mmHg dari tekanan darah normal pasien.
- Multiple Organ Dysfunction Syndrome: Disfungsi dari satu organ atau
lebih, memerlukan Intervensi untuk mempertahankan homeostasis.
1,22
Internasional Sepsis Definitions Conference pada tahun 2001 menambahkan beberapa kriteria diagnosis baru untuk sepsis.
Rekomendasi yang utama adalah implementasi dari PIRO yaitu penetapan predisposisi,
insult infection keadaan infeksi, respon fisiologis dan
organ disfunction.
1,23
2.3.1. Epidemiologi
Sepsis dalam 20 tahun terakhir meningkat di Amerika Serikat, di perkirakan jumlah kasus sepsis 400.000 – 500.000 setiap tahunnya. Data
di Amerika Serikat menunjukkan pada tahun 1979 tercatat 164.000 kasus sepsis 82,7100.000 populasi, sedangkan pada tahun 2000 tercatat
660.000 kasus 240,4100.000 populasi sehingga terjadi peningkatan insiden pertahun 8,7. Sepsis merupakan penyebab terbanyak kematian
di ruang 33 rawat intensif pada seluruh dunia dengan angka mortalitas 20 untuk sepsis, 40 sepsis berat dan 60 syok sepsis. Di Amerika
Serikat, sepsis merupakan penyebab kematian utama pada pasien jantung yang dirawat di Intensive care unit ICU.
24
2.3.2. Etiologi
Infeksi pada sepsis dapat disebabkan oleh bakteri gram negative atau gram positif. Selama periode 1979 – 2000 di Amerika Serikat angka
sepsis terus meningkat sampai 13,7 per tahun. Dari 51 hasil biakan
Universitas Sumatera Utara
kuman yang tumbuh, 52,1 diantaranya adalah gram positif, 37,5 gram negatif, 4,7 polimikrobial, 4,6 jamur dan 1 bakteri anaerob. Infeksi
bakteri gram positif terus meningkat disebabkan oleh peningkatan infeksi nosokomial dari berbagai sumber seperti kateterisasi atau terapi
imunosupresif. Hal ini ditunjukkan dari meningkatnya kasus MRSA Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus dari 29 menjadi 45.
Infeksi terutama terjadi pada saluran nafas 40-44, diikuti oleh infeksi saluran genitourinarius 9-18 dan infeksi intra abdominal 9-14.
25
2.3.3. Patogenesis
Perbedaan stadium pada sepsis merupakan suatu kesinambungan, dimana kondisi pasien sering berubah dari stadium ke stadium dalam
beberapa hari atau bahkan hanya beberapa jam setelah masuk rumah sakit.
Sepsis umumnya dimulai dengan infeksi lokal, dimana bakteri masuk kedalam aliran darah secara langsung menyebabkan bakteremia atau bisa
juga berproliferasi secara lokal dan melepaskan toksin kedalam aliran darah. Toksin ini bisa muncul dari komponen struktur bakteri contohnya,
endotoksin, teichoic acid antigen atau bisa juga sebagai eksotoksin
dimana protein-protein disintesa dan dilepaskan oleh bakteri. Endotoksin yang dimaksud adalah lipopolisakarida LPS yang terdapat pada bakteri
gram negatif. Baik bakteri gram positif maupun gram negatif dapat menimbulkan sepsis.
26,27
Universitas Sumatera Utara
Pada bakteri gram negatif, dinding sel terdiri dari 3 lapisan yaitu membrane luar, periplasma dan membran dalam. Lipopolisakarida terdapat
pada membran luar dinding sel, yang terdiri dari 3 bagian: antigen O, core
dan lipid A. Antigen O adalah polimer yang tersusun dari 4-5 monosakarida, salah satu ujung dari rantainya terpapar pada permukaaan bakteri, ujung
lainnya berikatan dengan core. Core berikatan dengan lipid A. Lipid A
merupakan fosfolipid dengan basis glukosamin. Lipid A berikatan dengan membran luar dinding sel pada gugus asil yang bersifat hidrofobik. Lipid A
merupakan bagian LPS yang bersifat toksik, dimana gugus fosfat pada posisi C1 dan C4 menentukan toksisitasnya. Struktur
core pada LPS berbeda pada setiap spesies bakteri.
Core LPS pada E.coli berbeda dengan
Pseudomonas aeruginosa ataupun dengan Klebsiella pneumonia.
26
Injeksi LPS pada hewan percobaan dan manusia menimbulkan tanda dan gejala demam, hipotensi dan pelepasan mediator inflamasi.
Monosit atau makrofag, netrofil dan sel endotel berperan dalam respon terhadap infeksi dan mempunyai reseptor terhadap endotoksin. Suatu
protein di dalam plasma dikenal dengan lipopolysacharide binding protein
LBP, dengan berat molekul 55 kDa dan disintesis oleh hepatosit berperan penting dalam metabolism LPS. LBP terdapat dalam 2 bentuk, bentuk
terlarut dan dalam ikatan dengan reseptor LPS yaitu CD14.
26
Bila LPS masuk ke dalam sirkulasi, sebagian akan diikat oleh faktor inhibitor dalam serum seperti lipoprotein, kilomikron sehingga LPS akan
dimetabolisme. Sebagian LPS akan berikatan dengan LBP sehingga
Universitas Sumatera Utara
mempercepat ikatan dengan CD14 di permukaan sel maupun CD14 terlarut. Selanjutnya kompleks CD14-LPS menyebabkan transduksi sinyal
intraseluler melalui nuclear factor kappa B NFkB, tyrosin kinase TK,
protein kinase C PKC, suatu faktor transkripsi yang menyebabkan diproduksinya RNA sitokin oleh sel. Kompleks LPS-CD14 terlarut juga
akan menyebabkan aktivasi intrasel melalui toll like resceptor-2TLR2.
26
Pada bakteri gram positif, komponen dinding sel bakteri yang merupakan induktor sitokin adalah
lipotheichoic acid LTA dan peptidoglikan PG. LTA merupakan polimer gliserol dan fosfat, berikatan
dengan membrane sel monosit pada gugus asil di reseptor LTA reseptor scavenger tipe 1. Mekanisme transduksi sinyal intrasel LTA masih belum
jelas. Peptidoglikan terdiri dari polimer ß1-4, glukosamin-N- asam asetilmuramat, dengan ikatan silang ntibio. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa PG dapat menginduksi produksi sitokin pada monosit dengan ikatan pada CD14. Mekanisme transduksi sinyal intrasel PG juga
belum diketahui.
26,28
Pada infeksi Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes
dapat terjadi sindrom renjatan toksik toxic shock syndromeTSS.
Mekanisme yang berperan adalah diproduksinya eksotoksin yang bersifat superantigen. Pada keadaan normal antigen akan diproses oleh
Antigen presenting cells APC dan membentuk kompleks histokompatibilitas
mayor MHC tipe II dan dipresentasikan pada reseptor sel T T
cellresceptor TCR. Superantigen akan secara langsung membentuk
Universitas Sumatera Utara
kompleks dengan MHC dan TCR sehingga terjadi proliferasi sel T dan produksi sitokin yang berlebih.
26,28
2.3.4. Peran mediator inflamasi pada sepsis