Fase Diam Detektor Komputer, Integrator, atau Rekorder

2.6.2.5 Fase Diam

Kebanyakan fase diam pada KCKT berupa silika yang dimodifikasi secara kimiawi, silika yang tidak dimodifikasi, atau polimer-polimer stiren dan divinil benzen. Permukaan silika adalah polar dan sedikit asam karena adanya residu gugus silanol Si-OH. Oktadesil silika ODS atau C18 merupaka fase diam yang paling banyak digunakan karena mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran rendah, sedang, maupun tinggi Rohman, 2007.

2.6.2.6 Detektor

Detektor yang biasa digunakan dalam KCKT menurut Ditjen POM 1995, adalah: - Fotometer ultraviolet, merupakan detektor yang umum dan stabil. - Refraktometer diferensial, mendeteksi perbedaan indeks bias pelarut murni dan indeks bias pelarut zat yang diuji. - Flourometer, detektor yang peka untuk senyawa yang dapat berflourosensi. - Elektokimia. Menurut Rohman 2007, idealnya suatu detektor harus mempunyai karakterisasi sebagi berikut: - Mempunyai respon terhadap solut yang cepat dan reproduksibel. - Mempunyai sensitifitas yang tinggi, yakni mampu mendeteksi solut pada kadar yang sangat kecil. - Stabil dalam pengoperasiannya. Universitas Sumatera Utara - Mempunyai sel volume yang kecil sehingga mampu meninimalkan pelebaran pita. - Signal yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi solut pada kisaran yang luas. - Tidak peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan aliran fase gerak.

2.6.2.7 Komputer, Integrator, atau Rekorder

Alat pengumpul data seperti komputer, integrator, atau rekorder, dihubungkan dengan detektor. Alat ini akan mengukur sinyal elektronik yang dihasilkan oleh detektor lalu mem-plotkannya sebagai suatu kromatogram yang selanjutnya dapat dievaluasi oleh seorang analis pengguna Rohman, 2007. Komponen yang terelusi mengalir ke detektor dan dicatat sebagai puncak- puncak yang secara keseluruhan disebut sebagai kromatogram. W W 12 H 12 H Rt Area Gambar 2.4 Kromatogram Hampir semua jenis campuran solut dapat dipisahkan dengan KCKT karena banyaknya fase diam yang tersedia dan selektifitas yang dapat ditingkatkan dengan mengatur fase gerak. Pemisahan dapat dilakukan dengan fase normal atau fase terbalik tergantung pada polaritas relatif fase diam dan fase gerak. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan pengukuran dilakukan menggunakan alat KCKT. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biofarmasi dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU.

3.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan, beaker gelas, neraca analitis Baecho, pipet tetes, tabung sentrifugasi, rak tabung, gelas ukur, alat vortex Health HVM-400, alat sentrifugasi Health HC 1120T, termos es, spuit 1 ml, spuit 3 ml, politube, mikropipet, batang pengaduk, vial 2 ml, satu unit alat KCKT Agilent 1120 Compact LC, kolom ODS-C18, wadah solven, pompa vakum Gast DOA-PG04-BN, injektor, syringe 50 µl, sonifikator Branson 1510, kertas membran filter whatman cellulosa nitrate 0,45 µm, penyaring PTFE 0,2 µm gambar alat dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2 halaman 17.

3.2 Bahan

Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu: metanol p.a. E. Merck, NaOH p.a. E. Merck, plasma darah pasien TB, plasma kontrol gambar dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 21, pirazinamida baku sertifikasi dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 36, kalium dihidrogen fosfat p.a E. Merck, Universitas Sumatera Utara