Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Semester V dan VII Tahun 2010/2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Mengenai Avian Influenza.

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA SEMESTER V DAN VII TAHUN 2010/2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA MENGENAI AVIAN INFLUENZA

Oleh :

PRAKASH RAJOODORAI 070100272

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA SEMESTER V DAN VII TAHUN 2010/2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA MENGENAI AVIAN INFLUENZA

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

PRAKASH RAJOODORAI NIM : 070100272

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Semester V dan VII Tahun 2010/2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Mengenai Avian Influenza.

NAMA : Prakash Rajoodorai NIM : 070100272

Pembimbing Penguji 1

………. ……….

(dr. Zulfikar Lubis, Sp.PK(K)) (dr. Surjit Singh, Sp.F )

Penguji 2

………. (dr. Tapisari Tambunan, Sp.PK)

MEDAN, 13 DESEMBER 2010 DEKAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP: 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

Avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh tipe A strain virus influenza. Sejak Januari 2004, Thailand dan beberapa negara Asia Tenggara telah mengalami wabah flu burung pada unggas, dan lebih 100 juta unggas telah dimusnahkan atau mati. Para ahli khawatir bahwa virus flu burung yang kini beredar di Asia akan bermutasi menjadi strain yang sangat menular dan tidak hanya transmisi dari hewan ke manusia, tetapi juga di antara manusia, yang akan mengakibatkan pandemi .

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menilai tingkat pengetahuan mahasiswa semester V dan VII tahun 2010/2011 fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara mengenai Avian Influenza.

Penelitian yang bersifat cross-sectional dengan menggunakan kuesioner terstruktur sebagai alat untuk memperoleh data primer untuk melihat deskripsi pengetahuan tentang Avian Influenza di kalangan mahasiswa kedokteran. Kemudian dinilai dengan sistem scoring yaitu diberi nilai 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Tingkat pengetahuan dikategorikan kepada tiga, yaitu responden dengan pengetahuan baik, responden dengan pengetahuan cukup dan responden dengan pengetahuan kurang baik.

Hasil untuk tingkat pengetahuan adalah 76% dari responden mempunyai pengetahuan baik dan 24% dengan pengetahuan yang cukup. Selain itu, tingkat pengetahuan pada umumnya baik pada angkatan 2007 yaitu 90.0% berbanding tingkat pengetahuan pada angkatan 2008 yaitu 62.0%.

Kesimpulannya, tingkat pengetahuan mahasiswa semester V dan VII fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara mengenai Avian Influenza adalah baik tetapi masih perlu diberikan penyuluhan.


(5)

ABSTRACT

Avian influenza is an infectious disease caused by type A strains of influenza virus. Since January 2004, Thailand and several other Southeast Asian countries have experienced outbreaks of avian influenza in poultry, and more than 100 million poultry have been culled or have died. Experts fear that the avian influenza virus now circulating in Asia will mutate into a highly infectious strain and pass not only from animals to humans, but also among humans, which would lead to a pandemic.

The main objective of this research is to evaluate the knowledge on Avian Influenza of the fifth and seventh semester medical students of the University of North Sumatera in the academic year 2010/2011.

This is a cross-sectional research that uses structured questionnaire as the main tool to collect the primary data, than used to see the description for the knowledge on Avian Influenza. Then, it is analyzed with the scoring system in which a correct answer is given 1 point and an incorrect answer is given 0. For knowledge on Avian Influenza, it is categorized into three, which are respondents with good knowledge, sufficient knowledge or poor knowledge.

Results for knowledge about Avian Influenza is that 76% of the respondents have a good knowledge and the remaining 24% with sufficient knowledge. Besides that, it is also found that 90 % of the seventh semester students have a good knowledge about Avian Influenza compared to only 62% among fifth semester students.

It is concluded that, the knowledge on Avian Influenza of the fifth and seventh semester medical students of the North Sumatera University is good in general but some measures are still need to be taken in order to improve the knowledge .


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Tuhan atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian ini. Adapun proposal ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran.

Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yaitu dr.Zulfikar Lubis, Sp.PK(K) yang telah membimbing saya dalam penyusunan laporan hasil penelitian ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosen Ilmu Kesehatan Komunitas (IKK) yang sudah membimbing peneliti selama perkuliahan, kedua orang tua saya serta keluarga dan teman-teman yang telah banyak membantu, memberikan saran serta masukan dan senantiasa terus memberi dukungan kepada saya dalam proses penyusunan laporan penelitian ini.

Adapun laporan hasil penelitian ini berjudul “Tingkat pengetahuan mahasiswa semester V dan VII tahun 2010/2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mengenai Avian Influenza”. Penelitian ini dilakukan karena belum adanya data yang signifikan mengenai tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap bahaya flu burung. Dan diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat kiranya membantu dinas-dinas terkait khususnya pihak Universitas untuk memberikan gambaran serta

pengetahuan tentang penanganan dan pencegahan Flu Burung.

Saya menyadari bahwa laporan hasil ini masih jauh dari sempurna. Saya sangat berharap saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat menyempurnakan lagi laporan hasil penelitian ini.

Medan, 25 November 2010

Prakash Rajoodorai NIM : 070100272


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN PERSETUJUAN.….……….. i

ABSTRAK …………...……...……….. ii

ABSTRACT ..………..……….. iii

KATA PENGANTAR ………..………... iv

DAFTAR ISI ….………..………...….. v

DAFTAR TABEL ….……….………...….. vi

DAFTAR GAMBAR ……….………...….. vii

DAFTAR LAMPIRAN……….………...….. viii

BAB 1 PENDAHULUAN ………..………... 1

1.1Latar belakang ………...…... 1.2Rumusan masalah ………....…... 1.3Tujuan penelitian ………..………... 1.3.1 Umum ………..………..…. 1.3.2 Khusus ………..…….…..…... 1.4 Manfaat penelitian ………..…… 1 3 3 3 3 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………... 5

2.1 Pengertian dan epidemiologi Avian Influenza.…..……..……... 2.2 Virus Influenza ………..………....……. 2.3 Reservoir dan cara penularan ………..………... 2.4 Variasi antigen virus Influenza...……...………..………... 5 7 8 9 2.5 Infeksi virus avian influenza pada manusia………..………...…... 11

2.6 Gejala klinis dan diagnosis pada manusia………... 2.7 Pentingnya vaksinasi Avian Influenza menurut WHO…………... 2.8 Kelompok individu yang dianjurkan vaksinasi oleh WHO……… 2.9 Pengetahuan……… 11 12 12 13 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 15

3.1 Kerangka konsep penelitian ………... 3.2 Definisi operasional ………..……….

15 16


(8)

BAB 4 METODE PENELITIAN ………...… 17 4.1 Rancangan penelitian ………...

4.2 Lokasi dan waktu penelitian ………..…… 4.3 Populasi dan sampel penelitian ………... 4.4 Metode pengumpulan data ………..…... 4.5 Metode analisis data ………..….

17 17 17 18 20 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 21 5.1 Deskripsi lokasi penelitian ...……….. 21 5.2 Deskripsi karakteristik responden ……….. 21 5.2.1 Karakteristik responden berdasarkan umur, jantina dan

tahun angkatan………..……… 21

5.3 Hasil analisis data….……….. 23 5.4 Pembahasan ………... 28 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ...……….

6.1 Kesimpulan ……… 6.2 Saran ………..

31 31 31

DAFTAR PUSTAKA ……….……… 32


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Distribusi kasus flu burung yang telah dikonfirmasi (referensi lab WHO) & CFR menurut daerah di Indonesia

6

2.2 Jumlah kasus yang dikonfirmasi (Confirmed Case) Flu Burung dan CFR di dunia

7

5.1 Karakteristik jantina responden yang mengikuti penelitian 21 5.2 Karakteristik umur responden yang mengikuti penelitian 22 5.3 Karakteristik setambuk responden yang mengikuti

penelitian

22

5.4 Sebaran gambaran soal kuesioner tingkat pengetahuan responden

23

5.5 Hasil analisis tingkat pengetahuan mahasiswa 24 5.6 Frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan sesuai proporsi

jenis kelamin

25

5.7 Frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan tahun angkatan

26


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Riwayat hidup peneliti Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Lembar penjelasan Lampiran 4 Informed Consent Lampiran 5 Data pengetahuan

Lampiran 6 Hasil uji validitas dan reliabilitas Lampiran 7 Data hasil deskriptif


(12)

ABSTRAK

Avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh tipe A strain virus influenza. Sejak Januari 2004, Thailand dan beberapa negara Asia Tenggara telah mengalami wabah flu burung pada unggas, dan lebih 100 juta unggas telah dimusnahkan atau mati. Para ahli khawatir bahwa virus flu burung yang kini beredar di Asia akan bermutasi menjadi strain yang sangat menular dan tidak hanya transmisi dari hewan ke manusia, tetapi juga di antara manusia, yang akan mengakibatkan pandemi .

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menilai tingkat pengetahuan mahasiswa semester V dan VII tahun 2010/2011 fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara mengenai Avian Influenza.

Penelitian yang bersifat cross-sectional dengan menggunakan kuesioner terstruktur sebagai alat untuk memperoleh data primer untuk melihat deskripsi pengetahuan tentang Avian Influenza di kalangan mahasiswa kedokteran. Kemudian dinilai dengan sistem scoring yaitu diberi nilai 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Tingkat pengetahuan dikategorikan kepada tiga, yaitu responden dengan pengetahuan baik, responden dengan pengetahuan cukup dan responden dengan pengetahuan kurang baik.

Hasil untuk tingkat pengetahuan adalah 76% dari responden mempunyai pengetahuan baik dan 24% dengan pengetahuan yang cukup. Selain itu, tingkat pengetahuan pada umumnya baik pada angkatan 2007 yaitu 90.0% berbanding tingkat pengetahuan pada angkatan 2008 yaitu 62.0%.

Kesimpulannya, tingkat pengetahuan mahasiswa semester V dan VII fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara mengenai Avian Influenza adalah baik tetapi masih perlu diberikan penyuluhan.


(13)

ABSTRACT

Avian influenza is an infectious disease caused by type A strains of influenza virus. Since January 2004, Thailand and several other Southeast Asian countries have experienced outbreaks of avian influenza in poultry, and more than 100 million poultry have been culled or have died. Experts fear that the avian influenza virus now circulating in Asia will mutate into a highly infectious strain and pass not only from animals to humans, but also among humans, which would lead to a pandemic.

The main objective of this research is to evaluate the knowledge on Avian Influenza of the fifth and seventh semester medical students of the University of North Sumatera in the academic year 2010/2011.

This is a cross-sectional research that uses structured questionnaire as the main tool to collect the primary data, than used to see the description for the knowledge on Avian Influenza. Then, it is analyzed with the scoring system in which a correct answer is given 1 point and an incorrect answer is given 0. For knowledge on Avian Influenza, it is categorized into three, which are respondents with good knowledge, sufficient knowledge or poor knowledge.

Results for knowledge about Avian Influenza is that 76% of the respondents have a good knowledge and the remaining 24% with sufficient knowledge. Besides that, it is also found that 90 % of the seventh semester students have a good knowledge about Avian Influenza compared to only 62% among fifth semester students.

It is concluded that, the knowledge on Avian Influenza of the fifth and seventh semester medical students of the North Sumatera University is good in general but some measures are still need to be taken in order to improve the knowledge .


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Penyakit ini yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1 pada unggas dikonfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi.

Virus influenza termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Berdasarkan sub tipenya terdiri dari Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N) . Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N98. Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22ºC dan lebih dari 30 hari pada 30ºC. Virus akan mati pada pemanasan 60ºC selama 30 menit atau 56ºC selama 3 jam dan dengan detergent, desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang mengandung iodin. (Aditama TY., 2004)

Konfirmasi Laboratorium WHO Reference (Juli 2005-23 Februari 2006) menyatakan bahwa, Indonesia menempati urutan ke 2 dunia dengan angka fatalitas kasus (Case Fatality Rate), yaitu sebesar 70,3% (dari 27 kasus, 19 meninggal). Kamboja menempati urutan pertama dengan CFR 100%, RRC di urutan 3 dengan CFR 66,6%


(15)

(dari 12 kasus, 8 meninggal), Thailand di urutan 4 dengan CFR 63,6% (dari 22 kasus, 14 meninggal), Vietnam di urutan 5 dengan CFR 45,16% (dari 93 kasus, 42 meninggal), Turki di urutan 6 dengan CFR 33,3% (dari 12 kasus, 4 meninggal). Untuk jumlah cluster AI dalam keluarga (family cluster), Indonesia memiliki jumlah terbesar, sebanyak 5 cluster. (WHO., 2004)

Pada tanggal 19 Januari 2004, pejabat WHO mengkonfirmasikan lima warga Vietnam tewas akibat flu burung. Sementara itu di negara Thailand sudah enam orang tewas akibat terserang flu burung, seorang remaja berusia 6 tahun dipastikan menjadi orang Thailand pertama yang dikonfirmasi tewas akibat wabah tersebut. Seorang Epidemiologis dari Pusat Pengawasan Penyakit Dr. Danuta Skowronski, mengatakan bahwa 80% kasus flu burung menyerang anak-anak dan remaja. Tingkat kematian akibat flu burung sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian atas 10 orang yang terinfeksi virus flu burung di Vietnam, WHO menemukan bahwa dari 10 orang yang terinfeksi 8 orang yang meninggal, seorang sembuh dan seorang lagi dalam kondisi kritis. Penyakit flu burung memiliki angka kematian tinggi, disebabkan karakteristik virus H5N1 yang sangat ganas, hingga disebut sangat patogenik, cepat merusak organ dalam (terutama paru-paru), cepat berkembang dan menular pada unggas, dapat terjadi mutasi adaptif dan reasortment, serta mudah resisten terhadap obat anti viral. (WHO., 2004)

Jumlah kasus konfirmasi flu burung dari referensi Laboratorium Nasional adalah 27 kasus, dan 19 diantaranya meninggal. Menurut jenis kelamin, 59,2% (16 kasus) adalah laki-laki, dan 40,8% (11 kasus) perempuan. 5 Propinsi memiliki kasus AI (dikonfirmasi) pada manusia, yaitu Banten, DKI Jakarta, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, pada 14 kabupaten. Propinsi Jawa Barat memiliki jumlah kasus terbanyak, 10 orang dengan 8 diantaranya meninggal. DKI Jakarta pada urutan berikutnya dengan 9 kasus, 8 diantaranya meninggal. Berikutnya, Banten, memiliki 4 kasus, 3 diantaranya meninggal. Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 propinsi di Indonesia juga sangat besar yaitu 3.842.275 ekor (4,77%) dan yang


(16)

paling tinggi jumlah kematiannya adalah propinsi Jawa Barat (1.541.427 ekor). (Depkes., 2005)

Medan merupakan suatu kecamatan yang sedang mengalami urbanisasi dan dengan populasi yang agak padat. Selama pandemi, mahasiswa kedokteran akan memainkan peran penting dalam mengendalikan penyebaran penyakit seperti Avian Influenza. Akibatnya, sekolah medis harus memastikan bahwa semua mahasiswa kedokteran memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi potensi pandemi. Oleh karena itu, saya merancang sebuah penelitian untuk menilai tingkat pengetahuan sekelompok mahasiswa kedokteran USU mengenai flu burung.

1.2. Perumusan Masalah

Seberapa jauh tingkat pengetahuan mahasiswa kedokteran semester V dan VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mengenai Avian Influenza ?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa semester V dan VII tahun 2010/2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mengenai Avian Influenza.

1.3.2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa tentang cara mendiagnosis Avian Influenza.

b. Untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa tentang penatalaksanaan klinis untuk kasus Avian Influenza.


(17)

c. Untuk mengetahui apakah mahasiswa kedokteran dapat berperan dalam pencegahan Avian Influenza.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Untuk Rumah Sakit

Dapat dipakai sebagai informasi atau masukan dalam meningkatkan pelayanannya khususnya pada semua penderita Flu burung yang mempunyai fatalitas kasus yang tinggi.

1.4.2. Untuk Peneliti Lain

Dapat dipakai sebagai sumber informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan penulis sekaligus mengembangkan kemampuan di bidang penelitian serta mengasah kemampuan analisis penelitian.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian dan epidemiologi Avian Influenza

Avian Influenza adalah penyakit infeksi pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza strain tipe A. Penyakit yang pertama diidentifikasi di Itali lebih dari 100 tahun yang lalu, kini muncul di seluruh dunia. Seluruh unggas diketahui rentan terhadap infeksi avian influenza, walaupun beberapa spesies lebih tahan terhadap virus ini dibandingkan yang lain. Infeksi ini menyebabkan spektrum gejala yang sangat luas pada unggas-unggas, mulai dari gejala yang ringan hingga ke penularan yang sangat tinggi dan cepat menjadi penyakit yang fatal sehingga menghasilkan epidemi yang berat. (Aditama TY., 2004)

Laporan dari WHO bertanggal 18 Februari 2004 menyebutkan bahwa Influenza A (H5N1) telah menyebabkan wabah Avian influenza di Thailand, Vietnam, China, Jepang, Korea, Kamboja, Laos dan Indonesia. Bahkan di Thailand flu burung sudah menulari manusia dengan jumlah kasus 9 orang, 7 diantaranya meninggal dunia. Vietnam yang lebih parah terserang wabah ini melaporkan adanya 22 kasus pada manusia, 15 diantaranya meninggal dunia. Jelas bahwa wabah flu burung ini bukan hanya menyebabkan kematian pada hewan tetapi juga pada manusia. (WHO., 2004) Pada Januari 2004, di beberapa provinsi di Indonesia, terutama di Bali, Lombok, Jabotabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, dan Jawa Barat, dilaporkan adanya kasus-kasus kematian ayam ternak yang luar biasa. Awalnya kematian tersebut diduga disebabkan karena virus New Castle, namun konfirmasi terakhir oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu burung atau Avian Influenza (AI).


(19)

Walaupun sampai saat ini di Indonesia masih belum ada laporan terjadinya penularan manusia ke manusia, tetapi kewaspadaan harus selalu ditingkatkan oleh karena sifat virus influenza ini yang dapat berubah menjadi ganas dalam waktu yang relatif cepat. (Depkes., 2005)

Tabel 2.1. Distribusi kasus flu burung yang telah dikonfirmasi (referensi lab WHO) & Case Fatality Rate (CFR) menurut daerah di Indonesia.

No Propinsi/Kabupaten/Kota Kasus Meninggal Case Fatality Rate (CFR; %)

1 Banten 4 3 75

Tanggerang 4 3 75

2 DKI Jakarta 9 8 87.5

Jakarta Selatan 3 2 66.6

Jakarta Timur 4 4 100

Jakarta Utara 1 1 100

Jakarta Pusat 0 0 0

Jakarta Barat 1 1 100

3 Lampung 3 0 0

Tanggamus 3 0 0

4 Jawa Barat 10 8 80

Bekasi 3 3 100


(20)

Sumedang 1 0 0

Indramayu 3 2 66.6

Padalarang (Bandung) 1 1 100

Depok 1 1 100

5 Jawa Tengah 1 0 0

Magelang 1 0 0

Total 27 19 70.3

Sumber : Posko Flu Burung, tanggal 23 Februari 2006

Tabel 2.2. Jumlah kasus yang dikonfirmasi (Confirmed Case) Flu Burung dan CFR di dunia.

No Negara Kasus Meninggal Case Fatality Rate (CFR; %)

1 Kamboja 4 4 100

2 Irak 1 1 100

3 Indonesia 27 19 70.3

4 Republik Cina 12 8 66.6

5 Thailand 22 14 63

6 Vietnam 93 42 45.2

7 Turki 12 4 33.3


(21)

2.2. Virus Influenza

Virus influenza terdiri dari tipe A, B dan C. Lima belas subtipe dari virus influenza diketahui dapat menginfeksi unggas-unggas, hingga saat ini, seluruh wabah dari bentuk influenza yang sangat patogenik berasal dari virus-virus influenza tipe A dengan subtipe (Hemaglutinin) H5 dan H7. Jenis subtipe influenza A juga dilihat dari Neuraminidase, saat ini ada 9 Jenis subtipe berdasarkan Neuramanidase. Virus Avian influenza yang saat yang saat ini bersirkulasi di Asia dan menyebabkan banyak kematian pada unggas adalah H5N1.

Unggas yang menderita influenza H5N1 dapat mengeluarkan virus dengan jumlah yang besar dalam kotorannya. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22º C dan lebih dari 30 hari dalam suhu 30ºC. Di dalam tinja unggas dan dalam tubuh unggas yang sakit dapat bertahan lebih lama, tetapi akan mati pada pemanasan 60ºC selama 30 menit. (Suharyono Wuryadi, 2004)

Penelitian pada saat ini telah menemukan bahwa virus-virus influenza yang tadinya tidak patogen, setelah bersirkulasi beberapa saat pada populasi peternakan, dapat bermutasi menjadi virus-virus yang sangat menular. Selama epidemi di Amerika pada tahun 1983-1984, awalnya virus H5N2 menyebabkan kematian dalam jumlah yang sedikit, namun dalam enam bulan berikutnya berubah menjadi sangat menular, dengan tingkat mortalitas mendekati 90%. Tingkat pencegahan wabah menghasilkan depopulasi terhadap 17 juta unggas dengan biaya hampir 65 juta US$. Selama epidemi di Itali tahun 1999-2001, virus H7N1, mulanya tidak terlalu menular, tetapi dalam waktu 9 bulan virus bermutasi menjadi sangat menular. Menyebabkan 13 juta unggas mati atau dimusnahkan. (Suharyono Wuryadi, 2004)


(22)

2.3. Reservoir dan cara penularan

Penyakit ini dibawa oleh segala jenis unggas, yaitu ayam, itik, angsa, burung dll. Avian influenza (H5N1) dapat menyebar dengan cepat diantara populasi unggas dalam satu peternakan dan menimbulkan kematian yang sangat cepat dan tinggi. Bahkan menyebar antar peternakan dari suatu daerah ke daerah lain. Penyakit ini juga dapat menyerang manusia melalui udara yang tercemar oleh virus tersebut, yang berasal dari sekret atau tinja unggas yang menderita flu burung tersebut. Sampai saat ini belum ada bukti yang menunjukkan secara tepat adanya penularan dari manusia ke manusia. Orang yang mempunyai risiko tinggi untuk tertular adalah orang-orang yang sering berhubungan langsung (kontak langsung) dengan unggas, misalnya pekerja di peternakan ayam, pemotong ayam dan penjamah produk unggas lainnya. Unggas air yang bermigrasi seperti belibis, bangau dan bebek liar (hanya ada di negara empat musim) adalah reservoir alamiah dari virus avian influenza, burung-burung ini lebih tahan terhadap infeksi. Ternak domestik, termasuk ayam dan kalkun, adalah yang paling mudah terkena dampak fatal dengan cepat dari epidemi influenza. (WHO., 2004)

2.4. Variasi antigen virus Influenza

Semua virus influenza tipe A, termasuk yang menyebabkan epidemi musiman pada manusia, secara genetic sangat labil dan dapat beradaptasi dengan cepat menghindari mekanisme pertahanan tubuh (antibody) sipenjamu (host). Virus-virus influenza kurang mempunyai mekanisme untuk “proofreading” atau “memperbaiki kerusakan struktur” dan memperbaiki kecacatan/perbedaan yang muncul selama replikasi. Sebagai hasil dari perbedaan yang tidak diperbaiki, maka komposisi genetik virus berubah ketika virus bereplikasi di manusia dan hewan, dan strain sebelumnya tergantikan dengan antigenik varian baru. Perubahan kecil yang bersifat konstan dan


(23)

permanen dalam komposisi antigenik virus influenza A dikenal sebagai “antigenic drift”. Antigenik drift ini dapat terjadi pada virus influenza tipe A dan B. (Priyanti Z Soepandi, 2004)

Kecenderungan virus-virus influenza mengalami perubahan antigenik yang permanen dan cukup sering ini menyebabkan WHO memonitor situasi influenza di dunia dalam programnya WHO Global Influenza Programme dimulai sejak tahun 1947. Setiap tahun setelah melakukan pemantauan pada 4 pusat penelitian kolaborasi WHO yang mendapat data dari 112 institusi dari 83 negara. WHO memberikan suatu acuan kepada para produsen vaksin influenza untuk membuat vaksin yang tepat dengan subtipe-subtipe virus influenza yang bersirkulasi di dunia. (Rekomendasi vaksin influenza)

Virus influenza mempunyai karakteristik kedua yang memicu keprihatinan yang amat sangat dari kesehatan masyarakat. Virus influenza tipe A, termasuk subtipe-subtipe dari spesies yang berbeda (Avian maupun manusia), dapat berubah atau materi-materi genetiknya dapat bertukaran dan tersusun baru “reassort”. Proses dari penyusunan ulang materi genetic ini dikenal sebagai “antigenic shift”. Antigenik shift ini akan menghasilkan jenis subtipe yang baru yang berbeda dari kedua induknya. Oleh karena populasi manusia tidak mempunyai imunitas terhadap subtipe baru, dan tidak ada vaksin yang tersedia untuk memberikan proteksi, antigenic shift dalam sejarah menghasilkan pandemi (wabah raya) yang sangat mematikan. Hal ini terutama akan muncul, bila subtipe baru mempunyai gen dari virus influenza manusia sehingga dapat menular dari orang ke orang pada periode yang terus menerus.

Kondisi yang memungkinkan munculnya antigenic shift telah lama diketahui melibatkan manusia yang hidup atau tinggal dekat ternak domestik dan babi. Oleh karena babi mudah terkena infeksi baik dari avian maupun dari virus-virus mamalia termasuk virus influenza manusia, maka babi dapat bertindak sebagai media pencampur “mixing vessel” untuk mengaduk materi genetic dari virus manusia dan


(24)

avian, yang menghasilkan munculnya virus subtipe baru. Data-data yang baru mengidentifikasikan kemungkinan kedua. Bukti-bukti yang dipelajari bahwa, paling tidak beberapa dari 15 jenis virus influenza avian yang bersirkulasi di populasi unggas dapat menginfeksi manusia dan manusia dapat menjadi media pencampur “mixing vessel” juga. (Aditama TY., 2004)

2.5. Infeksi virus avian influenza pada manusia

Virus avian influenza secara normal tidak menginfeksi diluar spesies unggas dan babi. Kasus pertama infeksi avian influenza pada manusia muncul di Hongkong pada tahun 1997. Pada waktu itu strain H5N1 menyebabkan penyakit pernapasan yang berat pada 18 pasien, yang mana 6 diantaranya meninggal. Infeksi pada manusia merupakan koinsidensi dari epidemi Avian influenza yang sangat menular (H5N1) yang terjadi pada hewan-hewan ternak. Investigasi yang ekstensif dari wabah mencerminkan bahwa kontak yang dekat dengan ternak hidup yang terinfeksi merupakan sumber infeksi pada manusia. Studi pada tingkat genetik lebih lanjut mencerminkan bahwa pindahnya virus dari unggas ke manusia. Penularan pada beberapa pekerja kesehatan (terbatas) muncul, tetapi tidak menyebabkan kasus penyakit yang berat. (Thomas Suroso, 2004)

2.6. Gejala klinis dan diagnosis avian influenza pada manusia

Gejala klinis flu burung pada manusia adalah seperti gejala flu pada umumnya, yaitu demam (>38ºC), sakit tenggorokan, batuk, pilek (beringus), nyeri otot, sakit kepala, dan dalam waktu singkat dapat menjadi lebih berat dengan munculnya radang paru-paru (pneumonia) dan apabila tidak dilakukan penanganan yang tepat dapat menyebabkan kematian. Gejala klinis dari 10 kasus Avian influenza pada manusia di Vietnam adalah sebagai berikut: Demam lebih dari 38ºC, sulit bernapas dan batuk


(25)

adalah gambaran utama. Seluruh pasien mengalami limfopenia dan gambaran abnormalitas foto toraks. Tidak ada pasien yang terlihat sakit leher, konjungtivitis, hidung kemerahan dan berair. Diare dengan feses cair terlihat pada setengah dari kasus. Delapan pasien meninggal, dan dua sembuh. (Berita Buana, 2004)

Diagnosis kasus flu burung pada manusia yang dipastikan oleh WHO adalah seperti: a) Kultur virus influenza subtipe A (H5 N1) positif, atau

b) PCR influenza (H5) positif, atau

c) Peningkatan titer antibodi H5 sebesar 4 kali. (WHO., 2004)

2.7. Pentingnya vaksinasi Avian Influenza menurut WHO

Meskipun vaksin yang digunakan sekarang tidak efektif untuk melindungi terhadap virus avian H5N1, tapi akan mengurangi resiko co-infeksi dan genetic reassortment / penyusunan ulang materi genetik dari virus influenza manusia dan burung dalam tubuh manusia, dengan kata lain mencegah terbentuknya tipe baru virus influenza yang lebih ganas. Selain itu, vaksin juga melindungi terhadap epidemik influenza manusia yang memang selalu terjadi sepanjang tahun di daerah tropis dan subtropik. Meskipun ambang proteksi vaksin baru terlihat setelah dua minggu sejak terima vaksinasi, namun diyakini bahwa ini tetap bermanfaat meskipun mereka terpapar dalam waktu dua minggu tersebut. (WHO., 2006)


(26)

2.8. Kelompok individu yang dianjurkan vaksinasi oleh WHO:

Semua orang yang kontak dengan ternak atau peternakan yang dicurigai atau diketahui terkena avian influenza (H5N1), khususnya orang yang melakukan pemusnahan hewan ternak yang terjangkit/mati akibat avian influenza, dan orang-orang yang tinggal dan bekerja pada peternakan dimana dilaporkan atau dicurigai terkena dampak avian influenza atau ditempat dimana pemusnahan dilakukan. Para pekerja kesehatan yang setiap hari berhubungan dengan pasien yang diketahui atau dikonfirmasi menderita influenza H5N1 juga dianjurkan vaksinasi. Dalam hal jumlah vaksin yang memadai, maka para pekerja kesehatan dalam unit gawat darurat di area yang terjangkit H5N1 pada unggas dapat diberikan. (WHO., 2006)

2.9. Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan tersebut menjadi panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga, perilaku dalam bentuk pengetahuan yakni dengan mengetahui situasi atau rangsangan dari luar. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Apabila perilaku didasari pengetahuan, kesadatran dan sikap positif maka perilaku tersebuat akan bersifat langgeng (long tasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yakni:


(27)

1. Tahu (Know).

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

2. Memahami (Compression).

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application).

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real).

4. Analisis (Analysis).

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya antara satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis).

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation).

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu suatu criteria yang telah ada.


(28)

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dan kuisioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden yang dipilih.


(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Pada penelitian ini diuraikan kerangka konsep tentang hubungan tingkat pengetahuan mahasiswa semester V dan VII Fakultas Kedokteran USU mengenai Avian Influenza dan kesadaran tentang pencegahan penyakit Avian Influenza.

Gambar 3.1. Kerangka konsep tingkat pengetahuan mahasiswa semester V dan VII Fakultas Kedokteran USU mengenai Avian Influenza.

3.2 Definisi Operasional

Variabel-variabel yang akan diteliti adalah tingkat pengetahuan mahasiswa semester V dan VII Fakultas Kedokteran USU mengenai Avian Influenza serta kesadaran tentang pencegahan penyakit Avian Influenza.

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa

Semester V dan VII Fakultas Kedokteran USU mengenai Avian Influenza

Kesadaran tentang pencegahan penyakit Avian Influenza


(30)

Variabel tingkat pengetahuan sekelompok mahasiswa kedokteran USU mengenai Avian Influenza diteliti karena selama pandemi, mahasiswa kedokteran akan memainkan peran penting dalam mengendalikan penyebaran penyakit. Oleh sebab itu, kurikulum sekolah medis harus mencakup mata kuliah tentang avian influenza untuk memastikan bahwa semua mahasiswa kedokteran akan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi potensi pandemi. Mahasiswa kedokteran mempelajari virologi selama tahun pertama dan kedua fakultas kedokteran. Setelah itu, tidak ada kursus tambahan di virologi ditawarkan. Karena flu burung di Indonesia telah menjadi endemi di Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi Selatan, pelayanan kesehatan yang optimal adalah esensial untuk menurunkan angka fatalitas kasus. Skor pengetahuan dihitung dari wawancara dengan menggunakan kuesioner serta diberikan 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Paling tinggi 18 poin dapat dicapai jika semua pertanyaan dijawab dengan benar. Skor yang lebih tinggi menunjukkan tingkat pengetahuan yang lebih besar.

Variabel kesadaran tentang pencegahan Avian Influenza termasuk peningkatan pengetahuan mengenai penanganan dan cara menghindari penyakit ini. Pemberian vaksin dapat mencegah Avian influenza dengan cara mengurangkan resiko ko-infeksi. Terapi simptomatik sesuai gejala juga diberikan, misalnya jika batuk dapat diberi obat batuk dan jika sesak dapat diberi bronkodilator. Pasien juga harus mendapat terapi suportif, makanan yang baik dan bergizi, jika perlu diinfus dan istirahat cukup. Secara umum daya tahan tubuh pasien haruslah ditingkatkan. Selain itu dapat pula diberikan obat anti virus. Ada 2 jenis yang tersedia yaitu kelompok M2 inhibitors berupa amantadine dan rimantadine serta kelompok dari neuraminidase inhibitors yaitu oseltamivir dan zanimivir. Amantadine dan rimantadine diberikan pada awal penyakit, 48 jam pertama selama 3-5 hari, dengan dosis 5 mg/kg bb./ hari, serta diberi 2 dosis. Jika berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari. Sedangkan oseltamivir diberikan 75 mg 1 kali sehari selama 1 minggu.


(31)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jenis penelitian studi atau penelaahan kasus yaitu meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cross sectional study, dimana akan dilakukan pengumpulan data berdasarkan survei terhadap mahasiswa kedokteran.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian direncanakan pada bulan Agustus hingga November 2010.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa semester V dan VII tahun 2010/2011 yang berada di wilayah penelitian yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penentuan tahun angkatan mahasiswa yang mengikuti wawancara (semester V dan VII) dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa mereka sudah mendapat kuliah virologi tentang Avian Influenza dan telah memahami gejala klinis, diagnosis serta penatalaksanaan klinis kasus flu burung .


(32)

Perkiraan besar sampel yang minimal pada penelitian ini diambil berdasarkan rumus dibawah ini, dimana tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan tingkat ketepatan relatif 10% (Sastroasmoro dan Ismael, 2002). Maka diperoleh 97 sampel. Jumlah sampel ini dibulatkan menjadi 100 sampel:

n = Z 2pq dimana: p = 0.5 q = 0.5 d2 d = 0.1 Z = 1.96

100 sampel ini dipilih dengan cara simplerandom sampling, dimana dipilih sebanyak 5 kelompok tutorial dari semester V dan 5 kelompok tutorial dari semester VII secara acak untuk diberi kuesioner. Kuesioner diberikan kepada 10 mahasiswa dari setiap kelompok tutorial yang juga dipilih secara acak (random).

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa kedokteran semester V dan VII yang sudah mendapat kuliah tentang virologi dan Avian influenza. Mahasiswa akan diwawancari oleh seorang pewawancara dengan menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan pengetahuan mereka tentang Avian influenza. Sampel untuk penelitian yaitu 50 orang mahasiswa dari semester V dan 50 orang mahasiswa dari semester VII dipilih dengan cara Simple Random Sampling.


(33)

4.4.1. Data primer

Data diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan. Instrumen (kuesioner) untuk survei yang digunakan merupakan modifikasi kuesioner dari panduan rujukan survei penelitian yang digunakan di Fakultas Kedokteran, Tabriz University of Medical Sciences, pada bulan Mei 2006 untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa tentang Avian Influenza. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu :

1) informasi demografis, termasuk nama, usia dan jenis kelamin peserta ; dan

2) pertanyaan mengenai Avian influenza meliputi informasi umum, sejarah, cara penularan, gejala klinis, dan pencegahan (18 item). Skor pengetahuan dihitung dengan memberikan 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Paling tinggi 18 poin dapat dicapai jika semua pertanyaan dalam pasal 2 adalah dijawab dengan benar. Skor yang lebih tinggi menunjukkan tingkat pengetahuan yang lebih besar.

4.4.1.1. Uji validitas dan reliabilitas

Uji validitas dilakukan untuk memastikan kuesioner ini dapat dipercayai. Ini dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada satu kelompok subjek yang menyerupai subjek asal penelitian. Uji reliabilitas dilakukan untuk memastikan hasil pengukuran adalah konsisten yaitu peneliti akan mendapatkan hasil yang sama jika melakukan penelitian berulang kali. Bagi tingkat pengetahuan mahasiswa nilai Cronbach’s Alpha adalah 0.783. Nilai ini adalah lebih besar dari nilai r tabel yaitu 0.205 .


(34)

4.4.2. Data sekunder

Data sekunder berupa jumlah mahasiswa pada semester V dan VII diperoleh dari bagian administrasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Data dari hasil wawancara akan diperiksa silang (cross-checked) oleh supervisor (peneliti) di lapangan. Setiap ketidakkonsistenan atau ketidaklengkapan informasi akan diperbaiki sebelum meninggalkan lokasi penelitian. Kuesioner yang lengkap akan diteliti dan dimasukkan ke dalam komputer oleh programmer (peneliti). Pada proses pemasukan data, akan dilakukan pengecekan ganda oleh tenaga entry data dan analisis tingkat pengetahuan mahasiswa tentang Avian Influenza dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan bantuan SPSS for windows 17.


(35)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebuah universitas negeri yang terletak di Kota Medan, Indonesia. USU adalah universitas pertama di pulau Sumatera yang mempunyai Fakultas Kedokteraan. Kampus USU Padang Bulan sebagai kampus utama berlokasi di Keluarahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Kampus ini dimulai digunakan sejak tahun 1957. Kampus Padang Bulan yang pada awalnya terdapat dipinggiran kota Medan, kemudian dengan perkembangan kota medan sampai sekarang berada di tengah-tengah kota dan Fakultas Kedokteraan USU terletak di Jl. Dr. Mansur No.5 Medan. Sebanyak 100 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2007 dan 2008 dengan distribusi 50 orang mahasiswa setiap angkatan telah mengikuti penelitian ini.

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Karakteristik jantina responden pada penelitian ini diperlihat pada tabel 5.1 di bawah. Sebahagian besar responden adalah perempuan sebanyak 68 orang (68.0%) dan responden laki-laki adalah 32 orang (32.0%)


(36)

Tabel 5.1 Karakteristik jantina responden yang mengikuti penelitian

Karakteristik umur responden pada penelitian ini diperlihat pada tabel 5.2 di bawah. Sebahagian besar responden adalah berumur 21 tahun yaitu sebanyak 36 orang (36.0%) , kedua 22 tahun sebanyak 21 orang (21.0%) dan ketiga 20 tahun sebanyak 18 orang. Ini diikuti umur 23 tahun, 24 tahun, 19 tahun dan 18 tahun yaitu sebanyak 13 orang (13.0%), 7 orang (7.0%), 4 orang (4.0%) dan 1 orang (1.0%) masing-masing.

Tabel 5.2 Karakteristik umur responden yang mengikuti penelitian

Umur n %

1 18 1 1.0

2 19 4 4.0

3 20 18 18.0

4 21 36 36.0

5 22 21 21.0

6 23 13 13.0

7 24 7 7.0

Laki-laki 32 32.0

Perempuan 68 68.0 Total 100 100.0


(37)

Total 100 100 Karakteristik tahun angkatan responden pada penelitian ini diperlihat pada tabel 5.3

di bawah. 100 orang respoden daripada kedua setambuk dibagi dengan metode Simple Random Sampling dari populasi sebesar 865 orang.

Tabel 5.3 Karakteristik setambuk responden yang mengikuti penelitian

Tahun angkatan n %

1 2007 50 50

2 2008 50 50

Total 100 100

5.3. Hasil Analisis Data

Data lengkap distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.4

Gambaran n1 % n2 %

1 Pengertian tentang epidemiologi Avian Influenza 96 96.0 4 4.0


(38)

Tabel 5.4 Sebaran gambaran soal kuesioner tingkat pengetahuan responden n1 = betul (1) n2 = salah (0)

3. Pengertian tentang virus Avian Influenza 76 76.0 24 24.0

4. Transmisi Avian Influenza ke mamalia lain 69 69.0 31 31.0 5. Pengertian tentang transmisi Avian Influenza 81 81.0 19 19.0 6. Pengertian tentang mode transmisi Avian Influenza 90 90.0 10 10.0 7. Infeksi Avian Influenza pada sistem tubuh 58 58.0 42 42.0 8 Faktor transmisi Avian Influenza 73 73.0 27 27.0 9. Faktor transmisi Avian Influenza 88 88.0 12 12.0 10 Pengertian tentang eliminasi virus Avian Influenza 74 74.0 26 26.0 11 Pemeriksaan laboratorium Avian Influenza 96 96.0 4 4.0 12 Traktus utama yang terinfeksi Avian Influenza 97 97.0 3 3.0

13 Masa inkubasi Avian Influenza 61 61.0 39 39.0 14 Simptom Avian Influenza dan Influenza musiman 72 72.0 28 28.0

15 Simptom awal Avian Influenza 33 33.0 67 67.0 16 Manifestasi klinis Avian Influenza 66 66.0 34 34.0 17 Pencegahan Avian Influenza 99 99.0 1 1.0


(39)

Berdasarkan tabel bisa dilihat bahwa terdapat 18 soal. Setiap soal hanya dijawab ya ataupun tidak. Pada setiap soalan jawaban yang betul bagi soalan yang ditanya diberi nilai 1 dan yang salah diberi nilai 0. Berdasarkan tabel di atas juga dapat dilihat bahwa pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar oleh responden adalah pertanyaan nomor 17 yaitu dengan persentase sebesar 99.0%, sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan salah oleh responden adalah pertanyaan nomor 15 yaitu dengan persentase sebesar 67%.

Hasil uji tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai Avian Influenza dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.5

Tabel 5.5 Hasil analisis tingkat pengetahuan mahasiswa

Tingkat pengetahuan n %

Baik (>12) 76 76.0

Cukup (7-12)

24

24.0

Kurang baik(<7) 0 0

Total

100

100.0


(40)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden mengenai Avian Influenza paling banyak berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 76 orang (76.0%), diikuti dengan kategori cukup sebanyak 24 orang (24.0%) dan tiada yang berpengetahuan kurang baik (0%).

Data lengkap distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan sesuai proporsi jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel 5.6

Table 5.6 Frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan sesuai proporsi jenis kelamin

Jantina

Tingkat pengetahuan

Baik (>12) Cukup (7-12) Kurang baik(<7) n % n % n % laki-laki 25 78.1 7 21.9 0 0

perempuan 51 75.0 17 25.0 0 0

Total 76 24 0 0

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mahasiswa laki-laki seramai 25 orang pada golongan baik, 7 orang cukup dan tiada yang berpengetahuan kurang baik. Bagi mahasiswa perempuan pula seramai 51 orang pada tingkat pengetahuan baik dan 17 berpengetahuan orang cukup dan tiada yang berpengetahuan kurang baik. Paling banyak mahasiswa/i pada golongan baik yaitu menjawab > 12 pertanyaan dengan benar adalah mahasiswa perempuan sebanyak 51 orang dan paling banyak


(41)

mahasiswa/i pada golongan cukup iaitu dengan menjawab 7-12 soalan dengan benar adalah mahasiswa/i perempuan juga yaitu sebanyak 17 orang.

Data lengkap distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan sesuai tahun angkatan responden dapat dilihat pada tabel 5.7

Table 5.7 Frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan tahun angkatan

Tahun angkatan

Tingkat pengetahuan

Baik (>12) Cukup (7-12) Kurang baik(<7)

n % n % n %

2007 45 90.0 5 10.0 0 0

2008 31 62.0 19 38.0 0 0

Total 76 24 0 0

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa setambuk 2007 mempunyai sebanyak 45 orang dengan tingkat pengetahuan baik dan 5 orang berpengetahuan cukup. Pada setambuk 2008 pula sebanyak 31 orang dengan tingkat pengetahuan baik dan 19 orang berpengetahuan cukup. Mahasiswa/i paling banyak berada pada golongan baik iaitu dengan menjawab > 12 pertanyaan dengan benar adalah setambuk 2007 sebanyak 45 orang dan paling banyak pada golongan cukup iaitu dengan menjawab 7-12 pertanyaan dengan benar adalah mahasiswa setambuk 2008 sebanyak 19 orang. Tiada mahasiswa yang berpengetahuan kurang baik.


(42)

Data lengkap distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan sesuai umur responden dapat dilihat pada tabel 5.8

Tabel 5.8 Frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan umur

Umur

Tingkat pengetahuan

Baik (>12) Cukup (7-12) Kurang baik(<7) n % n % n %

18 1 1.0 0 0 0 0

19 2 2.0 2 2.0 0 0

20 13 13.0 5 5.0 0 0

21 30 30.0 6 6.0 0 0

22 14 14.0 7 7.0 0 0

23 10 10.0 3 3.0 0 0

24 6 6.0 1 1.0 0 0

Total 76 76.0 24 24.0 0 0

Berdasarkan carta bar di atas dapat dilihat bahwa mahasiswa/i berumur 18 tahun sebanyak 1 orang mempunyai pengetahuan baik. Mahasiswa/i berumur 19 tahun sebanyak 2 orang dengan pengetahuan baik dan 2 orang berpengetahuan cukup. Seterusnya mahasiswa/i berumur 20 tahun sebanyak 13 orang berpengetahuan baik dan 5 orang berpengetahuan cukup. Mahasiswa/i berumur 21 tahun sebanyak 30 orang dengan pengetahuan baik dan 6 orang berpengetahuan cukup. Mahasiswa/i berumur 22 tahun mempunyai 14 orang berpengetahuan baik dan 7 orang


(43)

berpengetahuan cukup. Mahasiswa/i berumur 23 tahun seramai 10 orang berpengetahuan baik dan 3 orang berpengetahuan cukup. Akhir sekali, mahasiswa/i 24 tahun pula seramai 6 orang dengan pengetahuan baik dan 1 orang berpengetahuan cukup. Paling banyak mahasiswa/i berada pada golongan baik iaitu dengan menjawab > 12 pertanyaan dengan benar adalah berumur 21 tahun dan paling banyak pada golongan cukup yaitu dengan menjawab 7-12 pertanyaan dengan benar adalah mahasiswa/i berumur 22 tahun. Tiada mahasiswa yang berpengetahuan kurang baik.

5.4. Pembahasan

5.4.1 Tingkat pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan diatas dapat dilakukan pembahasan seperti berikut. Ternyata bahwa sebahagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 76 orang (76.0%) dan reponden yang memiliki tingkat pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 24 orang (24.0%) dan tiada responden yang memiliki pengetahuan yang kurang baik. Hal ini disebabkan karena informasi tentang Avian Influenza dan cara – cara pencegahannya yang diterima dikelas mahupun diluar kelas baik. Ini menjadikan paling banyak responden tergolong dalam tingkat pengetahuan baik tentang pengertian Avian Influenza, transmisi, manifestasi klinik, diagnosis, mikroorganisma penyebab Avian Influenza serta pencegahan Avian Influenza.

Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2003) yang menyebutkan bahwa pengetahuan mampu dikembangkan oleh manusia disebabkan karena manusia mempunyai bahasa yang mampu dikomunikasikan informasi yang diperolehi. Jika bahasa yang dikomunikasikan tersebut salah terima, maka pengetahuan tentu tidak akan berkembang dengan baik. Menurut teori BLOOM terdapat 6 tingkatan yaitu, tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari


(44)

sebelumnya. Memahami (comperhension) diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar. Aplikasi (application) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen. Sintesis (synthesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Semua tingkatan di atas itu harus tercapai supaya tingkat pengetahuan adalah baik.

5.4.2 Distribusi tingkat pengetahuan mahasiswa/i mengikut tahun angkatan, umur, dan jantina mahasiswa/i Fakultas Kedokteran USU

Berdasarkan hasil penelitian pada carta bar 5.7 maka dapat di analisa secara deskriptif , tingkat pengetahuan mahasiswa/i Fakultas Kedokteran USU tentang Avian Influenza berdasarkan tahun angkatan. Mahasiswa berkategori baik lebih banyak berada pada setambuk 2007 diikuti setambuk 2008. Hal ini menunjukkan tingkat setambuk mempengaruhi sedikit sebanyak tingkat pengetahuan mahasiswa/i tentang Avian Influenza dan cara-cara pencegahannya. Teori Notoadmodjo (2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan akan berpengaruh pada perilaku sebagai hasil pendidikan.

Selain daripada itu, berdasarkan tabel 5.8 didapati bahawa distribusi tingkat pengetahuan tentang Avian Influenza dan umur tidak menunjukan suatu gambaran yang jelas. Pada asumsi saya, ini mungkin karena mahasiswa/i Fakultas Kedokteran USU, tidak terdiri daripada satu golongan umur tertentu sahaja pada setiap setambuk. Terdapat perbedaan umur yang ketara antara mahasiswa/i pada setiap setambuk sehingga menjadi kurang jelas predileksi dari tingkat pengetahuan.


(45)

Ini berlainan pula dengan Notoadmotjo 2003 umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Umur adalah lamanya hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan. Semakin tinggi umur seseorang, maka semakin bertambah pula ilmu atau pengetahuan yang dimiliki karena pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman yang diperoleh dari orang lain (Notoatmodjo, 2003).

Akhirnya distribusi tingkat pengetahuan mahasiswa/i Fakultas Kedokteran USU tentang Avian Influenza sesuai proporsi jenis kelamin pada tabel 5.6 menunjukan lebih banyak mahasiswi perempuan tergolong baik dibanding mahasiswa laki-laki. Ini disebabkan jumlah mahasiswi perempuan lebih banyak daripada jumlah mahasiswa yang berkelamin laki-laki di fakultas kedokteran USU. Mungkin juga karena mahasiswi perempuan lebih aktif dalam organisasi-organisasi serta lebih peduli terhadap bahaya, dampak negatif dan pencegahan Avian Influenza.

Mahasiswa kedokteran harus memiliki pengetahuan yang baik tentang Avian Influenza dan faktanya masih banyak mahasiswa semester lima mahupun semester tujuh yang belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang Avian Influenza. Hanya 78.1% mahasiswa laki-laki dan 75% mahasiswa perempuan yang memiliki pengetahuan yang baik tentang Avian Influenza. Selain itu dinyatakan juga bahwa pengetahuan tentang Avian Influenza adalah lebih rendah pada mahasiswa yang lebih muda dan berpendidikan lebih rendah. Selain hanya memiliki pengetahuan asas dinyatakan bahwa redahnya pengetahuan mahasiswa semester lima mahupun tujuh tentang Avian Influenza dan gejala klinis, diagnosis serta pencegahannya menunjukkan perlunya informasi mahupun pelayanan yang mencukupi bagi mahasiswa menyangkut Avian Influenza.


(46)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian saya, terdapat beberapa kesimpulan yang telah saya susun. Diantaranya adalah,

1. Tingkat pengetahuan mahasiswa/i secara keseluruhannya adalah baik yaitu sejumlah 76 orang (76.0%) dengan menjawab 13-18 soalan dari kuesioner dengan betul.

2. Penelitian saya menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pada umumnya baik pada angkatan 2007 yaitu sejumlah 45 orang (90.0%) berbanding tingkat pengetahuan pada angkatan 2008 yaitu sejumlah 31 orang (62.0%).

3. Penelitian saya juga menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa tentang cara diagnosis, penatalaksanaan klinis dan pencegahan Avian Influenza adalah baik secara keseluruhan.

6.2 Saran

Bedasarkan hasil penelitian saya ini,terdapat beberapa saran yang ingin saya berikan. Diantaranya ialah,

1. Kepada pihak Fakultas agar membentuk wadah kegiatan mahasiswa dalam upaya pencegahan penyakit Avian Influenza sekaligus meningkatkan pengetahuan tentang penyakit ini dimana nantinya wadah ini dapat berperan dalam penyampaian informasi baik di lingkungan kampus mahupun di luar kampus.


(47)

2. Diharapkan kerjasama antara pihak administrasi dan mahasiswa dalam penyebaran informasi dengan penyebaran brosur, leaflet dan lain-lain tentang Avian Influenza dan upaya pencegahannya .


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama TY., 2004. Flu Burung di Manusia, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Penerbitan Universitas Indonesia, Jakarta.

Priyanti Z Soepandi, 2004. Influenza Burung pada Manusia. Departemen Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan.

Suharyono Wuryadi, 2004. Surveilance Virus Flu di Indonesia. Badan Litbangkes dan Namru-2 Jakarta AJC. Symptoms of Bird Flu ( Avian Influenza ) in Human. Available from : www.ajc.com/news/news/content/news/0204/08avian.html. 2004. [Accesed on 2 June 2010]

CBC news, 2004. Majority of Bird Flu Death in Young People. Available from : www.tempo.co.id/hg/nasional [Accesed on 10 April 2010]

WHO., 2004. Confirmed Human Cases of Avian Influenza A (H5N1). Available from : www.who.int/csr/avianinfluenza/country/cases table 2004 02 12/en/ [Accesed on 20 May 2010]

Deptan RI. Ditjen Bina Produksi Peternakan, Direktorat Kesehatan Hewan, 2004. Aspek Veteriner dan Epidemiologi Avian Influenza.


(49)

Bruno, James E, 2005, Method and System for Knowledge Assessment and Learning

Incorporating Feedbacks. Available from:

http://www.freepatentsonline.com/6921268.html [Accesed on 20 November 2010].

Pratomo, H., 1991. Pengantar riset kualitatif vs kuantitatif. Dalam: Jatiputra, S. & Yovsyah(eds). 1991. Prosiding Lokakarya dan Pelatihan Metodologi Penelitian Kesihatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta.

Smet, B., 1994, Psikologi Kesihatan. Jakarta: PT Grasindo.

Notoatmodjo, 2003. Pendidikan Prilaku Kesehatan. Inonesia: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Indonesia: Rineka Cipta.

Depkes., 2005. Flu burung. Available from : www.ppmplp.depkes.go.id [Accesed on 05 March 2010]

Berita Buana, 26 Januari 2004. Indonesia Resmi Terkena Wabah Flu Burung, hal 5. Thomas Suroso, 2004. Antisipasi Depkes dalam Menghadapi Wabah Flu Burung. Kompas, 21 Januari 2004. Dari Italia, Hongkong, lalu Indonesia, hal 10 .


(50)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Prakash Rajoodorai Tempat / Tanggal Lahir : Kuala Lumpur / 9 Mei 1987

Agama : Hindu

Alamat : No 74, Blok 6, Kompleks Tasbi 2, Medan. Riwayat Pendidikan : 1. SRJK(T) Vivekananda

2. SMK. Sultan Abdul Samad 3. Nirwana College

4. Universitas Sumatera Utara Riwayat Pelatihan : 1.Seminar Proposal Penelitian

2. National Service 3. Porseni USU 2008

Riwayat Organisasi : 1. AJK Kelab Kebudayaan India Malaysia

2. AJK Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia di Indonesia


(51)

Lampiran 2

Kuesioner Penelitian : Pengetahuan mahasiswa kedokteran semester V dan VII tahun 2010/2011 USU tentang Avian Influenza.

Karekteristik responden :

Nama :

NIM :

Jenis kelamin :

Umur : tahun

Alamat :

Pendidikan : Semester : Nomor Telepon :

Pertanyaan Benar Salah

1. Kasus pertama infeksi flu burung pada manusia terjadi di Hong Kong pada tahun 1997.

2. Kasus -kasus flu burung yang paling fatal dilaporkan di Vietnam.


(52)

3. Virus Influenza terdapat secara alami pada burung liar. 4. Flu burung dapat ditransmisi ke mamalia lain seperti kuda dan babi.

5. Ada kemungkinan terjadi transmisi penyakit dari manusia ke manusia.

6. Mode transmisi utama adalah melalui air liur and sekresi nasal.

7. Virus flu burung dapat ditransmisi kepada manusia melalui traktus alimentari.

8. Flu burung ditransmisi kepada manusia akibat membersihkan bahan yang terkontaminasi virus.

9. Konsumsi ayam yang terkontaminasi akan meningkatkan resiko mendapat flu burung.

10. Memasak telur dengan air mendidih dapat mengeliminasi virus flu burung.

11. Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mendiagnosis flu burung pada manusia.

12.Traktus respiratori adalah sistem terutama pada tubuh yang diinfeksi oleh virus flu burung.


(53)

14. Simptom dari flu burung pada manusia adalah mirip dengan influenza musiman.

15. Pendarahan pada hidung dan gusi merupakan gejala awal flu burung.

16. Disenteri adalah salah satu manifestasi dari flu burung.

17. Flu burung adalah infeksi yang dapat dicegah.

18. Terdapat vaksin untuk melindungi manusia dari virus flu burung.

         

     


(54)

Lampiran 3

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Assalamualaikum Wr Wb/ Salam Sejahtera

Dengan Hormat,

Nama saya Prakash Rajoodorai, sedang menjalani pendidikan Kedokteran di Program S1 Ilmu Kedokteran FK USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Semester V dan VII Tahun 2010/2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Mengenai Avian Influenza.”

Avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh tipe A strain virus influenza. Sejak Januari 2004, Thailand dan beberapa negara Asia Tenggara telah mengalami wabah flu burung pada unggas, dan lebih 100 juta unggas telah dimusnahkan atau mati. Prevalensi keparahan dan kasus kematian akibat transmisi burung-ke-manusia meningkat. Para ahli khawatir bahwa virus flu burung kini beredar di Asia akan bermutasi menjadi strain yang sangat menular dan menyebar bukan hanya dari hewan ke manusia, tetapi juga di antara manusia, yang akan mengakibatkan pandemik, walaupun penularan dari manusia ke manusia masih belum terbukti.

Selama pandemi, lembaga kesehatan masyarakat dan mahasiswa kedokteran akan memainkan peran penting dalam mengendalikan penyebaran penyakit. Oleh karena itu, kurikulum sekolah medis harus mencakup mata kuliah tentang epidemiologi avian influenza untuk memastikan bahwa semua mahasiswa kedokteran akan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi potensi pandemi. Di Indonesia, pendidikan kedokteran terdiri dari ilmu dasar (pertama tahun ketiga), externship (keempat untuk tahun kelima, praklinis pendidikan), dan internship (keenam ke tahun ketujuh). Mahasiswa kedokteran mempelajari virologi selama tahun kedua fakultas kedokteran. Setelah itu, tidak ada kursus tambahan di virologi ditawarkan. Karena flu burung di Indonesia telah menjadi endemi di Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi Selatan serta terdapat juga kasus flu burung di negara-negara sekitar seperti Thailand dan Malaysia, saya beranggapan bahwa virus ini akan menyebar dengan cepat. Oleh karena itu, saya merancang sebuah penelitian untuk menilai tingkat pengetahuan sekelompok mahasiswa kedokteran USU mengenai flu burung dan untuk menggambarkan potensi sumber pengetahuan mereka.


(55)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa semester V dan VII tahun 2010/2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mengenai Avian Influenza. Selain itu, mahasiswa dapat memahami penyebab, gejala klinis, cara mendiagnosis, penatalaksanaan kasus serta pencegahan Avian Influenza.

Kami akan melakukan wawancara terstruktur pada Bapak/Ibu/Sdra/Sdri dengan menggunakan kuesioner baka yang meliputi informasi:

a) informasi demografis, termasuk nama, usia, nomor induk mahasiswa (NIM), jenis kelamin, pendidikan, alamat peserta.

b) pertanyaan mengenai avian influenza (18 pertanyaan).

Wawancara akan kami lakukan sekitar 10 menit. Partisipasi Bapak/Ibu/Sdra/Sdri bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini Bapak/Ibu/Sdra/Sdri tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Bapak/Ibu/Sdra/Sdri membutuhkan penjelasan, maka dapat hubungi saya :

Nama : Prakash Rajoodorai

Alamat : No.74, Blok 6, Kompleks Tasbi 2, Medan. No. HP : 081934256560

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak/Ibu/Sdra/Sdri yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Bapak/Ibu/Sdra/Sdri dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Bapak/Ibu/Sdra/Sdri bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami siapkan.

Medan, 29 Oktober 2010

Peneliti


(56)

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat : Telp/ HP :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang Penelitian “Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Semester V dan VII Tahun 2010/2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Mengenai Avian Influenza”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 25 November 2010

( )


(57)

Lampiran 5 : Data Pengetahuan Mahasiswa

NIM SEX UMUR SEMESTER P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9

80100329 1.00 21 5 1 1 1 1 1 1 0 1 1

80100269 2.00 21 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1

80100431 2.00 23 5 1 1 1 0 1 0 1 0 1

80100405 2.00 21 5 1 1 1 1 1 1 0 0 1

80100435 2.00 22 5 1 1 1 0 1 1 0 0 0

80100266 2.00 21 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1

80100261 2.00 21 5 1 1 1 0 1 1 0 1 1

80100270 1.00 22 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1

80100260 2.00 22 5 1 1 1 1 1 1 1 0 1

80100265 1.00 22 5 1 1 1 1 1 1 1 0 1

80100359 2.00 20 5 1 1 1 1 0 0 0 0 0

80100402 2.00 22 5 1 1 1 1 1 1 1 0 0

80100398 2.00 22 5 1 1 0 0 1 0 1 0 1

80100117 2.00 20 5 1 1 0 1 0 1 0 1 1

80100257 2.00 24 5 1 1 1 1 1 1 0 1 1

80100207 1.00 21 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1

80100365 2.00 20 5 1 1 0 1 1 1 0 1 1

80100325 1.00 21 5 0 1 1 1 1 1 1 1 1

80100255 2.00 21 5 1 1 0 0 1 1 1 1 1

80100273 2.00 22 5 1 1 0 1 1 1 0 1 1

80100289 2.00 21 5 1 0 1 0 1 1 1 1 1

80100254 1.00 22 5 1 1 1 1 1 1 1 0 1

80100215 2.00 20 5 1 0 0 0 1 0 1 1 1

80100294 2.00 21 5 0 1 0 0 1 1 1 1 1

80100291 2.00 22 5 1 0 1 0 0 0 0 1 1

80100281 2.00 22 5 1 1 1 1 1 1 0 1 1

80100097 1.00 19 5 1 0 0 0 1 1 0 1 1

80100343 2.00 21 5 1 0 0 0 1 1 0 1 1

80100371 2.00 19 5 0 1 0 1 1 1 0 1 1

80100213 2.00 20 5 1 1 0 1 1 1 0 1 1

80100055 1.00 21 5 1 0 0 0 1 1 0 1 1

80100409 1.00 22 5 1 1 0 0 1 1 0 1 1

80100373 2.00 20 5 1 1 0 1 1 1 0 0 1

80100293 2.00 22 5 1 1 1 0 1 1 1 1 1

80100065 1.00 21 5 1 1 1 1 1 1 0 1 1


(58)

80100369 2.00 18 5 1 1 1 1 1 1 0 1 1

80100095 2.00 20 5 1 1 0 1 1 1 0 1 1

80100285 2.00 21 5 1 1 0 0 1 1 1 1 1

80100305 2.00 21 5 1 1 0 0 1 1 1 1 1

80100166 2.00 21 5 1 1 0 0 1 1 0 1 1

80100299 2.00 21 5 1 1 1 0 1 1 0 1 1

80100019 2.00 19 5 1 1 0 0 1 1 0 0 1

80100247 1.00 20 5 1 1 1 1 1 1 0 1 0

80100331 2.00 21 5 1 1 1 0 1 1 0 1 1

80100008 1.00 20 5 1 1 0 0 1 1 1 1 1

80100185 1.00 21 5 0 0 1 1 1 1 0 1 1

80100233 2.00 20 5 1 1 0 1 1 1 1 0 1

80100167 1.00 19 5 1 0 1 0 1 1 1 1 1

80100281 1.00 20 5 1 1 1 1 0 0 1 0 1

70100295 2.00 24 7 1 1 1 0 0 1 1 1 1

70100239 2.00 23 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1

70100259 2.00 23 7 1 1 1 0 1 1 1 1 1

70100283 1.00 23 7 1 1 1 1 0 1 1 1 1

70100303 1.00 23 7 1 1 0 1 0 1 1 1 1

70100297 2.00 22 7 1 1 0 1 0 1 1 0 1

70100007 2.00 23 7 1 1 1 0 1 1 1 1 0

70100323 1.00 23 7 1 1 1 1 1 1 0 1 1

70100005 2.00 22 7 1 1 1 1 1 1 0 1 0

70100322 2.00 23 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1

70100271 1.00 23 7 1 1 1 0 0 1 0 1 1

70100237 2.00 24 7 1 1 1 1 1 1 1 0 1

70100281 1.00 22 7 1 1 1 1 1 1 0 1 1

70100299 2.00 22 7 1 1 1 1 1 1 0 1 1

70100251 2.00 23 7 1 1 1 1 0 1 1 0 1

70100269 2.00 24 7 1 1 1 1 1 1 0 1 1

70100277 2.00 21 7 1 1 1 1 1 1 1 0 1

70100275 2.00 23 7 1 1 1 0 0 1 0 1 1

70100473 2.00 24 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1

70100010 2.00 24 7 1 1 1 0 0 1 0 1 1

70100313 2.00 24 7 1 1 1 1 0 1 1 1 1

70100404 2.00 22 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1

70100443 2.00 21 7 1 1 1 1 1 1 1 0 0

70100178 2.00 21 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1


(59)

70100186 1.00 21 7 1 1 1 0 1 1 0 1 1

70100059 1.00 21 7 1 1 1 1 1 1 0 1 1

70100173 1.00 20 7 1 1 1 1 0 1 0 0 0

70100134 1.00 21 7 1 1 1 1 1 1 1 1 0

70100437 2.00 21 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1

70100420 2.00 23 7 1 1 1 1 1 1 1 1 0

70100184 2.00 22 7 1 1 1 1 1 1 1 0 1

70100143 1.00 22 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1

70100075 2.00 20 7 1 1 1 1 1 0 1 0 1

70100024 1.00 20 7 1 1 1 1 0 1 0 1 1

70100426 2.00 21 7 1 1 1 1 0 0 1 1 1

70100177 2.00 21 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1

70100035 1.00 21 7 1 1 1 1 1 1 1 0 0

70100080 2.00 21 7 1 1 1 1 1 1 1 0 1

70100455 2.00 21 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1

70100082 1.00 21 7 1 1 1 1 0 1 1 0 1

70100466 1.00 20 7 1 1 0 0 0 0 1 1 1

70100018 2.00 20 7 1 1 1 1 1 1 1 0 1

70100061 2.00 21 7 1 1 1 1 1 1 1 0 1

70100115 1.00 21 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1

70100449 2.00 22 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1

70100058 2.00 20 7 1 1 1 1 0 1 0 1 1

70100414 2.00 22 7 1 1 1 1 1 1 1 0 1

70100152 2.00 21 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1

70100198 1.00 23 7 1 1 1 1 1 0 1 1 0

Jantina (Sex) : 1.00 = laki-laki Pertanyaan (P) : 1 = benar

2.00 = perempuan 0 = salah

NIM SEX UMUR SEM. P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 SKOR

80100329 1.00 21 5 0 1 1 1 0 0 0 1 1 13

80100269 2.00 21 5 0 1 1 0 0 0 1 1 0 13

80100431 2.00 23 5 1 1 1 0 0 0 1 1 0 11

80100405 2.00 21 5 1 1 1 0 1 0 1 1 0 13

80100435 2.00 22 5 1 1 1 0 1 0 1 1 0 11


(60)

80100261 2.00 21 5 1 1 1 0 1 1 1 1 0 14

80100270 1.00 22 5 0 1 1 1 0 0 1 1 1 15

80100260 2.00 22 5 1 1 1 1 1 0 1 1 0 15

80100265 1.00 22 5 1 1 1 1 1 0 1 1 0 15

80100359 2.00 20 5 0 1 0 0 1 0 0 1 0 7

80100402 2.00 22 5 0 1 1 0 1 0 1 1 0 12

80100398 2.00 22 5 0 1 1 1 0 0 0 1 0 9

80100117 2.00 20 5 1 1 1 0 1 1 0 1 0 12

80100257 2.00 24 5 0 1 1 1 1 0 0 1 0 13

80100207 1.00 21 5 1 1 1 0 1 1 0 1 0 15

80100365 2.00 20 5 1 1 1 0 0 0 1 1 1 13

80100325 1.00 21 5 0 1 1 1 1 0 1 1 0 14

80100255 2.00 21 5 1 1 1 0 1 0 1 1 1 14

80100273 2.00 22 5 1 1 1 0 1 0 1 1 1 14

80100289 2.00 21 5 0 1 1 1 1 0 1 1 0 13

80100254 1.00 22 5 1 1 1 1 0 1 1 1 0 15

80100215 2.00 20 5 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12

80100294 2.00 21 5 1 1 1 1 0 1 0 1 1 13

80100291 2.00 22 5 1 1 1 1 1 0 0 1 1 11

80100281 2.00 22 5 1 1 1 0 0 0 0 1 0 12

80100097 1.00 19 5 1 1 1 0 0 0 1 1 0 10

80100343 2.00 21 5 1 0 1 0 1 0 1 1 0 10

80100371 2.00 19 5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14

80100213 2.00 20 5 1 1 1 1 1 0 1 1 0 14

80100055 1.00 21 5 0 1 1 0 0 0 1 1 1 10

80100409 1.00 22 5 1 1 1 1 0 0 0 1 0 11

80100373 2.00 20 5 1 1 1 0 1 1 0 1 0 12

80100293 2.00 22 5 1 1 1 0 1 0 0 1 1 14

80100065 1.00 21 5 1 1 1 1 1 1 0 1 0 15

80100355 1.00 20 5 1 1 1 1 1 1 0 1 0 14

80100369 2.00 18 5 1 1 1 1 1 1 0 1 0 15

80100095 2.00 20 5 1 1 1 0 1 1 0 1 0 13

80100285 2.00 21 5 0 1 1 1 0 1 1 1 0 13

80100305 2.00 21 5 0 1 1 0 0 0 1 1 1 12

80100166 2.00 21 5 1 1 1 0 0 0 1 1 1 12

80100299 2.00 21 5 0 1 1 0 1 0 1 1 0 12

80100019 2.00 19 5 1 1 1 0 1 0 1 1 0 11

80100247 1.00 20 5 1 1 1 1 1 0 0 0 1 13


(61)

80100008 1.00 20 5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 15

80100185 1.00 21 5 1 0 0 1 1 1 1 1 0 12

80100233 2.00 20 5 1 1 1 0 1 1 1 1 0 14

80100167 1.00 19 5 0 1 1 1 1 0 1 1 1 14

80100281 1.00 20 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15

70100295 2.00 24 7 1 1 1 0 0 0 1 1 0 12

70100239 2.00 23 7 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17

70100259 2.00 23 7 1 1 1 0 1 0 1 1 1 15

70100283 1.00 23 7 0 1 1 1 1 0 1 1 0 14

70100303 1.00 23 7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15

70100297 2.00 22 7 1 1 1 1 1 0 1 1 0 13

70100007 2.00 23 7 0 1 1 1 0 0 1 1 1 13

70100323 1.00 23 7 0 1 1 1 0 0 1 1 0 13

70100005 2.00 22 7 1 1 1 1 0 1 0 1 1 14

70100322 2.00 23 7 1 1 1 1 1 0 1 1 0 16

70100271 1.00 23 7 1 1 1 0 1 0 1 1 0 12

70100237 2.00 24 7 1 1 1 1 0 0 1 1 0 14

70100281 1.00 22 7 0 1 1 0 0 0 1 1 0 12

70100299 2.00 22 7 0 1 1 0 1 0 1 1 0 13

70100251 2.00 23 7 1 1 1 1 1 1 0 1 0 14

70100269 2.00 24 7 0 1 1 1 1 1 0 1 0 14

70100277 2.00 21 7 1 1 1 1 0 0 1 1 0 14

70100275 2.00 23 7 0 1 1 1 1 0 0 1 1 12

70100473 2.00 24 7 1 1 1 1 1 0 1 1 0 16

70100010 2.00 24 7 1 1 1 1 0 1 0 1 1 13

70100313 2.00 24 7 1 1 1 1 0 0 1 1 0 14

70100404 2.00 22 7 0 1 1 0 1 0 1 1 1 15

70100443 2.00 21 7 1 1 1 1 1 0 1 1 0 14

70100178 2.00 21 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18

70100109 2.00 21 7 1 1 1 1 1 0 0 1 1 15

70100186 1.00 21 7 1 1 1 0 1 0 1 1 1 14

70100059 1.00 21 7 1 1 1 1 1 1 0 1 0 15

70100173 1.00 20 7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13

70100134 1.00 21 7 1 1 1 0 1 0 1 1 0 14

70100437 2.00 21 7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17

70100420 2.00 23 7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16

70100184 2.00 22 7 1 1 1 1 1 0 0 1 1 15

70100143 1.00 22 7 1 1 0 1 0 1 0 1 0 14


(62)

70100024 1.00 20 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16

70100426 2.00 21 7 1 1 1 0 1 0 1 1 1 14

70100177 2.00 21 7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17

70100035 1.00 21 7 1 1 1 0 1 0 0 1 1 13

70100080 2.00 21 7 1 1 1 0 1 0 1 1 1 15

70100455 2.00 21 7 0 1 1 1 1 1 1 1 0 16

70100082 1.00 21 7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15

70100466 1.00 20 7 1 1 1 1 1 0 0 1 1 12

70100018 2.00 20 7 1 1 1 0 1 0 1 1 0 14

70100061 2.00 21 7 0 0 1 1 1 0 1 1 0 13

70100115 1.00 21 7 0 1 1 1 0 0 1 1 1 15

70100449 2.00 22 7 1 1 1 1 1 1 0 1 1 17

70100058 2.00 20 7 1 1 1 1 1 1 0 1 1 15

70100414 2.00 22 7 1 1 1 0 1 1 0 1 0 14

70100152 2.00 21 7 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16

70100198 1.00 23 7 1 1 1 1 1 0 1 1 0 14

Jantina (Sex) : 1.00 = laki-laki Pertanyaan (P) : 1 = benar 2.00 = perempuan 0 = salah

Lampiran 6 : Uji validitas dan reliabilitas untuk Tingkat Pengetahuan Mahasiswa

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9

P1 Pearson Correlation

1 .128 .124 -.026 -.099 -.068 .033 -.124 -.075

Sig. (2-tailed) .205 .218 .794 .328 .501 .744 .218 .456

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P2 Pearson Correlation


(63)

Sig. (2-tailed) .205 .074 .000 .629 .143 .225 .074 .281

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P3 Pearson Correlation

.124 .180 1 .332** -.033 .047 .139 -.078 -.208*

Sig. (2-tailed) .218 .074 .001 .741 .644 .169 .440 .038

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P4 Pearson Correlation

-.026 .360** .332** 1 .006 .137 .131 -.213* -.114

Sig. (2-tailed) .794 .000 .001 .952 .174 .195 .034 .257

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P5 Pearson Correlation

-.099 -.049 -.033 .006 1 .263** .053 .050 -.022

Sig. (2-tailed) .328 .629 .741 .952 .008 .603 .622 .828

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P6 Pearson Correlation

-.068 .147 .047 .137 .263** 1 -.149 .173 .082

Sig. (2-tailed) .501 .143 .644 .174 .008 .140 .086 .417

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P7 Pearson Correlation

.033 .122 .139 .131 .053 -.149 1 -.244* -.002

Sig. (2-tailed) .744 .225 .169 .195 .603 .140 .015 .980


(64)

P8 Pearson Correlation

-.124 -.179 -.078 -.213* .050 .173 -.244* 1 .191

Sig. (2-tailed) .218 .074 .440 .034 .622 .086 .015 .057

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P9 Pearson Correlation

-.075 -.109 -.208* -.114 -.022 .082 -.002 .191 1

Sig. (2-tailed) .456 .281 .038 .257 .828 .417 .980 .057

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P10 Pearson Correlation

-.005 .077 -.120 .046 -.113 -.046 -.042 -.155 -.008

Sig. (2-tailed) .963 .445 .236 .647 .264 .652 .675 .123 .934

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P11 Pearson Correlation

.219* .316** .005 -.026 -.099 .102 .033 .106 -.075

Sig. (2-tailed) .029 .001 .962 .794 .328 .312 .744 .295 .456

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P12 Pearson Correlation

.263** .164 -.099 -.118 .064 .137 .088 .025 .115

Sig. (2-tailed) .008 .103 .328 .243 .525 .175 .385 .804 .253

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P13 Pearson Correlation


(65)

Sig. (2-tailed) .105 .929 .082 .085 .212 .946 .135 .258 .842

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P14 Pearson Correlation

-.014 -.020 .119 .208* -.132 -.059 .011 -.128 -.093

Sig. (2-tailed) .893 .846 .239 .038 .191 .557 .915 .203 .356

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P15 Pearson Correlation

-.182 .129 -.004 .195 -.040 .163 -.049 .091 .194

Sig. (2-tailed) .069 .202 .969 .052 .696 .105 .627 .365 .053

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P16 Pearson Correlation

.069 -.134 .042 -.025 .083 .042 .287** -.104 -.005

Sig. (2-tailed) .495 .184 .682 .808 .412 .677 .004 .305 .959

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P17 Pearson Correlation

-.021 -.030 -.056 -.067 -.049 -.034 .118 -.061 .272**

Sig. (2-tailed) .839 .770 .577 .505 .631 .741 .242 .546 .006

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P18 Pearson Correlation

-.042 .015 -.067 -.115 -.125 -.068 .033 .221* -.075

Sig. (2-tailed) .681 .882 .508 .256 .216 .501 .744 .027 .456


(66)

TOTAL Pearson Correlation

.041 .346** .373** .480** .136 .335** .412** .169 .159

Sig. (2-tailed) .687 .000 .000 .000 .178 .001 .000 .094 .113

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 TOTAL

P1 Pearso n Correlat

ion

-.005 .219* .263** -.163 -.014 -.182 .069 -.021 -.042 .041

Sig. (2-tailed)

.963 .029 .008 .105 .893 .069 .495 .839 .681 .687

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P2 Pearso n Correlat

ion

.077 .316** .164 -.009 -.020 .129 -.134 -.030 .015 .346**

Sig. (2-tailed)

.445 .001 .103 .929 .846 .202 .184 .770 .882 .000


(67)

P3 Pearso n Correlat

ion

-.120 .005 -.099 .175 .119 -.004 .042 -.056 -.067 .373**

Sig. (2-tailed)

.236 .962 .328 .082 .239 .969 .682 .577 .508 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P4 Pearso n Correlat

ion

.046 -.026 -.118 .173 .208* .195 -.025 -.067 -.115 .480**

Sig. (2-tailed)

.647 .794 .243 .085 .038 .052 .808 .505 .256 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P5 Pearso n Correlat

ion

-.113 -.099 .064 -.126 -.132 -.040 .083 -.049 -.125 .136

Sig. (2-tailed)

.264 .328 .525 .212 .191 .696 .412 .631 .216 .178

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P6 Pearso n Correlat

ion

-.046 .102 .137 .007 -.059 .163 .042 -.034 -.068 .335**

Sig. (2-tailed)


(68)

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P7 Pearso n Correlat

ion

-.042 .033 .088 .150 .011 -.049 .287** .118 .033 .412**

Sig. (2-tailed)

.675 .744 .385 .135 .915 .627 .004 .242 .744 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P8 Pearso n Correlat

ion

-.155 .106 .025 .114 -.128 .091 -.104 -.061 .221* .169

Sig. (2-tailed)

.123 .295 .804 .258 .203 .365 .305 .546 .027 .094

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P9 Pearso n Correlat

ion

-.008 -.075 .115 .020 -.093 .194 -.005 .272** -.075 .159

Sig. (2-tailed)

.934 .456 .253 .842 .356 .053 .959 .006 .456 .113

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P10 Pearso n Correlat

ion


(69)

Sig. (2-tailed)

.963 .772 .599 .060 .026 .175 .556 .854 .033

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P11 Pearso n Correlat

ion

-.005 1 .263** .046 -.127 .035 -.147 -.021 .063 .183

Sig. (2-tailed)

.963 .008 .649 .207 .732 .146 .839 .537 .069

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P12 Pearso n Correlat

ion

.029 .263** 1 -.020 .021 -.126 .121 -.018 .144 .255*

Sig. (2-tailed)

.772 .008 .840 .837 .212 .229 .861 .154 .010

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P13 Pearso n Correlat

ion

-.053 .046 -.020 1 .004 .212* -.184 -.080 .067 .396**

Sig. (2-tailed)

.599 .649 .840 .971 .034 .066 .427 .508 .000


(70)

P14 Pearso n Correlat

ion

.189 -.127 .021 .004 1 .106 -.071 -.063 .009 .286**

Sig. (2-tailed)

.060 .207 .837 .971 .293 .480 .536 .928 .004

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P15 Pearso n Correlat

ion

.222* .035 -.126 .212* .106 1 -.394** .071 -.096 .377**

Sig. (2-tailed)

.026 .732 .212 .034 .293 .000 .486 .345 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P16 Pearso n Correlat

ion

-.137 -.147 .121 -.184 -.071 -.394** 1 .140 -.103 .103

Sig. (2-tailed)

.175 .146 .229 .066 .480 .000 .165 .306 .310

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P17 Pearso n Correlat

ion

-.060 -.021 -.018 -.080 -.063 .071 .140 1 -.123 .034

Sig. (2-tailed)


(1)

P14 Pearso n Correlat

ion

.189 -.127 .021 .004 1 .106 -.071 -.063 .009 .286**

Sig. (2-tailed)

.060 .207 .837 .971 .293 .480 .536 .928 .004

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P15 Pearso n Correlat

ion

.222* .035 -.126 .212* .106 1 -.394** .071 -.096 .377**

Sig. (2-tailed)

.026 .732 .212 .034 .293 .000 .486 .345 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P16 Pearso n Correlat

ion

-.137 -.147 .121 -.184 -.071 -.394** 1 .140 -.103 .103

Sig. (2-tailed)

.175 .146 .229 .066 .480 .000 .165 .306 .310

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P17 Pearso n Correlat

ion


(2)

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

P18 Pearso n Correlat

ion

.019 .063 .144 .067 .009 -.096 -.103 -.123 1 .222*

Sig. (2-tailed)

.854 .537 .154 .508 .928 .345 .306 .222 .026

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

TOTAL Pearso n Correlat

ion

.214* .183 .255* .396** .286** .377** .103 .034 .222* 1

Sig. (2-tailed)

.033 .069 .010 .000 .004 .000 .310 .736 .026

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics Knowledge

Cronbach's

Alpha N of Items


(3)

Lampiran 7 : Distribusi Frekuensi Jantina, Umur, Tahun Angkatan dan Skor

Pengetahuan Mahasiswa

JANTINA

Jantina

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid LAKI-LAKI 32 32.0 32.0 32.0

WANITA 68 68.0 68.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

UMUR

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 18 1 1.0 1.0 1.0

19 4 4.0 4.0 5.0

20 18 18.0 18.0 23.0

21 36 36.0 36.0 59.0

22 21 21.0 21.0 80.0

23 13 13.0 13.0 93.0

24 7 7.0 7.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

SEMESTER

Semes-

ter

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(4)

SKOR PENGETAHUAN

Skor

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 7 1 1.0 1.0 1.0

9 1 1.0 1.0 2.0

10 3 3.0 3.0 5.0

11 5 5.0 5.0 10.0

12 14 14.0 14.0 24.0

13 20 20.0 20.0 44.0

14 25 25.0 25.0 69.0

15 20 20.0 20.0 89.0

16 6 6.0 6.0 95.0

17 4 4.0 4.0 99.0

18 1 1.0 1.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

UMUR * SKOR PENGETAHUAN CROSSTABULATION

Count

SKOR

PENGETAHUAN

7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Total

UMUR 18 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1

19 0 0 1 1 0 0 2 0 0 0 0 4

20 1 0 0 0 4 5 4 3 1 0 0 18


(5)

22 0 1 0 3 3 2 5 6 0 1 0 21

23 0 0 0 1 2 2 3 2 2 1 0 13

24 0 0 0 0 1 2 3 0 1 0 0 7

Total 1 1 3 5 14 20 25 20 6 4 1 100

SEMESTER * SKOR PENGETAHUAN

CROSSTABULATION

Count

SKOR

PENGETAHUAN

7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Total

SEMESTER LIMA 1 1 3 5 9 11 10 10 0 0 0 50

TUJUH 0 0 0 0 5 9 15 10 6 4 1 50

Total 1 1 3 5 14 20 25 20 6 4 1 100


(6)

JANTINA * SKOR PENGETAHUAN CROSSTABULATION

Count

SKOR PENGETAHUAN

7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Total

SEX LAKI-LAKI 0 0 2 1 4 5 8 11 1 0 0 32

WANITA 1 1 1 4 10 15 17 9 5 4 1 68

Total 1 1 3 5 14 20 25 20 6 4 1 100