Kerangka Teori Kerangka Konseptual

34

2.4 Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Modifikasi UNICEF 1990 dalam Sulistiyani 2011, Soetjiningsih 2012, Azwar 2004, Tufts 2001 dalam The World Bank 2007 Karakteristik Keluarga - Pendidikan orang tua - Pengetahuan orang tua - Pekerjaan orang tua - Jumlah keluarga - Status sosial ekonomi Karakteristik Balita - Usia - Jenis Kelamin Ketahanan Makanan Keluarga - Daya beli keluarga - Kualitas dan kuantitas makanan Pola Asuh - Pemberian ASI Eksklusif - Pemberian MP-ASI Pelayanan Kesehatan - Fasilitas Pelayanan Kesehatan Ketersediaan dan Aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan Sanitasi Lingkungan - Ketersediaan air bersih - Personal hygiene Status Imunisasi Genetik Konsumsi Makanan Status Infeksi Berat Bayi Lahir Rendah Kejadian Stunting Malnutrisi Kronik 35

2.5 Kerangka Konseptual

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian Keterangan : = Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti = Hubungan yang diteliti = Hubungan yang tidak diteliti Kejadian Stunting Malnutrisi Kronik Riwayat Penyakit Infeksi Faktor Genetik Karakteristik Keluarga 1. Tingkat Pendidikan Ibu 2. Status Pekerjaan Ibu 3. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gizi 4. Jumlah Anggota Keluaraga 5. Pendapatan Keluarga Pola Asuh Gizi 1. Pemberian ASI Eksklusif 2. Pemberian MP-ASI, meliputi: a. Usia Pemberian MP-ASI b. Jenis MP-ASI c. Frekuensi dan Jumlah Pemberian MP- ASI d. Ragam Variasi MP-ASI Konsumsi Makanan 1. Tingkat konsumsi zat gizi makro Energi dan Protein dan mikro Kalsium, Zat Besi, Seng dan Iodium 2. Pola konsumsi zat gizi makro Energi dan Protein dan mikro Kalsium, Zat Besi, Seng dan Iodium Karakteristik Balita 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Status BBLR Pelayanan Kesehatan 1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan 2. Status Imunisasi 3. Sanitasi Lingkungan 36 Berdasarkan kerangka konseptual penelitian dapat diketahui bahwa terdapat dua variabel penelitian yaitu variabel independent yang meliputi karakteristik anak balita, karakteristik keluarga, konsumsi makanan dan pola asuh gizi. Sedangkan variabel dependent pada penelitian ini adalah kejadian stunting. Sehingga dalam menentukan kerangka konsep dipilih yang berpengaruh secara langsung terhadap kejadian stunting pada anak balita dengan kata lain variabel independent yang dialami langsung oleh oleh anak balita. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh pola asuh gizi, karakteristik balita umur dan jenis kelamin, dan karakteristik keluarga tingkat pendidikan dan pengetahuan, status pekerjaan, jumlah anggota keluarga dan pendapatan keluarga. Tingkat pendidikan ibu yang tinggi dapat mempengaruhi konsumsi makanan dan pola asuh gizi pada anak, dimana ibu yang berpendidikan tinggi atau baik memiliki pengetahuan tentang gizi yang baik pula. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik akan tahu bagaimana mengolah makanan dengan baik serta merencanakan menu yang sehat bagi balitanya yang nantinya akan berdampak pada status gizi anak balitanya. Status pekerjaan ibu juga dapat mempengaruhi konsumsi makan, dimana ibu yang bekerja cenderung akan mengurangi intensitasnya untuk memperhatikan kondisi anak balita terutama terkait jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi anak serta kondisi kesehatan anak balita. Pola asuh gizi yang meliputi pemberian makanan dan minuman pre lacteal, pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI akan mempengaruhi konsumsi makanan dan penyakit infeksi. Dalam penelitian ini, terkait pemberian MP-ASI yang akan menjadi fokus penelitian meliputi usia pemberian, jenis, frekuensi pemberian, jumlah yang diberikan dan ragamvariasi MP-ASI Dari beberapa faktor tersebut, ada beberapa variabel yang tidak diteliti yaitu status BBLR, faktor pelayanan kesehatan meliputi status imunisasi, riwayat penyakit infeksi dan faktor genetik. Status imunisasi tidak diteliti karena sebagian besar anak balita sudah mendapatkan imunisasi lengkap. Selain itu terkait riwayat penyakit tidak diteliti dikarenakan lebih kearah penelitian klinis yang membutuhkan waktu lama. Sedangkan faktor genetik tidak menjadi fokus 37 penelitian karena dikhawatirkan akan menjadi variabel perancu dalam penelitian ini.

2.6 Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura kabupaten Langkat Tahun 2008

5 71 83

DETERMINAN KEJADIAN ANAK BALITA GIZI BURUK DAN GIZI KURANG USIA 6-24 BULAN PADA KELUARGA NON MISKIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROGOTRUNAN KECAMATAN LUMAJANG KABUPATEN LUMAJANG

0 5 17

DETERMINAN KEJADIAN ANAK BALITA GIZI BURUK DAN GIZI KURANG USIA 6-24 BULAN PADA KELUARGA NON MISKIN (Studi Kualitatif di Wilayah Kerja Puskemas Rogotrunan Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang)

0 11 53

DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA USIA 12-36 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANDUAGUNG KABUPATEN LUMAJANG

4 21 22

HUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI ZINK DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA UMUR 25-59 bulan (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

0 7 20

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT INFEKSI DAN TINGKAT KONSUMSI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 25-59 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

1 12 72

Hubungan Pola Asuh Gizi dengan Status gizi pada Balita Usia 4–12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medang Kabupaten Blora tahun 2006

2 7 86

HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 7-24 BULAN Hubungan Antara Pola Pemberian Makanan Pendamping Asi (Mp-Asi) Dengan Status Gizi Balita Usia 7-24 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pu

0 4 17

Hubungan Pola asuh makan dan Status gizi dengan Perkembangan anak usia 6-24 bulan di Wilayah kerja Puskesmas Plus, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima.

0 0 4

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOSARI I SKRIPSI

0 0 13