SWT Menteri PK R.I : t.t : dkk

DAFTAR SINGKATAN

1. SWT

: Subhanahu Wa Ta’ala 2. SAW : Shallallahu ‘Alaihi Wa Salam

3. Menteri PK

: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 4. SKB : Surat Keputusan Bersama

5. R.I :

Repeublik Indonesia

6. t.t :

tanpa tahun 7. No. : Nomor

8. dkk

: dan kawan-kawan ix x Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Shaleha, 2010. ﺷﱏأ ’ANN DALAM AL-QUR’AN Suatu Analisis dari Perspektif Semantik. Medan: Program Studi Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. ﺷﱏأ ’ann merupakan salah satu adawat istifham berbentuk isim. Isim istifham adalah kata yang samar maksudnya dipakai untuk mengetahui atau mencari kejelasan tentang sesuatu. Permasalahan yang diteliti adalah mengenai makna-makna isim istifham ﺷﱏأ ’ann dalam Al-Qur’an, mempunyai makna asli atau terkadang keluar dari makna aslinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna-makna isim istifham ﺷﱏأ ’ann yang terkandung didalam Al-Qur’an dengan menggunakan teori Ali Jarim dan Musthafa Amin serta Sayyid Ahmad Al-Hasyimi pada ﺷﱏأ ’ann dalam Al- Qura’an. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: isim istifham ﺷﱏأ ’ann memiliki makna leksikal yang beragam yaitu isim istifham ﺷﱏأ ’ann berarti bagaimana, dari mana, kapanbilakah, apakah, mengapa, betapa, dan kemana saja. Dan isim istifham ﺷﱏأ ’ann terkadang memiliki makna yang keluar dari makna asli yaitu menunjukkan makna ﺷ ﺒ at-ta ajjubu’ heran, kagum’, ﺮﺮ ﺒ at-taqr ī ru ‘penegasan’, ﺷ ﺒ an-nafyu ‘meniadakan’, ﺮ ﺒ at-ta ḥ assuru ‘menyesali, bersedih hati’, ﺜﺎ ﻹﺒ al-ink āru ‘‘mengingkari, menolak, menyangkal, meniadakan’. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teori isim istifham ﺷﱏأ ’ann Ali Jarim dan Musthafa Amin serta Sayyid Ahmad Al-Hasyimi masih dapat digunakan sebagai landasan teori.. Universitas Sumatera Utara ﺔﻳﺪﻳﺮﺠ ةرﻮﺻ , ﺔ ﺎ نآﺮ ﺒ ﺷﱏأ ﺒ ﺔ ﺒ ﺮ ﺔﺷﺮ ﺒ ﺔ ﺒ :نﺒﺪ . . ﺔﺷﺎ ﺒ ةﺮ ﻮ ﺔ ﺎ بﺚ ﺒ ﺔﺷ . ﻹﺒ مﺎﻬ ﻹﺒ تﺒوﺚأ ﺷﱏأ ﻬ ﺒ ﻮ مﺎﻬ ﻹﺒ ﺒ ﺌ. ﺷﱏأ مﺎﻬ ﺒ ﺒ ﱏﺎ ﺒ ﺔ ﺎ ﺮ ﺒ ﺬ ﱴ ﺒ ﺔ ﺒ نآﺮ ﺒ ﲎ ﺒ ﺪ . . ﺔﺷ ﻷﺒ ﺎﻬ ﺎ مﺎﻬ ﻹﺒ ﺣﺎ أ ﺗﺮﲣ ﺪ وأ ﻷﺒ ﺷﱏأ مﺎﻬ ﺒ ﺒ ﱏﺎ ﺒ ﺔﺮ ﺔ ﺎ ﺮ ﺒ ﺬ ﺧﺪﻬ نآﺮ ﺒ مﺜﺎ ﺒ ﺔﺷﺮ لﺎ ﺎ ﺪﲪأ ﺪﺷ و ﲔ أ و . نآﺮ ﺒ ﱏأ ﴰﺎ ﺒ ﺔﺷ ﺒ ﺔ ﺒﺜﺪﺒ ﺒ ﺒﺬ Library Research ﻮ ﺒ ﺔ ﺮ مﺒﺪ ﺎ . ﺒ ﺷنأ ﺷلﺪ ﺒ ﺎ ﻮ و ةﺪ ﺞﻮ ﺎ نﺎ ﺪ ﺷﱏأ مﺎﻬ ﺒ ﺒ ﺒ . ﺎ ,ﺎ ,ﺒﺛﺎ , ,ﱴ , أ , ﺎ ﺷﱏأ مﺎﻬ ﺒ ﺒ ﺗﺮﲣ ﺪ ﺪ و , ﺷ ﺎ ىﺮ أ نﺎ ﺔﺷ ﻷﺒ ﺎﻬ ﺎ ﺷﱏأ مﺎﻬ ﻹﺒ و و , ﺷ ﺒ و ,ﺮﺮ ﺒ ﺜﺎ ﻹﺒ و ,ﺮ ﺒ . ﺔﺷﺮ لﻮ ﺎ ﺷنأ ﺒﺬ و ﺪﺷ و ﲔ أ و مﺜﺎ ﺒ . ﺒ ﺒﺬ نﺎ ﺒﻮ ﴰﺎ ﺒ ﺪﲪأ xi xii Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Shaleha, 2010. ﺷﱏأ ’ANN DALAM AL-QUR’AN Suatu Analisis dari Perspektif Semantik. Medan: Program Studi Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. ﺷﱏأ ’ann merupakan salah satu adawat istifham berbentuk isim. Isim istifham adalah kata yang samar maksudnya dipakai untuk mengetahui atau mencari kejelasan tentang sesuatu. Permasalahan yang diteliti adalah mengenai makna-makna isim istifham ﺷﱏأ ’ann dalam Al-Qur’an, mempunyai makna asli atau terkadang keluar dari makna aslinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna-makna isim istifham ﺷﱏأ ’ann yang terkandung didalam Al-Qur’an dengan menggunakan teori Ali Jarim dan Musthafa Amin serta Sayyid Ahmad Al-Hasyimi pada ﺷﱏأ ’ann dalam Al- Qura’an. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: isim istifham ﺷﱏأ ’ann memiliki makna leksikal yang beragam yaitu isim istifham ﺷﱏأ ’ann berarti bagaimana, dari mana, kapanbilakah, apakah, mengapa, betapa, dan kemana saja. Dan isim istifham ﺷﱏأ ’ann terkadang memiliki makna yang keluar dari makna asli yaitu menunjukkan makna ﺷ ﺒ at-ta ajjubu’ heran, kagum’, ﺮﺮ ﺒ at-taqr ī ru ‘penegasan’, ﺷ ﺒ an-nafyu ‘meniadakan’, ﺮ ﺒ at-ta ḥ assuru ‘menyesali, bersedih hati’, ﺜﺎ ﻹﺒ al-ink āru ‘‘mengingkari, menolak, menyangkal, meniadakan’. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teori isim istifham ﺷﱏأ ’ann Ali Jarim dan Musthafa Amin serta Sayyid Ahmad Al-Hasyimi masih dapat digunakan sebagai landasan teori.. Universitas Sumatera Utara ﺔﻳﺪﻳﺮﺠ ةرﻮﺻ , ﺔ ﺎ نآﺮ ﺒ ﺷﱏأ ﺒ ﺔ ﺒ ﺮ ﺔﺷﺮ ﺒ ﺔ ﺒ :نﺒﺪ . . ﺔﺷﺎ ﺒ ةﺮ ﻮ ﺔ ﺎ بﺚ ﺒ ﺔﺷ . ﻹﺒ مﺎﻬ ﻹﺒ تﺒوﺚأ ﺷﱏأ ﻬ ﺒ ﻮ مﺎﻬ ﻹﺒ ﺒ ﺌ. ﺷﱏأ مﺎﻬ ﺒ ﺒ ﱏﺎ ﺒ ﺔ ﺎ ﺮ ﺒ ﺬ ﱴ ﺒ ﺔ ﺒ نآﺮ ﺒ ﲎ ﺒ ﺪ . . ﺔﺷ ﻷﺒ ﺎﻬ ﺎ مﺎﻬ ﻹﺒ ﺣﺎ أ ﺗﺮﲣ ﺪ وأ ﻷﺒ ﺷﱏأ مﺎﻬ ﺒ ﺒ ﱏﺎ ﺒ ﺔﺮ ﺔ ﺎ ﺮ ﺒ ﺬ ﺧﺪﻬ نآﺮ ﺒ مﺜﺎ ﺒ ﺔﺷﺮ لﺎ ﺎ ﺪﲪأ ﺪﺷ و ﲔ أ و . نآﺮ ﺒ ﱏأ ﴰﺎ ﺒ ﺔﺷ ﺒ ﺔ ﺒﺜﺪﺒ ﺒ ﺒﺬ Library Research ﻮ ﺒ ﺔ ﺮ مﺒﺪ ﺎ . ﺒ ﺷنأ ﺷلﺪ ﺒ ﺎ ﻮ و ةﺪ ﺞﻮ ﺎ نﺎ ﺪ ﺷﱏأ مﺎﻬ ﺒ ﺒ ﺒ . ﺎ ,ﺎ ,ﺒﺛﺎ , ,ﱴ , أ , ﺎ ﺷﱏأ مﺎﻬ ﺒ ﺒ ﺗﺮﲣ ﺪ ﺪ و , ﺷ ﺎ ىﺮ أ نﺎ ﺔﺷ ﻷﺒ ﺎﻬ ﺎ ﺷﱏأ مﺎﻬ ﻹﺒ و و , ﺷ ﺒ و ,ﺮﺮ ﺒ ﺜﺎ ﻹﺒ و ,ﺮ ﺒ . ﺔﺷﺮ لﻮ ﺎ ﺷنأ ﺒﺬ و ﺪﺷ و ﲔ أ و مﺜﺎ ﺒ . ﺒ ﺒﺬ نﺎ ﺒﻮ ﴰﺎ ﺒ ﺪﲪأ xi xii Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar

Belakang Al-Qur’an secara harfiah berarti “bacaan sempurna”, karena tiada suatu bacaan pun yang sempurna dan mulia sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu sampai sekarang dan mendatang yang dapat menandingi Al- qur’ nu Al-kar m, bahkan dihafal oleh orang dewasa, remaja, dan anak-anak dikalangan umat Islam. Shihab, 2004:3 Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam secara berangsur-angsur selama lebih kurang dua puluh tiga tahun, sebagian besar waktu Rasulullah dihabiskan di Makkah. Allah SWT berfirman :           Wa qur nan faraqn hu litaqra ah ū al an-n si al muk ṡ in wa nazzaln hu tanz lan “Dan Al-Qur’an itu Telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian”. Q.s 17:106 Melihat masa turunnya Al-Qur’an para ulama membagi Al-Qur’an menjadi dua bagian : Makkiyah dan Madaniyyah. Makiyyah adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebelum berhijrah ke Madinah. Madaniyyah adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW setelah berhijrah ke Madinah. Ayat-ayat Makkiyah meliputi 1930 dari isi Al- Qur’an terdiri atas 86 surat, sedang ayat-ayat Madaniyyah meliputi 1130 dari isi Al-Qur’an terdiri atas 28 surat. Ayat-ayat yang turun di Makkah itu adalah dalam tempo dua belas tahun lima bulan, tiga belas hari, yaitu dari 17 Ramadhan tahun 41 hingga permulaan Rabi’ul Awal tahun 54 dari Miladun Nabi s.a.w. dan yang turun di Madinah itu masanya ialah sesudah Hijrah hingga tamat Al-Qur’an. Hassan, 2004:IX-X Al-Qur’an dipelajari bukan hanya susunan redaksi dan pemilihan kosa katanya saja, tetapi juga kandungannya yang tersurat, tersirat bahkan sampai kepada kesan yang ditimbulkannya. Al-Qur’an layaknya seperti sebuah permata yang memancarkan cahaya yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing. Al-Qur’an adalah sumber ilmu pengetahuan yang mengeluarkan Universitas Sumatera Utara manusia dari kegelapan. Dan didalamnya penuh dengan pengetahuan dan memiliki bahasa yang paling tinggi nilai sastra dan sebagai peraturan yang paling benar. Shihab, 2004:3 Firman Allah SWT :                      Wa ka ż lika anzaln hu ḥ ukman arabiyyan wa la in ittaba ta ahw ahum ba da m j aka mina al- ilmi m laka mina all hi min walliyyin wal w qin “Dan Demikianlah, kami telah menurunkan Al-Qur’an itu sebagai peraturan yang benar dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap siksa Allah ”. Qs. 13:37 Ada beberapa keistimewaan bahasa Arab itu sehingga mendukung posisinya menjadi bahasa Al-Qur’an antara lain ialah: a. Sejak zaman dahulu kala hingga sekarang bahasa Arab itu merupakan bahasa yang hidup. b. Bahasa Arab adalah bahasa yang lengkap dan luas untuk menjelaskan tentang Ketuhanan dan Keakhiratan. c. Bentuk-bentuk kata dalam bahasa Arab mempunyai tasrif konjugasi yang amat luas sehingga dapat mencapai 3000 bentuk perubahan, yang demikian tak terdapat dalam bahasa lain . Software Al-Qur’an Ilmu bahasa Arab terdiri dari beberapa ilmu, yaitu Ilmu Lughoh, Ilmu Nahwu, Ilmu Isytiqaq, Ilmu ‘Arudh, Ilmu Qardhus Syi’ri, Ilmu Khat, Ilmu Insya, Ilmu Muhadharat, Ilmu Badi’, Ilmu Bayan, Ilmu Ma ani.Said, 1984:98-106 Salah satu ilmu bahasa Arab yang mengambil peranan penting dalam pengkajian Al-Qur’an adalah ilmu Balaghah. Secara ilmiah Balaghah merupakan suatu disiplin ilmu yang berlandaskan kepada kejernihan jiwa dan ketelitian menangkap keindahan dan kejelasan perbedaan yang samar di antara macam-macam uslub ungkapan. Nurkholis dkk, 2005:6 Ilmu Balagah terdiri dari tiga bagian. 1 Ilmu Ma n ī , yaitu ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur lafal- lafal Arab yang sesuai dengan tuntutan keadaan dan sesuai dengan maksud pembicara. Objek pembahasan ilmu ini ialah lafal-lafal Arab yang berkaitan Universitas Sumatera Utara dengan makna-makna yang dimaksudkan oleh pembicara sesuai dengan tuntutan situasi. Dengan ilmu ini dapat diketahui: a Kemukjizatan Al-Qur’an yang berkaitan dengan aspek-aspek keindahan susunan kata, kebaikan deskripsinya, keindahan susunan kalimatnya, penggunaan kalimat padat, dan lain-lainnya. b Rahasia-rahasia bal gah dan al-fa ṣ ḥ ah dalam prosa dan syair-syair Arab. 2 Ilmu al-bay n, yaitu ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang berhubungan dengan pengungkapan suatu makna dengan berbagai macam cara yang sesuai dengan konteks kalimatnya. 3 Ilmu al-bad ī , yaitu ilmu yang mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan aspek-aspek keindahan kalimat seiring dengan kesesuaiannya dengan kondisi dan situasi serta kejelasan pengertian yang dikandungnya, baik menurut lafal maupun maknanya. Azra, 2003:224 Diantara pembahasan ilmu Ma ani adalah Kalam Khabar dan Kalam Insya’. Kalam Insya’ terdiri dari Insya’ Talabi dan Insya’ Ghairu Talabi. Diantara pembahasan Insya’ Talabi adalah Istifham. Nurkholis dkk, 2005:238 Defenisi istifham adalah: ﻮ مﺎﻬ ﻹﺒ ﺒ ﺎ ﻮ Al- istifh mu huwa ṭ alabu al- ilmi bisyai’in lam yakun ma l ūman min qablu “Istifham adalah mengharapkan untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui sebelumnya”. Al-Jarim dan Amin, 1999: 235 Defenisi adawat istifham adalah: مﺎﻬ ﻹﺒ تﺒوﺚأ و ﺒ ﺒ و .ﺎ لﺒﺆﺷ نﺎ ﺧﺮ وﺒ ﺒ ﺷ ﳏ ﺎ ﺎ مﺎﻬ ﻹﺒ ﺧﺮ ﺎﺷﺒو بﺮ نأ ﳝو بﺒﺮ ﻹﺒ ﳏ ﺎ مﺎﻬ ﺒ ﺒ ﺎﺷأ .ﺧﺮ . بﺒﺮ ﻹﺒ ’Adaw tu al-istifh mi hiya ismun au ḥ arfun maniy ni yasta milu li as-su ali an sya in m . Wa hiya yanqasimu il ismin wa ḥ arfin. Amma ismun istifh mi lah ma ḥ alli al-i r bi wa yumkinu lahu an yu raba wa amma ḥ arfu al- istifh mi m lah ma ḥ allu al-i r bi” Adawat istifham adalah isim dan huruf yang mabni tidak berubah barisnya yang digunakan untuk menanyakan sesuatu. Adawat istifham terbagi kepada 2 yaitu isim dan huruf. Adapun isim istifham mempunyai tempat Universitas Sumatera Utara i’rab memiliki jabatan dalam kalimat bahasa Arab, sedangkan huruf Istifham hanya sebagai penyempurna kalimat”. Yulia, 2008:121 Salah satu contoh isim istifham yang mempunyai tempat i’rab memiliki jabatan dalam kalimat bahasa Arab : …    ... ...Fa t ū ḥ ar ś akum ann syi tum...”maka datangilah tanah tempat bercocok- tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki”. Qs. 2:223 Fungsi jabatan ﺷﱏأ ’ann dalam ayat ini sebagai ﺎ نﺎ ز وأ نﺎ ﺧﺮ ﲎ وأ ﺒﻮ ﺒ ẓ arfun mak nin au zam nin s kinun muta allaqun bi i t ū au bi ma n kayfa ”zaraf makan atau zaman berhubungan dengan kalimat ﺒﻮ ﺒ i t ū yang berarti ‘bagaimana’ ”.Al-Ibrahim, 2006:35 Dengan demikan fungsi isim istifham ﺷﱏأ ’ann dalam ayat ini sebagai zaraf makan atau zaraf zaman. Istifham berfungsi sebagai kata tanya, baik menanyakan tentang sesuatu yang berakal, atau tidak, yang lalu maupun akan datang. Istifham itu ada yang khusus dipergunakan untuk menanyakan tempat, waktu, keadaan, bilangan, hal yang meragukan dan yang pasti. Nurkholis dkk, 2005:276 Terkadang kata-kata tanya itu keluar dari makna aslinya kepada makna lain yang dapat diketahui melalui susunan kalimat, jadi fungsi istifham disini bukan sebagai kata tanya lagi, hal ini terjadi karena م ﺒ ﺨﺎ siy qu al- kal mi”rasa bahasa” pada kalimat yang dimasuki adawat istifham. Amin, 1999:218 Oleh karena itu, kalimatnya tidak memungkinkan untuk diartikan sebagai kalimat tanya. Diantaranya yaitu menunjukkan makna ﺷ ﺒ an-nafyu “meniadakan”, ﺜﺎ ﻹﺒ al- ink ru ”ingkar”, ﺮﺮ ﺒ at-taqr ī ru “penegasan”, ﻮ ﺒ at-taub ī khu “celaan”, ﺷ ﺒ at-ta ī mu ”mengagungkanmembesar-besarkan”, ﺒ ﲑ at-ta ḥ q ī ru”menghinakan”, dan lain sebagainya. Dayyab dkk, 2004 : 437-439 Salah satu contoh isim istifham ﺷﱏأ ’ann yang keluar dari makna aslinya: Universitas Sumatera Utara                                    Waj a yauma i żin bi jahannama yauma iżin yatażakkaru al- ins nu wa ann lahu a ż-żikr “Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya”. Qs. 89:23 Istifham pada ayat di atas mempergunakan isim istifham ﺷﱏأ ’ann . Makna ayat di atas adalah ﺷ ﺒ an-nafyu” meniadakan, menginkari, menyangkal“ artinya, penyesalan pada saat itu tidak ada gunanya lagi. Al-Mahalli dan As- Suyuthi, Jilid IV 2005 : 2721 Adawat istifham selain أ hamzah dan hal huruf-huruf istifham adalah sebagai berikut man, ﺎ m , ﱴ mat , نﺎﺷﺒ ayy na, kaifa, أ aina, ﺷﱏأ ann , kam, ﺷيأ ayyun isim-isim istifham. Nurkholis dkk, 2005:276. Dari adawat istifham yang telah dijelaskan diatas, maka penulis merasa tertarik membahas tentang ﺷﱏأ ’ann dalam Al-Qur’an, karena setelah dicermati memiliki beberapa keistimewaan diantaranya terdapat beragam makna leksikal dari ﺷﱏأ ’ann sehingga hal ini perlu diteliti secara mendetail.

1.2 Batasan Masalah

Agar penelitian tidak menyimpang dari pokok bahasan dan demi tercapainya hasil penelitian, maka penulis memberikan perumusan masalah pada penelitian ini yaitu: Bagaimanakah makna-makna isim istifham ﺷﱏأ ’ann dalam Al-Qur’an? Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan makna-makna isim istifham ﺷﱏأ ’ann dalam Al-Qur’an.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui penggunaan Istifham dalam bahasa Arab khususnya Isim Istifham ﺷﱏأ ’ann dalam Al-Qur’an. 2. Dapat mengetahui fungsi jabatan أ ﺷﱏ ’ann ā pada ayat itu dalam Al- Qur’an. 3. Dapat menemukan dan menghitung jumlah isim istifham ﺷﱏأ ’ann dalam Al-Qur’an serta memahami makna-maknanya. 4. Dapat memperluas pemahaman para mahasiswa Sastra Arab program studi Sastra Arab Universitas Sumatera Utara mengenai isim istifham ﺷﱏأ ’ann dalam Al-Qur’an yang menggunakan konsep Al-Balagah. 5. Sebagai tambahan kontribusi atau penambahan karya ilmiah karena judul ini belum pernah dibahas sebelumnya, bagi Fakultas Sastra USU khususnya bagi mahasiswa Program Studi Sastra Arab.

1.5 MetodePenelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian kepustakaan library research. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah suatu metode dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasi, menganalisis, dan menginterpretasikan, serta menguraikan dalam bentuk narasi. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Peneliti mengambil data primer dari Al-Qur’an dengan menggunakan Software Al-Qur’an Al-Karim, Software Maktabah Syamilah, versi ke-3 nomor versi :3,13 dalam mencari ﺷﱏأ ’ann dalam Al-Qur’an, buku Al- Balaghatu Al-Wadhihah karangan Ali Jarim dan Musthafa Amin dan Jaw hiru Universitas Sumatera Utara Al-Bal gah karangan Sayyid Ahmad Al-Hasyimi, serta data sekunder dari berbagai kamus seperti Kamus Kontemporer Arab Indonesia, Kamus Al-Bisri Indonesia – Arab dan Arab – Indonesia, tafsir seperti Tafsir Al-Misbah, Tafsir Jalalain, dan Tafsir Ibnu Kastir, Tafsir Al-Azhar, buku-buku dan referensi lainnya yang berhubungan dengan masalah isim istifham ﺷﱏأ ’ann ini. Dalam memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan Latin, peneliti memakai sistem transliterasi Arab-Latin berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 1581987 dan No. 0543 bU1987 tanggal 22 Januari 1988. Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Mengumpulkan buku dan bahan referensi lainnya yang berkaitan dengan isim istifham ﺷﱏأ ’ann . 2. Mengumpulkan ayat-ayat yang terdapat isim istifham ﺷﱏأ ann dalam Al- Qur’an dengan menggunakan Software Maktabah Syamilah, versi ke-3 nomor versi :3,13. 3. Membaca dan memahami buku-buku dan bahan referensi lainnya yang berkaitan dengan isim istifham ﺷﱏأ ’ann . 4. Mengklasifikasi dan menganalisis data yang telah diperoleh. 5. Menyusun hasil penelitian secara sistematis yang akan disajikan dalam bentuk skripsi. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Secara Etimologi مﺎﻬ ﻹﺒ al- istifh mu berasal dari bahasa arab yaitu kata ﻬ fahima yang artinya ia telah paham, ia telah tahu yang mendapat tambahan huruf ﺒ alif, ﺞ sin, dan ت ta menjadi مﺎﻬ ﺐ istifh mun , yang memiliki arti “minta untuk diberitahukan”. Ali dan Muhdlor, 2003:1409 Adapun defenisi مﺎﻬ ﻹﺒ al- istifh mu menurut Al-Jarim dan Amin dalam Nurkholis dkk 2005:273 ialah mencari pengetahuan tentang sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui. Menurut pendapat Al-Hasyimi 1960:85 ﻮ مﺎﻬ ﻹﺒ ﺒ ﺎ ﻮ Al- istifh mu huwa ṭ alabu al- ilmi bisyai’in lam yakun ma l ūman min qablu “Istifham adalah mengharapkan untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui sebelumnya”. Dan menurut Dayyab dkk 2004 : 430 ﻮ مﺎﻬ ﻹﺒ ﺒ Al- istifh mu huwa ṭ alabu al- ilmi bisyai’in“Istifham adalah mengharapkan untuk mengetahui sesuatu”. Dari defenisi-defenisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Istifham adalah suatu ucapan yang dipergunakan untuk menanyakan sesuatu agar si penanya mengetahuinya. Adawat istifham itu terdiri dari sebelas kata yaitu ةﺰ ﺒ al-hamzatu ’apakah’, hal ’apakah’, ﺎ m ’apa’, man ’siapakah’, ﱴ mat ’kapankah’, kaifa ’bagaimanakah’, أ aina ’dimanakah’, نﺎﺷأ ayy na ’kapankah’, ﺷﱏأ ’ann ’bagaimanakah, darimanakah’, kam’berapakah’, dan ﺷيأ ayyun ’manakah, apakah’. Sedangkan klasifikasi adawat istifham itu terbagi dua, yaitu huruf istifham dan isim istifham. Hasyimi, 1960:85 Dan ﺷﱏأ ’ann Universitas Sumatera Utara termasuk salah satu dari isim istifham. Isim istifham menurut Al-Gulayayni 2007:91 ﻮ مﺎﻬ ﻹﺒ ﺒ ﺌ ﻬ ﺒ Ismu al-’istifh mu huwa ismun mubhamun yusta lamu bihi an syay’in” Isim istifham adalah kata yang samar maksudnya dipakai untuk mengetahui atau mencari kejelasan tentang sesuatu”. Istifham berfungsi sebagai kata tanya, baik menanyakan tentang sesuatu yang berakal, atau tidak, yang lalu maupun akan datang. Istifham itu ada yang khusus dipergunakan untuk menanyakan tempat, waktu, keadaan, bilangan, hal yang meragukan dan yang pasti. Nurkholis dkk, 2005:276 Terkadang kata-kata tanya itu keluar dari makna aslinya kepada makna lain yang dapat diketahui melalui susunan kalimat, jadi fungsi istifham disini bukan sebagai kata tanya lagi, hal ini terjadi karena ﺨﺎ م ﺒ siy qu al- kal mi”rasa bahasa” pada kalimat yang dimasuki adawat istifham. Al-jarim dan Amin, 1999:218 Oleh karena itu, kalimatnya tidak memungkinkan untuk diartikan sebagai kalimat tanya. Diantaranya yaitu menunjukkan makna ﺷ ﺒ an- nafyu “meniadakan”, ﺜﺎ ﻹﺒ al- ink ru ”ingkar”, ﺮﺮ ﺒ at-taqr ī ru “penegasan”, ﻮ ﺒ at-taub ī khu “celaan”, ﺷ ﺒ at-ta ī mu ”mengagungkanmembesar-besarkan”, ﺒ ﲑ at-ta ḥ q ī ru”menghinakan”, dan lain sebagainya. Dayyab dkk, 2004 : 437-439 Salah satu contoh isim istifham ﺷﱏأ ’ann yang keluar dari makna aslinya:                                    Waj a yauma i żin bi jahannama yauma iżin yatażakkaru al- ins nu wa ann lahu a ż-żikr “Dan pada hari itu diperlihatkan neraka jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya”. Qs. 89:23 Universitas Sumatera Utara Istifham pada ayat di atas mempergunakan isim istifham ﺷﱏأ ’ann . Makna ayat di atas adalah ﺷ ﺒ an-nafyu”meniadakan, menginkari, menyangkal” artinya, penyesalan pada saat itu tidak ada gunanya lagi. Al-Mahalli dan As- Suyuthi, Jilid IV 2005:2721 Istifham merupakan salah satu pembahasan dari Ilmu Ma ani. Pengertian Ilmu Ma ani menurut beberapa ahli bahasa Arab yang dapat dikemukakan disini, diantaranya: Menurut Dayyab dkk 2004:418 ﻮ ﱏﺎ ﺒ ﺛ لﺎ لﺎ ﺒ ﺎ ﺎ ﱴ ﺒ ﰊﺮ ﺒ ﺒ لﺒﻮ أ ﺧﺮ Ilmu al-ma n ī huwa ilmun yurafu bih a ḥ w lu al-laf i al- arabiyy al-lat bih yu ṭ biqu muqta ḍ al- ḥ li mi ṡ li ż lika “Ilmu Ma ani adalah ilmu untuk mengetahui keadaan-keadaan perkataan bahasa Arab yang dengan keadaan- keadaan tersebut akan sesuai dengan muqtadhal-hal situasi dan kondisi”. Sedangkan menurut Akhdlori 1982:21 ﲎ ﺎ ﺧﺮ ﺌﺎ ﱏﺎ ﺒ ﺔ ﺚﺄ ﺎ ﻮ ﱏﺎ ﺒ Ilmu al-ma n ī huwa ḥ fi u ta diyati al-ma n ī an kha ṭ `in yurafu bilma n ”Ilmu Ma ani adalah ilmu untuk menjaga dari kesalahan maknapengertian”. Dari defenisi-defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Ma ani ialah ilmu tentang tata cara penyusunan kalimat bahasa Arab untuk menyatakan maksud yang dikehendaki sesuai dengan situasi dan kondisi. Salah satu pembahasan Ilmu Ma ani adalah Kalam Insya’. Menurut Akhdlori 1982:121 بﺬ ﺒو ﺨﺪﺷ ﺒ ﳛ ﺷﺮ ﻮ ﺌﺎ ﻹﺒ Al- insy u huwa murakkabun l ya ḥ tamilu a ṣ - ṣ idqa wa al-ka iba”Insya’ adalah susunan kalimat yang tidak bisa dikatakan benar atau dusta”. Sedangkan menurut Al-jarim dan Amin 1999:189 بﺛﺎ وأ ﺨﺚﺎ ﺷأ ﺎ لﺎ نأ ﺎ ﺌﺎ ﻹﺒ Universitas Sumatera Utara Al- insy u m l ya ṣ i ḥḥ u an yuq la liq ilihi annahu ṣ diqun f hi au k ibun”Insya’ adalah kalimat yang pembicaranya tidak dapat disebut sebagai orang yang benar ataupun sebagai orang yang berdusta”. Dari defenisi-defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa Insya’ ialah suatu susunan kalimat yang diucapkan oleh seseorang tidak menunjukkan bahwa ia benar atau dusta. Contoh-contoh kalam insya’ : ﺋ ﺷ ﺒ ةﺚﺎز نﻮ ﺷﱏأ ’Ann tak ū nu ziy data an-nayli?” Kapankah sungai Nil akan meluap?”. ﺋ ﺎ ﻮ ﺪ ﷲﺒ ﺬ ﳛ ﺷﱏأ ’Ann yu ḥ yi h żihi all ha ba da mautih ?” Bagaimana Allah dapat menghidupkan ini sesudah kematiannya?”. Seluruh kalimat pada contoh-contoh di atas adalah kalam insya’ talabi karena semuanya tidak mengandung pengertian membenarkan dan tidak pula mendustakan. Dan kalimat-kalimat yang digunakan untuk menghendaki keberhasilan sesuatu yang belum berhasil pada saat kehendak itu dikemukakan. Insya’ itu terbagi atas dua bagian yaitu Insya’ Talabi dan Insya’ Ghairu Talabi. Pengertian Insya’ Talabi menurut : Al-Hasyimi 1960:76-77 ﺒ و ﺒ ﺚﺎ ﺐ ﺎ ﲑ ﺎﻮ ﺪ ىﺬ ﺒ ﻮ ﱯ ﺒ ﺌﺎ ﻹﺒ Al- insy ’u a ṭ - ṭ alab yu huwa l-la ż yastad ma ṭ l ūban gayra ḥ ṣ ilin f i tiq di al- mutakallimi waqta at- ṭ alabi”Insya’ talabi adalah kalimat yang menghendaki makna yang diharapkan yang belum tercapai menurut keyakinan mutakkallim pada waktu adanya tuntutan itu”. Al-jarim dan Amin 1999:189 ﺎ ىﺬ ﺒ ﻮ ﱯ ﺒ ﺌﺎ ﻹﺒ ﺒ و ﺎ ﲑ ﺎﻮ ﺪ Al- insy ’u a ṭ - ṭ alab yu huwa l-la ż ma yastad ma ṭ l ūban gayra ḥ ṣ ilin waqta a ṭ - ṭ alabi”Insya’ talabi adalah kalimat yang menghendaki terjadinya sesuatu yang belum terjadi pada waktu kalimat itu diucapkan”. Dari defenisi-defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa Insya’ Talabi adalah kalimat yang menuntut terhadap sesuatu yang belum terjadi pada waktu diucapkan. Penulis menemukan ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang terdapat ﺷﱏأ ’ann dengan menggunakan software maktabah syamilah, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Surat Al-Baqarah : 223,247,259 2. Surat Ali Imran : 37, 40, 47, 165 3. Surat Al-Ma’idah : 75 4. Surat Al-An’am : 95, 101 5. Surat At-Taubah : 30 6. Surat Yunus : 32, 34 7. Surat Maryam : 8, 20 8. Surat Al-Mu’minun : 89 9. Surat Al-Ankabut : 61 10. Surat Saba’ : 52 11. Surat Fathir : 3 12. Surat Yasin : 66 13. Surat Az-Zumar : 6 14. Surat Al-Mu’min : 62, 69 15. Surat Az-Zukhruf : 87 16. Surat Ad-Dukhan : 13 17. Surat Muhammad : 18 18. Surat Al-Munafiqun : 4 19. Surat Al-Fajr : 23 Dari 114 surat yang terdapat didalam Al-Qur’an hanya 19 surat dan 28 ayat saja yang terdapat ﺷﱏأ ’ann . Yang termasuk ayat-ayat Makkiyah terdiri dari 13 surat yaitu surat Al-An’am, surat Yunus, surat Maryam, surat Al-Mu’minun, surat Al-An’kabut, surat Saba’, surat Fathir, surat Yasin, surat Az-Zumar, surat Al-Mu’min, surat Az-Zukhruf, surat Ad-Dukhan, dan surat Al-Fajr. Dan yang termasuk ayat-ayat Madaniyyah terdiri dari 6 surat yaitu surat Al-Baqarah, surat Ali-Imran, Surat Al-Ma’idah, surat At-Taubah, surat Muhammad, dan surat Al- Munafiqun. ﺷﱏأ ’ann mempunyai beragam makna leksikal. Makna leksikal berarti ‘makna yang bersifat leksikon’. Namun, yang dimaksud sebenarnya adalah makna secara inheren dimiliki oleh setiap leksem sebagai satuan leksikon. Makna leksikal ini bisa disebut juga makna konseptual, makna denotatif, dan makna referensial. Dalam berbagai buku pelajaran makna leksikal ini sering disebut makna kamus. Chaer, 2007:117-118 Universitas Sumatera Utara Menurut Ali dan Muhdlor dalam kamus Kontemporer Arab Indonesia 2003:228 ﺷﱏأ ’ann memiliki arti yang beragam yaitu ﺷﱏأ ann berarti أ aina ’kemana, kemana pun?’, ﺎ ḥ ai ṡ um ’kemana saja?’, أ min aina ’dari mana?’, ﱴ mat ’kapan, bilakah?’, dan kaifa ’bagaimana?’. Menurut Nuh dan Bakry dalam kamus Arab-Indonesia-Inggris Indonesia- Arab-Inggris 2005:20 ﺷﱏأ ’ann memiliki arti yang beragam pula yaitu ﺷﱏأ ’ann berarti أ aina ’mana, kemana, di mana’, ﱴ mat ’bilamana, kapan’, dan kaifa ’bagaimana’. Sedangkan menurut Sunarto dalam kamus Lengkap Al-fikr Indonesia- Arab-Inggris Arab-Indonesia-Inggris 2002:18 ﺷﱏأ ’ann memiliki arti yang banyak pula yaitu ﺷﱏأ ’ann berarti أ aina ’di mana’, ﱴ mat ’kapan, bilamana’, dan kaifa ’bagaimana’. Menurut Al-Jarim dan Amin 1999:215 ﱴ ﲎ و , أ ﲎ و , ﲎ نﻮ ,ةﺷﺪ نﺎ ﺄو ﺷﱏأ Ann wata t lima ni iddatin, fatak ūn bima n kaifa, wa bima n min aina, wa bima n mat ’ anna mempunyai sejumlah arti, yaitu bagaimana, dari mana, dan kapan’. Menurut Al-Gulayayni 2007:94 ﱴ ﲎ و , أ ﲎ و , ﲎ ,مﺎﻬ نﻮ و ﺷﱏأ Ann wa tak ūn lil istifh mi, bima n kaifa, wa bima n min aina, wa bima n mat ’ anna sebagai istifham memiliki berbagai arti yaitu bagaimana, dari mana, dan kapan’. Setelah dilakukan penelitian, maka penulis memberikan kesimpulan bahwa ﺷﱏأ ’ann memiliki beragam makna leksikal yaitu : Universitas Sumatera Utara a ﺷﱏأ ’ann berarti أ aina ’kemana, kemanapun?’; menanyakan tentang tempat. b ﺷﱏأ ’ann berarti ﺎ ḥ ai ṡ um ’kemana saja?’; menanyakan tentang tempat. c ﺷﱏأ ’ann berarti أ min aina ’dari mana?’; menanyakan tentang tempat atau asal. d ﺷﱏأ ’ann berarti ﱴ mat ’kapan, bilakah?’; menanyakan tentang waktu. e ﺷﱏأ ’ann berarti kaifa ’bagaimana?’; menanyakan tentang keadaan. f ﺷﱏأ ’ann berarti ﺎ m ’betapa?’ menanyakan tentang keadaan. g ﺷﱏأ ’ann berarti ﺛﺎ lim ż ’mengapa?’ menanyakan tentang sebab atau alasan. h ﺷﱏأ ’ann berarti hal ’apakah?’ menanyakan tentang nama jenis, sifat sesuatu. Contoh-contoh isim istifham ﺷﱏأ ’ann dalam Al-Qur’an sebagai berikut:

1. Surat Al-Baqarah ayat 223

Dokumen yang terkait

Keadilan dalam al-qur’an: analisis kata al-qisth pada berbagai ayat

2 16 71

Homoseksual, gay, dan lesbian dalam perspektif al-qur’an

0 3 8

KONSEP PAKAIAN MENURUT AL-QUR’AN (Analisis Semantik Kata Libas, Siyab dan Sarabil dalam Al-Qur’an Perspektif Toshihiko Izutsu) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

3 11 28

KONSEP PAKAIAN MENURUT AL-QUR’AN (Analisis Semantik Kata Libas, Siyab dan Sarabil dalam Al-Qur’an Perspektif Toshihiko Izutsu) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

3 6 16

KONSEP PAKAIAN MENURUT AL-QUR’AN (Analisis Semantik Kata Libas, Siyab dan Sarabil dalam Al-Qur’an Perspektif Toshihiko Izutsu) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 38

KONSEP PAKAIAN MENURUT AL-QUR’AN (Analisis Semantik Kata Libas, Siyab dan Sarabil dalam Al-Qur’an Perspektif Toshihiko Izutsu) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

1 2 63

KONSEP PAKAIAN MENURUT AL-QUR’AN (Analisis Semantik Kata Libas, Siyab dan Sarabil dalam Al-Qur’an Perspektif Toshihiko Izutsu) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 42

KONSEP PAKAIAN MENURUT AL-QUR’AN (Analisis Semantik Kata Libas, Siyab dan Sarabil dalam Al-Qur’an Perspektif Toshihiko Izutsu) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 5

KONSEP PAKAIAN MENURUT AL-QUR’AN (Analisis Semantik Kata Libas, Siyab dan Sarabil dalam Al-Qur’an Perspektif Toshihiko Izutsu) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

KONSEP PAKAIAN MENURUT AL-QUR’AN (Analisis Semantik Kata Libas, Siyab dan Sarabil dalam Al-Qur’an Perspektif Toshihiko Izutsu) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 2 1