Sikap Tindakan PEMBAHASAN 1. Pengetahuan

45 dikonsumsi, namun hanya 25 ibu yang mengetahui biji-bijian dan kacang- kacangan adalah tumbuhan yang baik dikonsumsi. Nirmala dalam Lisnani 2010 mengatakan bahwa wanita perlu mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen sebagai pengganti estrogen yang hilang yang terkandung dalam serealia, biji-bijian, buah-buahan, kacang-kacangan dan sayuran. Pengetahuan tentang gaya hidup dijawab 78,1 ibu dengan benar, hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu untuk hidup sehat baik, namun 50 dari jumlah ibu menjawab salah untuk minuman yang mempengaruhi gejala perimenopause. Untuk pertanyaan tentang pemeriksaan kesehatan menunjukkan pengetahuan ibu kurang. Hal ini dapat dilihat dari persentase kebenaran jawaban yang kurang dari setengah bahkan ada yang sebagian besar salah. Menurut pendapat Dasgupta dan Ray 2009 dalam Menopausal Problems among Rural and Urban Women in Eastern Indian mengatakan bahwa gejala psikologis yang paling menonjol adalah emosi, depresi dan kurangnya konsentrasi. Dari hasil penelitian, pengetahuan ibu baik dalam mengatasi rasa emosi dengan benar dengan menjawab benar pertanyaan tentang meningkatkan kehidupan religi dalam mengatasi gejala perimenopause khusunya ranah psikologis.

5.2.2. Sikap

Keseluruhan ibu memiliki sikap yang positif dalam mengatasi gejala perimenopause. Kemungkinan hasil ini masih merupakan suatu respon ibu yang tertutup apabila dikaitkan dengan ibu yang berpengetahuan kurang masih ada 7,3 7 orang. Menurut Maulana 2009, sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek. Selain itu, sikap merupakan pandangan atau Universitas Sumatera Utara 46 perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak Purwanto, 1999. Kedua pernyataan tersebut menggambarkan bahwa ibu di Kelurahan Tegal Sari Mandala III siap memasuki perimenopause menopause dengan sikap yang positif dalam mengatasi gejala- gejala yang muncul. Penelitian Nurdono 2013 bertentangan dengan hasil penelitian ini, yang menyatakan bahwa ketidakpahaman dan kurangnya pengetahuan memunculkan sikap-sikap yang negatif. Ibu menjawab setuju untuk mencari pengobatan yang sesuai dalam mengatasi gejala perimenopause yang dialaminya sebanyak 89,6. Untuk pernyataan negatif, tergambarkan bahwa jumlah ibu yang setuju dan tidak setuju seimbang dalam khasiat berolahraga. Hal ini tidak sesuai dengan pengetahuan ibu yang lebih dari setengah menjawab benar tentang manfaat berolahraga dan memilih berjalan kaki sebagai olahraga sederhana dalam mengatasi gejala perimenopause. Untuk pernyataan tentang nutrisi, 56,1 dari jumlah ibu setuju dengan pernyataan negatif yaitu mengkonsumsi makanan sesuka hati dan sebagian besar setuju untuk mengkonsumsi buah- buahan. Sebagian besar ibu setuju dengan gaya hidup yang sehat. Pernyataan tentang pemeriksaan kesehatan, ibu memiliki sikap yang positif untuk memelihara kesehatannya di fase perimenopause. Pernyataan tentang meningkatkan kehidupan religi di di jawab positif oleh hampir keseluruhan ibu.

5.2.3 Tindakan

Dari hasil penelitian terdapat 6,2 yang masih bertindakan tidak baik. Sesuai dengan pendapat Notoatmodjo, 2007, suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, Universitas Sumatera Utara 47 antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan dari pihak lain. Berarti ibu di Kelurahan Tegal Sari Mandala III belum mengaplikasikan sikap ke tindakan yang nyata, dan hal ini perlu difasilitasi dengan mengadakan pendidikan kesehatan. Dari hasil tabulasi silang antara tindssksn dengan usia, banyak ibu direntang 54-55 tahun memiliki tindakan yang baik. Ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga banyak yang memiliki waktu senggang untuk melakukan aktifitas kesehatan dan berbaur bertukar informaasi kesesama ibu-ibu di lingkungannya. Ibu yang bekerja sebagai wiraswasta maupun PNS banyak mengetakan tidak mempumyi waktu untuk mengaplikasikan sikap yang dia miliki ke tindakan yang bermanfaat seperti berolahraga dan melakukan pemeriksaan kesehatan. Kebanyakan ibu dengan pendidikan SMA dan berpenghasilan Rp. 2.500.000,00 memiliki tindakan yang baik dalam mengatasi gejala perimenopause. Dari hasil penelitian didapatkan semakin tinggi sosioekonominya, maka tindakan yang muncul semakin baik. Dari hasil jawaban terkait tindakan ibu untuk mengatasi gejala perimenopause dengan mengkonsumsi obat dan berkonsultasi, hanya 27,1 yang melakukannya dengan intensitas sering maupun selalu, selebihnya hanya ketika sakit saja. Untuk pernyataan tentang olahraga terdapat 70,8 ibu tidak melaksanakan olahraga dan bepergian ke lingkungan sekitar rumah dengan menggunakan kendaraan, padahal pengetahuannya tentang manfaat olahraga cukup baik. Ibu bertindakan baik dalam masalah nutrisi masih 50, hal ini terlihat dari ibu yang mengkonsumsi makanan sesuai selera tanpa peduli zat gizi terdapat 51. Mayoritas ibu menghindari alkohol dan rokok. Untuk pernyataan tentang tindakan ibu dalam melakukan Universitas Sumatera Utara 48 pemeriksaan kesehatan, didapatkan hasil yang tidak baik. Padahal pada pernyataan sikap, ibu memiliki sikap yang positif untuk pemeriksaan kesehatan. Tindakan ibu baik dalam meningkatkan kehidupan religi di masa perimenopause, hal ini tergambar di jawaban ibu yang 93,7 menjawab selalu dan sering dalam melaksanakan ibadah dan mengikuti acara keagamaan untuk mengatasi perubahan psikologisnya. Faktor religius dan spiritualitas memiliki efek yang positif pada status kesehatan. Hal ini akan berdampak pada perilaku kesehatan yang positif Steffen, 2009. Perilaku merupakan perwujudan dari adanya kebutuhan. Perilaku dikatakan wajar apabila ada penyesuaian diri yang selaras dengan peran manusia sebagai makhluk individu, sosial dan berketuhanan, apabila manusia dapat menyesuaikan diri dengan baik, maka itulah yang disebut bahagia Purwanto 1999. Terkait dengan pernyataan diatas, perilaku ibu dalam mengatasi gejala perimenopause merupakan cara ibu perimenopause menyesuaikan dirinya dengan mengatasi gejala-gejala yang muncul. Ibu akan merasa nyaman dan bahagia di fase perimenopause apabila mampu mengatasi gejala- gejala perimenopause. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Cara langsung bisa dilakukan melalui observasi tindakan atau kegiatan responden dan cara tidak langsung dengan mewawancarai atau memberi angket pertanyaan tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari ataupun bulan yang telah lalu recall. Dari pernyataan diatas didapatkan gambaran perilaku ibu dalam mengatasi gejala perimenopause di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai direntang yang baik, berdasarkan hasil penelitian yang Universitas Sumatera Utara 49 menyatakan bahwa pengetahuan ibu cukup 68,8 diikuti sikap ibu positif 100 dengan tindakan yang baik 93,8. 5.2.4. Tabulasi silang antara pengetahuan, sikap dan tindakan ibu dalam mengatasi gejala perimenopause di Kelurahan Tegal Sari M andala III Kecamatan Medan Denai Dari hasil tabulasi silang antara pengetahuan dengan sikap di sosioekonomi rendah, didapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu tidak berdampak pada sikap yang muncul. Ibu berpengetahuan kurang hanya ada 3,1 dan kebanyakan berpengetahuan cukup. Begitu juga hasil tabulasi silang antara pengetahuan dengan sikap di sosioekonomi sedang, terdapat 15,6 ibu berpengetahuan kurang dan jumlah ibu berpengetahuan baik meningkat menjadi 25. Sedangkan tabulasi silang antara pengetahuan dan sikap di sosioekonomi tinggi, ibu berpengetahuan kurang, cukup dan baik juga memiliki keseluruhan sikap yang positif. Dari hasil penelitian didapat bahwa semakin tinggi tingkat sosioekonomi, maka pengetahuan akan semakin membaik. Pengetahuan memang mempengaruhi sikap, namun kadang-kadang tidak begitu jelas pengaruhnya. Hal ini juga tergantung pada besarnya masukan yang bervariasi dari lingkungan sekitra Maramis, 2006. Hasil jawaban kuisioner tergambar bahwa ibu memiliki sikap positif tapi tidak dilandasi dengan pengetahuan ibu berdasarkan teori yang jelas dan sebenar-benarnya, contohnya tergambar pada pertanyaan tentang pengobatan gejala perimenopause. Dalam pernyataan sikap, ibu setuju untuk mencari pengobatan yang sesuai dengan gejala perimenopause yang dialaminya, namun ketika muncul pertanyaan kapan minum Universitas Sumatera Utara 50 obat yang tepat untuk mengatasi gejala perimenopause di kuisioner pengetahuan, sebagian besar ibu menjawab salah. Untuk tabulasi silang antara sikap dengan tindakan di sosioekonomi rendah, didapatkan sikap yang positif keseluruhan yang diikuti dengan tindakan yang mayoritas baik. Sedangkan di sosioekonomi sedang dan tinggi, didapatkan hasil yang sama, yaitu masih terdapat ibu bertindakan tidak baik walaupun sikapnya sudah positif. Setelah mengetahui stimulusobjek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahui atau disikapinya dinilai baik Notoatmodjo, 2007. Namun sikap belum otomatis terwujud dalam sebuah tindakan, begitu juga sebaliknya, pengetahuan juga belum tentu terwujud dalam sebuah tindakan. Dari hasil jawaban kuisioner ada beberapa item pertanyaan yang dijawab ibu dengan pengetahuan baik dan sikap positif namun tidak diikuti dengan tindakan yang baik, contohnya pada pertanyaan tentang olahraga. Ibu berpengetahuan baik tentang dan bersikap positif dengan menyetujui bahwa olahraga penting, namun untuk tindakan nyata, mayoritas ibu menjawab pernyataan olahraga dengan pilihan kadang-kadang. Begitu juga dengan pertanyaan tentang melakukan pemeriksaan kesehatan, ibu setuju untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, namun pada tindakan tentang melekukan pemeriksaan kesehatan, mayoritas ibu memilih kadang-kadang dengan alas an hanya ketika sakit saja. Universitas Sumatera Utara 51 Tabulasi silang antara tindakan dengan pengetahuan di sosioekonomi rendah didapat hasil bahwa walaupun ibu berpengetahuan kurang akan tetapi tindakan yang muncul baik. Hasil penelitian juga menggambarkan bahwa ibu yang berpengetahuan cukup, tidak semuanya diikuti dengan tindakan yang baik. Terdapat 12,5 ibu berpengetahuan cukup dengan tindakan yang tidak baik. Untuk tabulasi silang antara tindakan dengan pengetahuan di sosioekonomi sedang dan tinggi, terdapat ibu yang memiliki pengetahuan cukup namun diikuti dengan tindakan yang tidak baik. Hal ini menggambarkan bahwa pengetahuan belum tentu berpengaruh pada tindakan seseorang, begitupula dengan tindakan terhadap pengetahuan. Contohnya pada pertanyaan tentang mengontrol gaya hidup yang baik untuk penderita hipertensi dan obesitas, yaitu menjauhi makanan yang berlemak dan mengontrol berat badan, namun ditindakan nyata, mayoritas ibu masih makan makanan sesuka hati dan masih sedikit yang sadar untuk menghindari makanan yang berlemak. Universitas Sumatera Utara 52

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN