Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
1. Hasil pengamatan dan analisis kimia di laboratorium pada unit lahan landai SPT 1 5
2. Hasil pengamatan dan analisis kimia di laboratorium pada unit lahan landai SPT213 3. Rata-rata curah hujan tahunan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli
Serdang 4. Kelas Kesesuaian lahan untuk tanaman manggis pada unit lahan landai SPT 1 5
5. Kelas Kesesuaian lahan untuk tanaman manggis pada unit lahan landai SPT 2 13
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
PENDAHULUAN Latar Belakang
Tanah merupakan tubuh alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dengan cara mengelolanya. Manusia yang hidup di permukaan bumi sangat tergantung kepada tanah.
Sebaliknya suatu tanah pertanian yang baik ditentukan pula sampai sejauh mana manusia dalam mengelolanya, Pengelolaan yang salah akan dapat mengakibatkan kerusakan tanah. Tanah yang
telah mengalami kerusakan yang berat tidak akan dapat menyuplai unsur hara yang efektif untuk pertumbuhan tanaman. Tanah dikatakan subur apabila dapat mendukung pertumbuhan tanaman
secara optimal melalui penyediaan unsur hara dalam keadaan seimbang didukung dengan sifat fisik,kimia dan biologi yang baik.
Hubungan antara kondisi lahan dengan tanaman dapat diupayakan dengan cara pengelolaan lahan yang baik sehingga tanaman dapat menunjukkan respon dengan
memperlihatkan produksi yang maksimum.Tingkat produksi tanaman akan meningkat jika tanah dapat menyediakan unsur hara yang berimbang. Produktifitas lahan umumnya dibatasi oleh
beberapa faktor pembatas dan kendala fisik antar lain kemiringan lahan dan rendahnya tingkat kesuburan dari pada tanah.Untuk Mengatasi Kendala fisik maka diperlukan pengetahuan dalam
mereklamasi lahan dan informasi tentang potensi lahan. Informasi tentang potensi lahan dapat diketahui dari evaluasi lahan. Evaluasi lahan
merupakan proses pendugaan potensi lahan untuk macam-macam penggunaan. Evaluasi lahan dapat dipakai untuk proyek perencanaan. Alat ini sangat fleksibel bergantung dari keperluan dan
komoditas lahan yang akan dievaluasi. Indonesia memiliki beberapa karakteristik tanah, beriklim tropis dan memiliki sumber
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
daya alam seperti karet, kelapa, duku, manggis. Daerah Sibolangit kemungkinan memiliki potensi lahan untuk ditanami tanaman manggis dan duku. Jika dilihat dari segi produksi kedua komoditas
ini tidak mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan kondisi inilah yang perlu dipelajari. Daerah Sibolangit jika ditinjau dari segi keadaan alamnya sangat mendukung untuk pertumbuhan
tanaman manggis hal ini terlihat semakin banyaknya masyarakat yang memanfaatkan lahannya untuk ditanami tanaman manggis.
Manggis bukan hanya digemari oleh bangsa Indonesia tetapi juga bangsa didunia. Indonesia sebagai penghasil manggis dan sangat baik untuk
di kembangkan di Indonesia sekaligus dapat meningkatkan penghasilan para petani manggis sebab permintaan di dalam negeri yang semakin kuat dan semakin berkembangnya sektor agroindustri.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian lahan dan cara pengelolaan tanah di Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. untuk tanaman manggis
Garcinia Manggostana L.
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Survey Tanah
Survey tanah merupakan proses penelitian dan pemetaan dari permukaan bumi di mana istilah unitnya disebut tipe tanah. Survey tanah merupakan pengumpulan data kimia, fisika dan
biologi baik di lapangan maupun di laboratorium, dengan maksud pendugaan kesesuaian lahan untuk tujuan khusus maupun tujuan umum. Suatu hasil survey tanah memiliki kegunaan jika teliti
dalam pemetaannya hal ini berarti mencari lokasi yang representatif, tepat dalam menetukan sifat morfologinya Abdullah, 1993 .
Tujuan dari survey tanah adalah menganalisis dan memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah yang sama ke dalam satuan pemetaan tertentu. Sifat-sifat dari
masing-masing satuan peta secara singkat digambarkan ke dalam legenda peta, sedang untuk uraian yang lebih detail dicantumkan didalam laporan survey tanah dengan mencantumkan peta
tanah. Di samping itu dilakukan interpretasi kemampuan tanah dari masing-masing peta tanah untuk pengunaan tertentu Hardjowigeno, 1993 .
Survey tanah dilakukan untuk megetahui penyebaran jenis tanah dan menentukan potensinya untuk berbagai alternatif penggunaan lahan. Dalam pengembangan metode survey
tanah dan evaluasi lahan terdapat beberapa hal yang perlu segera dilakukan atau disepakati penggunaannya secara nasional. Dalam metode survey tanah perlu dilakukan beberapa
pengamatan pendahuluan tentang jenis tanah dan penggunaan tanah serta keadaan iklim. Hal ini ditujukan agar setiap pelaksanaan survey dapat berjalan lancar dan sistematis. Abdullah,1993 .
Evaluasi Lahan
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
Kesesuaian lahan adalah tingkat penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian lahan suatu areal dapat berbeda tergantung dari tipe
penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan. Evaluasi lahan pada hakekatnya berhubungan dengan evaluasi untuk penggunaan dari suatu lahan Sitorus, 1985 .
Evaluasi Lahan adalah proses menduga kelas kesesuaian lahan dan potensi lahan untuk penggunaan tertentu, baik untuk pertanian maupun non pertanian. Kelas kesesuaian lahan suatu
wilayah untuk penggunaan tertentu untuk pengembangan pertanian pada dasarnya ditentukan oleh kecocokan antara sifat fisik lingkungan yang mencakup iklim, lereng, relief, batuan di atas
permukaan dan di dalam penampang tanah serta singkapan batuan, hidrologi dan persyaratan penggunaan lahan atau persyaratan tumbuh tanaman Djaenudin, dkk, 2000 .
Menurut Sehgal 1996 kesesuaian lahan digolongkan kepada kelas-kelas kesesuaian lahan sebagai berikut:
1. S1 : Sangat sesuai Very Suitable , Satuan lahan dengan tidak ada atau hanya
beberapa pembatas ringan. 2.
S1-2 : Sesuai Suitable satuan lahan dengan pembatas ringan dan atau tidak lebih dari satu pembatas sedang yang dapat diperbaiki.
3. S2 : Sesuai sedang Moderately Suitable . Satuan lahan yag memiliki lebih dari
empat pembatas ringan dan atau tidak lebih dari tiga pembatas sedang moderat yang dapat diperbaiki.
4. S3 : Kurang sesuai marginally Suitable Satuan lahan dengan pembatas lebih
dari tiga pembatas sedang atau tidak lebih dari suatu pembatas yang berat. 5.
N1 : Tidak sesuai aktual dan sesuai potensial Actually Unsautable and Potentially Suitable , satuan lahan yang memiliki faktor pembatas sangat berat yang dapat
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
diperbaiki. 6.
N2 : Tidak sesuai aktual dan potensial Actually and Potentrially Unsuitable satuan lahan yang memiliki faktor pembatas yang sangat berat yang tidak dapat
diperbaiki. Dalam evaluasi lahan dikenal kesesuaian lahan aktual yakni kelas kesesuaian lahan
berdasarkan penilaian kondisi saat ini dan belum mempertimbangkan asumsi atau usaha-usaha perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala atau faktor pembatas yang ada
Hardjowigeno, 1991 . Fungsi evaluasi sumber daya lahan adalah memberikan pengertian tentang hubungan
antara kondisis lahan dan penggunaannya serta memberikan kepada perencana berbagai perbandingan dan alternatif yang dapat diharapkan berhasil. Dengan demikian maanfaat dari
evaluasi sumber daya lahan adalah nilai kesesuaian bagi penggunaan tertentu Sitorus, 1985
Karakteristik Lahan Untuk Evaluasi
Sifat fisika Tanah Struktur
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari tanah akibat melekatnya butir-butir tanah
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
satu sama lain. Stuktur tanah dapat dibagi dalam struktur makro dan mikro. Yang dimaksud struktur makro adalah struktur lapisan bawah tanah yaitu penyusun agregat tanah satu dengan yang
lainnya, sedangkan mikro adalah penyusun butir-butir primer tanah kedalam butir majemuk, stuktur tanah yang baik untuk tanaman adalah struktur remah pada struktur ini terdapat
keseimbangan yang baik antara udara yang diperlukan untuk pernafasan akar tanaman dan air tanah sebagai medium larutan unsur hara Darmawijaya, 1997 .
Tekstur
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah berdasarkan perbandingan antara pasir, liat dan debu di dalam tanah. Tanah terdiri dari butir-butir tanah dengan berbagai ukuran yang ada
di dalam lengas tanah. Bagian tanah yang berukuran 2 mm disebut bahan kasar. Bahan-bahan tanah yang lebih halus dapat dibedakan menjadi: 0,002 mmliat, 0.0002-0,05 mm debu dan
0.05-0,2 mm pasir. Pada tanah yang bertekstur kasar terjadi perbaikan struktur di bawah kondisi tanah yang tidak terganggu yang ditandai dengan kestabilan total porositas. Pada total ruang pori
yang seimbang akan terjadi pertumbuhan akar yang baik. Semakin besar ruang pori maka pada daerah pasiran menyebabkan tanah terlalu porous yang akhirnya menimbulkan kelangkaan air
bagi tanaman Harjowigeno, 1995 .
Warna
Warna tanah dapat menjadi indikator dalam mengelompokkan pengaruh dari iklim, bahan induk serta fisiografi. Pengaruh yang lebih langsung akan warna tanah adalah keadaan suhu dan
lengas tanah. Selain itu warna tanah dapat menjadi indikator dalam menentukan kesuburan dari tanah. Penilaian yang demikian penyebabnya adalah bahan organik dan menunjukkan tingkat
akumulasi hara yang tersedia. Warna tanah yang relatif terang biasanya dapat diasumsikan tanah tersebut minim akan unsur hara yang mendukung pertumbuhan tanaman bila dibandingkan dengan
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
tanah yang berwarna gelap. Tanah yang berwarna gelap biasanya dapat menyerap panas yang sesuai untuk kebutuhan tanaman dibandingkan tanah yang berwarna terang Sutedjo dan
Kartasapoetra, 2002 .
Drainase
Sifat fisika tanah yang lain adalah drainase. Draenase adalah pengumpulan dan pembuangan air tanah. Kelas draenase di lapangan ditentukan dengan melihat adanya gejala-gejala
pengaruh air dalam penampang tanah. Gejala tesebut antara lain warna pucat kelabu, atau adanya bercak-bercak karatan. Warna pucat kebiruan menunjukan adanya pengaruh genangan air yang
kuat, sehingga menunjukan adanya darainase yang buruk. Adanya karatan menunjukan bahwa udara masih masuk kedalam tanah tersebut sehingga terjadi proses oksidasi dan reduksi di dalam
tanah tersebut Hardjowigeno, 1995 .
Menurut Arsyad, 1998 Draenase tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut : do = Berlebihan, air segera keluar dari tanah dan sangat sedikit air yang ditahan
oleh tanah sehingga tanaman akan segera kekurangan air d1 = Baik, tanah mempunyai peredaran udara yang baik, seluruh profil tanah dari atas kebawah
berwarna terang yang seragam dan tidak terdapat bercak kuning. d2 = Agak baik, menpunyai peredaran udara yang sangat baik di daerah perakaran tidak terdapat
bercak kuning coklat atau kelabu pada lapisan atas dan bawah sampai sekitar 60 cm dari permukaan tanah
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
d3 = Agak buruk, lapisan atas tanah yang mempunyai peredaran udara yang baik, tidak terdapat bercak kuningcoklat, dan kelabu.Bercak terdapat pada lapisan bawah sekitar 40 cm dari
permukaan tanah. d4 = Buruk, bagian bawah lapisan atas dekat permukaan terdapat warna atau bercak berwarna
kelabu coklat kekuningan. d5 = Sangat buruk, seluruh lapisan sampai permukaan tanah berwarna kelabu dan pada bagian
bawah terdapat bercak berwarna kebiruan atau terdapat air tergenang di atas permukaan tanah dalam waktu yang lama.
Kedalaman Efektif
Kedalaman efektif adalah kedalaman tanah yang masih dapat ditembus oleh akar tanaman. Pengamatan akar tanaman dilakukan dengan mengamati penyebaran akar tanaman, baik halus
maupun kasar serta dalamnya akar- akar tersebut dapat menembus tanah. Bila tidak dijumpai akar tanaman maka kedalaman efektif ditetukan berdasarkan kedalaman solum tanah Hardjowigeno,
1995
Menurut Arsyad, 1998 Kedalaman efektif tanah diklasifikasikan sebagai berikut KO = Lebih dari 90 cm dalam
K1 = 90-50 cm Sedang K2 = 50-25 cm Dangkal
K3 = Kurang dari 25 cm sangat dangkal
Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng, panjang lereng dan bentuk lereng semuanya mempengaruhi besarnya erosi dan aliran permukaan. Kecuraman lereng tercatat atau dapat diketahui pada peta tanah.
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
Kemiringan lereng yang perlu diamati adalah pengaruhnya terhadap pengolahan tanah. Panjang dan bentuk lereng dan bentuk lereng seringkali dapat menjadi petunjuk jenis tanah tertentu.
Klasifikasi kemiringan lereng Menurut Arsyad, 1998 dapat dikelompokkan sebagai berikut : • 0-3 datar
• 3-8 Landai • 8-15 Agak miring atau bergelombang
• 15-30 miring atau berbukit • 30-40 agak curam
• 45-65 curam • 65 sangat curam
Batuan Permukaan
Batuan lepas atau batuan permukaan adalah batuan yang tersebar di atas permukaan tanah dan berdiameter lebih dari 25 cm berbentuk bulat atau bersumbu memanjang lebih dari 40 cm
berbentuk gepeng. Penyebaran batuan lepas diatas permukaan tanah menurut Hardjowigeno, 1995 kelompokkan sebagai berikut :
• b0 = tidak ada ; kurang 0,01 luas areal • b1 = sedikit; 0,01-3 permukaan tanah tertutup. Pengolahan tanah masih agak tergangu
tetapi tidak menggangu pertumbuhan tanaman • b2 = sedang; 3-15 permukaan tanah tertutup. Pengolahan tanah agak sulit dan areal yang
produktif terbatas • b3 = banyak; 15-90 Permukaan tanah tertutup. Pengolahan tanah dan penanaman
menjadi sulit
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
• b4 = sangat banyak; lebih dari 90 permukaan tanah tertutup, tanah sama sekali tidak dapat digunakan untuk pertanian.
Batuan Singkapan
Batuan Singkapan adalah batuan yang terungkap di atas permukaan tanah yang merupakan bagian dari batuan besar yang terbenam di dalam tanah. Penyebaran batuan singkapan menurut
Hardjowigeno, 1995 dikelompokkan sebagai berikut: • b0 = tidak ada kurang dari; 2 permukaan tanah tertutup
• b1 = Sedikit; 2-10 permukaan tanah tertutup. Pengolahan tanah dan penanaman agak tergangu
• b2 = Sedang; 10-15 Permukaan tanah tertutup, pengolahan dan penanaman tergangu • b3 = Banyak; 15-90 Permukaan tanah tertutup. pengolahan tanah dan tanaman sangat
tergangu b4 = Sangat banyak ; 90 Permukaan tanah tertutp. Tanah sama sekali tidak dapat diolah.
Bahaya Erosi
Erosi dapat dikatakan pengikisan atau kelongsoran yaitu adalah penghayutan tanah atau desakan-desakan air dan angin, baik yang berlangsung secara alamiah dan akibat tindakan
manusia. Erosi yang terjadi pada tanah dapat mempengaruhi tingkat kesuburan tanah, erosi dapat mengghayutkan unsur hara yang ada di dalam tanah pada daerah yang terkena erosi akan terjadi
abrasi atau kehilangan unsur hara sedangkan pada daerah tujuan erosi akan terjadi penimbunaan unsur hara. Klasifikasi erosi Menurut Arsyad, 1998 sebagai berikut :
• e0 = Tidak ada erosi • e1 = Ringan ; 25 lapisan atas hilang
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
• e2 = Sedang ; 25-75 lapisan atas hilang • e3 = Agak berat ; 75 lapisan atas hilang
• e4 = Berat ; 25 lapisan bawah hilang • e5 = Sangat berat ; erosi parit
Temperatur
Temperatur atau suhu merupakan derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan beberapa tipe termometer. Energi matahari hanya kira-kira 20
yang dapat diserap oleh atmosfer, sisanya diubah dulu menjadi gelombang panjang. Tempratur dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang akan diusahakan pada suatu lahan. Lahan yang
ada pada tempratur tinggi biasanya tanah kekurangan air atau arid sehingga tanaman kesulitan dalam memperoleh air dan ini akan berpengaruh terhadap produksi tanaman tersebut. Perubahan
energi ini terjadi dipermukaan daratan dan permukaan lautan yang dapat menyerap panas. Tempratur dapat dihitung berdasarkan persamaan Brack and Mohr dengan rumus :
T = 26,3 - H x 0,6 Di mana : T = Tempratur rata-rata tahun
H = Ketinggian tempat dari permukaan laut
Curah hujan
Unsur meteorologi pertanian yang paling banyak diamati adalah curah hujan. Data curah hujan yang dikumpul selama 10 tahun atau lebih dari suatu daerah dapat digunakan untuk
perencanaan dan pengembanagn jenis tanaman di daerah itu. Kebutuhan air dapat dihitung melalui persamaan Oldeman 1979 mendapatkan korelasi antara kebutuhan air tanaman dengan curah
hujan sbb : Y = 0,82 x -10
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
Dimana : Y = Persediaan air bagi Tanaman X = Rata-rata curah hujan
Sifat Kimia Tanah Kapasitas Tukar Kation
Kapasitas Tukar Kation KTK didefenisikan sebagai kapasitas tanah untuk menjerap dan mempertukarkan kation yang biasanya dinyatakan dalam milliekivalen per 100 gram tanah.
Kation-kation yang berbeda dapat mempunyai kemampuan yang berbeda untuk menukar kation yang dijerap. Jumlah yang dijerap sering tidak sama dengan yang ditukarkan. Ion-ion divalen
biasanya diikat lebih kuat daripada ion monovalen sehingga sulit dipertukarkan Tan, 1998 . Ada dua hal yang penting tentang pertukaran kation dan pertumbuhan tanaman. Hal yang
pertama berkenaan dengan jumlah hara yang tersedia bagi pertumbuhan tanaman sebagai kation yang dapat dipertukarkan. Hal yang kedua adalah derajat penjenuhan pertukaran kation dengan
basa-basa sebagai pengganti hidrogen. Hidrogen yang dapat dipertukarkan akan memberikan sumbangan untuk kemasaman tanah Foth1991.
pH Tanah .
Reaksi tanah yang penting adalah masam, netral dan alkalin. Pernyataan tersebut didasarkan pada jumlah ion H
+
dan OH
-
dalam larutan tanah. Bila dalam larutan tanah ditemukan ion H
+
lebih banyak dari ion OH
-
maka tanah tersebut dapat dikatakan masam. Bila ion OH
-
sama dengan ion H
+
maka tanah tersebut dinyatakan netral. Pengaruh pH yang terbesar bagi pertumbuhan tanaman adalah persediaan hara Hakim dkk, 1986 .
Pada umumnya faktor hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah sekitar netral. Karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air. Pada tanah masam unsur P
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
tidak dapat diserap oleh akar tanaman karena diikat atau difiksasi oleh Al. Hardjowigeno, 1993 .
Kejenuhan Basa
Kejenuhan basa menunjukkan perbandingan antara jumlah kation basa dengan jumlah semua kation yang terdapat dalam kompleks jerapan tanah. Jumlah kation yang dapat dijerap tanah
menunjukkan nilai Kapasitas Tukar Kation tanah tersebut. KB =Basa-basa dapat tukar x 100
KTK Kejenuhan Basa KB sering dianggap sebagai petunjuk kesuburan tanah. Kemudahan
pelepasan kation terjerap untuk tanaman tergantung pada tingkat Kejenuhan Basa. Pengapuran
merupakan cara untuk meningkatkan Kejenuhan Basa Tan, 1991 . Syarat Tumbuh Tanaman Manggis
Iklim
Manggis merupakan tanaman buah berpohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, antara lain Indonesia. Dari Asia Tenggara tanaman ini menyebar ke
daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti Srilangka, Malagasi, Karibia dan daerah yang lainnya Pracaya, 2003 .
Temparatur yang ideal untuk tanaman manggis berada pada kisaran 22-23ºC. Intensitas Penyinaran pada tanaman manggis berbeda pada saat pembibitan dan pada saat tanaman dewasa
produktif . Pada masa pembibitan intensitas cahaya yang diperlukan sebesar 30-50 , dan pada masa produktif intensitas cahaya yang diperlihatkan sebesar 90-95 Pracaya, 2003
Tanah
Tanaman manggis dapat ditanam pada berbagai jenis tanah. Tanah yang baik untuk tanaman manggis adalah tanah subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik agar dapat
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
tumbuh dengan optimal. Derajat kemasaman tanah atau pH tanah yang sesuai untuk tanaman manggis adalah sekitar 5-7 Iptek net, 2002 .
Untuk pertumbuhan tanaman manggis memerlukan drainase tanah yang baik dan tidak tergenang. Dengan air tanah yang berada pada kedalaman 50-200 m. Drainase tanah yang baik
akan mendukung pertumbuhan tanaman manggis agar dapat berproduksi secara optimal. Dikarenakan tanaman manggis merupakan tanaman yang berproduksi tahunan maka tanaman
manggis akan menyerap unsur hara yang besar pada saat proses produksi Pracaya, 2003 . Tanah yang baik untuk pertumbuhan manggis memiliki tipe tanah liat berlempung dan
kaya akan bahan organik. Iklim yang diperlukan adalah tipe iklim dengan kelembapan dan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Tanaman ini dapat tumbuh pada dataran rendah sampai
ketinggian di bawah 1000 m dari permukaan laut Iptek net, 2002 . Pengelolaan media tanam untuk tanaman manggis meliputi beberapa tahapan yaitu tahap
persiapan penetapan areal untuk penanaman manggis dengan memperhatikan kemudahan air dan transportasi.Tahap pembukaan lahan dengan cara membongkar tanaman yang tidak diperlukan
dan mematikan semak serta alang-alang,membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan besar. Pengaturan jarak tanam yaitu pada tanah yang kurang subur jarak tanam dirapatkan dan pada tanah
yang subur jarak tanam direnggangkan. Pemupukan dilakukan bibit ditanam di musim hujan didaerah yang beririgasi sepanjang tahun sebelum ditaburkan pupuk ZA,SP-36,KCL, kedalam
lubang tanam sebelum ditimbun Pracaya, 2003
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang dan di laboratorium sentral Fakultas Pertaniaan Universitas Sumatera Utara. ketinggian tempat
734 m di atas permukaan laut. Penelitian dilakukan pada bulan April 2007 sampai dengan selesai.
Bahan dan Alat
Bahan - bahan yang digunakan adalah sampel tanah daerah penelitian , aquades, dan bahan kimia lain.
Alat-alat yang digunakan adalah Peta Geologi Sumatera Utara, Peta Lokasi Penelitian Skala 1: 50.000, Peta Topografi Kecamatan Sibolangit Kabupaten Dely Serdang Skala 1: 50.000,
bor tanah, cangkul, kompas, Altimeter, GPS, meteran, Kantong plastik, tali plastik, label nama, spidol, karet gelang, formulir isian profil, Munsell Soil Color Chart, goni plastik, karton manila,
dan kamera.
Metode Penelitian
Metode evaluasi yang dilakukan adalah metode Survai sistem Grid dan Metode Untuk
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
analisis kesesuaian Lahan dengan menggunakan Perbandingan antara land Requirment Kebutuhan lahan oleh tanaman dengan Land Characteristic Sifat dan ciri yang dimiliki lahan
.Berdasarkan oleh FAO 1976 dan dimodifikasi oleh Sehgal 1996
Pelaksanaan Penelitian Persiapan
Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan konsultasi dengan dosen pembimbing, telaah pustaka, penyusunan usulan penelitian dan penyediaan bahan serta peralatan
yang digunakan di lapangan.
Tahap kegiatan di lapangan
Dearah Penelitian adalah seluruh kawasan Desa Ruman Pilpil daerah Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Dilakukan Pengambilan sampel tanah dengan menggali profil pada
setian satuan peta tanah berdasarkan kemiringan lereng. Adapun tahap kegiatan pengambilan sampel tanah yang dilakukan adalah
1. Penentuan Daerah pengambilan sampel tanah di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang berdasarkan kemiringan lereng. Kemudian dilakukan pemboran
yang berjarak 100 m 2. Mencampur sampel tanah yank diambil kira-kira 1 kg
3. Dilakukan deskripsi profil pada masing-masing unit lahan untuk mengetahui sifat fisik dan kimia tanah.
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
Tahap Analisis Laboratorium
Sampel tanah yang berasal dari lapangan kemudian di analisa di laboratorium yang meliputi sifat fisik dan sifat kimia. ini berguna untuk menentukan kelas lahan berdasarkan kriteria
kelas kesesuaian lahan menurut Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor 2003. Yang dianalisa dan dievaluasi terutama yang berhubungan dengan faktor pembatas sifat karakteristik
lahan kelas kesesuaian untuk tanaman manggis Garcinia Manggostana L.
Analisis Kesesuaaian Lahan
Untuk kesesuaian lahan pada tanaman manggis Garcinia Manggostana L Berdasarkan oleh FAO 1976 dan dimodifikasi oleh Sehgal 1996 sampai pada tingkat sub-kelas.
1. Ordo : Menunjukkan apakah suatu lahan sesuai atau tidak sesuai untuk penggunaan tertentu. Dalam hal ini lahan dibedakan atas dua ordo :
Ordo S : Sesuai untuk penggunaan tertentu dalam jangka waktu yang tak terbatas. Ordo N : Tidak sesuai digunakan untuk penggunaan tertentu.
2. Kelas : Menunjukkan tingkat kesesuaian dari masing-masing ordo. Ada 3 kelas dari ordo tanah yang sesuai dan 2 kelas yang tidak sesuai.
Kelas S1 : Sangat Sesuai Highly Suitable , yaitu lahan yang tidak mempunyai faktor pembatas.
Kelas S2 : Cukup sesuai Moderatly Suitable , yaitu lahan yang mempunyai faktor pembatas yang agak serius.
Kelas S3 : Sesuai Marginal Marginal Suitable , yaitu lahan yang mempunyai
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
faktor pembatas yang serius. Kelas N1 : Tidak Sesuai saat ini Curently Unsuitable , yaitu lahan mempunyai
faktor pembatas yang lebih serius. Kelas N2 : Tidak sesuai aktual dan potensial Actually and potentially
unsuitable, satuan lahan yang memiliki faktor pembatas sangat berat dan tidak dapat dipebaiki.
Parameter yang Diamati
Parameter yang diamati terbagi atas data yang diambil dari lapangan dan data hasil analisa laboratorium.
Data Lapangan :
1. Temperatur, yaitu rata-rata temperatur 10 tahun yang diperoleh dari BMG Sampali Medan, yaitu berdasarkan Brack and Mohr dengan rumus:
T = 26,3 - H x 0,01 Dimana: T = Temperatur rata-rata tahun
H = Ketinggian tempat dari permukaan laut 2. Ketersediaan air, yaitu curah hujan per tahun, yaitu besar curah hujan dalam rata-rata 10
tahun mm Kecamatan Sibolangit yang diambil dari BMG Sampali Medan. Ketersedian air dapat dinyatakan dengan persamaan Oldeman 1979 yaitu :
Y = 0,8 X - 10 Dimana : Y : Persediaan air bagi tanaman
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
X : Rata-rata curah hujan bulanan 3. Drainase tanah, dengan penggalian profil tanah, yang berguna dalam pengelolaan tanah
dalam ketersediaan air pada tanah tersebut. 4. Tekstur tanah dengan metode Hidrometer, untuk mengetahui persen kandungan pasir, liat
dan debu yang penting dalam pengelolaan tanah. 5. Kedalaman efektif cm dengan penggalian profil tanah, untuk mengetahui kedalaman
tanah yang masih dapat ditembus oleh akar tanaman yang penting dalam pengelolaan tanah.
6. Lereng dengan Klinometer, untuk mengetahui persen kemiringan lereng pada daerah tersebut.
7. Batuan permukaan , untuk mengetahui berapa banyak batuan yang terdapat pada tanah yang penting dalam pengelolaan tanah.
8. Batuan singkapan , berapa banyak batuan yang terdapat di atas permukaan yang penting dalam pengelolaan tanah.
Data Laboratorium
1. Kapasitas Tukar Kation KTK dengan metode NH
4
O Ac pH 7, untuk mengetahui banyaknya unsur-unsur hara yang terdapat dalam kompleks serapan yang erat kaitannya
dengan kesuburan tanah. 2. pH H
2
O dengan metode elektrometrik pH meter, untuk mengetahui tingkat kemasaman tanah.
3. Tekstur dengan metode Hidrometer, untuk mengetahui persen kandungan pasir, liat, debu
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
yang erat kaitannya dengan pengelolaan tanah. 4. Kejenuhan basa untuk mengetahui persen basa-basa tukar yaitu K, Na, Mg,Ca dengan
metode ekstraksi 1 N NH
4
OAC pH 7. 5.
C-Organik dengan metode Walkley and Black.
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data lapangan
Hasil pengamatan pada kedua profil tanah dengan kemiringan 5 dan 13 dilihat pada tabel 2:
Profil Curah hujan
tempratur Ked.efektif
Drainase Ke. lereng
P1 13 965,9
18,01 90 cm
baik 13
P2 5 965,9
18,01 135 cm
baik 5
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa curah hujan sebesar 965,9 mmtahun, tempratur sebesar 18,01 dan kedalaman efektif pada P2 5 adalah sebesar 135 cm dan kedalaman efektif
pada P2 13 adalah sebesar 90 cm
Sifat kimia tanah Reaksi tanah, Kapasitas Tukar Kation dan Kejenuhan Basa
Hasil analisis laboratorium untuk pH, Kejenuhan Basa, Kapasitas Tukar Kation apat dilihat pada tabel 2
Profil KTKme100g KB
pH Tanah C-Organik
Total N P1 13
18,36 20,53
6,37 1,31
0,15
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
P2 5 19,07
21,87 6,69
1,78 0,22
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa KTK yang paling besar adalah pada P2 sebesar 19,07 dan yang terendan sebesar 18,36, Kejenuhan Basa yang paling besar terdapat pada P2 yaitu
sebesar 21,87 dan yang terndah sebesar 20,56 , pH tanah yang terbesar terdapat pada P2 sebesar 6,69 dan yang terndah pada P1 sebesar 6,37, C-Organik yang terbesar terdapat pada P2
sebesar 1,78 dan yang terendah sebesar 1,31, Total N yang terbesar terdapat pada P2 sebesar 0,22 dan yang terndah sebesar 0,15 pada P1
Sifat Fisik Tanah Tekstur tanah, Batuan permukaan, batuan singkapan,
Hasil analisis dari kelas tekstur tanah batuan permukaan, batuan singkapan pada kedua profil dapat dilihat pada tabel 3
Profil Tekstur tanah
Batuan permukaan Batuan singkapan
P1 13 Lempung berpasir
Tidak ada Tidak ada
P2 5 Lempung berpasir
Tidak ada Tidak ada
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa tekstur dari kedua profil tanah adalah lempung berpasir dan batuan permukaan serta batuan singkapan tidak ada ditemukan pada lokasi penelitian.
Kualitas dan karakteristik lahan di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit kabupaten Deli Serdang
1.Tempratur t
Pada daerah penelitian di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Menuruk Braak Tan and Schulenborgh, 1961. Data ini diperoleh dari Badan Meterologi
dan Geofisika Sampali, Medan,yang diperoleh 10 tahun terakhir dimulai dari tahun 1997-2007
Rohman Jon Edy : Evaluasi Kesesuaian Lahan Di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Untuk Tanaman Manggis Garcinia manggostana. L, 2007.
USU Repository © 2009
lampiran 1 dengan persamaan : Mohr Yaitu : T = 26,3
C 0,01 x H x 0,6 26,3=suhu rata-rata di Indonesia, dikecamatan Sibolangit kabupaten Deli serdang suhu rata-rata
adalah 22,2 maka rumus suhu untuk desa tersebut adalah: T = 22,2- 0,01 x H x 0,6
T = 22,2- 0,01 x 700 x 0,6 T = 18,01
C Dimana : T = Tempratur Rata-rata tahun
H = Ketinggian tempat dari permukaan laut Temperatur tahunan pada daerah penelitian sebesar Nilai temperatur tahunan tersebut
berada pada kelas kesesuaian lahan S2
2. Ketersedian Air w