Analisis Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Singapura

(1)

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI SINGAPURA

TESIS

Oleh

WILSA ROAD BETTERMENT SITEPU 097018033

SEKOLAH PASCASARJANA EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(2)

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI SINGAPURA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ekonomi Pembangunan pada Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

WILSA ROAD BETTERMENT SITEPU 097018033

SEKOLAH PASCASARJANA EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(3)

Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI SINGAPURA

Nama Mahasiswa : WILSA ROAD BETTERMENT SITEPU Nomor Pokok : 097018033

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Menyetujui: Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Syaad Afifuddin, S.E.,M.Ec) (Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec Ketua Anggota

)

Ketua Program Studi Direktur,


(4)

Telah diuji pada Tanggal: 4 Juli 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Syaad Afifuddin, S.E.,M.Ec Anggota : 1. Wahyu Ario Pratomo,

2.

SE, M.Ec

3. Dr. HB. Tarmizi Prof. Dr. Ramli, MS


(5)

PERNYATAAN

“ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI SINGAPURA”

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Pengutipan hasil karya orang lain yang saya lakukan dalam tesis ini, telah saya cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Jika dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, 4 Juli 2012 Penulis


(6)

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI SINGAPURA

ABSTRAK

Tesis ini mengkaji mengenai faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Singapura dengan menggunakan pendekatan Model Persamaan Struktural (SEM), yang terdiri dari analisis faktor (factor analysis), analisis jalur (path analysis) dan regresi (regression).Penelitian ini dilihat dari kerangka konsepnya termasuk ke dalam analisis jalur (Path Analyze) dan pengolahan data variabel melalui program AMOS yang merupakan analisis multivariat dengan banyak varibel.

Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data tahunan yang diinterpolasi per triwulan dan dimulai dari tahun 1975 sampai dengan tahun 2011 yang berasal dari berbagai sumber yaitu Departemen Statistik Singapura, Otoritas Moneter Singapura, Kementerian Tenaga Kerja Singapura dan publikasi resmi lainnya. Variabel – variabel yang digunakan pada penelitian ini variabel endogenous Pertumbuhan Ekonomi Singapura, Variabel intervening Ekspor Netto, variabel exogenous Investasi, Kurs, Tenaga Kerja, Tabungan, Industri dan Manufaktur.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pada persamaan struktural pertama seluruh variabel exogenous terhadap varibel intervening berpengaruh signifikan dan persamaan struktural kedua seluruh variabel exogenous termasuk juga variabel intervening berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura.Melalui Program AMOS dapatlah diketahui pengaruh secara langsung, tidak langsung dan pengaruh total dimana Secara langsung, variabel yang berpengaruh positif dan signifikan serta mempunyai bobot yang tertinggi diantara variabel lain terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura adalah Pertumbuhan pada Sektor Tenaga Kerja dengan koefisien sebesar 0,291.Secara tidak langsung, variabel yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan serta mempunyai bobot yang tertinggi diantara variabel lain terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura adalah Pertumbuhan pada Sektor Tabungan Domestik dengan koefisien sebesar 0,230.Secara Total, Variabel yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan serta mempunyai bobot yang tertinggi diantara variabel lain terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura adalah pada jalur Tabungan dan Ekspor Netto dengan koefisien sebesar 0,404.

Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi, Perekonomian Singapura, Nett.Ekspor, Tabungan, dan Nilai Tukar (Kurs)


(7)

ANALYSIS ON PREDISPOSING FACTORS TO SINGAPORE ECONOMY GROWTH

ABSTRACT

The thesis investigate the factors predisposing economy growth in Singapore Country with using SEM (Structural Equation Model) consisting of factor analysis, path analysis, and regression. The research can be seen from its conceptual frame included in path analyze and data processing variable through AMOS (Analisis of Moment Structures) program as the multivariate analysis with some variables.

The used data was secondary data taken from annual data and interpolated per trisemester starting from 1975 until 2011 derived from various sources such as Singapore Statistics Department, Singapore Monetary Authority, Ministry of Laborer, Singapore and other official publication. The variables used were endogenous variables namely Singapore Economy Growth, Intervening variable Netto Export, exogenous variable investment, Money-Exchange, Laborers, Deposit, Industry and Manufactures.

The results of research showed that in the first structural equation, all exogenous variables to intervening variables had significant influence and in the second structural equation all exogenous variables including intervening variable had significant influence to Singapore Economy Growth. Through AMOS program, it can be known the influence either directly or indirectly and total influence. In direct influence, the variable with significant and positive influence as well as with highest score among other variables to Singapore Economy Growth was the growth in laborer sector with coefficient 0.291. In indirect influence, the variable with significant and positive influence as well as with highest score among other variables to Singapore Economy Growth was the growth in Domestics Saving Sector with coefficient for 0.230. In total, the variable with significant and positive influence as well as with highest score among other variables to Singapore Economy Growth was the growth in deposit and net export with coefficient for 0.404.

Key words : Economy growth, Singapore Economy, Path Analysis, Net Export, Savings, Exchange Rate.


(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan Syukur Saya Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan Kasih Karunianya Saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ( Tesis ) Magister Ekonomi Pembangunan dengan judul ; “Analisis Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Singapura “

Penyusunan Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati saya mengucapkan terimakasih yang seiklasnya kepada :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), SpA(K).

2. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE.

3. Wakil Direktur I dan II Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc, Prof. Dr. Alvi Syahrin, S.H, M.S 4. Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin Sembiring, S.E, M.Ec.

5. Bapak Prof. Dr. Ramli, MS. , Bapak Dr. HB. Tarmizi, SU , Bapak Drs. Rahmat Sumanjaya, M.Si sebagai Pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan saran – saran demi perbaikan Tesis ini.


(9)

6. Bapak dan Ibu dosen serta staf administrasi Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

7. Bang Suherwin dan Elysa Pratiwi, yang telah memberikan pengarahan cara kerja Path Analyze melalui program AMOS Ver.16

8. Teman – Teman Angkatan 18 Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan

Terakhir Saya menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif guna penyempurnaan Tesis ini. Akhir kata saya mengucapkan banyak terima kasih dan kiranya Tesis ini bermanfaat bagi kita semua. Amin

Medan, Juli 2012 Penulis


(10)

ACKNOWLEDGEMENTS

I am very grateful to my supervisors, Prof. Dr. Syaad Afifuddin Sembiring, SE.,M.Ec and Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec for their kind support and patient guidance since I came to Study at University of Sumatera Utara Pascasarjana Program in March 2010. They gave me much instruction on the research topic and many things in life. Their expertise, dedication and interest in the world of economics have inspired Me a lot. Undoubtedly, I will remember the wonderful expereience to work with them.

I owe many thanks to my Mother, Sisters Ita and Diana, Brothers Anthony and Hery, my nephew Kezia, Lionel Jack, Jacinda, Michaela,Nichea and my girlfreind. They always give me very warm support when I face key challanges and opportunities.

My appreciation also goes to my freinds Ivonne Ms. and Lue Poh Choo Ms. in the Singapore Department of Statistics, Chee Keong Chua Mr. as Head of Data Administrative and Luo Jiahui Mr. Ministry of Man Power Republic of Singapore , who had helped me in Economics data collection and Data Guideline. I am particularly thankful to the Group of Christian freinds (ARIT-Servants of God Association in Atambua) who had constantly encourage Me and Covered Me with their Prayers and Divine Guidance.

I’d like to thank Georgiana Ms. National University of Singapore (NUS) which had given approval for Study Purpose through Research and Development to enrich my knowledge and experience in beautiful city-state (Singapore) in January to June 2012.


(11)

Last, but not the least; Above All, I give thanks to my God for His Grace and Mercy without which this Thesis will never have seen the light of day.

“ Except the Lord build the House, they labour in vain that build it” (Psalm 127:1)

Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota,

sia-sialah pengawal berjaga-jaga (Mazmur 127:1)

WILSA ROAD BETTERMENT SITEPU UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA PASCASARJANA PROGRAMS (S2)


(12)

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Perumusan Masalah...16

1.3 Tujuan Penelitian...17

1.4 Manfaat Penelitian...18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi...19

2.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi...22

2.3 Pertumbuhan Ekonomi Harrod – Domar...23

2.4 Pertumbuhan Ekonomi Solow – Swan...29

2.5 Pertumbuhan Ekonomi dalam Perekonomian Terbuka...31

2.6 Investasi...33

2.7 Jumlah Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja...41

2.8 Ekspor dan Impor...43

2.9 Nilai Tukar ( Kurs )...46

2.10 Pertumbuhan Ekonomi dan Nilai Kurs...49

2.11 Tabungan...50

2.12 Konsumsi...52

2.13 Peranan Industri dalam Perekonomian...59

2.14 Peneliti Terdahulu...61

2.15 Kerangka Konseptual...65

2.16 Hipotesis penelitian...66

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian...68

3.2. Jenis dan Sumber Data...68

3.3. Metode Analisis Data...69

3.3.1 Model Analisis...69

3.3.2 Variabel Penelitian...70

3.4. Metode PATH Analysis...72

3.4.1 Uji Asumsi...74

3.4.2 Uji Statistik...76

3.4.3 Uji Hipotesis dan Uji Hubungan...79


(13)

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah dan Perekonomian Singapura

4.1.1. Sejarah dan Pertumbuhan Ekonomi Singapura... 81

4.2.Perkembangan Perdagangan Internasional 4.2.1. Ekspor ... 92

4.2.2. Impor ... 95

4.2.3. Ekspor Netto...97

4.3. Investasi ...98

4.4. Kurs ...101

4.5. Tenaga Kerja ... 104

4.6. Industri dan Manufaktur ... 105

4.7. Tabungan...106

4.8.Analisis dan Pembahasan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Singapura...109

4.8.1. Uji Asumsi...109

4.8.2. Analisis Model...111

4.8.3. Uji Kesesuaian dan Uji Hubungan Kausal...111

4.8.4. Hubungan Faktor – Faktor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura...112

4.8.5. Analisis Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung, Pengaruh Total dan Interpretasi...116

4.8.6. Pembahasan...125

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 151

5.2. Saran ... 152


(14)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Perkembangan PDB Singapura Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 1980 - 2010 ... 4

Tabel 2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu...62

Tabel 3.1. Indeks Pengujian Kelayakan Model... 79

Tabel 4.1. Beberapa Indikator penggerak perekonomian Singapura...86

Tabel 4.2. Perdagangan Internasional Bidang Ekspor Barang dan Jasa ... 94

Tabel 4.3. Negara Tujuan Ekspor Barang dan Jasa Singapura... 94

Tabel 4.4. 10 Jenis Barang dan Jasa yang Di Impor oleh Negara Singapura .... 96

Tabel 4.5. Negara Pengekspor Barang dan Jasa ke Singapura ...96

Tabel 4.6. Kurs Singapura Dollar Terhadap US Dollar ...103

Tabel 4.7. Indikator Ekonomi dalam Anggota Ekonomi APEC tahun 1999 ....108

Tabel 4.8. Hasil Komputerisasi Criteria Goodness of Fit Indices Model... 111

Tabel 4.9. Regression Weight Measurement Faktor – faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Singapura... 112

Tabel 4.10. Pengaruh Langsung , Tidak Langsung dan Total Faktor – faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Singapura…...117

Tabel 4.11. Teori Hubungan antara Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi...139

Tabel 4.12. Ringkasan Hasil Penemuan Empiris pada kausalitas Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi pada Negara Singapura, Taiwan dan Korea ...139


(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Export and Import of Goods and Services ... 7

Gambar 1.2. Investment ... 8

Gambar 1.3.Tenaga Kerja Dalam Negeri dan Tenaga Kerja Luar Negeri ... 10

Gambar 1.4. Tenaga Kerja Dalam Negeri dan Tenaga Kerja Luar Negeri 1997 - 2009 ... 11

Gambar 1.5. Tingkat Tabungan Negara Singapura ... 12

Gambar 1.6. Tingkat Konsumsi Negara Singapura ... 13

Gambar 1.7. Perkembangan Industri dan Manufaktur Negara Singapura ... 14

Gambar 2.1. Perekonomian Terbuka terhadap aliran keuangan dilihat dari Investasi, Tabungan, Tingkat Bunga dan neraca transaksi berjalan. ... 32

Gambar 2.2. Fungsi Investasi ... 39

Gambar 2.3. Fungsi Konsumsi ... 54

Gambar 2.4. Kerangka Konseptual Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Singapura ... 65

Gambar 2.5. Hipotesis PenelitianAnalisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Singapura ... 67

Gambar 4.1. Ekspor – Impor Barang dan Jasa ... 93

Gambar 4.2. Ekspor Netto Singapura dari Tahun 1975 - 2011 ... 97

Gambar 4.3. Total Investasi dan Total Tabungan ... 100

Gambar 4.4. Jumlah Tenaga Kerja Singapura ... 105

Gambar 4.5. Perkembangan Industri dan Manufaktur ... 106

Gambar 4.6. Perkembangan Tingkat Tabungan Domestik Negara Singapura ... 107

Gambar 4.7. Hasil Perhitungan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Faktor – faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Singapura ... 120


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN DATA PENELITIAN...161 HASIL PENELITIAN AMOS

HASIL PENELITIAN JIKA DIMASUKKAN VARIABEL KONSUMSI DAN MENGELUARKAN VARIABEL MANUFAKTUR


(17)

DAFTAR SINGKATAN

AS = AMERIKA SERIKAT

APEC = ASIAN PASIFIC ECONOMIC COOPERATION (KERJASAMA EKONOMI NEGARA ASIA PASIFIK)

BUMN = BADAN USAHA MILIK NEGARA

BPS = BADAN PUSAT STATISTIK

BI = BANK INDONESIA

CDS = CREDIT DEFAULT SWAP

C = KONSUMSI

COR = CAPITAL OUTPUT RATIO

FDI = FOREIGN DIRECT INVESTMENT

GDP = GROSS DOMESTIC PRODUCT

INDMAF = INDUSTRI DAN MANUFAKTUR

IMF = INTERNATIONAL MONETARY FUND

(INVESTASI ASING LANGSUNG)

IT = INFORMATION AND TECHNOLOGY

I / INV = INVESTASI

K = KAPITAL

L = LABOUR

MAS = MONETARY AUTHORITY OF SINGAPORE (OTORITAS MONETER SINGAPURA) MPK = MARGINAL PRODUCTIVITY OF CAPITAL MPL = MARGINAL PRODUCTIVITY OF LABOUR MPC = MARGINAL PROSPERITY TO CONSUME

MNC = MULTINATIONAL COMPANY

NX = NET EKSPOR

PDB = PRODUK DOMESTIK BRUTTO

TK = TENAGA KERJA

UNIDO = UNITED NATIONS FOR INDUSTRIAL


(18)

WARNING !!!

This Thesis may be used only for private study or research purposes. No Part of this work may be reproduced without permission,

quoted without acknowledgement and no information derived from it may be published without the copyright owners written consent.


(19)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : WILSA ROAD BETTERMENT SITEPU

JENIS KELAMIN : LAKI – LAKI

TEMPAT LAHIR : MEDAN

TANGGAL LAHIR : 18 OKTOBER 1982

ALAMAT : MEDAN

PEKERJAAN : DINAS PPKAD KARO

TAHUN 2007 – SEKARANG

HONGKONG AND SHANGHAI BANK CORP. TAHUN 2006 – 2007

PENDIDIKAN : SD ST YOSEPH I MEDAN (TAHUN 1988 S/D1994)

SMP SANTA MARIA MEDAN (TAHUN 1994 S/D 1997)

SMU NEGERI I KABANJAHE (TAHUN 1997 S/D 2000)

SARJANA EKONOMI (S1)

UNIV.HKBP NOMMENSEN MEDAN (TAHUN 2001 S/D 2006)

COMPUTERIZED ACCOUNTING

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA (TAHUN 2006 – 2007)

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN (TAHUN 2007-2008)

MAGISTER EKONOMI PEMBANGUNAN (S2) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN (TAHUN 2010 – 2012)


(20)

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI SINGAPURA

ABSTRAK

Tesis ini mengkaji mengenai faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Singapura dengan menggunakan pendekatan Model Persamaan Struktural (SEM), yang terdiri dari analisis faktor (factor analysis), analisis jalur (path analysis) dan regresi (regression).Penelitian ini dilihat dari kerangka konsepnya termasuk ke dalam analisis jalur (Path Analyze) dan pengolahan data variabel melalui program AMOS yang merupakan analisis multivariat dengan banyak varibel.

Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data tahunan yang diinterpolasi per triwulan dan dimulai dari tahun 1975 sampai dengan tahun 2011 yang berasal dari berbagai sumber yaitu Departemen Statistik Singapura, Otoritas Moneter Singapura, Kementerian Tenaga Kerja Singapura dan publikasi resmi lainnya. Variabel – variabel yang digunakan pada penelitian ini variabel endogenous Pertumbuhan Ekonomi Singapura, Variabel intervening Ekspor Netto, variabel exogenous Investasi, Kurs, Tenaga Kerja, Tabungan, Industri dan Manufaktur.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pada persamaan struktural pertama seluruh variabel exogenous terhadap varibel intervening berpengaruh signifikan dan persamaan struktural kedua seluruh variabel exogenous termasuk juga variabel intervening berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura.Melalui Program AMOS dapatlah diketahui pengaruh secara langsung, tidak langsung dan pengaruh total dimana Secara langsung, variabel yang berpengaruh positif dan signifikan serta mempunyai bobot yang tertinggi diantara variabel lain terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura adalah Pertumbuhan pada Sektor Tenaga Kerja dengan koefisien sebesar 0,291.Secara tidak langsung, variabel yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan serta mempunyai bobot yang tertinggi diantara variabel lain terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura adalah Pertumbuhan pada Sektor Tabungan Domestik dengan koefisien sebesar 0,230.Secara Total, Variabel yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan serta mempunyai bobot yang tertinggi diantara variabel lain terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura adalah pada jalur Tabungan dan Ekspor Netto dengan koefisien sebesar 0,404.

Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi, Perekonomian Singapura, Nett.Ekspor, Tabungan, dan Nilai Tukar (Kurs)


(21)

ANALYSIS ON PREDISPOSING FACTORS TO SINGAPORE ECONOMY GROWTH

ABSTRACT

The thesis investigate the factors predisposing economy growth in Singapore Country with using SEM (Structural Equation Model) consisting of factor analysis, path analysis, and regression. The research can be seen from its conceptual frame included in path analyze and data processing variable through AMOS (Analisis of Moment Structures) program as the multivariate analysis with some variables.

The used data was secondary data taken from annual data and interpolated per trisemester starting from 1975 until 2011 derived from various sources such as Singapore Statistics Department, Singapore Monetary Authority, Ministry of Laborer, Singapore and other official publication. The variables used were endogenous variables namely Singapore Economy Growth, Intervening variable Netto Export, exogenous variable investment, Money-Exchange, Laborers, Deposit, Industry and Manufactures.

The results of research showed that in the first structural equation, all exogenous variables to intervening variables had significant influence and in the second structural equation all exogenous variables including intervening variable had significant influence to Singapore Economy Growth. Through AMOS program, it can be known the influence either directly or indirectly and total influence. In direct influence, the variable with significant and positive influence as well as with highest score among other variables to Singapore Economy Growth was the growth in laborer sector with coefficient 0.291. In indirect influence, the variable with significant and positive influence as well as with highest score among other variables to Singapore Economy Growth was the growth in Domestics Saving Sector with coefficient for 0.230. In total, the variable with significant and positive influence as well as with highest score among other variables to Singapore Economy Growth was the growth in deposit and net export with coefficient for 0.404.

Key words : Economy growth, Singapore Economy, Path Analysis, Net Export, Savings, Exchange Rate.


(22)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Krisis subprime mortgage yang terjadi pada bulan Juli 2007 di negara Amerika Serikat yang berkepanjangan sampai September 2008 berdampak pada gejolak bursa saham global. Krisis Lehman Brother yang terkait dengan transaksi

credit default swap (CDS) dimana Arus Modal Keluar jangka pendek naik dari

emerging economy yang pada akhirnya menurunkan nilai tukar mata uang berbagai negara terhadap dolar AS dan mengurangi cadangan devisa

Krisis ini mengakibatkan perekonomian dunia memasuki Resesi termasuk negara – negara maju pada pertengahan tahun 2008. Perekonomian India dan China melambat dari tahun sebelumnya. Dalam Keseluruhannya pada tahun 2008, Pertumbuhan Ekonomi Dunia hanya tumbuh 3 persen, lebih rendah jika dibandingkan tahun 2007 yaitu mencapai 5 persen.Perekonomian Negara maju seperti Amerika Serikat , Uni Eropa , dan Jepang tumbuh 0.4 persen , 0.7 persen dan minus 0.6 persen lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh 2 persen , 2.6 persen dan 2.4 persen.

Pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun dari Januari hingga Maret 2009 dan merambat ke negara lainnya. Pertumbuhan Ekonomi Jepang , Uni eropa , dan Amerika Serikat turun sampai negatif 8.8 persen , 4.8 persen , 3.3 persen dibandingkan dengan tahun 2008. Pertumbuhan Ekonomi China dan India yang merupakan penggerak ekonomi Asia menurun menjadi 6.1 persen dan 5.8 persen pada periode yang sama. Negara maju yang masuk kategori dunia ketiga di Asia


(23)

juga terjadi penurunan ekonomi meliputi Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan Hong Kong serta kawasan Amerika Latin seperti Brasil, Meksiko, dan kawasan Afrika.

Bagaimana Pengaruh krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat terhadap Negara Singapura? Pengaruhnya dapat dilihat dari berbagai sektor, Contohnya saja pada bagian Perdagangan Internasional, sesuai dengan Perjanjian Kontrak Perdagangan Antara Amerika Serikat dan Singapura, Singapura banyak mengekspor produknya ke Amerika Serikat, jadi Jika Ekonomi Amerika turun sampai dengan 1.5 persen, maka Ekonomi Singapura ikut terseret turun 1.5 persen s/d 2.5 persen. Perekonomian Singapura yang biasanya tumbuh sekitar 8.9 persen pada bulan Oktober – Desember 2007 tetapi anjlok sampai 6 persen. Ini dapat disimpulkan bahwa Kemerosotan ekonomi suatu negara seperti Amerika Serikat berdampak terhadap negara – negara di Asia. Bahkan Perekonomian China yang tahan terhadap resesi ekonomi negara lain juga terkena imbas.

Dari dampak krisis tersebut, bahwa kegiatan perekonomian suatu negara dipengaruhi oleh naik atau turunnya pertumbuhan ekonomi.Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi bertambah dan kesejahteraan meningkat. Pertumbuhan ekonomi yang baik dan berkelanjutan merupakan prasyarat bagi berlangsungnya pembangunan ekonomi atau dengan pengertian lain kemampuan suatu negara dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran penduduknya yang ditentukan oleh laju pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.


(24)

Singapura merupakan negara kecil yang ditinjau dari ukuran geografi dengan sumber daya alam yang minim, karena itu singapura banyak menerima pasokan sumber dayanya dari negara lain . Kondisi ini membuat singapura harus terus memelihara hubungan baik dengan negara – negara terdekat yaitu di kawasan asia tenggara karena kawasan ini merupakan kawasan yang sangat penting bagi singapura dalam hal pasokan sumber dayanya. Singapura juga sangat bergantung kepada pedagang terutama ekspor manufaktur dan jasa, karena jika negara – negara maju menutup jalur masuk ekspor singapura maka dampaknya adalah akan terjadi resesi perekonomian dalam negeri dan rawan akan goncangan keuangan. Singapura mengusahakan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yang akhirnya mampu meningkatkan taraf hidup dan seluruh rakyat. Perkembangan pertumbuhan ekonomi di Singapura dapat dilihat pada tabel 1.1 yang menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi singapura mengalami perubahan yang fluktuatif dari tahun ke tahun.


(25)

TABEL 1.1

PERKEMBANGAN PDB SINGAPURA ATAS DASAR HARGA KONSTAN , TAHUN 1980–2010

Source : The World Bank Group and International Monetary Fund (IMF ) year of year 1975– 2010

TAHUN Gross Domestic Product Constant Prices

National Currency $SIN/Billion

Gross Domestic Product Percent Change (%)

1975 25.979 4,284

1976 27.901 6,888

1977 29.983 6,943

1978 32.585 7,985

1979 35.647 8,589

1980 39.229 10.047

1981 43.436 10.726

1982 46.558 7.186

1983 50.547 8.568

1984 55.007 8.825

1985 54.650 -0.650

1986 55.353 1.287

1987 61.316 10.772

1988 68.106 11.073

1989 75.072 10.228

1990 82.659 10.107

1991 88.020 6.485

1992 94.209 7.031

1993 105.023 11.479

1994 116.130 10.575

1995 124.582 7.278

1996 134.225 7.740

1997 145.707 8.554

1998 142.636 -2.108

1999 151.498 6.213

2000 165.245 9.074

2001 163.229 -1.220

2002 170.148 4.239

2003 177.973 4.599

2004 194.411 9.236

2005 208.764 7.383

2006 226.933 8.703

2007 246.846 8.775

2008 250.516 1.487

2009 248.587 -0.770


(26)

Dalam perdagangan luar negeri ekspor dapat dikategorikan menjadi ekspor barang dan jasa serta ekspor migas dan non migas.Perkembangan nilai ekspor dan impor dari barang dan jasa selama 37 tahun mulai dari 1975 s/d akhir tahun 2011 yang di tunjukkan oleh gambar 1.1

Gambar 1.1 ( EXPORT AND IMPORT OF GOODS AND SERVICES )

Source : IMF Statistics Department (Various). International Financial Statistics,USA : IMF Publication Service

0 1E+11 2E+11 3E+11 4E+11 5E+11 6E+11 7E+11

1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010

EXPOR


(27)

Gambar 1.2 Investment year of year

Source : MAS ( Monetary Authority of Singapore )

Perkembangan Tenaga Kerja Singapura dari tahun ke tahun dapat kita lihat pada gambar 1.3 dimana secara umum setiap tahun tenaga kerja asing hampir mengimbangi Tenaga kerja Dalam Negeri yang masuk ke Negara tersebut, tetapi di tahun 2009 tenaga kerja domestic mendominasi pasar tenaga kerja singapura dan tenaga kerja asing menurun tajam sampai dibawah 0 dan di tahun berikutnya tenaga kerja asing kembali meningkat hampir sama dengan tenaga kerja domestic.

0 1E+10 2E+10 3E+10 4E+10 5E+10 6E+10 7E+10 8E+10 9E+10

1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010


(28)

Gambar 1.3 (Tenaga Kerja Dalam Negeri dan Tenaga Kerja Luar Negeri dari tahun ke tahun)

Source : MAS ( Monetary Authority of Singapore )

Gambar 1.4 (Tenaga Kerja Dalam Negeri dan Tenaga Kerja Luar Negeri dari tahun ke tahun)

Source : MAS ( Monetary Authority of Singapore ) 0%

10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010

TKLN


(29)

Gambar 1.4 menggambarkan siklus yang relatif stabil pada tenaga kerja domestik selama pemerintah memberikan subsidi upah melalui kebijakan perencanaan kredit jangka panjang dan dampak pemberian subsidi ini adalah pertumbuhan tenaga kerja lokal secara signifikan lebih kuat di tahun 2000 dari pada di era tahun 1990 , meskipun pertumbuhan outputnya lemah.

Gambar 1.5 ( Tingkat Tabungan Negara Singapura ) year of year Source : The World Bank Group and International Monetary Fund (IMF ) year

of year 1975 – 2010

Gambar 1.4 menggambarkan siklus yang relatif stabil pada tenaga kerja domestik selama pemerintah memberikan subsidi upah melalui kebijakan perencanaan kredit jangka panjang dan dampak pemberian subsidi ini adalah pertumbuhan tenaga kerja lokal secara signifikan lebih kuat di tahun 2000 dari pada di era tahun 1990 , meskipun pertumbuhan outputnya lemah.

0 2E+12 4E+12 6E+12 8E+12 1E+13 1,2E+13 1,4E+13 1,6E+13

1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010

Tabungan


(30)

Gambar 1.6 ( Tingkat Konsumsi Negara Singapura ) year of year Sumber : MAS ( Monetary Authority of Singapore )

Perkembangan tingkat konsumsi singapura dapat dilihat pada gambar antara Pertumbuhan ekonomi (Gambar 1.1) dengan Tingkat Konsumsi ( Gambar 1.8 ) rata –rata setiap tahun menunjukkan bahwa komponen terbesar dari permintaan barang dan jasa berdasarkan komponen permintaan adalah pengeluaran konsumsi dimana mulai dari tahun 1980 s/d 2009 tingkat konsumsi rata – rata dalam 30 tahun terakhir sebanyak 54.36% dari total GDP ( PDB )

Gambar 1.7 ( Perkembangan Industri dan Manufaktur Negara Singapura ) year of year

Source : Ministry of Trade and Industry

Kegiatan Industri dan Manufaktur merupakan proses perubahan struktur ekonomi dimana terdapat kenaikan kontribusi sektor industri dalam permintaan konsumen, Pertumbuhan Ekonomi, Ekspor dan Kesempatan Kerja.Tujuan dari Industrialisasi adalah untuk meningkatkan nilai tambah seluruh sektor ekonomi dengan sektor industri pengolahan sebagai leading sector. Menurut pengalaman hampir disemua negara, bahwa Industrialisasi merupakan suatu keharusan karena


(31)

dari industrialisasi akan menjamin kelangsungan proses pembangunan ekonomi jangka panjang dengan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan yang menghasilkan pendapatan perkapita setiap tahun. Kegiatan Industri dan Manufaktur yang ada pada singapura dibagi atas sektor pertambangan, industri air,listrik,gas, industri jasa konstruksi, dan sektor manufaktur.Perkembangan Industri dan Manufaktur dapat kita lihat pada gambar 1.6 dimana nilai output bersih mulai dari tahun 1975 – 2011 memiliki trend yng meningkat, dan pada saat singapura mengalami resesi perekonomian pada tahun 1985 output bersih sektor industri manufaktur juga menurun dan kembali naik sampai pada tahun 2000 tetapi ketika pada tahun 1997 adanya resesi ekonomi di asia sektor output bersih dari industri dan manufaktur tidak mengalami penurunan hanya mengalami perlambatan laju output bersih pada pertumbuhan sektor industri dan manufaktur.Pada tahun 2009 ketika singapura mengalami resesi ekonomi maka output bersih sektor Industri dan manufaktur juga menurun.

Melihat fenomena Global dan perkembangan variabel – variabel diatas maka pertanyaan penelitian adalah apakah perkembangan ekspor dan impor ( yang akhir hasilnya adalah Ekspor Netto yang menentukan Neraca Perdagangan Surplus/Defisit/Berimbang terhadap perekonomian Singapura), investasi,tenaga kerja, Industri dan Manufaktur serta Tabungan merupakan beberapa variabel ekonomi yang menentukan naik turunnya pertumbuhan ekonomi yang dicapai Singapura? dan seberapa besar pengaruh ekspor dan impor , investasi , tenaga kerja, Industri/Manufaktur dan Tabungan terhadap pertumbuhan ekonomi singapura? serta bagaimana arah hubungan tersebut, maka judul yang diajukan


(32)

penulis dalam penelitian ini adalah “Analisis Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Singapura“.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan dengan Investasi, Kurs, Tabungan,Industri dan Manufaktur Ekspor Netto (Ekpsor dikurangi Impor),Tabungan maka permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh Investasi terhadap pertumbuhan ekonomi Singapura? 2. Bagaimana pengaruh Investasi terhadap ekspor netto Singapura?

3. Bagaimana pengaruh kurs terhadap pertumbuhan ekonomi Singapura? 4. Bagaimana pengaruh kurs terhadap ekspor netto Singapura?

5. Bagaimana pengaruh tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Singapura?

6. Bagaimana pengaruh tenaga kerja terhadap ekspor netto Singapura?

7. Bagaimana pengaruh ekspor netto terhadap pertumbuhan ekonomi Singapura?

8. Bagaimana pengaruh Industri dan Manufaktur terhadap pertumbuhan ekonomi Singapura?

9. Bagaimana pengaruh Tabungan terhadap ekspor netto Singapura?

10.Bagaimana pengaruh Tabungan terhadap pertumbuhan ekonomi Singapura?


(33)

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang di kemukakan di atas , maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh Investasi terhadap pertumbuhan ekonomi Singapura

2. Untuk menganalisis pengaruh Investasi terhadap ekspor netto Singapura 3. Untuk menganalisis pengaruh kurs terhadap pertumbuhan ekonomi

Singapura

4. Untuk menganalisis pengaruh kurs terhadap ekspor netto Singapura

5. Untuk menganalisis pengaruh tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Singapura

6. Untuk menganalisis pengaruh tenaga kerja terhadap ekspor netto Singapura

7. Untuk menganalisis pengaruh ekspor netto terhadap pertumbuhan ekonomi Singapura

8. Untuk menganalisis pengaruh Industri dan Manufaktur terhadap pertumbuhan ekonomi Singapura

9. Untuk menganalisis pengaruh Tabungan terhadap ekspor netto Singapura 10.Untuk menganalisis pengaruh Tabungan terhadap pertumbuhan ekonomi


(34)

1.4. Manfaat Penelitian

Selain dari tujuan penelitian yang telah diuraikan diatas , maka penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Kegunaan teoritis yaitu diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan upaya penajaman konsep tentang pengaruh Kurs, Ekspor dan Impor, Investasi, Jumlah Tenaga Kerja, Tabungan, Industri dan Manufaktur yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara. 2. Perbandingan antar negara, yaitu bagi Indonesia dalam kebijakan untuk

meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi melalui Investasi, Ekspor dan Impor, Jumlah Tenaga Kerja, Kurs, Tabungan , Industri dan Manufaktur.


(35)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada masyarakatnya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya pertama kemajuan atau penyesuaian teknologi , kedua dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk , ketiga secara institusi ( lembaga ) dan dasar terhadap berbagai tuntutan kondisi yang ada , dan keempat yaitu pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.

Indikator kemajuan pembangunan suatu negara adalah pertumbuhan ekonomi , indikator ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk memperbesar outputnya dalam laju yang lebih cepat dari pada tingkat pertumbuhan penduduknya. Pembangunan ekonomi tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi dimana pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.

Pada negara – negara maju maupun negara yang sedang berkembang , Naik atau turunnya pertumbuhan ekonomi di suatu negara ternyata dibarengi munculnya permasalahan makro ekonomi yang secara teori seharusnya tidak terjadi , misalnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga diikuti dengan meningkatnya jumlah pengangguran. Padahal berdasarkan teori Pertumbuhan


(36)

yang gilirannya akan menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. Gross Domestic Product ( GDP ) atau lebih dikenal dengan PDB ( Produk Domestik Brutto ) merupakan total pendapatan dan pengeluaran total nasional atas output barang dan jasa dalam satu periode tertentu. PDB ini mencerminkan kinerja ekonomi, sehingga jika PDB semakin meningkat , maka semakin baik pula kinerja perekonomian di negara tersebut. PDB suatu negara sangat penting dalam perekonomian maka perlu dianalisa faktor – faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi PDB.,ada banyak sekali faktor yang mempengaruhinya baik secara langsung ataupun tidak langsung.Menurut teori para ahli yaitu Keynes, PDB terbentuk dari empat faktor yang berpengaruh secara positif, keempat faktor tersebut adalah ekspor netto ( NX ) , konsumsi ( C ) , Investasi ( I ) , dan pengeluaran Pemerintah. Keempat faktor tersebut juga dipengaruhi oleh faktor – faktor seperti tingkat pendapatan , tingkat harga , suku bunga , tingkat inflasi , money supply, nilai tukar.

Para ahli ekonomi berpendapat bahwa adanya kecendrungan menaik bagi output perkapita saja tidaklah cukup, tapi kenaikan output harus bersumber dari proses intern perekonomian tersebut, artinya proses pertumbuhan ekonomi harus bersifat menghasilkan kekuatan bagi timbulnya kelanjutan pertumbuhan dalam jangka panjang ( periode selanjutnya ).

Selanjutnya disini dijelaskan faktor – faktor (input dan output) yang akan menunjang pertumbuhan ekonomi suatu negara :

1. Sumber Daya Manusia  Tenaga kerja mempunyai jumlah tenaga kerja dan keterampilan angkatan kerja.Banyak ekonom melihat bahwa kualitas input tenaga kerja seperti keterampilan , pengetahuan , pendidikan dan disiplin merupakan


(37)

satu-satunya unsur penting dari Pertumbuhan Ekonomi.Perkembangan teknologi dalam kegiatan ekonomi menuntut tersedianya tenaga kerja yang terampil dan terlatih.Contohnya perkembangan teknologi dalam bidang infokom ( informasi dan komunikasi ) yang dahulu tenaga kerja hanya terampil memakai mesin ketik karena perkembangan teknologi harus memaksakan belajar dan mengetik dengan cara komputer.

2. Sumber Daya Alam  Pertumbuhan Ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh kekayaan alamnya seperti suburnya tanah , luasnya daerah , keadaan iklim dan cuaca , jumlah dan hasil hutan , hasil dari pertanian , hasil dari laut , barang tambang . Kekayaan alam akan dapat memperlancar usaha untuk mengembangkan ekonomi suatu negara, biasanya negara berkembang peranan hasil pertanian dan pertambangan minyak yang di ekspor menjadi penggerak utama bagi permulaan pertumbuhan ekonomi, meskipun demikian , sumber daya alam tidaklah menjamin terjadinya pertumbuhan ekonomi, karena banyak negara yang tidak mempunyai kekayaan alam seperti singapura namun pertumbuhan ekonominya berkembang dengan pesat.

3. Sumber Daya Modal  Sumber Daya Modal merupakan komponen yang penting dalam pertumbuhan ekonomi.Dalam masyarakat yang sangat kurang maju sekalipun barang-barang modal sangat besar perannya dalam kegiatan ekonomi. Negara – negara yang pertumbuhan ekonominya berkembang pesat cenderung melakukan investasi yang besar untuk pembentukan modal seperti contoh membangun jalur transportasi kereta api , lapangan udara , membangun rigasi , jalan dan jembatan serta prasarana lainnya. Hal ini merupakan fakta bahwa ini


(38)

uang yang digunakan dalam proses produksi maka semakin besar output yang dihasilkan tetapi dengan syarat penggunaannya dikelola secara efektif dan efisien. 4. Teknologi  Kemajuan teknologi mampu menaikkan efesiensi kegiatan memproduksi barang . Kemajuan ini akan menurunkan biaya produksi dan meningkatkan jumlah produksi.

2.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Tanpa bermaksud mengabaikan beberapa definisi mengenai pertumbuhan ekonomi yang sudah disampaikan sebelumnya, untuk lebih menyederhanakan pembahasan, pertumbuhan ekonomi yang dimaksud dalam bahasan ini adalah merupakan perkembangan atau kenaikan GDP suatu negara. Pertumbuhan ekonomi bisa bersumber dari perubahan atau kenaikan pada sisi aggregate demand dan sisi aggregat supply.

Proses pertumbuhan ekonomi secara garis besarnya dipengaruhi oleh dua macam faktor, yakni faktor ekonomi dan non ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat tergantung pada sumber alamnya, sumber daya manusia, kapital, usaha, teknologi, dan sebagainya. Semua itu merupakan faktor-faktor ekonomi. Tetapi pertumbuhan ekonomi tidak mungkin bisa terjadi selama lembaga sosial dan budaya, kondisi politik dan keamanan, serta nilai-nilai moral dalam suatu bangsa tidak menunjang. Dengan kata lain tanpa adanya dukungan faktor-faktor non ekonomi semacam itu secara baik, maka pertumbuhan ekonomi kemungkinan tidak terwujud. Adapun untuk menghitung laju pertumbuhan ekonomi pada suatu negara berdasarkan konsep GDP caranya sebagai berikut :


(39)

gt = GDPt – GDP t-1

GDP

X 100% ...[2.1]

t-1

dimana gt adalah pertumbuhan ekonomi pada tahun t, GDPt adalah besarnya Gross Domestic Product pada tahun ke t, dan GNPt-1 adalah besarnya Gross Domestic Product pada tahun ke t-1. Teknik perhitungan laju pertumbuhan ekonomi semacam inilah yang paling banyak digunakan oleh setiap instansi-instansi, lembaga-lembaga, badan-badan resmi pemerintah maupun swasta. Sebenarnya perhitungan laju pertumbuhan ekonomi untuk suatu negara banyak caranya, tergantung model pertumbuhan bagaimana yang digunakan. Beberapa model pertumbuhan ekonomi yang sangat terkenal diantaranya adalah model pertumbuhan Harrod (1947) and Domar (1957), model pertumbuhan jangka panjang Solow (1956), model akumulasi kapital Joan Robinson (1956), model pertumbuhan Kaldor (1957), model Mahalanobis (1952), model Fel’dman (1957), model pertumbuhan endogenus (endogenous growth model) dan lain-lain.

2.3. Pertumbuhan Ekonomi Harrod-Domar

Harrod-Domar memberi peranan kunci kepada investasi di dalam proses pertumbuhan ekonomi, khususnya mengenai sifat ganda yang dimiliki investasi.

Pertama, investasi menciptakan pendapatan (merupakan dampak dari permintaan investasi), dan kedua, investasi memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok kapital (merupakan dampak dari penawaran investasi). Karena itu selama investasi netto tersedia dan tetap berlangsung,


(40)

mempertahankan tingkat ekuilibrium pendapatan pada kapasitas full employment, baik pendapatan riil dan output keduanya harus dalam laju yang sama pada saat kapasitas produktif kapital meningkat. Kalau tidak, setiap perbedaan antara keduanya akan menimbulkan kelebihan kapasitas atau ada kapasitas yang menganggur (idle capacity). Hal ini memaksa pengusaha membatasi pengeluaran investasinya yang akhirnya membawa dampak buruk terhadap perekonomian yaitu menurunkan pendapatan dan kesempatan kerja pada periode berikutnya, sehingga menggeser perekonomian keluar jalur steady growth. Jadi apabila

employment hendak dipertahankan dalam jangka panjang maka investasi harus senantiasa diperbesar. Hal ini jelas memerlukan pertumbuhan pendapatan riil secara terus menerus pada tingkat yang cukup untuk menjamin penggunaan kapasitas secara penuh atas stok kapital yang terus tumbuh. Tingkat pertumbuhan pendapatan yang diperlukan inilah disebut sebagai warranted rate of growth atau tingkat pertumbuhan yang terjamin (Jhingan, 1993). Model Harrod-Domar dibangun berdasarkan asumsi-asumsi : (1) perekonomian dalam kondisi full employment dan closed economy, (2) tidak ada campur tangan pemerintah, (3) APS sama dengan MPS, dan MPS dianggap konstan, (4) rasio stok kapital terhadap pendapatan dianggap tetap, (5) tidak ada penyusutan barang kapital, (6) tingkat harga umum konstan (upah riil sama dengan pendapatan riil), (7) tidak ada perubahan tingkat bunga. Menurut Domar, sisi penawaran agregat ditunjukkan melalui jumlah netto potensi kenaikan output perekonomian yang dirumuskan sebagai berikut :


(41)

dimana dY adalah kenaikan output, I adalah investasi, dan v adalah rasio kapital-output. Telah kita ketahui bersama bahwa investasi itu merupakan salah satu faktor penentu dalam permintaan agregat, dan juga telah dipahami bahwa keterkaitan antara permintaan agregat dengan output dapat dijelaskan melalui multiplier. Kita dapat menulis kembali bahwa dalam keseimbangan pasar barang :

Y = C + S ...[2.3] Oleh karena I = S dan C = cY maka,

Y = cY + I ...[2.4]

Y – cY = I ...[2.5]

( 1- c ) Y = I ...[2.6]

sY = I ...[2.7]

Y = (1/s)I ...[2.8]

Dimana Y adalah pendapatan nasional, I adalah investasi, s merupakan marginal propensity to saving atau MPS, dan 1/s adalah multplier. Untuk menunjukan adanya perubahan, persamaan [2.8] menjadi :


(42)

Menurut Domar untuk mencapai pertumbuhan steady state, permintaan agregat harus tumbuh dalam laju yang sama dengan pertumbuhan kapasitas output. Dengan demikian dari persamaan [2.2] dan [2.9] diperoleh :

Iv = ( 1/s ) dI ...[2.10] dI/I = sv ...[2.11] Kita telah membangun persamaan dasar dari Domar. Persamaan ini menunjukkan bahwa untuk mempertahankan perekonomian dalam kondisi full employment

maka laju pertumbuhan investasi harus sama dengan "sv". Inilah batas kecepatan laju investasi yang diperlukan untuk menjamin penggunaan kapasitas potensial dalam rangka mempertahankan pertumbuhan steady state.

Domar memberikan contoh angka untuk menjelaskan hal ini. Misalkan diketahui COR = v = 25 persen per tahun, MPS = s = 12 persen, dan kenaikan pendapatan (Y) yang diharapkan adalah 150 milyar dolar per tahun. Jika full employment

hendak dipertahankan setiap tahunnya maka jumlah investasi yang harus ditanam adalah sebesar 150 milyar dolar x 0.12 = 18 milyar dolar. Jumlah ini akan menaikan kapasitas produksi setiap tahun sebesar : 18 milyar dolar x 0.25 = 4.5 milyar dolar, dan pendapatan nasional akan naik sebesar itu pula. Akan tetapi kenaikan relatif pendapatan akan sama dengan kenaikan absolut di bagi pendapatan itu sendiri, yaitu :

150 x 0.12 x 0.25 150

= 0.12 x 0.25 = 0.03 atau 3 %

Jadi untuk mempertahankan full employment, pendapatan harus meningkat dengan laju pertumbuhan sebesar 3 persen per tahun. Inilah yang merupakan laju


(43)

ekuilibrium pertumbuhan. Setiap perbedaan dari lintasan emas (golden path) ini akan membawa kepada fluktuasi siklis. Bila "dI/I" lebih besar dari "sv" maka perekonomian akan mengalami booming dan sebaliknya akan mengalami depresi. Sekarang, misalkan rasio investasi-output itu adalah I/Y. Rasio ini dapat juga ditulis dengan cara lain, (I/K)(K/Y), dimana (I/K) merupakan laju pertumbuhan tingkat akumulasi kapital yang dapat dinotasikan "g", dan (K/Y) merupakan rasio kapital-output(capital output ratio) dengan notasi "v". Selanjutnya kita dapat menulis kembali rasio investasi output adalah :

I/Y = (I/K)(K/Y) = gv ………...………... [2.12]

Dari persamaan [2.8] dapat diperoleh : I/Y = s, dengan demikian persamaan [2.13] menjadi,

s = gv ………...…...… [2.13] atau,

g = s/v ………...………...…… [2.14]

dimana "s/v" merupakan laju pertumbuhan terjamin (warranted growth rate). Sekarang ini merupakan model dasar Harrod. Model original Harrod-Domar beranggapan bahwa s dan v adalah konstan – yang sangat ditentukan oleh struktur institusional. Model Harrod-Domar sering juga disebut model "knife edge", maksudnya sebagai berikut. Jika laju pertumbuhan aktual lebih kecil atau lebih lambat dari pada laju pertumbuhan terjamin, maka akan terjadi ekses barang-barang kapital, yang berarti investasi yang diperlukan lebih kecil dibandingkan


(44)

Akibatnya ialah terjadi depresi yang berkepanjangan. Sebaliknya, jika pertumbuhan aktual lebih besar atau lebih cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan terjamin, maka pendapatan aktual berkembang dalam laju yang lebih cepat dari yang dimungkinkan oleh pertumbuhan kapasitas produktif perekonomiannya. Ini lebih lanjut akan menyebabkan terjadinya kekurangan kapital. Dimana dalam kondisi seperti itu investasi yang direncanakan akan lebih besar dibandingkan dengan investasi yang terealisir, dan produksi akan mengalami kekurangan permintaan agregat. Dari konsep "knife edge" ini kelihatan bahwa pertumbuhan steady-state dalam model Harrod-Domar itu sangat tidak stabil. Ia akan menjadi stabil apabila tingkat pertumbuhan riil sama dengan "s/v" secara permanen. Salah satu contoh penerapan model Harrod-Domar adalah sebagai berikut. Misalkan diketahui COR suatu negara adalah 4, dan negara tersebut mengharapkan laju pertumbuhan terjamin untuk mencapai steady state

adalah sebesar 3%. Pertanyaanya, berapakah besarnya rasio tabungan yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan terjamin tersebut. Karena diketahui bahwa COR = v = 4 dan laju pertumbuhan terjamin atau g = 3%, maka s = gv = 4 x 0,03 = 0,12 atau 12%, artinya dengan rasio kapital output sebesar 4, dibutuhkan setiap tahun tabungan masyarakat sebanyak 12% dari pendapatannya per tahun agar negara tersebut bisa mencapai laju pertumbuhan terjamin sebesar 3%. Sebaliknya, jika yang diketahui adalah COR = 4 dan rasio tabungan pendapatan atau v sebesar 3% maka laju pertumbuhan terjamin yang dapat dicapai adalah g = s/v = 0,03 . 4 = 0,12 atau 12%.


(45)

2.4. Pertumbuhan Ekonomi Solow – Swan

Teori pertumbuhan neoklasik dikembangkan oleh Robert M. Solow (1970) dari Amerika Serikat dan T.W. Swan dari Australia (1956). Teori mereka disebut juga dengan istilah teori neoklasik. Model Solow-Swan menggunakan unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi, dan besarnya output yang saling berinteraksi. Perbedaan utama dengan model Harrod-Domar adalah masuknya unsur kemajuan teknologi dalam model Solow-Swan ini. Selain itu, Solow-Swan menggunakan model fungsi produksi yang memungkinkan adanya substitusi antara kapital (K) dan tenaga kerja (L). Tingkat pertumbuhan menurut mereka berasal dari tiga sumber yaitu : akumulasi modal, bertambahnya penawaran tenaga kerja, dan kemajuan teknologi. Teknologi ini terlihat dari peningkatan skill atau kemajuan teknik sehingga produktivitas meningkat. Dalam model Solow-Swan, masalah teknologi dianggap fungsi dari waktu.

Teori Solow-Swan menilai bahwa dalam banyak hal mekanisme pasar dapat menciptakan keseimbangan sehingga pemerintah tidak perlu terlalu banyak mempengaruhi atau mencampuri pasar. Campur tangan pemerintah hanya sebatas kebijakan fiskal daan kebijakan moneter. Model Solow-Swan secara matematika dapat disajikan sebagai berikut :

(

K L t

)

i f i

Y = , , …………...………... [2.15] Agar faktor produksi selalu berada pada kapasitas penuh (full employment) perlu mekanisme yang menyamakan investasi (I) dengan tabungan (S). Dengan demikian pertumbuhan mantap (steady growth) membutuhkan syarat:


(46)

p K Y a MPK

i i i

i = = ...………... [2.16]

dimana MPKi = marginal productivity of capital. Jika p sudah tertentu, dan a tetap konstan maka Y (pertumbuhan pendapatan) dan K (pertumbuhan modal) harus tumbuh dengan tingkat yang sama. Syarat keseimbangan bagi keseluruhan sistem adalah :

∑ = ∑

=

=1 1

1 i i i

S

I ………...………...…... [2.17]

Suatu daerah akan mengimpor modal jika tingkat pertumbuhan modalnya lebih kecil dari rasio tabungan domestik terhadap modal. Dalam pasar persaingan sempurna MPL (marginal productivity of labor) adalah merupakan fungsi langsung tetapi memiliki hubungan terbalik dengan MPK (marginal productivity of capital). Hal ini bisa dilihat dari rasio modal dan tenaga kerja (K/L).

Teori Neoklasik sebagai penerus teori Klasik menganjurkan agar kondisi selalu diarahkan untuk menuju pasar persaingan sempurna. Dalam pasar persaingan sempurna perekonomian bisa tumbuh optimal. Sama halnya dengan model ekonomi klasik, kebijakan yang perlu ditempuh adalah meniadakan berbagai hambatan dalam perdagangan, perpindahan orang, barang dan modal. Harus dijamin kelancaran arus barang, modal, tenaga kerja dan perlunya perluasan informasi pasar. Sarana dan prasarana perhubungan dibangun dengan baik, dan terjaminnya keamanan, ketertiban dan kestabilan politik. Model Neoklasik sangat memperhatikan kemajuan teknologi yang dapat ditempuh melalui melalui peningkatan sumberdaya manusia.


(47)

2.5. Pertumbuhan Ekonomi Dalam Perekonomian Terbuka

Kedua Model pertumbuhan ekonomi yang baru saja dijelaskan sebelumnya adalah dalam kerangka perekonomian tertutup (closed economy frame work) karena tidak terdapat perdagangan internasional (ekspor-impor).Dalam kenyataannya, pertumbuhan ekonomi yang terjadi dalam konteks internasional sangat besar pengaruhnya terhadap proses pertumbuhan.Hubungannya adalah pertama, bahwa suatu negara dapat meminjam atau meminjamkan dana sebagai bagian dari proses pertumbuhannya.Kedua, pertumbuhan mempunyai keterkaitan dengan pola perdagangan dari suatu negara dan jangkauannya sampai dimana ia dapat mengimpor perubahan teknologi yang terjadi di bagian lain.

Dalam perekonomian terbuka, Investasi dalam negeri bisa dibiayai dengan tabungan luar negeri (world saving) dari pada tabungan dalam negeri itu sendiri .Kita lihat model solow untuk model perekonomian terbuka.Misalkan bahwa dunia dibagi atas dua wilayah yang masing-masing sedang tumbuh dan memiliki tingkat pertumbuhan yang sama dan berada pada posisi steady state equilibrium .Jika pada negara B mempunyai tingkat tabungan yang lebih tinggi daripada negara A. Sebelumnya diketahui bahwa di dalam pertumbuhan ekonomi yang mapan output masing masing tenaga kerja akan menjadi lebih tinggi di negara B dari pada negara A , termasuk juga rasio pada modal – tenaga kerja. Karena negara B banyak menggunakan modal per tenaga kerja dari negara A , maka produktivitas marjinal modal (MPK) akan lebih rendah di negara B dari negara A dan akibatnya tingkat bunga di negara B akan menjadi lebih rendah.


(48)

Misalkan bahwa sekarang kedua perekonomian negara A dan B tersebut membuka diri terhadap aliran modal luar negeri.Karena setiap negara ingin mencari pendapatan yang tinggi, maka modal dengan sendirinya akan mengalir dari negara B ke negara A. Akibatnya, negara B akan mengalami surplus dalam neraca transaksi berjalan dan negara A mengalami defisit dalam neraca tersebut, karena adanya kelebihan tabungan di negara B maka negara B mulai membiayai pengeluaran investasi di negara A akibatnya rasio modal-tenaga kerja di kedua negara itu akan sama, seperti terjadi ( Mohon Maaf tesis ini tidak lengkap,..karena itu jika ingin melihat yang lengkap diharapkan lihat buku teks aslinya di perpustakaan pusat / perpustakaan pascasarjana dan atau kepada pengarangnya sendiri disebabkan adanya tindakan copn and paste ).pada output per tenaga kerja, meskipun faktanya tingkat tabungan diantara kedua negara tersebut berbeda.Negara dengan tingkat modal per tenaga kerja yang rendah pada awalnya dan dengan begitu mempunyai tingkat pengembalian yang tinggi pada investasi , maka akan menerima suatu aliran modal masuk.Selama masa transisi menuju new steady state , maka negara yang awalnya memiliki kelangkaan modal, dalam hal ini negara A akan memiliki tingkat pertumbuhan output diatas steady state rate. iA SA

SB i

0

i

A C A S

1

A i0 C A D i

B

0

B


(49)

Gambar 2.1. Perekonomian Terbuka terhadap aliran keuangan dilihat dari Investasi, Tabungan, Tingkat Bunga dan neraca transaksi berjalan.

Perekonomian yang terbuka dapat menjadi suatu faktor pendorong menuju kearah penurunan dalam kesenjangan diantara berbagai negara dalam output perkapita dan rasio modal-tenaga kerja, dan pertumbuhan ini tidak akan berubah secara permanen.Setelah realokasi tabungan dunia, steady state growth diantara kedua negara akan sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk ditambah perubahan teknologi yang meningkatkan tenaga kerja, Karena pada dasarnya modal akan mengalir dari negara yang kaya modal ke negara miskin modal dan kita percaya bahwa negara – negara akan menjadi pengimpor modal dalam tahap awal di dalam proses pembangunan dan kemudian menjadi pengekspor modal.

2.6. Investasi

Menurut Sunariyah (2003:4): “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.” Dewasa ini banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa. Menurut Husnan (1996:5) menyatakan bahwa “proyek investasi merupakan suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek raksasa ataupun proyek kecil


(50)

manfaat ini dalam bentuk nilai uang. Sedang modal, bisa saja berbentuk bukan uang, misalnya tanah, mesin, bangunan dan lain-lain. Namun baik sisi pengeluaran investasi ataupun manfaat yang diperoleh, semua harus dikonversikan dalam nilai uang. Suatu rencana investasi perlu dianalisis secara seksama. Analisis rencana investasi pada dasarmya merupakan penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (baik besar atau kecil) dapat dilaksanakan dengan berhasil, atau suatu metode penjajakkan dari suatu gagasan usaha/bisnis tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha/bisnis tersebut dilaksanakan. Suatu proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan akan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu dilakukan perencanaan investasi yang lebih teliti agar tidak terlanjur menanamkan investasi pada proyek yang tidak menguntungkan. Menurut Senduk (2004:24) bahwa produk-produk investasi yang tersedia di pasaran antara lain:

a. Tabungan di bank

Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan. Produk tabungan biasanya memperbolehkan kita mengambil uang kapanpun yang kita inginkan. b. Deposito di bank

Produk deposito hampir sama dengan produk tabungan. Bedanya, dalam deposito tidak dapat mengambil uang kapanpun yang diinginkan, kecuali apabila uang tersebut sudah menginap di bank selama jangka waktu tertentu (tersedia pilihan antara satu, tiga, enam, dua belas, sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga yang harian). Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada suku bunga


(51)

tabungan. Selama deposito kita belum jatuh tempo, uang tersebut tidak akan terpengaruh pada naik turunnya suku bunga di bank.

c. Saham

Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli saham, berarti membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut mengalami keuntungan, maka pemegang saham biasanya akan mendapatkan sebagian keuntungan yang disebut deviden. Saham juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut capital gain maupun lebih rendah daripada kita membelinya yang selisih harganya disebut capital loss. Jadi, keuntungan yang bisa didapat dari saham ada dua yaitu deviden dan capital gain.

d. Properti

Investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau rumah. Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu :

(a) Menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan uang sewa. (b) Menjual properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi.

e. Barang-barang koleksi

Contoh barang-barang koleksi adalah perangko, lukisan, barang antik, dan lain-lain. Keuntungan yang didapat dari berinvestasi pada barang-barang koleksi adalah dengan menjual koleksi tersebut kepada pihak lain.

f. Emas

Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia setelah mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara yang memiliki


(52)

dan Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-negara G-7. Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi pula harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding searah dengan inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan harga emas melampaui kenaikan inflasi itu sendiri.

g. Mata uang asing

Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat investasi. Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan investasi dalam saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem mengambang bebas (free float) yaitu benar-benar tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran. Di Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang rupiah sangat fluktuatif.

h. Obligasi

Obligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan atau membiayai suatu proyek pemerintah. Karena sifatnya yang hampir sama dengan deposito, maka agar lebih menarik investor suku bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi dibanding suku bunga deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan obligasi dapat juga dijual kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi maupun lebih rendah daripada ketika membelinya. Terdapat pengelompokkan jenis-jenis investasi yaitu:


(53)

Simpanan dalam mata uang Rupiah, dengan tingkat suku bunga relatif lebih tinggi dibandingkan jenis simpanan lainnya. Tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6, 12, dan 24 bulan.

2. Saham

Surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberikan berbagai hak menurut ketentuan anggaran dasar (shares, stock ).

3. Obligasi

Surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dan bersuku bunga tertentu, yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik dana dari masyarakat, guna pembiayaan perusahaan atau oleh pemerintah untuk keperluan anggaran belanjanya (debenture bond).

4. Sekuritas pasar uang

Sekuritas pasar uang merupakan surat-surat berharga jangka pendek yang diperjualbelikan di pasar uang.

5. Sertifikat hutang obligasi

Merupakan bukti kepemilikan piutang kepada pihak lain. Sertifikat ini dapat diperjualbelikan pada tingkat diskonto tertentu. Sertifikat hutang obligasi ini merupakan bentuk investasi jangka panjang.

6. Tanah/bangunan

Investasi ini tergolong investasi dalam bentuk property, investasi ini biasanya untuk jangka waktu panjang karena mengharapkan adanya kenaikan dari nilai tanah/bangunan yang telah dibelinya.


(1)

sumber akumulasi modal. Identitas perhitungan pendapatan nasional menunjukkan bahwa arus modal keluar netto selalu sama dengan neraca perdagangan S – I = NX jadi jika suatu negara surplus perdagangan maka tabungan akan melebihi investasi sehingga negara kita adalah negara donor di pasar uang dunia dan kegiatan ekspor barang dan jasa ke negara lain lebih banyak dari pada mengimpornya sehingga tabungan yang tidak diinvestasikan untuk masyarakat dalam negeri akan dipakai oleh pihak asing yang membutuhkan pinjaman.

9. Pengaruh Tabungan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura

Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh Tabungan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura signifikan secara positif dengan koefisien sebesar 0,174. Hal ini berarti jika terjadi kenaikan pada Tabungan sebesar 1 % ceteris paribus maka akan menyebabkan kenaikan pada pertumbuhan ekonomi sebesar 0,174%.

Ini Sesuai dengan Kebijakan Pemerintah Singapuran melalui perdana menterinya dengan memberlakukan Forced Saving (Menabung Paksa) bagi rakyatnya dan mengurangi konsumsi, yang tujuannya adalah untuk tabungan hari tua bagi pekerja dan tujuan lainnya sebagai aliran Modal masuk bagi negara, dalam rangka untuk meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi. Dana Tabungan ini digunakan untuk proyek – proyek pembangunan misalnya membuat perumahan bagi masyarakat (apartment) dan dana tabungan ini diperoleh dari peraturan pemerintah melalui iuran wajib CPF (Central Provident Fund) serta simpanan sukarela di Bank. Pada tahun 1955 Tingkat kontribusi secara bertahap meningkat sampai 50% dari gaji kotor pegawai, pada tahun 1986 diturunkan menjadi 35% dan pada tahun 1987 tingkat kontribusi jangka panjang baru ditetapkan 40% untuk pegawai dibawah 50 tahun, 25% bagi yang berumur 55-59 tahun, 15% bagi yang berumur 60-64 tahun dan 10% bagi yang berumur diatas 65 tahun.

Setiap penduduk Singapura atau yang bekerja disana secara otomatis menjadi anggota CPF (Central Provident Fund), tetapi ada beberapa wiraswasta tidak masuk keanggotaan CPF. Pertumbuhan anggota CPF rata – rata mengalami peningkatan pada tahun 1955 sebanyak 180.000 orang dan pada tahun 1988 sebanyak 2.060.000 orang dan menyimpan dana sebesar 32,5 milyar dollar singapura. CPF tidak hanya menjadi tabungan pribadi bagi pegawai tetapi pendukung kemandirian keluarga dan perlindungan keuangan dengan keuntungan tambahan lewat penjamin langsung oleh negara. CPF secara umum merupakan tabungan pemerintah untuk pembiayaan pembangunan di sektor publik, yang juga menjadi mekanisme untuk membatasi konsumsi swasta, sehingga dapat membatasi tingkat inflasi di singapura.

Dalam Perekonomian Terbuka seperti singapura, Peningkatan Tabungan Domestik tidak harus membuat investasi juga meningkat, artinya dana yang ada di tabungan domestik tidak langsung di transfer ke investasi. Dengan Mobilitas Modal yang tinggi (tidak ada hambatan terhadap arus modal masuk dan keluar), tabungan dan investasi masing – masing berdiri sendiri dan tidak saling mempengaruhi, misalnya jika tabungan tetap, investasi domestik dapat meningkat karena adanya aliran modal masuk yang berasal dari luar negeri. Selain pemenuhan kebutuhan dana investasi yang diambil dari dana tabungan domestik / pemerintah, Tabungan dapat disalurkan melalui Penyediaan Uang dan Dana pinjaman / kredit baik dalam maupun diluar negeri sehingga dana perkreditan yang diperlukan bagi industri dan manufaktur, usaha kecil menengah yang ada di singapura atau dikenal dengan SMEs (Small and Medium Sizes Enterprises) , Usaha Perdagangan, usaha-usaha yang menyangkut produksi barang-barang kebutuhan pokok seperti pangan, Usaha Konstruksi, usaha-usaha yang banyak menyerap tenaga kerja yang seluruhnya ada di singapura.

Menurut Gregory N.Mankiw(2006) Model ekonomi Solow menunjukkan bahwa jika tingkat tabungan tinggi,maka perekonomian akan memiliki persediaan modal besar dan tingkat output yang tinggi. Jika tingkat tabungan rendah, perekonomian akan memiliki persediaan modal kecil dan tingkat output rendah .Tabungan yang lebih tinggi mengarah ke pertumbuhan yang lebih cepat dalam model solow tetapi hanya sementara. Kenaikan tingkat tabungan hanya akan meningkatkan pertumbuhan sampai perekonomian mencapai kondisi mapan baru. Jika perekonomian mempertahankan tingkat tabungan yang tinggi, maka hal itu akan mempertahankan persediaan modal yang besar dan tingkat output yang tinggi , tetapi tidak mempertahankan tingkat pertumbuhan yang tinggi selamanya.


(2)

Modal per pekerja,k

Kenaikan tingkat tabungan menunjukkan bahwa jumlah investasi untuk setiap persediaan modal tertentu lebih tinggi. Kenaikan itu membuat fungsi tabungan bergeser keatas. Pada kondisi mapan awal k *1

Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom sesudah Keynes yaitu Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod. Teori Harrod-Domar ini mempunyai asumsi yaitu:

investasi > depresiasi. Persediaan modal meningkat sampai,perekonomian mencapai kondisi mapan yang baru k *2 dengan memiliki modal dan output.

Kecenderungan untuk menabung (Marginal Propensity to Save = MPS) besarnya tetap, demikian juga ratio antara modal-output (Capital-Output Ratio atau COR) dan rasio pertambahan modal-output (Incremental Capital-Output Rratio atau ICOR).

Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-barang modal yang rusak. Namun demikian untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Hubungan tersebut telah kita kenal dengan istilah rasio modal-output (COR). Dalam teori ini disebutkan bahwa, jika ingin tumbuh, perekonomian harus menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya. Semakin banyak tabungan dan kemudian di investasikan, maka semakin cepat perekonomian itu akan tumbuh (Lincolyn, 2004:64-67).

10. Pengaruh Industri dan Manufaktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh Industri dan Manufaktur terhadap Ekspor Netto Signifikan secara positif dengan koefisien sebesar 0,244. Hal ini berarti jika terjadi kenaikan pada Industri dan Manufaktur sebesar 1 % ceteris paribus maka akan menyebabkan kenaikan pada pertumbuhan ekonomi sebesar 0,244%.

Menurut (Chenery;1986), bahwa industrialisasi sebagai transformasi struktural dalam suatu negara. Oleh sebab itu, proses industrialisasi dapat didefenisikan sebagai proses perubahan struktur ekonomi dimana terdapat kenaikan kontribusi sektor industri dalam permintaan konsumen, PDB, ekspor dan kesempatan kerja. Hubungan lainnya industri dan manufaktur dengan pertumbuhan perekonomian yaitu meningkatkan nilai tambah seluruh sektor ekonomi dengan sektor industri pengolahan sebagai leading sektor.

Menurut (Sugiarto, Said Kelana:2000) Berdasarkan pengalaman dihampir semua negara, bahwa industrialisasi suatu keharusan karena menjamin kelangsungan proses pembangunan ekonomi jangka panjang dengan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan yang menghasilkan pendapatan perkapita setiap tahun.

Menurut (Chenery dalam Tambunan, 2001) Seluruh negara di dunia melaksanakan proses industrialisasi, untuk menjamin pertumbuhan ekonomi. hal ini menunjukkan bahwa sektor industri telah dipercaya oleh seluruh dunia sebagai satu-satunya leading sektor yang membawa suatu perekonomian menuju kemakmuran, sektor industri dijadikan leading sektor sebab sektor ini mempunyai begitu banyak kelebihan dibandingkan sektor pertanian, kelebihannya diantara lain produksinya mempunyai dasar, nilai tukar (term of trade) yang tinggi, nilai tambah besar, bagi pengusaha mempunyai keuntungan yang besar, dan proses produksinya lebih dapat dikendalikan oleh manusia. Industrialisasi di setiap negara mempunyai corak yang berbeda-beda, dalam implementasinya ada empat teori yang dilaksanakan oleh beberapa negara yang melandasi industrialisasinya Menurut (Dumairy, 2001). Adapun 4 teori tersebut adalah:

o Keunggulan komparatif (Comparative advantage), Jenis industri yang dikembangkan

oleh negara yang menganut teori ini adalah industri yang merupakan keunggulan komperatif negara tersebut.

o Keterkaitan industri (industrial linkage), Jenis industri yang dikembangkan oleh negara yang


(3)

ekonomi lain. Penciptaan kesempatan kerja (employment creation), Jenis industri yang dikembangkan oleh negara yang menganut teori ini adalah industri mempunyai penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar.

o Loncatan teknologi (technology jump) Jenis industri yang dikembangkan oleh negara yang

menganut teori ini adalah industri yang mempunyai teknologi tinggi sehingga akan terjadi alih ekonomi bagi sektor-sektor lain

KESIMPULAN

Berdasarkan berbagai uraian, analisis dan pengkajian dalam Analisis Faktor – faktor Pertumbuhan Ekonomi Singapura dengan menggunakan perangkat analisa kuantitatif, baik secara teori maupun empirik maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ekspor netto Singapura

2. Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Singapura. 3. Kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Singapura. 4. Kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap Ekspor Netto Singapura.

5. Tenaga Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Singapura.

6. Tenaga Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Ekspor Netto singapura.

7. Ekspor Netto berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Singapura.

8. Industri dan Manufaktur berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi singapura.

9. Tabungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi singapura. 10. Tabungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Ekspor Netto singapura.

5.2. SARAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Analisis Faktor –faktor Pertumbuhan Ekonomi Singapura, maka peneliti dapat memberi saran sebagai berikut :

1. Pertumbuhan Ekonomi singapura dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja secara positif oleh karena itu dalam meningkatkan produksi barang dan jasa melalui produktivitas tenaga kerja, Pemerintah membuat kebijakan dalam pengendalian tenaga kerja artinya ketika jumlah tenaga kerja berada pada tenaga kerja penuh (Full Employment) maka penyerapan tenaga kerja tidak diperlukan agar produktivitas tenaga kerja tidak menurun.

2. Dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas Tenaga Kerja yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi, Penyerapan Tenaga kerja harus dilandasi dengan kualitas tenaga kerja seperti peningkatan dalam keterampilan, pengetahuan, dan disiplin karena ini merupakan elemen penting dalam Pertumbuhan ekonomi. Suatu Negara yang mampu membeli peralatan canggih tetapi tidak memperkerjakan tenaga kerja yang terampil dan terlatih tidak akan dapat memanfaatkan barang – barang modal tersebut secara efektif.

3. Pemerintah harus meningkatkan peran sektor investasi dalam perekonomian yang didukung melalui instrumen kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dimana kita ketahui Peningkatan Investasi akan meningkatkan kapasitas produksi dan memungkinkan terjadinya transfer teknologi dan ilmu pengetahuan, karena itu investasi yang berasal dari dalam dan luar negeri harus diupayakan peningkatannya dan pemerintah juga melihat margin keuntungan yang diperoleh agar kedua belah pihak yaitu investor dan pemerintah sama – sama mendapatkan keuntungan sehingga dapat menaikkan pendapatan negara / masyarakat termasuk para investor. 4. Ketika Resesi Global Terjadi pada tahun 2009 dibutuhkan Kebijakan Khusus Pemerintah untuk pemasaran hasil output sektor Industri dan Manufaktur dalam bidang Perdagangan Internasional , karena jika suatu negara menolak untuk membeli barang hasil produksi yang disebabkan krisis ekonomi (daya beli kecil ) maka Pemerintah Singapura dapat memberikan informasi untuk mengalihkan barang hasil produksi tersebut ke negara lain yang tidak terkena dampak krisis ekonomi sesuai dengan Trade Aggrement (Perjanjian Perdagangan Antar Negara). 5. Meskipun Nilai Impor Hampir sama dengan nilai Ekspor, Ekspor Singapura harus ditingkatkan setiap tahunnya melalui jalur Re-Ekspor baik dari Hasil output Industri dan manufaktur atau Jasa, dsb. dengan cara melihat keseimbangan nilai tukar ( term of trade ) yang ditetapkan Pemerintah sehingga ada Margin Keuntungan Ekspor Bersih yang diterima.

6. Pemerintah harus mengelola,mengawasi dan memprioritaskan secara efektif dan efisien terhadap penggunaan sumber dana yang berasal dari Tabungan Domestik / Negara dimana Tabungan merupakan sumber utama bagi pendanaan investasi dalam dan luar negeri selain itu Penggunaan Dana Tabungan dapat digunakan sebagai Penyediaan Uang dan tujuan Kredit dalam


(4)

dan luar negeri seperti Usaha Kecil Menengah atau usaha lainnya yang berpotensi untuk meningkatkan pendapatan rakyat.

7. Penelitian ini mempunyai Keterbatasan karena hanya meneliti varibel pada sektor Investasi, Kurs, Tenaga Kerja, Ekspor-Impor, Tabungan Domestik, Industri dan Manufaktur yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Singapura.Penelitian selanjutnya dapat diharapkan meneliti lebih lengkap dengan melibatkan variabel sektor lainnya melalui variabel intervening (Variabel antara).

DAFTAR PUSTAKA

Alkadri, 1999. “Sumber-sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 1969-1996” Jurnal Studi Indonesia, Jakarta ; Universitas Terbuka Jakarta Pusat Studi Indonesia

Abdullah, Burhanuddin, 2003. Strategi Kebijakan Moneter bagi Perkembangan Ekonomi yang berkelanjutan, Jakarta : Bank Indonesia

Arbuckle. James L., 1997, AMOS 4 User Guide, Chigago, Smallwater Corporation.

Asian Development Bank (ADB) (2010). Key Indicators 2010. World Bank, Washington, DC : World Bank

Baldwin, Meier. 1964. Economic Development Theory, History, Policy, John Wiley and Sons. Boediono. 1999.Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogjakarta : BPFE YGM

Balassa, B. (1978), “Export and Economic Growth : Further Evidence”, Journal of Development Economics, Vol.18

Barro J. Robert (2001), “Economic Growth in across section of Country”, The Quarterly Journal of Economics, Vol. 106, No. 2., pp. 407-443 Cambridge, Massachusetts, MIT Press. Basuki, dan Soelistyo. 1997. "Kajian Mengenai Pengaruh penanaman Modal Asing Langsung

terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Tabungan Domestik Indonesia Tahun 1969-1994", Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 2

Chia, N.C. and A Tsui (2003). Life annuities of Compulsory saving and income adequacy of the eldery in singapore. Journal of Pension Economics and Finance

Chow, P.C.Y. (1986), : “Causality Between Export Growth and Industrial Development” : Journal of Development Economics, Vol.26

Chew, S B and R Chew (2008). Macro objective of the central provident fund: A review. In Chia Wai Mun and Sng Hui Ying (eds.), Singapore and Asia in a Globalised World. Singapore: World Scientific

Department of Statistics ( various years ). Yearbook of Statistic, Singapore. Singapore: SNP Publisher

Doraisami, Anita (2004), From Crisis to Recovery: The Motivation for and Effects of Malaysian Capital Controls, Journal of International Development 16

Domling, Malcom, J. And Valenzuela, Rebecca (2004). “Economics Development in Asia” : Monash University : Thomson Learning Publication

Dumairy. 2001. Perekonomian Indonesia. Cetakan Kelima. Penerbit Erlangga ; Jakarta

Eisner, Robert. The Misunderstood Economy: What Counts and How to Count It, Harvard Business Press (1995)

Economic and Social Statistics, Singapore. Department of Statistics, Singapore (Various Issues Year of Year)

Economic Survey of Singapore. Ministry of Trade and Industry Republic of Singapore (Various Issues Year of Year 2000 - 2012)

Muhammad, Fadel, 1992, Industrialisasi dan wiraswasta : masyarakat industri ""belah ketupat”” Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Ferdinand, Augusty, 2000, AMOS 4 (Structural Equation Modeling), Penerbit Semarang. Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics. Edition Fourth. McGraw-Hill.

Govindacaj, Kumar Shanta, 1978 “ The Employment Problem in ASEAN Country Indonesia, Philipina, Thailand, Singapore, Malaysia “Master of Social Science Thesis National University of Singapore

Halwani, R. Hendra. (2002). Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia.

Hassan, Ghada and Kassar, Khaled (2007). “1000 Reason Why Singapore” First Edition ; Thomson Learning Publication


(5)

Hair, JR, JF & Anderson, Rolph E & Tatham, Ronald L & Balck, William C, 1992, Multivariate Data Analysis, Fifth Edition, Prentice-Hall, International, Inc.

Hsiao, M.C.W. (1987), “Test of causality and Exogeneity between Export and Economic Growth : The Case of Asian NICs”, Journal of Economic Development, Vol.12

Hopf, Gregor (2009); ‘Was Singapore Extraordinary?’ A Comparative View of Singapore’s Saving Performance 1965 – 1999 ; Working Paper No.2 / 2009 ; Hamburg School of Business Administration, Hamburg , Germany; 2009

Hwa, Ming, Sze, Joseph (1991); Forecasting Singapore’s GDP Growth : Cointegration And Error Correction Approach; Master of Social Science; National University of Singapore 1991 Hong, Yin, ( 2002 ). The Outward Direct Investment of SMEs: The Case of Singapore: Master of

Social Science Thesis National University of Singapore

Hopf, Gregor (2004) : Saving and Investment : The Economic Development of Singapore 1965 – 1999; London School of Economics, London

Hopf, Gregor (2006) : ‘A Critical Assesment of Past Investigations into Singapore’s Saving Behavior’; The Singapore Economic Review, Vol. 51, No. 1, 2006; pp.67-90

Huff, W. G. (2001): ‘Entitlements, destitution, and emigration in the 1930s Singapore great depression’; Economic History Review, Vol. 54 (2), May 2001, pp.290 – 323

Insukrindro, Dkk. 2000 Dasar – Dasar Ekonometrika. Kerjasama Bank Indonesia dengan Program Studi MEP UGM. Yogyakarta.

IMF Statistics Department (various). International Financial Statistics, USA: IMF Publication Service

International Monatery Fund (IMF). 1998. International Financial Statistics.

International Monetary Fund (2001): Singapore Selected Issues; IMF Staff Country Report No. 01/177; October 2001

Irham dan Yogi. 2003. Ekspor di Indonesia. Cetakan Pertama. Pustaka Binaman. Pressindo. Jakarta.

Jhingan, 1993, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Rajawali Pers, Jakarta.

Jhingan, M. L. ,(2007). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan: Edisi Pertama : Jakarta : RajaGrafindo Persada

Khor, H, J Lee, E Robinson and S Supaat (2007). Managed float exchange rate system: The experience of Singapore. Singapore Economic Review

Leng, Bee, Ko, (1997). Foreign Direct Investment, Export And Economic Growth: A Study of Granger Causality With Data From Korea, Singapore And Taiwan: Master of Social Science Thesis National University of Singapore

Lin, Wei, Tan (2008). Financial Crisis And The Resolution of Financial Distress: Evidence From Malaysia And Thailand: Doctor of Philosophy : Department of Economics: National University of Singapore

Murni , Asfia , 2006. Ekonomika Makro . Bandung PT.Rafika Aditama

Monetary Authority of Singapore, Republic of Singapore (various issues). MAS Annual Report Ministry of Trade and Industry Republic of Singapore (1998). Report on Singapore’s

Competitiveness 1998. Singapore : SNP Publisher

Ministry of Manpower, Republic of Singapore (2011). Manpower Research and Statistics Department Singapore Publication Service

Miles, David and Scott, Andrew (2002) : Macroeconomics – Understanding the Wealth of Nations; John Wiley and Sons, New York, 2002

Mankiw, N. Gregory, 2003. Teori Makro Ekonomi Terjemahan. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama

Nanga , Muana , 2005. Makroekonomi : Teori , Masalah dan Kebijakan Edisi 2 . Jakarta PT.Raja Grafindo Persada

P. Miller, Frederic ; Vandome, F., Agnes ; Mcbrewster, John (2011) Economy of Singapore ; Economic System, Developed country, Port of Singapore, Central Provident Fund, Temasek Holdings ; Aplhascript Publishing 2011

Peebles, Gavin and Wilson, Peter (2002): Economic Growth and Development in Singapore – Past and Future; Edward Elgar, Cheltenham, UK; 2002

Papas James dan Mark Hirschey. 1995. Ekonomi Manajerial. Penerbit : Binarupa Aksara. Jakarta. Rodrik, Dani (2000), Exchange Rate Regime and Institutional Arrengements in the Shadow of


(6)

Reksoprayitno, Soediyono, 2000. Ekonomi Makro ( Pengantar Analisis Pendapatan Nasional ), Edisi Kelima. Cetakan Kedua, Yogyakarta : Liberty

Ranis G. And Stewart F., 2002. “Economic Growth and Human Development in Latin America”, Cepal Review No.78 , Economic Commission For Latin America and The Caribbean. Sumanjaya, Rahmad., 2005. “Analisis Faktor – Faktor Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”. Tesis

Magister Ekonomi Pembangunan Univesritas Sumatera Utara.

Solfida ,Elenora.,2004 “Analisa Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi Singapura (1994 – 2003)” ; Jakarta ; Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti

Solfida ,Elenora.,2000 “Analisa Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Malaysia Dan Thailand” ; Jakarta ; Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti

Swee , Keng , Goh (1995); ‘The Practice of Economic Growth’; Federal Publications (s) Pte.Ltd.1995

Sukirno Sadono, 2006. Pengantar Teori Makroekonomi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Samuelson, Paul A. Dan Nordhaus, William D, 2004. Ilmu Makro ekonomi. Edisi Bahasa

Indonesia Jakarta : PT.Media Global Edukasi. Sunariyah, 2003, Dasar – Dasar Investasi. Jakarta : Indonesia. Supriana, Tavi , 2008. Ekonomi Makro. Medan USU Press

Susanti, Hera, M.Ikhsan dan Widyanti 2000 : Indikator-Indikator Makro Ekonomi; Jakarta: LPFE - UI

Setiawan, Aries, Setiawan ; Ritonga, Ferdiansyah 2011. Analisis Jalur ( Path Analysis ) Dengan Menggunakan Program AMOS, Edisi Pertama, Bogor ; Suluh Media

Tabachnick, Barbara. G. & Fidell, Linda S, 1989. Using Multivariate Statistics, Second Edition, Harper and Row Publisher, New York.

Tarigan, Robinson 2009; Ekonomi Regional; Edisi Revisi; Jakarta ; Bumi Aksara

Todaro, Michael, P. Dan Stephen C. Smith, 2004, Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, Edisi Kedelapan, Jakarta : Erlangga

Todaro, Michael, P. Dan Stephen C. Smith, 2006, Pembangunan Ekonomi, Edisi Kesembilan, Jakarta : Erlangga

Todaro, Michael, P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Ketujuh diterjemahkan oleh Haris Munandar. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Tarmizi, Basri, Hasan, 2011, “Analisis Pembangunan Ekonomi Terhadap Ketimpangan Pembangunan Antar Sektor Wilayah Kota Medan” Desertasi Doktor Ilmu Perencanaan Wilayah Program Pascasarjana USU, Medan.

Tambunan, Tulus, 2001. Tranformasi Ekonomi di Indonesia : Teori dan Temuan Empiris. Jakarta : Salemba Empat.

Wilson , Peter (2011); ‘Challanges for the Singapore Economy after the Global Financial Crisis’ ; World Scientific Publishing Co.Pte.Ltd.2011

Williamson, O. (2000). Economic Institutions And Development: A view From The Bottom World Bank (2001) : World Development Report 2000/01; World Bank

Widodo, HG Suseno Triyanto, 2000 . Indikator Ekonomi Dasar Perhitungan Perekonomian Indonesia, Yogjakarta : Kanisius

Yusoff , Mohammad, Othman (1992); Consumption Function in Singapore Rational Expectations Approach; Master of Social Science; National University of Singapore 1992.