5. Perbandingan Reaktan
Variabel penting lain yang mempengaruhi hasil ester adalah rasio molar antara alkohol dan minyak nabati. Stoikiometri reaksi transesterifikasi
memerlukan 1 mol minyak trigliserida memerlukan 6 mol metanol menggunakan rasio molar alkohol-minyak = 1 : 6. Terlalu banyak alkohol yang dipakai
menyebabkan biodiesel mempnyai viskositas yang rendah dibandingkan viskositas solar juga akan menurunkan titik nyala
flas point. Hal ini disebabkan karena pengaruh sifat-sifat alkohol yang mudah terbakar. Perbandingan alkohol
minyak = 1 : 2,2 etanol : minyak. Kusmiyati, 1995
2.5 Bahan Bakar Diesel Solar
Bahan bakar solar tersusun atas ratusan rantai hidrokarbon yang berbeda, yaitu pada rentang 12 sampai 18 rantai karbon. Hidrokarbon yang terdapat dalam
minyak solar meliputi paraffin, naftalena, olefin dan aromatic mengandung 24 aromatic berupa benzene, toluene, xilena dan lain-lain, dimana temperatur
penyalaannya akan menjadi lebih tinggi dengan adanya hidrokarbon volatile yang lebih banyak.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3. Karakteristik Solar Batasan
Metode Uji ASTMlain
NO Karakteristik
UNIT MIN
MAX ASTM
IP
1 Angka Setana
45 -
D-613 2
Indeks Stana 48
- D4737
3 Berat Jenis pada 15
C Kgm
3
815 870
D-1298 D-4737 4
Viskositas pada 40 C
Mm2sec 2.0
5.0 D-445
5 Kandungan Sulfur
mm -
0.35 D-1552
6 Distilasi : T95
°C -
370 D-86
7 Titik Nyala
°C 60
- D-93
8 Titik Tuang
o
C -
18 D-97
9 Karbon Residu
merit -
Kelas I D-4530
10 Kandungan Air Mgkg
- 500
D-1744 11 Biological Grouth
- Nihil
12 Kandungan FAME vv
- 10
13 Kandungan Metanol Etanol
vv Tak Terdeteksi
D-4815 14 Korosi bilah tembaga
Merit -
Kelas I D-130
15 Kandungan Abu mm
- 0.01
D-482 16 Kandungan Sedimen
mm -
0.01 D-473
17 Bilangan Asam Kuat mgKOHgr
- D-664
18 Bilangan Asam Total mgKOHgr
- 0.6
D-664 19 Partikulat
Mgl -
- D-2276
20 Penampilan Visual -
Jernih dan terang 21 Warna
No.ASTM -
3.0 D-1500
Wahyuni, A. I.,2008
2.6 Pemakaian
Biodiesel Sebagai Bahan Bakar Diesel
Dari hasil penelitian penelitian yang telah dilakukan untuk mempelajari berbagai efek pamakaian minyak nabati sebagai bahan bakar motor diesel baik secara
murni biodiesel 100 B100 maupun campuran biodiesel dengan solar seperti B10, B20 dan seterusnya menunjukkan bahwa kinerja motor diesel yang memakai
biodiesel sebagai bahan bakar adalah mendekati dengan dengan kinerja motor diesel Jadi sifat-sifat fisis biodiesel masih mendekati sifat-sifat fisis bahan bakar solar. Agar
biodiesel dapat dipergunakan sebagai pengganti bahan bakar diesel maka sifat-sifat fisis biodiesel harus sama dengan sifat-sifat fisis solar.
Universitas Sumatera Utara
Jika sifat-sifat fisis biodiesel belum sama dengan sifat-sifat fisis solar akan menyebabkan derajat atomisasi minyak biodiesel pada sistim injeksi akan kurang
baik dari pada bahan bakar solar.Wibowo, C. S., 2008 Untuk mendapatkan kinerja yang optimum pada sistim injeksi motor diesel ada 3
pilihan yang dapat dilakuklan,yaitu : 1. Modifikasi sifat-sifat fisika-kimia minyak nabati,agar sesuai dengan sifat-sifat
fisika-kimia bahan bakar diesel. 2. Modifikasi peratan injeksi untuk mendapatkan atomisasi yang memuaskan
pada ruang bakar mesin. 3. Kombinasi dari kedua modifikasi diatas
Dan yang dilakukan sekarang oleh peneliti-peneliti ilmiah adalah modifikasi sifat- sifat fisika-kimia minyak nabati sebagai berikut :
1. Menggunakan campuran minyak nabati dengan bahar bakar diesel fosil solar 2. Mengubah komposisi kimiawinya melalui suatu proses sederhana seperti
proses transesterifikasi Pada penelitian ini dipergunakan campuran biodiesel turunan kacang tanah dengan
bahan bakar solar dapat disebut B10 dan B20.
2.7 Emisi Gas Buang