Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian

38

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dan bersifat observasional. Penelitian analitik merupakan penelitian yang ditujukkan untuk menguji hipotesis dan mengadakan interpretasi yang lebih dalam tentang hubungan-hubungan variabel bebas dengan variabel terikat Nazir, 2009. Penelitian ini disebut penelitian analitik karena menganalisis hubungan antara pola asuh gizi dan konsumsi makanan dengan kejadian stunting dan merupakan penelitian observasional karena peneliti hanya mengamati subjek penelitian dan mencari data yang berkaitan dengan penelitian tanpa memberi perlakuan terhadap subjek penelitian. Sedangkan menurut waktu pelaksanaannya, penelitian ini termasuk penelitian cross-sectional karena pengumpulan variabel sebab dan akibat dilakukan secara bersama-sama dalam waktu yang bersamaan dan sekaligus Notoatmodjo, 2010.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Randuagung Kabupaten Lumajang. Peneliti memilih lokasi ini karena berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang, Puskesmas Randuagung memiliki prevalensi stunting tertinggi yaitu sebesar 34,63 artinya Puskesmas Randuagung mengalami masalah kesehatan masyarakat dalam kategori berat Laporan Bulan Intensifikasi Penimbangan Agustus, 2014. 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 hingga Maret 2015. Penelitian ini dimulai dari disetujuinya proposal skripsi, pelaksanaan penelitian, dan diakhiri dengan penyusunan laporan skripsi. 39

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian Menurut Notoatmodjo 2010, populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak balita usia 6 –24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Randuagung Kabupaten Lumajang yang berjumlah 840 anak balita. Subjek yang tidak memenuhi kriteria tersebut, dikeluarkan atau dihilangkan sebagai populasi penelitian. Adapun kriteria eksklusi yang harus dipenuhi dalam mengambil populasi penelitian antara lain : 1 Anak balita yang mengalami cacat fisik. 2 Anak balita yang mengalami penyakit infeksi kronis atau akut berulang mulai dari bayi sampai dilakukannya penelitian. 3 Balita dengan bayi berat lahir rendah BBLR. 4 Tinggi badan orang tua pendek salah satu dan atau keduanya pendek : z- score -2 SD. 5 Telah menjadi responden dalam pelaksanaan uji validitas dan reliabilitas instrument penelitian. 3.3.2 Sampel Penelitian Sampel penelitian ditentukan pada jumlah populasi yang diteliti sesuai dengan kemampuan peneliti dalam hal pendanaan, tenaga, dan waktu. Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi Notoatmodjo, 2010. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian anak balita usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Randuagung yang mempunyai data lengkap sesuai variabel penelitian tidak ada yang missing dan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. 40 N Z 2 1- 2 P 1-P n = ----------------------------- N-1 d 2 + Z 2 1- 2 P 1-P N Z 2 1- 2 P 1-P n = ----------------------------- N-1 d 2 + Z 2 1- 2 P 1-P 840 . 1,96 2 . 0,34 . 1-0,34 n = --------------------------------------- 840. 0,01 + 1,96 2 . 0,34 . 0,66 724,126 n = ---------------- 8,4 + 0,862 724,126 n = ---------------- 9,262 n = 78,18 ≈ 79 3.3.3 Besar Sampel Sampel yang diambil pada penelitian ini berasal dari populasi yang jumlahnya diketahui. Sehingga, besar sampel dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : Keterangan : N = Besar populasi jumlah anak balita usia 6-24 bulan yaitu 840 n = Besar sampel minimum Z 1- 2 = Nilai distribusi normal baku pada tingkat kepercayaan 95 1- , yaitu 0,05 sebesar 1,96 P = Harga proporsi di populasi 284840 = 0,34 q = 1-p = 1 – 0,34= 0,66 d = Kesalahan sampling yang masih bisa ditoleransi, yaitu 10 = 0,1 Dengan menggunakan rumus tersebut, diperoleh besar sampel minimum yang harus diambil dalam penelitian ini sebagai berikut : Hasil perhitungan menunjukkan bahwa besar sampel yang dapat mewakili populasi dalam penelitian ini adalah 78,18 atau dibulatkan menjadi 79 anak balita. 41 Nh nh = x n N 3.3.4 Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Probability Sampling jenis Simple Random Sampling. Menurut Sasatroasmono dan Ismael 2011 teknik Simple Random Sampling adalah memilih sampel secara acak individu dalam populasi. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil besar sampel dengan menggunakan undian. Untuk mempertimbangkan besarnya populasi yang ada di tiap lingkungan atau desa maka, dilakukan perhitungan alokasi proporsional dengan formula berikut ini Budiarto, 2003 : Keterangan: nh : Besarnya sampel untuk sub populasi Nh : Total masing-masing sub populasi N : Total populasi secara keseluruhan n : Besar sampel Tabel 3.1 Distribusi Besar Sampel di Setiap DesaKelurahan Wilayah Kerja Puskesmas Randuagung No Nama Desa Nh N n 1 Randuagung 119 840 79 11 2 Ledok Tempuro 94 840 79 9 3 Kalidilem 175 840 79 17 4 Salak 89 840 79 8 5 Banyuputih Lor 128 840 79 12 6 Pejarakan 95 840 79 9 7 Ranuwurung 87 840 79 8 8 Buwek 53 840 79 5 Total 79 nh = Nh x n N 42

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dokumen yang terkait

Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura kabupaten Langkat Tahun 2008

5 71 83

DETERMINAN KEJADIAN ANAK BALITA GIZI BURUK DAN GIZI KURANG USIA 6-24 BULAN PADA KELUARGA NON MISKIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROGOTRUNAN KECAMATAN LUMAJANG KABUPATEN LUMAJANG

0 5 17

DETERMINAN KEJADIAN ANAK BALITA GIZI BURUK DAN GIZI KURANG USIA 6-24 BULAN PADA KELUARGA NON MISKIN (Studi Kualitatif di Wilayah Kerja Puskemas Rogotrunan Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang)

0 11 53

DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA USIA 12-36 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANDUAGUNG KABUPATEN LUMAJANG

4 21 22

HUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI ZINK DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA UMUR 25-59 bulan (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

0 7 20

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT INFEKSI DAN TINGKAT KONSUMSI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 25-59 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

1 12 72

Hubungan Pola Asuh Gizi dengan Status gizi pada Balita Usia 4–12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medang Kabupaten Blora tahun 2006

2 7 86

HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 7-24 BULAN Hubungan Antara Pola Pemberian Makanan Pendamping Asi (Mp-Asi) Dengan Status Gizi Balita Usia 7-24 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pu

0 4 17

Hubungan Pola asuh makan dan Status gizi dengan Perkembangan anak usia 6-24 bulan di Wilayah kerja Puskesmas Plus, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima.

0 0 4

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOSARI I SKRIPSI

0 0 13