikan dalam variabel temperatur, HR, RR dan PCT Pada kelompok infeksi non Sepsis
dengan 21 orang didapatkan rerata PCT 1,33 ± 1,50 ngml sedangkan pada kelompok sepsis juga dengan 21 orang didapatkan rerata PCT 18,44
± 27,60 ngml. Hal ini menunjukkan bahwa kadar PCT kelompok sepsis adalah lebih tinggi secara bermakna dibanding infeksi non
sepsis.p0,05
Tabel 4.1.4. Perbandingan rerata variabel antara Infeksi non Sepsis dan Sepsis secara keseluruhan
Non Sepsis n
X ± SD Sepsis
n
X ± SD p
Umur
a
21 46,62 ± 16,68
21 51,48 ± 16,45
0,348 Temperatur
a
21 37,22 ± 0,58
21 38,96 ± 0,53
0,001 HR
a
21 86,00 ± 5,44
21 113,38 ± 11,37
0,001 RR
a
21 24,10 ± 3,71
21 34,33 ± 3,19
0,001 Leukosit
a
21 15,92 ± 7,06
21 16480 ± 9020
0,826 CRP
b
21 49214,28 ± 38193,31 21 64942,80 ± 41199,36
0,28 PCT
a
21 1,33±1,50
21 18,44 ± 27,60
0,007 Keterangan : a Uji t independent
b Uji Mann-Whitney Signifikan
Universitas Sumatera Utara
Kadar CRP ternyata berkorelasi positif dengan kadar PCT pada
kelompok non sepsis dengan r 0,56. Hal ini bermakna secara statistik. p0,05. Semakin meningkat kadar PCT maka kadar CRP juga akan
semakin meningkat. Namun tidak demikian hal nya pada kelompok sepsis . Tabel 4.1.5
Tabel 4.1.5. Korelasi antara PCT dan CRP pada kelompok sepsis dan non sepsis.
Variabel yang dihubungkan
dengan PCT
n r
P CRP
pada Non sepsis
d
21 0,56
0,008 CRP
pada sepsis
c
21 0,09
0,69
Keterangan : c Uji Korelasi Pearson d Uji Korelasi Spearman
Signifikan
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini dapat kita perhatikan bahwa rerata PCT berbeda secara bermakna dengan derajat keparahan sepsis, semakin meningkat
derajat keparahan sepsis maka akan semakin meningkat pula rerata PCT. Hal ini bermakna secara statistik. p0,05. Namun hal berbeda
didapatkan pada pemeriksaan CRP, semakin meningkat derajat keparahan sepsis ternyata tidak diikuti dengan semakin meningkatnya
kadar CRP.Tabel 4.1 6.
Tabel 4.1.6. Perbandingan rerata PCT dan CRP berdasarkan derajat keparahan sepsis
Derajat Keparahan
n X
± SD P
PCT ‐ Sepsis
‐ Sepsis berat ‐ Syok sepsis
8 6
7 ‐ 4,53 ± 1,65
‐ 6,34 ± 0,74 ‐ 44,72 ± 36,41
0,003
CRP ‐ Sepsis
‐ Sepsis berat ‐ Syok sepsis
8 6
7 ‐ 63187,55 ± 42009,86
‐ 55316,71 ± 42825,73 ‐ 75199,74 ± 43024,59
0,70
Keterangan : - Uji Anova - Signifikan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1.1 menggambarkan tentang rerata kadar PCT pada kelompok infeksi non sepsis, sepsis, sepsis berat dan syok sepsis. Dapat
kita lihat bahwa semakin berat derajat keparahan sepsis maka rata-rata kadar PCT juga akan semakin meneningkat.
Derajat kerparahan sepsis
shock sepsis severe sepsis
sepsis infeksi non sirs
Mean of PCT
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Gambar 4.1.1. Rerata kadar PCT pada infeksi Non sepsis, sepsis, Sepsis berat dan Syok sepsis
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1.2 menggambarkan tentang korelasi kadar PCT dengan derajat keparahan sepsis. Dapat kita lihat bahwa derajat keparahan sepsis
berkorelasi positif dengan kadar PCT. Semakin berat derajat keparahan sepsis maka kadar PCT juga semakin meningkat. Koefisien korelasi r
sebesar 0,61 p0,05.
Derajat kerparahan sepsis
4 3.5
3 2.5
2
PCT
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00 R Sq Linear = 0.382
r = 0,61
Gambar 4.1.2. Korelasi kadar PCT dengan derajat keparahan sepsis
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini didapatkan sensitifitas dan spesifisitas PCT ternyata cukup tinggi yaitu 80 dan 81,3. Tabel 4.1.7.Sedangkan
Positif Predictive Value PPV dan Negatif Predictive Value NPV masing- masing sebesar 57,14 dan 92,85.
Tabel 4.1.7. Sensitivitas dan Spesifisitas PCT
Sepsis Kultur
Positif Negatif n n
Jumlah n
Positif 8 19,0 614,3
14 33,3 Negatif
2 4,8 2661,9 28 66,7
Total 10
23,8 3276,2 42 100
SENSITIVITAS = 810 x 100 = 80 SPESIFISITAS = 2632 x 100 = 81,3
POSITIVE PREDICTIVE VALUE : 814 x 100 = 57,14 NEGATIVE PREDICTIVE VALUE :2628 x 100 = 92,85
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1.3 menggambarkan etiologi sepsis sesuai dengan hasil
kultur darah. Dapat kita lihat bahwa etiologi terbanyak sepsis adalah pseudomonas 30, diikuti oleh Klebsiella pneumonia 20,
Enterobacter sp 20. S.epidermidis, S.arizonae dan S.saprophyticus masing-masing adalah 10 .
Gambar 4.1.3 Etiologi sepsis sesuai dengan hasil kultur darah
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1.4 menggambarkan distribusi pasien berdasarkan diagnosa sepsis. Kita lihat bahwa sepsis peneumonia adalah diagnosa
terbanyak 90,48 diikuti urosepsis dan sepsis ec gangren diabeticum sebanyak masing- masing 4,76.
4.76
90.48
Gambar 4.1.4. Distribusi pasien berdasarkan diagnosa sepsis
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1.5 menggambarkan jenis-jenis antibiotika yang diberikan kepada pasien selama perawatan. Dapat kita lihat bahwa antibiotik yang
terbanyak diberikan adalah kombinasi ceftriaxon + Ciprofloxacin 42,87, diikuti ceftriaxon + eritromisin 28,57, ceftazidime 9,52,
meropenem 9,52 , meropenem + Ciprofloxacin 4,76 dan Cefotaxime + Ciprofloxacin 4,76.
Jenis-jenis antibiotik yang diberikan pada kelompok sepsis n=21
Ceftriaxon + Ciprofloxacin
Ceftriaxon + Eritromisin
Ceftazidime Meropenem
Meropenem + Ciprofloxacin
Cefotaxime + Ciprofloxacin
4,76 4,76
9,52 42,87
9,52 28,57
Gambar 4.1.5. Jenis-jenis Antibiotika pada kelompok sepsis
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN