pengunyahan, suprahioid, dan infrahioid yang berposisi normal. Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan kontak oklusal posterior dan gigitan terbuka. Selain itu, hal ini
menyebabkan kerugian tidak menarik proyeksi dagu di pogonion tersebut.
16
3.1 DEFINISI
Fraktur adalah terputusnya hubungan kontinuitas struktur tulang atau tulang rawan yang komplet atau inkomplet. Diskontinuitas tulang ini disebabkan oleh gaya yang melebihi
elastisitas tulang.
17
Fraktur subkondilar pada mandibula adalah putusnya kontinuitas tulang pada daerah subkondilar mandibula. Hilangnya kontinuitas pada rahang bawah dapat mengakibatkan
trauma pada wajah pada keadaan patologis dan dapat berakibat fatal bila tidak ditangani dengan benar.
18
3.2 ANATOMI PROSESUS KONDILOIDEUS
Prosesus kondiloideus terdiri dari kaput dan leher yang langsing, datar pada bidang frontal dan suatu permukaaan yang semi-konkaf. Jarak antero-posterior sekitar 20 mm dan tebalnya
sekitar 10 mm. Sumbu panjang terletak latero-medial, dan tegak lurus dengan bidang ramus. Sebelah posterior prosesus kondiloideus berbentuk bulat cembung, baik kelatero-medial maupun
supero-inferior. Permukaan posterior ini menghadap kearah postero-superior karena inklinasi anterior dari seluruh prosesus kondiloideus. Panjangnya kira kira 15 mm ke supero-
inferior.
15,19,25
Prosesus kondiloideus merupakan bagian dari mandibula yang mempunyai bagian yang berhubungan dengan korpus mandibula, prosesus alveolaris, ramus mandibula, prosesus
koronoideus, angulus mandibula dan lainnya. Pada ramus mandibula membentuk lempengan
Universitas Sumatera Utara
tulang vertikal dengan permukaan luar dan dalam, tepi posterior, tepi anterior dan mempunyai dua prosesus pada bagian superior. Di depannya disebut dengan prosesus koronoideus yang
merupakan perlekatan otot temporalis. Di belakang yaitu prosesus kondiloideus, bersendi dengan temporalis pada artikulasi temporomandibularis. Pada permukaan ramus mandibula
terdapat perlekatan otot masseter. Pada permukaan dalam bagian tengahnya terdapat foramen mandibula.
15,25
Ada sangat banyak sekali variasi dari bentuk prosesus kondiloideus, bahkan bisa saja bentuk prosesus kondiloideus kiri berbeda dengan kanan pada individu yang sama. Bisa saja terjadi
permukaan artikulasi miring tajam keatas dari kutup, kepusat ketinggian ujung pada prosesus kondiloideus.
19
Fraktur prosesus kondiloideus dapat diklasifikasikan dalam tiga bagian. Yaitu:
16 1.
Pertama, fraktur pada bagian kepala kondilar intrakapsular,
2.
Kedua, fraktur pada bagian leher kondilar
3.
Pada bagian ketiga disebut fraktur subkondilar
.
Universitas Sumatera Utara
3.3 ETIOLOGI
Etiologi fraktur subkondilar sebagian besar berasal dari trauma akibat kekerasan interpersonal dan kecelakaan kendaraan bermotor. Kecelakaan industri, dan injuri akibat
olahraga adalah etiologi-etiologi yang kurang umum.
10,20
Kebanyakan trauma diakibatkan oleh benda tumpul. Kecacatan pada orang dewasa secara umum dibawah usia 50 tahun dan angka
terbesar biasanya terjadi pada pria dengan batas usia 21-30 tahun.
20
Fraktur mandibula dapat terjadi karena kecelakaan lalulintas, kecelakaan industri atau kecelakaan kerja, kecelakaan rumah tangga, mabuk dan perkelahian atau kekerasan fisik.
Menurut survey di District of Columbia Hospital, dari 540 kasus fraktur mandibula, 69 kasus
Gambar 6. Klasifikasi fraktur subkondilar. Reid V,
Condylar fracture repair: use of the endoscope to advance traditional treatment philosophy, facial
plastic surgery clinic of north America, 2006
Universitas Sumatera Utara
terjadi akibat kekerasan fisik perkelahian, 27 akibat kecelakaan lalu-lintas, 12 akibat kecelakaan kerja, 2 akibat kecelakaan saat olahraga dan 4 karena sebab patologi. Setiap
pukulan keras pada muka dapat mengakibatkan terjadinya suatu fraktur pada mandibula. Daya tahan mandibula terhadap kekuatan impak adalah lebih besar dibandingkan dengan tulang wajah
lainnya Nahum, 1995. Meskipun demikian fraktur mandibula lebih sering terjadi dibandingkan dengan bagian skeleton muka lainnya.
18
3.4 GEJALA KLINIS