Untuk mengetahui dan mengenal biodiesel ini akan menganalisa beberapa sifat-sifat fisisnya yang dapat dipergunakan sebagai tolak ukur kualitas bahan bakar biodiesel.
Beberapa sifat-sifat fisis yang diteliti adalah viskositas, densitas, titik nyala flash point, titik kabut cloud point, kadar air dan bilangan iodine
2.3.1 Viskositas
Viscosity
Viskositas merupakan sifat intrinsik fluida yang menunjukkan resistensi fluida terhadap alirannya,karena gesekan di dalam bagian cairan yang berpindah dari suatu
tempat ke tempat yang lain mempengaruhi pengatoman bahan bakar dengan injeksi kepada ruang pembakaran,akibatnya terbentuk pengendapan pada mesin. Viskositas
yang tinggi atau fluida masih lebih kental akan mengakibatkan kecepatan aliran akan lebih lambat sehingga proses derajat atomisasi bahan bakar akan terlambat pada
ruang bakar. Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan proses kimia yaitu transesterifikasi untuk menurunkan nilai viskositas minyak nabati itu sampai
mendekati viskositas solar. Pada umumnya viskositas minyak nabati jauh lebih tinggi dibandingkan viskositas solar, sehingga biodiesel turunan minyak nabati masih
mempunyai hambatan untuk dijadikan sebagai bahan bakar pengganti solar. Viskositas suatu fluida cairan dapat diukur dengan Viskometer Ostwald dan
pengukuran ini merupakan viskositas kinematik Indantono, Y. S.,2006 Persamaan untuk menentukan viskositas kinematik :
µ = K x t 2.1
dimana µ = viskositas kinematik centi stokes cSt
K = konstanta viscometer Ostwald t = waktu mengalir fluida didalam pipa viscometer dt
2.3.2 Densitas
Density
Densitas menunjukkan perbandingan massa persatuan volume karakteristik ini berkaitan dengan nilai kalor dan daya yang dihasilkan oleh masin diesel persatuan
volume bahan bakar. Massa jenis bahan bakar diesel diukur dengan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
metode ASTM D 287 atau ASTM DI 298 dan mempunyai satuan kilogrammeter kubik kgm
3
. Kerapatan suatu fluida dapat didefinisikan sebagai massa per satuan volume, yaitu:
ρ =
v m
2.2
dengan rapat massa kgm
3
m = massa kg v = volume m
3
2.3.3 Tititk Nyala
Flash Point
Titik nyala adalah titik temperatur terrendah dimana bahan bakar dapat menyala ketika bereaksi dengan udara. Bila nyala terus terjadi secara menerus maka
suhu tersebut diinamakan titik bakar fire point. Titik nyala yang terlampau tinggi
dapat menyebabkan keterlambatan penyalaan sementara apabila titik nyala terlampau rendah akan menyebabkan timbulnya denotasi yaitu ledakan kecil yang terjadi
sebelum bahan bakar masuk ruang bakar. Hal ini juga dapat meningkatkan resiko bahaya saat penyimpanan. Semakin tinggi titik nyala dari suatu bahan bakar semakin
aman penanganan dan penyimpanannya.Widyastuti, L.,2007
2.3.4 Titik Kabut