Hubungan Pola Asuh Gizi dan Konsumsi Makanan dengan Kejadian

32

2.3 Hubungan Pola Asuh Gizi dan Konsumsi Makanan dengan Kejadian

Stunting Stunting merupakan keadaan tubuh pendek dan sangat pendek hingga melampaui defisit -2 SD dibawah media panjang atau tinggi badan Manary dan Solomons, 2009. Stunting dengan indikator TBU memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama, misalnya: pola asuh atau pemberian makan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan yang mengakibatkan anak menjadi pendek. Pola asuh merupakan penyebab tidak langsung yang dapat mempengaruhi status gizi stunting, sedangkan konsumsi makanan terkait asupan yang tidak adekuat adalah penyebab langsung terjadinya stunting. Pangan merupakan kebutuhan dasar untuk setiap manusia. Asupan zat gizi makro dan mikro mempunyai fungsi yang sangat luas dan penting bagi tubuh. Stunting merupakan hasil dari kekurangan gizi kronis yang menghambat pertumbuhan linier. Menurut Fitri 2012, biasanya pertumbuhan mulai goyah dimulai pada sekitar 6 bulan, sebagai transisi makanan anak yang sering tidak memadai dalam jumlah kualitas terkait juga dengan pola asuh makan, serta peningkatan paparan dari lingkungan yang meningkatkan terkena penyakit. Zat gizi yang berperan dalam hal ini yaitu zat gizi makro meliputi energi dan protein, serta beberapa zat gizi mikro seperti kalsium, zat besi, seng dan iodium. Kualitas dan kuantitas konsumsi makanan balita sangat perlu diperhatikan agar balita tidak mengalami kekurangan zat gizi kronis. Hal tersebut berkaitan erat dengan pola pengasuhan ibu yaitu pola asuh gizi. Kebutuhan zat gizi anak akan tercukupi dengan diberikannya pola asuh gizi yang baik dan memadai. Pola asuh gizi anak akan selalu terkait dengan kegiatan pemberian makan untuk memenuhi kebutuhan gizinya yang akhirnya akan berkontribusi terhadap status gizi Istiany dan Rusilanti, 2013. Pola asuh anak merupakan praktek pengasuhan yang diterapkan kepada anak balita dan pemeliharaan kesehatan. Menurut Zeitlin 2000 pola asuh ibu memiliki 4 aspek kunci meliputi perawatan dan perlindungan bagi anak, pemberian ASI dan MP- ASI, pengasuhan psikososial, serta praktek kebersihan diri dan sanitasi 33 lingkungan. Pemberian ASI dan MP-ASI serta persiapan dan penyimpanan makanan tercakup dalam praktek pemberian makan pola asuh gizi Engle et al.,1997, dalam Astari et al., 2005. Penelitian yang dilakukan Made Amin et al. 2004 menunjukkan adanya hasil uji statistik yang bermakna antara pola asuh dengan status gizi yang artinya semakin baik pola asuh semakin baik status gizi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bibi 2001 dalam Made Amin et al. 2004 bahwa dengan adanya pola asuh yang baik utamanya asuhan gizi maka status gizi akan semakin baik. Menurut Kushariuspeni 2012, menyatakan bahwa bayi yang lahir normal juga dapat berisiko stunting jika asupan gizinya kurang. Kurangnya asupan gizi pada bayi kemungkinan disebabkan karena pola asuh yang salah pada anak. 34

2.4 Kerangka Teori

Dokumen yang terkait

Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura kabupaten Langkat Tahun 2008

5 71 83

DETERMINAN KEJADIAN ANAK BALITA GIZI BURUK DAN GIZI KURANG USIA 6-24 BULAN PADA KELUARGA NON MISKIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROGOTRUNAN KECAMATAN LUMAJANG KABUPATEN LUMAJANG

0 5 17

DETERMINAN KEJADIAN ANAK BALITA GIZI BURUK DAN GIZI KURANG USIA 6-24 BULAN PADA KELUARGA NON MISKIN (Studi Kualitatif di Wilayah Kerja Puskemas Rogotrunan Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang)

0 11 53

DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA USIA 12-36 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANDUAGUNG KABUPATEN LUMAJANG

4 21 22

HUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI ZINK DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA UMUR 25-59 bulan (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

0 7 20

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT INFEKSI DAN TINGKAT KONSUMSI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 25-59 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

1 12 72

Hubungan Pola Asuh Gizi dengan Status gizi pada Balita Usia 4–12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medang Kabupaten Blora tahun 2006

2 7 86

HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 7-24 BULAN Hubungan Antara Pola Pemberian Makanan Pendamping Asi (Mp-Asi) Dengan Status Gizi Balita Usia 7-24 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pu

0 4 17

Hubungan Pola asuh makan dan Status gizi dengan Perkembangan anak usia 6-24 bulan di Wilayah kerja Puskesmas Plus, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima.

0 0 4

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOSARI I SKRIPSI

0 0 13