Rumusan Masalah Tujuan Manfaat
pestisida mengenai tubuhnya. Semua tindakan seperti itu tentunya kurang tepat Afriyanto, 2008. Hal inilah yang memungkinkan akan terjadinya keracunan
pada petani jeruk, salah satunya di Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember dengan lahan yang cukup luas dengan hasil pertanian yang banyak. Penyimpanan
yang kurang baik juga bisa terjangkau anak-anak atau orang-orang nekat untuk dimanfaatkan sebagai bahan untuk bunuh diri Prijanto, 2009.
Kejadian keracunan pestisida di Indonesia dari tahun 1996-1998 ada 820 kasus dan menyebabkan kematian sebanyak 125 orang sedangkan tahun 1999-
2001 ada sebanyak 868 kasus dan menyebabkan kematian 134 orang. Sementara itu kejadian keracunan akut karena pestisida dari tahun 2001 sampai tahun 2005
tercatat yang menderita 4867 orang dan yang meninggal sebayak 3789 orang Depkes RI, 2007 dalam Ma’rufi 2012.
Hasil wawancara awal terhadap metode penyemprotan yang dilakukan petani jeruk di salah satu lahan di Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember
menunjukkan bahwa petani melakukan penyemprotan pada waktu pagi hari sepanjang tahun dengan durasi 3-5 jam perhari, frekuensi penyemprotan
dilakukan seminggu sekali atau seminggu dua kali. Pestisida yang digunakan ada beberapa jenis, yaitu supermetrin, abamektin, profenofos, alfasupermetrin
defekonasol. Gejala atau tanda-tanda keracunan yang sering dialami petani yaitu pusing dan kadang sampai mual. Petani jeruk juga tidak melakukan penyemprotan
dengan metode yang benar dan aman, seperti seringkali tidak melihat arah angin saat melakukan penyemprotan, tidak memakai APD saat melakukan
penyemprotan, sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor kadar kolinesterase pada darah petani jeruk Desa Sukoreno Kecamatan Umbulsari
Kabupaten Jember.