Kalor Jenis Difusi Kalor Pembakaran

Konduktifitas panas arah axial 2 kali lebih besar daripada arah radial maupun tangensial. Koefisien dari konduktifitas panas pada beberapa kayu pada suhu 20 o C, adalah sebagai berikut : • Axial 0.191 - 0.284 kcal.m.h. o C • Radial 0.104 - 0.151 kcal.m.h. o C • Tangensial 0.090 – 0.140 kcal.m.h. o C Besarnya konduktifitas pada arah axial dipengaruhi oleh morfologi serat dan susunan axial dari sel kayu. Antara arah radial dan tangensial tidak ada perbedaan yang berarti. Pada arah radial, konduktifitas panas lebih besar antara 5 sd 10, hal ini banyak dipengaruhi oleh jari-jari kayu. Bahkan pada beberapa penelitian, perbedaan konduktifitas juga dipengaruhi oleh perbedaan kerapatan kayu awal dan kayu akhir. Akhirnya perbedaan konduktifitas antara axial dan tranversal radial dan tangensial ditemukan banyak disebabkan karena perbedaan ultrastruktur dari kayu yaitu sudut mikrofibril. Semakin besar sudut mikrofibril menunjukkan semakin kecil perbedaan konduktifitas antara axial dan tranversal. Konduktifitas panas semakin meningkat dengan meningkatnya kerapatan kayu, kadar air dan suhu. Jika kadar air kayu dinaikkan atau diturunkan diatas titik jenuh serat sebesar 1 , maka konduktifitas panas bertambah atau berkurang sebesar 0.7 sampai 1.18 . Pada umumnya, kayu yang memiliki kadar air diatas 40 memiliki 13 kali dari ukuran konduktifitas panas kayu kering. Konduktifitas panas juga dipengaruhi oleh ekstraktif. Kayu dengan kadar ekstraktif tinggi biasanya memiliki warna kayu lebih gelap memiliki konduktifitas panas yang lebih besar contoh yang sama ditemukan pada kayu pine yang disebabkan karena oleoresin.

3. Kalor Jenis

Panas jenis dari suatu benda adalah banyaknya panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu bagian massa sebesar 1 o C. Karena panas spesifik dari air adalah 1 dimana dibutuhkan 1 cal untuk menaikkan suhu dari 1 gram air dari 15 o C ke 16 o C, maka panas spesifik dari benda lain termasuk kayu adalah perbandingan antara banyaknya kalori yang dibutuhkan untuk menaikkan suhunya 1 o C terhadap Apri Heri Iswanto : Sifat Panas, Akustik Dan Elektrik Pada Kayu, 2008 USU e-Repository © 2008 banyakkya kalori yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu bagian air sebesar 1 o C. Panas spesifik dari kayu lebih tinggi dari logam atau bahan yang lain, ini berarti dibutuhkan lebih banyak kalori untuk menaikkan suhu tiap bagian kayu dari pada logam atau bahan lainnya. Sifat ini sangat sejalan dengan sifat kayu yang sangat buruk dalam menghantarkan panas sifat konduktifitas panas, sehinga kayu cocok sebagai bahan pegangan yang membutuhkan penghantar panas yang lama. Hal ini juga sangat penting dalam proses industri kayu seperti pengeringan, penambahan pengawet dan perekatan. Panas spesifik tidak dipengaruhi oleh jenis dan kerapatan kayu tetapi meningkat jika suhu dan kadar air meningkat.

4. Difusi Kalor

Merupakan ukuran tingkat perubahan suhu pada suatu material, ketika terjadi perubahan suhu lingkungan. Kayu memiliki difusi panas yang lebih rendah bila dibandingkan dengan baja.

5. Pembakaran

Kayu dapat terbakar. Sifat ini sangat berguna bagi penggunaan yang berhubungan dengan panas dan energi, tetapi harus diperhatikan jika digunakan sebagai material konstruksi. Kayu terbakar pada temperatur yang sangat tinggi, menghasilkan dekomposisi kimia dan gas yang mudah terbakar. Secara umum, tahap-tahap perubahan kayu terhadap panas adalah sebagai berikut : a. Penguapan air dalam kayu sampai 100 o C b. Penguapan bahan volatil 95 – 150 o C c. Perubahan struktur karbon dan mengeluarkan gas yang mudah terbakar secara perlahan 150 – 200 o C d. Percepatan keluarnya gas yang mudah terbakar, diikuti dengan pengapian dan cahaya 200 – 300 o C. e. Seluruh bagian kayu terbakar dan terjadinya proses pembentukan arang 370 – 500 o C. Apri Heri Iswanto : Sifat Panas, Akustik Dan Elektrik Pada Kayu, 2008 USU e-Repository © 2008 Kecepatan terbakarnya kayu dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah spesies, kelembaban, suhu, ukuran dan tipe struktur kayu. Faktor lain yang mempengaruhi antara lain adalah adanya zat ekstraktif seperti resin. Struktur kayu yang mempengaruhi kecepatan terbakarnya kayu antara lain adalah kayu keras dengan pembuluh terbuka dan tanpa tilosis lebih mudah terbakar. Kecepatan terbakar lebih cepat 2 kali lipat arah axial dibandingkan dengan arah transversal. Kadar air kayu memperlambat proses pengapian dan proses pembakaran. Dengan bertambahnya suhu, kayu lebih mudah terbakar. Tetapi pengecualian untuk kayu dengan dimensi cukup besar akan sulit terbakar, dan kekuatannya menurun secara berangsur-angsur dibandingkan dengan logam yang langsung melengkung bending pada suhu tinggi diatas 100 o C. Fenomena ini dipengaruhi oleh rendahnya konduktifitas panas dan tingginya panas spesifik dari kayu sehingga memperlambat proses terbakar.

6. Nilai Kalor