Asam Lemak TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Patin

2.6. Asam Lemak

Asam lemak merupakan senyawa penyusun lemak dan minyak, biasanya merupakan molekul tak bercabang yang mengandung 14 sampai 22 atom karbon. Yang menarik ialah, senyawa itu hampir selalu mempunyai jumlah atom yang genap- suatu kenyataan yang berkaitan dengan asalnya yang bersifat biosintesis. Baik asam lemak jenuh maupun tidak jenuh biasanya diperoleh kembali dari hidrolisis bahan lipid. Ikatan rangkap duanya umumnya memiliki konfigurasi Z cis. Struktur umum dari DHA dan EPA yang termasuk omega-3 dapat dilihat pada Gambar 2.6. Ketidakjenuhan dalam lemak dan minyak biasanya ditentukan dengan addisi kuantitatif iodin biasanya sebagai ICl kepada ikatan rangkap duanya. Penghidrogenan ikatan rangkap dua minyak tak jenuh merupakan cara dalam industri untuk mengubah minyak menjadi lemak. Oksidasi yang dikaitkan dengan ikatan rangkap itu penting baik dari segi niaga maupun segi biologi Pine,dkk, 1988. Lintasan biosintesis asam lemak yang digambarkan pada Gambar 2.7 menunjukkan bahwa asam lemak hampir selalu memiliki struktur yang berselisih dua atom karbon, menimbulkan anggapan bahwa suatu penggalan dua karbon mungkin merupakan zat sebelumnya. Telah diketahui bahwa asetat dalam bentuk asetil CoA merupakan titik asal dimulainya biosintesis asam lemak. Namun proses itu tidak melibatkan penggandengan secara beruntun satuan asetat, karena proses ini ternyata suatu proses yang tidak menghasilkan banyak energi Pine,dkk, 1988. COOH H 3 C H 3 C COOH Gambar 2.6. Struktur EPA dan DHA Gambar 2.7. Biosintesis Asam Lemak Murray et al, 2003 Pengamatan yang agak penting dalam mendapatkan kejelasan mengenai alur sintesis asam lemak ialah adanya kebutuhan karbondioksida. Namun penggunaan CO 2 yang ditandai dengan isotop menunjukkan bahwa atom karbonnya tidak tergabung dalam hasil akhirnya. CO 2 -nya bergabung dengan asetil CoA, menghasilkan malonil CoA. Sebenarnya malonil CoA-nyalah yang memulai proses biosintesis itu Pine,dkk, 1988.

2.7. Karakterisasi