Pemanfaatan Video Call Quadrature Amplitude Modulation QAM

27 sehingga didapat ukuran yang lebih padat. Proses pengkodean ini biasa dikenal dengan nama codec. Beberapa codec telah distandarisasi oleh ITU-T seperti G.711, G.723 dan G.729. Setiap codec tersebut memiliki metode kompresi, waktu tunda untuk code dan decode suara, serta bitrate yang berbeda-beda. Pemilihan codec yang tepat akan mempengaruhi kualitas layanan secara keseluruhan. Tabel 2.5 memperlihatkan perbandingan beberapa jenis codec terhadap nilai MOS. Codec dengan bitrate yang lebih besar tentunya memiliki kualitas suara yang lebih baik dibanding codec dengan bitrate yang lebih rendah. Akan tetapi codec dengan bitrate yang tinggi membutuhkan kapasitas jaringan yang besar pula[13]. Tabel 2.5 Perbandingan Beberapa Codec Terhadap MOS. Codec Bitrate Kbps Framing Size ms MOS Score G.711 64 0.125 4.1 G.726 32 0.125 3.85 G.728 16 0.625 3.61 G.729 8 10 3,92 G.723.1 6.3 30 3.9 G.723.1 5.3 30 3.65

2.8 Pemanfaatan Video Call

Dengan adanya teknologi Video Call yang menyebabkan setiap orang dapat berkomunikasi dan seperti bertatap muka langsung. Saat ini pemanfaatan Video Call tidak hanya untuk kepentingan pribadi saja. Berbagai hal dapat didukung oleh Video Call sebagai sarana komunikasi real time yang sangat membantu diantaranya[1] : Universitas Sumatera Utara 28 1. Bisnis : Dengan adanya Video Call, individu-individu di tempat yang jauh dan akan mengadakan tatap muka ataupun rapat dapat dilakukan video conference, semacam Video Call tetapi dalam skala lebih besar. 2. Kesehatan dan obat-obatan : Dengan adanya Video Call, penanganan medis secara jarak jauh pun dapat dilakukan. Ini biasa dilakukan di daerah terpencil yang sarana pengobatannya tidak begitu baik, sehingga dibutuhkan yang lebih canggih dan professional untuk kasus tertentu. Dengan melakukan komunikasi dan tatap muka, pasien dapat dilihat secara langsung dan real time mengenai gejala penyakitnya. 3. Pendidikan : Dengan adanya teknologi Video Call, antar siswa ataupun guru dapat saling berdiskusi, berksperimen dan bereksplorasi baik dalam maupun luar negeri tanpa adanya batasan tempat dan waktu.

2.9 Quadrature Amplitude Modulation QAM

Modulasi adalah suatu proses penumpangan sinyal yang hendak dikirim pada sebuah sinyal pembawa carier. Sinyal data dapat ditumpangkan ke sinyal pembawa dengan cara mengubah amplitude, frekuensi atau fase dari sinyal pembawa tersebut. Untuk meningkatkan kapasitas informasi yang dikirimkan, dapat dilakukan dengan perubahan terhadap kombinasi 2 dari parameter tersebut. Metode tersebut digunakan pada skema modulasi QAM. QAM adalah sebuah skema modulasi dimana data ditumpangkan pada gelombang pembawa dengan cara mengubah amplitude dari 2 buah gelombang pembawa tersebut. Dua gelombang pembawa ini biasanya adalah gelombang Universitas Sumatera Utara 29 sinusoid dan saling berbeda fase 90˚ satu sama lain. Sehingga disebut quadrature cariers[15].

2.9.1 Konsep Modulasi QAM

QAM merupakan salah satu teknik modulasi digital multisombol, pada QAM, setiap simbol yang dikirimkan melambangkan beberapa bit sekaligus. Oleh karena itu, QAM dapat digunakan untuk mendapatkan data rate yang tingggi pada bandwitdh yang terbatas. Pada QAM, fase dan amplitude sinyal pembawa yang diubah-ubah. Cara pengubahan gelombang pembawa ini merupakan perpaduan dari 2 teknik modulasi yaitu phase shift keying psk dan amplitude shift keying ask. Berikut ini merupakan beberapa jenis dari modulasi QAM : 1. 4-QAM QAM adalah teknik pengkodean M-ary dimana M=4. Seperti halnya QPSK, pada empat QAM ada 4 fase keluaran berbeda, maka harus ada 4 kondisi masukan yang berbeda, yaitu: 00,01,10, dan 11. 2. 16-QAM Modulasi 16 QAM merupak modulasi QAM yang menggunakan inputan 4 bit dengan 16 kondisi logika. 3. 64-QAM 64 QAM adalah teknik pengkodean dengan M=64 sehingga untuk masukan digital ke modulator adalah sinyal dengan jumlah bit sebanyak 6. 4. 128-QAM 128 QAM adalah teknik pengkodean dengan M=128 sehingga untuk masukan digital ke modulator adalah sinyal dengan jumlah bit sebanyak 7. Universitas Sumatera Utara 30 5. 256-QAM 256 QAM adalah teknik pengkodean dengan M=256 sehingga untuk masukan digital ke modulator adalah sinyal dengan jumlah bit sebanyak 8. Proses modulasi QAM secara umum dapat ditunjukan pada Gambar 2.9 pada gambar tersebut, sinyal informasi yang akan dikirim baseband dibagi menjadi 2 komponen yaitu komponen I dan Q yang saling berbeda fase 90˚. Komponen I dan Q adalah komponen “in-phase” yang merupakan bagian real dari sinyal modulasi QAM dan komponen Q adalah komponen “quadrature” yang merupakan bagian imajiner dari sinyal modulasi. Gambar 2.9 Diagram blok proses modulasi QAM Kemudian, sinyal I dan Q dikalikan dengan gelombang yang berasal dari LO local oscillator dimana fase dari gelombang yang dihasilkan kedua LO tersebut juga berbeda 90˚. Setelah itu sinyal I dan Q yang telah dicampur dengan gelombang pembawa tersebut dijumlahkan menjadi sebuah sinyal yang dapat ditransmisikan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bawah modulasi QAM mengirimkan informasi digital dengan cara mengubah-ubah fase dan amplitude dari gelombang elektromagnetik sinusoidal secara periodik. Sebagai contoh modulasi 4-QAM menggunakan sinyal dengan 4 kombinasi unik antara fase dan amplitudonya. Setiap kombinasi tersebut disebut symbol dimana pada 4-QAM Universitas Sumatera Utara 31 setiap simbolnya memiliki pola digital 2-bit. Misalanya bitstream yang dibuat adalah 1,0,0,1,1,1 maka bit-bit tersebut dikelompokan setiap 2 bit menjadi 10,01,11, sehingga bitstream tersebut dapat dipetakan pada simbol yang sesuai untuk 4-QAM[16].

2.9.2 Diagram Konstelasi

Diagram konstelasi adalah sebuah diagram yang merepresentasikan pola modulasi digital pada bidang kompleks dan diurutkan berdsasarkan aturan kode Gray. Kode Gray adalah pengurutan nilai biner dimana kedua nilai yang berdekatan hanya mempunyai perbedaan satu digit. Penggunaan kode Gray akan membantu mengurangi bit eror yang terjadi. Jumlah titik-titik pada diagram berupa pemangkatan dari 2 ⁿ, karena pada komunikasi digital datanya bernilai biner. Diagram konstelasi 4 QAM dapat dilihat pada Gambar 2.10[17]. Gambar 2.10 diagram konstelasi 4 QAM

2.9.3 Probabilitas Error Bit

Dalam pengiriman bit pada, pada bagian penerima dapat terjadi kesalahan yang biasa disebut probabilitas error bit pb. Untuk menunjukan kinerja sistem, digunakan probabilitas error yang nantinya didapatkan nilai BER Bit Error Rate. Pada konstelasi rectangular, kanal gausian, dan penerima matched filter, Universitas Sumatera Utara 32 probabilitas error bit untuk M-ary QAM dimana M=2 ᵏ dan k=2,4,6,…….,n bilangan genap[18].

2.9.4 Performa dari Bentuk gelombang M-QAM yang sama

Gambar 2.12 memberikan secara rinci performa Symbol error rate SER secara teoritis dan ideal untuk gelombang 16 QAM, 64 QAM, dan 256 QAM. Konversi SER ke BER dijelaskan pada catatan Gambar 2.11[19]. Gambar 2.11 Performa ideal dari M-QAM . Catatan Symbol Error Rate SER Dapat diubah menjadi Bit error rate dengan asumsi Gray coded Assignment adalah BER = 1log 2 M x SER. Untuk 16QAM, BER =SER4, untuk 64QAM, BER = SER6 dan untuk 256 QAM, BER= SER8, sebagai contoh untuk 64 QAM dimana SER= 1x 10 -9 maka BER = 1.667 x 10- 10 [20]. Universitas Sumatera Utara 33

BAB III INSTALASI DAN PENGUJIAN

3.1 Umum

Dokumen yang terkait

Analisa Kualitas Video Call Menggunakan Perangkat NSN Flexi Packet Radio (Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU)

12 136 80

Analisis Kualitas Layanan Video Call Menggunakan Codec H.263 Dan H.264 Terhadap Lebar Pita Jaringan Yang Tersedia (Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU)

3 68 79

Analisa Pengaruh Tingkat Modulasi Transmisi Qam Terhadap Kualitas Video Call (Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU)

0 0 4

Analisa Pengaruh Tingkat Modulasi Transmisi Qam Terhadap Kualitas Video Call (Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU)

0 2 28

Analisa Pengaruh Tingkat Modulasi Transmisi Qam Terhadap Kualitas Video Call (Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU)

0 0 2

Analisa Pengaruh Tingkat Modulasi Transmisi Qam Terhadap Kualitas Video Call (Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU)

0 0 14

Analisa Pengaruh Tingkat Modulasi Transmisi Qam Terhadap Kualitas Video Call (Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU)

0 0 1

Analisis Kualitas Layanan Video Call Menggunakan Codec H.263 Dan H.264 Terhadap Lebar Pita Jaringan Yang Tersedia (Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU)

0 0 21

Analisis Kualitas Layanan Video Call Menggunakan Codec H.263 Dan H.264 Terhadap Lebar Pita Jaringan Yang Tersedia (Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU)

0 0 1

BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum - Analisa Kualitas Video Call Menggunakan Perangkat NSN Flexi Packet Radio (Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU)

0 1 25