BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Pada penelitian ini diuraikan kerangka konsep tentang hubungan tingkat pengetahuan mahasiswa semester V dan VII Fakultas Kedokteran USU mengenai Avian Influenza
dan kesadaran tentang pencegahan penyakit Avian Influenza.
Gambar 3.1. Kerangka konsep tingkat pengetahuan mahasiswa semester V dan VII Fakultas Kedokteran USU mengenai Avian Influenza.
3.2 Definisi Operasional
Variabel-variabel yang akan diteliti adalah tingkat pengetahuan mahasiswa semester V dan VII Fakultas Kedokteran USU mengenai Avian Influenza serta kesadaran
tentang pencegahan penyakit Avian Influenza. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa
Semester V dan VII Fakultas Kedokteran USU mengenai Avian Influenza
Kesadaran tentang pencegahan penyakit Avian Influenza
Universitas Sumatera Utara
Variabel tingkat pengetahuan sekelompok mahasiswa kedokteran USU mengenai Avian Influenza diteliti karena selama pandemi, mahasiswa kedokteran akan
memainkan peran penting dalam mengendalikan penyebaran penyakit. Oleh sebab itu, kurikulum sekolah medis harus mencakup mata kuliah tentang avian influenza
untuk memastikan bahwa semua mahasiswa kedokteran akan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi potensi pandemi. Mahasiswa kedokteran
mempelajari virologi selama tahun pertama dan kedua fakultas kedokteran. Setelah itu, tidak ada kursus tambahan di virologi ditawarkan. Karena flu burung di Indonesia
telah menjadi endemi di Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi Selatan, pelayanan kesehatan yang optimal adalah esensial untuk menurunkan angka fatalitas kasus. Skor
pengetahuan dihitung dari wawancara dengan menggunakan kuesioner serta diberikan 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Paling tinggi
18 poin dapat dicapai jika semua pertanyaan dijawab dengan benar. Skor yang lebih tinggi menunjukkan tingkat pengetahuan yang lebih besar.
Variabel kesadaran tentang pencegahan Avian Influenza termasuk peningkatan pengetahuan mengenai penanganan dan cara menghindari penyakit ini.
Pemberian vaksin dapat mencegah Avian influenza dengan cara mengurangkan resiko ko-infeksi. Terapi simptomatik sesuai gejala juga diberikan, misalnya jika batuk
dapat diberi obat batuk dan jika sesak dapat diberi bronkodilator. Pasien juga harus mendapat terapi suportif, makanan yang baik dan bergizi, jika perlu diinfus dan
istirahat cukup. Secara umum daya tahan tubuh pasien haruslah ditingkatkan. Selain itu dapat pula diberikan obat anti virus. Ada 2 jenis yang tersedia yaitu kelompok M2
inhibitors berupa amantadine dan rimantadine serta kelompok dari neuraminidase inhibitors yaitu oseltamivir dan zanimivir. Amantadine dan rimantadine diberikan
pada awal penyakit, 48 jam pertama selama 3-5 hari, dengan dosis 5 mgkg bb. hari, serta diberi 2 dosis. Jika berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.
Sedangkan oseltamivir diberikan 75 mg 1 kali sehari selama 1 minggu.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN