Fraktur kondilar diklasifikasikan menurut lokasi anatomi intrakapsular dan ekstrakapsular dan derajat dislokasi dari kepala. Ada dua pendekatan terapi utama untuk fraktur tulang ini,
Dalam beberapa tahun terakhir, pengobatan fraktur subkondilar secara terbuka terbuka telah menjadi lebih umum, mungkin karena penggunaan plat dan sekrup
yang memungkinkan stabilisasi dari cedera.
1,5,23
Oleh karena itu, modifikasi teknik terbuka dengan penggunaan endoskopi secara transoral pada perawatan fraktur subkondilar untuk menghindari kerugian pada
teknik terbuka. seperti yang telah dijelaskan pada bab 2 pada indikasi pemakaian endoskopi pada perawaatan transoral bahwa fraktur subkondilar diindikasikan pada fraktur subkondilar
dengan pergeseran kearah lateral dan dengan tipe fraktur sederhana tanpa adanya kelainan fungsi TMJ
5.1 TEKNIK
Jenis endoskop yang sering digunakan adalah A 30_ angle 4 mm diameter endoscope Karl Storz, Tuttlingen, Germany dengan sumber cahaya xenon. Dilengkapi dengan alat penghisap
dan perangkat irigasi diujungnya.
16,5
Pembedahan dilakukan dibawah anestesi umum dan injeksi di lokasi insisi intraoral pada sepanjang aspek lateral ramus dengan epinefrin yang diencerkan dengan aquades 1:1. Hal ini
berguna untuk memberikan efek vasokontriksi yang akan mengurangi perdarahan ke dalam rongga optik.
16
Insisi yang dilakukan adalah insisi intraoral, Teknik insisi ini sama dengan teknik insisi pada pembedahan sagital split osteotomi. Insisi pada garis oblique sepanjang 15 sampai dengan
20 mm untuk membuka akses ke lateral ramus
1,3,5
. Disini insisi hanya sampai mukosa saja dan dilanjutkan dengan disekting yaitu pelepasan mukosa dengan jaringan dibawahnya
27
. Ini dilakukan dengan alat yang tumpul kemudian dilanjutkan melepaskan lapisan periosteum pada
Universitas Sumatera Utara
ramus mandibula dan didiseksi kearah sudut mandibula. Batas diseksi adalah dari sigmoid notch kebatas inferior border dan dari mandibular notch anterior ke batas posterior border.
25
Kemudian fiber optik dimasukkan melalui subperiostal dan diarahkan ke fraktur subkondilar sampai terlihat fragmen fraktur melalui visualisasi monitor . Asisten dapat memegang endoskopi
sementara ahli bedah dapat melanjutkan ketahap reposisi fraktur.
5,16
Reposisi atau reduksi fraktur dilakukan dengan optical retractor dibantu dengan rhinoplasty aspirator-scraper. Tekanan dimasukkan ke gigi mandibula pada insisi intraoral untuk
memfalisitasi reposisi fragmen fraktur. Reposisi ini dapat dipertahankan dengan penggunaan elevator. Dalam visualisasi endoskopik, tampak fragmen proksimal, periosteum, dan jaringan
lunak disekitar kondilus. Kemudian jaringan lunak disingkirkan dengan hati hati pada daerah fraktur untuk menempatkan miniplate.
3,5
Gambar 14. Pandangan lateral kondilar rahang bawah untuk menunjukkan penggunaan elevator Synthes paoli, PA, USA untuk reduksi fraktur kondilar rahang bawah. Bawah :
Angled blade of angled elevator in detail. Chen Lee
,
Subcondylar fracture of the mandible: an endoscopic-assisted technique, 1998:5
Kemudian setelah reposisi fraktur subkondilar terlihat pada monitor endoskopi, dilanjutkan dengan fiksasi fraktur dengan pemasangan plat. Miniplat yang biasa digunakan adalah
Universitas Sumatera Utara
2,0miniplate AO Asif non kompresi DCP synthes, pooli, PA, USA.
5
Alat yang lain adalah a rhinoplasty aspirator-scraper, a transcutaneous device alat ini berguna pada pemakaian bor
untuk membuka lubang tempat sekrup dan alat memasangkan sekrup tersebut.
1
Dua skrup disisipkan pada sisi fraktur. Pemakaian dua sekrup di setiap segmen untuk memastikan fiksasi
fraktur padat. Beberapa penulis telah melaporkan fraktur miniplates tunggal dengan penempatan dua miniplat sangat dianjurkan.
Skrup pertama dimasukkan pada fragmen proksimal. Setelah selesai sekrup pertama, sekrup kedua dimasukkan pada fragmen distal.
16
Setelah selesai osteosintesis dengan dua skrup, fungsi mandibula dan sendi temporomandibular joint TMJ
dikoreksi. Apakah ada pergeseran ketika membuka mulut dan oklusi diperiksa. Pengurangan fraktur pada batas posterior dari kenaikan ramus dikontrol melalui visualisasi endoskopi.
5,25
kemudian dilakukan penjahitan pada insisi intraoral. Penggunaan karet gelang maxilla mandibular MMF ketat akan mempertahankan oklusi dan penataan kembali fragmen.
16
Namun pada beberapa laporan kasus penggunaan MMF tidak dilakukan. Kemudian fraktur dikontrol
setelah 1 minggu, 2 minggu, 3 bulan dan 6 bulan dengan radiografik.
25
Keterampilan yang Klinis ini dan pengalaman dari studi dan praktek adalah prasyarat untuk melakukan prosedur pembedahan ini.
3
Universitas Sumatera Utara
Gambar 15. A dan B visualisasi endoskopi fraktur subkondilar dari pandangan samping lateral. Dengan pergeseran fraktur kearah lateral.
Chen Lee
,
Subcondylar fracture of the mandible: an endoscopic-assisted technique, 1998:5
Gambar 16. Gambaran intraoperatif pada saat pemasangan skrup dengan pengeboran tulang.
Chen Lee
,
Subcondylar fracture of the mandible: an endoscopic-assisted technique, 1998:5
Universitas Sumatera Utara
Gambar 17. Visualisasi langsung pada saat bedah fraktur subkondilar di bantu dengan alat endoskopi. Gui-Youn Cho lee, Endoscopically-assisted transoral approach for the treatment
of subcondylar fractures of the mandible, 2008.
5.2 PERAWATAN PASKA BEDAH