Kecepatan terbakarnya kayu dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah spesies, kelembaban, suhu, ukuran dan tipe struktur kayu.
Faktor lain yang mempengaruhi antara lain adalah adanya zat ekstraktif seperti resin. Struktur kayu yang mempengaruhi kecepatan terbakarnya kayu antara
lain adalah kayu keras dengan pembuluh terbuka dan tanpa tilosis lebih mudah terbakar.
Kecepatan terbakar lebih cepat 2 kali lipat arah axial dibandingkan dengan arah transversal. Kadar air kayu memperlambat proses pengapian dan proses
pembakaran. Dengan bertambahnya suhu, kayu lebih mudah terbakar. Tetapi pengecualian untuk kayu dengan dimensi cukup besar akan sulit terbakar, dan
kekuatannya menurun secara berangsur-angsur dibandingkan dengan logam yang langsung melengkung bending pada suhu tinggi diatas 100
o
C. Fenomena ini dipengaruhi oleh rendahnya konduktifitas panas dan tingginya panas spesifik dari
kayu sehingga memperlambat proses terbakar.
6. Nilai Kalor
Pada saat terbakar, kayu menghasilkan panas. Jumlah panas yang di timbulkan oleh 1 g atau 1 kg kayu sampai semuanya terbakar dinamakan nilai panas
heating value. Rata-rata nilai panas pada kayu kering tanur adalah 4500 calg. Nilai panas dipengaruhi oleh kadar air, ekstraktif, susunan kimia kayu dan jenis
kayu. Kadar air kayu menurunkan nilai panas. Nilai panas dari kayu kering udara 15
lebih kecil daripada kayu kering tanur. Ekstraktif merupakan faktor penting dalam menentukan nilai panas. Sebagai
contoh, oleoresin memiliki nilai panas 8500 kcalkg, sehingga kayu lunak yang memiliki resin memiliki nilai panas yang tinggi.
Pengaruh dari komposisi kimia diturunkan dari nilai panas lignin 6100 kcalkg lebih besar daripada nilai panas selulosa 4150 – 4350 kcalkg.
Penggunaan nilai panas dari kayu sangat tergantung dari bagaimana cara kayu tersebut dibakar. Pada tungku pembakaran sederhana, hanya sekitar 5 – 20 nilai
Apri Heri Iswanto : Sifat Panas, Akustik Dan Elektrik Pada Kayu, 2008 USU e-Repository © 2008
panas yang termanfaatkan. Sedangkan pada tungku yang lebih baik, nilai panas yang dimanfaatkan bisa mencapai 70 .
Sebagai tambahan, proses-proses pemanfaatan kayu lainnya dapat dilakukan dengan proses pyrolysis carbonization, destructive destilation, liquification,
gasification dan hydrolysis.
SIFAT AKUSTIK PADA KAYU
1. Kayu sebagai sumber bunyi
Kayu seringkali digunakan sebagai alat musik, sebagai contoh adalah xylophone alat instrumen yang dibuat dari susunan kayu dari berbagai ukuran.
Contoh lain adalah kulintang dan gamelan jawa yang terbuat dari kayu. Suara dihasilkan dari kayu yang dipukul dengan material lain, baik kayu maupun metal.
Pada beberapa gereja juga sering ditemukan material bel yang terbuat dari kayu untuk menghasilkan alunan suara.
Nada yang dihasilkan oleh kayu, baik tinggi maupun rendah tergantung dari frekuensi getaran. Frekuensi dipengaruhi oleh ukuran kayu, kerapatan dan
elastisitas kayu. Dimensi yang kecil, kadar air rendah dan elastitisitas yang tinggi akan membentuk nada tinggi.
2. Gelombang suara dari sumber lain.