PENDAHULUAN Prof. Dr.Drs.Timbangen Sembiring, MSc 4. Dr. Drs. Anwar Darma Sembiring MS

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak bumi merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak digunakan sebagai bahan bakar BBM, untuk memenuhi keperluan manusia, seperti industri, transportasi, dan rumah tangga, dan pemakaiannya semakin meningkat terus, sesuai dengan pertambahan penduduk dan perkembangan teknologi sehingga ketersediaannya akan semakin menipis karena minyak bumi ini tidak dapat diperbaharui un renewable. Jadi untuk mengatasi hal itu pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden No.10 Tahun 2006 tentang Pengembangan Bahan Bakar Nabati BBN Ishom, F.,2008 Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif dari bahan mentah terbarukan renewable, selain bahan bakar diesel dari minyak bumi. Biodiesel tersusun dari bermacam ester asam lemak yang dapat diperoleh dari minyak tumbuhan seperti minyak sawit minyak kelapa, minyak jarak pagar, minyak kemiri, minyak kacang tanah dan masih banyak lagi jenis tumbuhan yang dapat menghasilkan biodiesel. Biodiesel juga bersifat ramah lingkungan, emisi CO 2 yang dihasilkan dari pembakaran pada mesin-mesin akan diserap kembali oleh tanaman atau tumbuhan itu sendiri, sehingga akumulasi CO 2 di atmosfer relatif kecil atau disebut Zero CO 2 Emission, sedangkan pembakaran minyak bumi BBM menghasilkan akumulasi CO 2 di atmosfer akan bertambah, sehingga akan mengakibatkan perubahan iklim global atau sering disebut global warning atau efek rumah kaca Rukaesih Achmad, 2004. Bangun melaporkan bahwa emisi gas buang O, NO dan CO 2 dari biodisel B10 dan B20 turunan minyak kelapa sawit CPO = Crude Palm Oil lebih kecil dibandingkan dengan emisi gas buang dari minyak solar. Hasil-hasil penelitian menyatakan bahwa biodiesel mempunyai emisi buang yang relatif lebih kecil dari emisi gas buang dari minyak solar, sehingga biodiesel dapat dinyatakan lebih ramah lingkungan. Pengetahuan tentang biodiesel ini sangat perlu dikembangkan dengan mengadakan Universitas Sumatera Utara penelitian-penelitian ilmiah terhadap berbagai sumber minyak nabati Bangun, N., 2008. Biodiesel dapat diperoleh dari proses transesterifikasi minyak nabati,dan mengahasilkan Metil Ester FAME = Fatty Acid Metil Ester atau Biodiesel. Setelah produk metil ester yang dihasilkan tersebut menjalani serangkaian proses pencucian dan pengeringan penghilangan kandungan air, maka metil ester tersebut pada dasarnya telah siap untuk digunakan sebagai bahan bakar masin diesel. Namun sebelum digunakan sebagai bahan bakar sebaiknya terlebih dahulu dilakukan pengujian sifat-sifat fisis karakteristik biodiesel, untuk mengetahui apakah biodiesel terebut,bila digunakan sebagai bahan bakar tanpa menimbulkan masalah pada mesin diesel, untuk itu hasil pengujian karakteristik yang akan diperoleh nantinya, sangat diharapkan dapat mendekati karakteristik dari minyak solar atau minyak diesel. Adapun beberapa karakteristik yang dilakukan pengujian adalah : densitas, viskositas, titik nyala, titik kabut, kadar air, bilangan iod, dan hasil pengujian karakteristik biodiesel ini dibandingkan dengan karakteristik minyak solar atau karakteristik biodiesel yang sesuai standar ASTM ATAU SNI-04-7182-2006. Jika karakteristiknya telah sama, maka biodiesel tersebut telah dapat dipergunakan secara murni B100, atau campuran biodiesel dengan minyak solar yaitu B10 dan B20. 1.2 Perumusan Masalah Petrodiesel solar sudah dikenal pemakainnya dan mempunyai karakteristik sesuai standar ASTM American Sociaty of Testing and Material, bahan bakar ini akan semakin berkurang, karena itu perlu energi alternatif, seperti bahan bakar minyak nabati, dan peneliti akan menguji sifat-sifat fisika-kimia biodiesel B10 dan B20 dari turunan minyak kacang tanah, sehingga masalah dapat dirumuskan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Apakah sifat-sifat fisika-kimia biodiesel B10 dan B20 viskositas, densitas, titik nyalaflash point, titik kabutcould point, kadar air dan bilangan iodine dapat mendekati SNI Biodiesel-04-7182-2006 dan Standar Solar. 2. Apakah emisi gas buang B10 dan B20 lebih rendah dibandingkan dengan emisi gas buang solar.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perubahan besaran sifat-sifat fisika-kimia karakteristik Biosiesel B10 dan B20 turunan minyak kacang tanah. 2. Untuk mengetahui emisi gas buang B10, B20 dan solar 3. Mempelajari potensi minyak nabati khususnya minyak kacang tanah sebagai biodiesel dengan membandingkan hasil pengujian karakteristik biodiesel B10 dan B20 dengan standar SNI-04-7182-2006 dan Standar Solar

1.4 Hipotesis

Sifat-sifat fisika-kimia biodiesel B10 dan B20 turunan minyak kacang tanah dapat mendekati standar SNI-04-7182-2006 dan Standar Solar dan Emisi gas buang B10,B20 lebih rendah dari emisi gas buang minyak solar.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Untuk mendayagunakan minyak kacang tanah sebagai bahan dasar pembuatan biodiesel 2. Bahan bakar B10 dan B20 dapat pengganti bahan bakar solar. 3. Bahan bakar B10, B20 turunan kacang tanah mempunyai emisi gas buang lebih rendah dari emisi gas buang solar sehingga bahan bakar ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA