BAB 4 HASIL PENELITIAN
Sampel penelitian terdiri dari tiga kelompok yaitu kelompok gigi berjejal ringan mild crowded, kelompok gigi berjejal sedang moderate crowded, kelompok gigi
berjejal berat severe crowded dengan masing-masing kelompok berjumlah 20 pasang model studi gigi. Pengukuran dilakukan pada model studi gigi rahang atas dan rahang
bawah dari masing-masing kelompok. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada sampel, dapat dilihat gambaran rerata dan standar deviasi dari jumlah lebar mesio-distal
keseluruhan gigi rahang atas maupun rahang bawah antara kelompok gigi berjejal ringan mild crowded, kelompok gigi berjejal sedang moderate crowded, kelompok
gigi berjejal berat severe crowded pada tabel 1.
Tabel 1. Rerata dan standar deviasi jumlah lebar mesio-distal keseluruhan gigi rahang atas maupun bawah antara kelompok gigi berjejal ringan mild crowded,
kelompok gigi berjejal sedang moderate crowded, kelompok gigi berjejal berat severe crowded
Jenis Pengukuran
Rerata mm Standar Deviasi
Uji Anova
Gigi Berjejal
Ringan Gigi
Berjejal Sedang
Gigi Berjejal
Berat Gigi
Berjejal Ringan
Gigi Berjejal
Sedang Gigi
Berjejal Berat
Jumlah lebar m-d
keseluruhan gigi RA
95,16 96,72
98,76 3,69
4,09 3,17
0,000 Jumlah lebar
m-d keseluruhan
gigi RB 87,11
90,74 91,01
2,70 4,53
2,99 0,001
Keterangan :
= Bermakna signifikan Tabel 1 menunjukkan rerata jumlah lebar mesio-distal keseluruhan gigi rahang
atas kelompok gigi berjejal ringan mild crowded sebesar 95,16 mm, kelompok gigi
Universitas Sumatera Utara
berjejal sedang moderate crowded sebesar 96,72 mm dan kelompok gigi berjejal berat severe crowded sebesar 98,76 mm.
Rerata jumlah lebar mesio-distal keseluruhan gigi rahang bawah kelompok gigi berjejal ringan mild crowded sebesar 87,11 mm, kelompok gigi berjejal sedang
moderate crowded sebesar 90,74 mm dan kelompok gigi berjejal berat severe crowded sebesar 91,01 mm.
Hasil analisis uji Anova dengan confidence interval 95 pada tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah lebar mesio-distal keseluruhan gigi baik rahang atas
maupun rahang bawah pada kelompok gigi berjejal ringan mild crowded, kelompok gigi berjejal sedang moderate crowded dan kelompok gigi berjejal berat severe
crowded terdapat perbedaan yang bermakna p0,05.
Tabel 2. Rerata dan standar deviasi lebar lengkung rahang atas antara kelompok gigi berjejal ringan mild crowded, kelompok gigi berjejal sedang moderate
crowded , kelompok gigi berjejal berat severe crowded.
Jenis Pengukuran
Rerata mm Standar Deviasi
Uji Anova
Gigi Berjejal
Ringan Gigi
Berjejal Sedang
Gigi Berjejal
Berat Gigi
Berjejal Ringan
Gigi Berjejal
Sedang Gigi
Berjejal Berat
Jarak Antara Insisivus
Lateralis. 28,78
28,33 27,77
1,56 2,08
1,86 0,228
LIM RA-B 57,94
57,61 56,62
3,13 3,01
2,43 0,328
LIM RA-P 35,57
34,59 33,50
2,75 2,60
2,00 0,037
Keterangan : LIM RA-B = Lebar Intermolar rahang atas bagian bukal
LIM RA-P = Lebar Intermolar rahang atas bagian palatal
Tabel 2 menunjukkan rerata jarak antara insisivus lateralis rahang atas kelompok gigi berjejal ringan mild crowded sebesar 28,78 mm, kelompok gigi berjejal sedang
moderate crowded sebesar 28,33 mm dan kelompok gigi berjejal berat sebesar 27,77 mm. Rerata lebar Intermolar rahang atas pada kelompok gigi berjejal ringan mild
Universitas Sumatera Utara
crowded daerah bukal sebesar 57,94 mm, kelompok gigi berjejal sedang moderate crowded sebesar 57,61 mm dan kelompok gigi berjejal berat sebesar 56,62 mm.
Rerata lebar Intermolar rahang atas pada kelompok gigi berjejal ringan mild crowded daerah palatal sebesar 35,57 mm, kelompok gigi berjejal sedang moderate
crowded sebesar 34,59 mm dan kelompok gigi berjejal berat sebesar 33,50 mm. Hasil analisis uji Anova dengan confidence interval 95 pada tabel 2
menunjukkan bahwa lebar lengkung rahang atas pada kelompok gigi berjejal ringan mild crowded, kelompok gigi berjejal sedang moderate crowded dan kelompok gigi
berjejal berat severe crowded tidak terdapat perbedaan yang bermakna p0,05.
Tabel 3. Rerata dan standar deviasi lebar lengkung rahang bawah antara kelompok gigi berjejal ringan mild crowded, kelompok gigi berjejal sedang moderate
crowded , kelompok gigi berjejal berat severe crowded.
Jenis Pengukuran
Rerata mm Standar Deviasi
Uji Anova
Gigi Berjejal
Ringan Gigi
Berjejal Sedang
Gigi Berjejal
Berat Gigi
Berjejal Ringan
Gigi Berjejal
Sedang Gigi
Berjejal Berat
Jarak Antara Insisivus
Lateralis. 21,69
21,47 21,45
0,97 1,72
1,21 0,816
LIM RB-B 53,76
53,02 52,99
2,88 3,54
2,61 0,666
LIM RB-L 33,09
32,14 31,42
2,95 3,08
2,44 0,186
Keterangan : LIM RB-B = Lebar Intermolar rahang bawah bagian bukal
LIM RB-L = Lebar Intermolar rahang bawah bagian lingual
Tabel 3 menunjukkan rerata jarak antara insisivus lateralis rahang bawah kelompok gigi berjejal ringan mild crowded sebesar 21,69 mm, kelompok gigi berjejal
sedang moderate crowded sebesar 21,47 mm dan kelompok gigi berjejal berat sebesar 21,45 mm. Rerata lebar Intermolar rahang atas pada kelompok gigi berjejal ringan mild
crowded daerah bukal sebesar 53,74 mm, kelompok gigi berjejal sedang moderate crowded sebesar 53,02 mm dan kelompok gigi berjejal berat sebesar 52,99 mm.
Universitas Sumatera Utara
Rerata lebar Intermolar rahang atas pada kelompok gigi berjejal ringan mild crowded daerah lingual sebesar 33,09 mm, kelompok gigi berjejal sedang moderate
crowded sebesar 32,14 mm dan kelompok gigi berjejal berat sebesar 31,40 mm. Hasil analisis uji Anova dengan confidence interval 95 pada tabel 3
menunjukkan bahwa lebar lengkung rahang bawah pada kelompok gigi berjejal ringan mild crowded, kelompok gigi berjejal sedang moderate crowded dan kelompok gigi
berjejal berat severe crowded tidak terdapat perbedaan yang bermakna p0,05. Tabel 4. Rerata dan standar deviasi panjang lengkung rahang atas maupun bawah antara
kelompok gigi berjejal ringan mild crowded, kelompok gigi berjejal sedang moderate crowded , kelompok gigi berjejal berat severe crowded.
Jenis Pengukuran
Rerata mm Standar Deviasi
Uji Anova
Gigi Berjejal
Ringan Gigi
Berjejal Sedang
Gigi Berjejal
Berat Gigi
Berjejal Ringan
Gigi Berjejal
Sedang Gigi
Berjejal Berat
Panjang Lengkung
RA 35,75
35,53 34,59
2,20 2,49
1,92 0,220
Panjang Lengkung
RB 31,21
30,79 29,61
2,16 2,12
2,31 0,069
Tabel 4 menunjukkan rerata panjang lengkung rahang atas kelompok gigi berjejal ringan mild crowded sebesar 35,75 mm, kelompok gigi berjejal sedang
moderate crowded sebesar 35,53 mm dan kelompok gigi berjejal berat severe crowded sebesar 34,59 mm. Rerata panjang lengkung rahang bawah kelompok gigi
berjejal ringan mild crowded sebesar 31,21 mm, kelompok gigi berjejal sedang moderate crowded sebesar 30,79 mm dan kelompok gigi berjejal berat severe
crowded sebesar 29,61 mm. Hasil analisis uji Anova dengan confidence interval 95 pada tabel 4
menunjukkan bahwa panjang lengkung baik pada rahang atas maupun rahang bawah pada kelompok gigi berjejal ringan mild crowded, kelompok gigi berjejal sedang
Universitas Sumatera Utara
moderate crowded dan kelompok gigi berjejal berat severe crowded tidak terdapat perbedaan yang bermakna p0,05.
Tabel 5. Rerata dan standar deviasi perimeter lengkung rahang atas maupun bawah antara kelompok gigi berjejal ringan mild crowded, kelompok gigi berjejal
sedang moderate crowded , kelompok gigi berjejal berat severe crowded.
Jenis Pengukuran
Rerata mm Standar Deviasi
Uji Anova
Gigi Berjejal
Ringan Gigi
Berjejal Sedang
Gigi Berjejal
Berat Gigi
Berjejal Ringan
Gigi Berjejal
Sedang Gigi
Berjejal Berat
Perimeter Lengkung RA
94,95 94,16
91,78 4,78
5,70 4,26
0,119 Perimeter
Lengkung RB 84,22
82,94 80,47
4,35 4,86
4,29 0,035
Tabel 5 menunjukkan rerata perimeter lengkung rahang atas kelompok gigi berjejal ringan mild crowded sebesar 94,95 mm kelompok gigi berjejal sedang
moderate crowded sebesar 94,16 mm dan kelompok gigi berjejal berat severe crowded sebesar 91,78 mm. Rerata perimeter lengkung rahang bawah kelompok gigi
berjejal ringan mild crowded sebesar 84,22 mm, kelompok gigi berjejal sedang moderate crowded sebesar 82,94 mm dan kelompok gigi berjejal berat severe
crowded sebesar 80,47 mm. Hasil analisis uji Anova dengan confidence interval 95 pada tabel 5
menunjukkan bahwa panjang lengkung baik pada rahang atas maupun rahang bawah pada kelompok gigi berjejal ringan mild crowded, kelompok gigi berjejal sedang
moderate crowded dan kelompok gigi berjejal berat severe crowded tidak terdapat perbedaan yang bermakna p0,05.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Hubungan antara gigi berjejal ringan mild crowded dengan ukuran gigi dan dimensi lengkung lebar lengkung, panjang lengkung dan perimeter lengkung
menggunakan uji korelasi pearson.
Korelasi Pearson Gigi Berjejal Ringan Mild Crowded
r Pearson’s P
Mesiodistal gigi RA 0,67
0,048 Mesiodistal gigi RB
0,62 0,016
Jarak Insisivus Lateralis RA
- 0,408 0,002
Jarak Insisivus Lateralis RB
-0,53 0,005
Lebar Intermolar Bagian Bukal RA
-0,208 0,378
Lebar Intermolar Bagian Palatal RA
-0,57 0,005
Lebar Intermolar Bagian Bukal RB
-0,51 0,002
Lebar Intermolar Bagian Lingual RB
-0,62 0,049
Panjang Lengkung RA -0,97
0,003 Panjang Lengkung RB
-0,50 0,001
Perimeter Lengkung RA -0,46
0,039 Perimeter Lengkung RB
-0,65 0,001
Korelasi bermakna adalah signifikan pada taraf uji p ≤ 0.01
Korelasi bermakna adalah signifikan pada taraf uji p ≤ 0,05
r = 0,0 - 0,20 → sangat lemah
r = 0,21 – 0,40 → lemah
r = 0,41 – 0,60 → sedang
r = 0,61 – 0,80 → kuat
r = 0,81 - 1,00 → sangat kuat
Uji korelasi pearson’s yang dilakukan antara mesiodistal gigi terhadap terjadinya gigi berjejal ringan diketahui sebesar 0,67 pada rahang atas dan 0,62 pada rahang
bawah. Hal ini menunjukkan korelasinya kuat dengan nilai signifikan p yang bermakna yaitu sebesar 0,048 pada rahang atas dan nilai signifikan p sebesar 0,016
pada rahang bawah.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan antara gigi berjejal dan dimensi lengkung pada aspek jarak antara insisivus lateralis sebesar -0,408 pada rahang atas dan -0,53 pada rahang bawah. Hal ini
menunjukkan bahwa korelasinya lemah pada rahang atas dengan nilai signifikan p yang bermakna yaitu sebesar 0,002 dan pada rahang bawah korelasinya sedang dengan
nilai signifikan p yang bermakna yaitu sebesar 0,005. Uji korelasi pearson’s yang dilakukan pada lebar intermolar bagian bukal rahang
atas terhadap terjadinya gigi berjejal ringan diketahui sebesar -0,208 dan -0,57 pada rahang atas bagian palatal. Hal ini menunjukkan korelasinya sangat lemah dengan nilai
signifikan p yang tidak bermakna yaitu sebesar 0,378 pada rahang atas bagian bukal dan pada bagian palatal menunjukkan korelasi yang sedang dengan nilai signifikan p
yang bermakna sebesar 0,005. Uji korelasi pada lebar intermolar bagian bukal rahang bawah terhadap terjadinya gigi berjejal ringan diketahui sebesar -0.51 dan -0,62 pada
rahang bawah bagian lingual. Hal ini menunjukkan korelasinya sedang dengan nilai signifikan p yang bermakna yaitu sebesar 0,002 pada rahang atas bagian bukal dan
pada bagian lingual menunjukkan korelasi yang kuat dengan nilai signifikan p yang bermakna sebesar 0,049.
Uji korelasi pearson’s yang dilakukan antara panjang lengkung terhadap terjadinya gigi berjejal ringan diketahui sebesar -0,97 pada rahang atas dan -0,50 pada
rahang bawah. Hal ini menunjukkan korelasinya sangat kuat dengan nilai signifikan p yang bermakna yaitu sebesar 0,003 pada rahang atas sedangkan pada rahang bawah
menunjukkan korelasi yang sedang dengan nilai signifikan p sebesar 0,001. Uji korelasi pearson’s yang dilakukan antara perimeter lengkung terhadap
terjadinya gigi berjejal ringan diketahui sebesar -0,46 pada rahang atas dan -0,65 pada rahang bawah. Hal ini menunjukkan korelasinya sedang dengan nilai signifikan p yang
bermakna yaitu sebesar 0,039 pada rahang atas dan pada rahang bawah juga menunjukkan korelasi yang kuat dengan nilai signifikan p sebesar 0,001.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Hubungan antara gigi berjejal sedang moderate crowded dengan ukuran gigi dan dimensi lengkung lebar lengkung, panjang lengkung dan perimeter
lengkung menggunakan uji korelasi pearson.
Korelasi Pearson Gigi Berjejal Sedang Moderate Crowded
r Pearson’s P
Mesiodistal gigi RA 0,42
0,003 Mesiodistal gigi RB
0,65 0,037
Jarak Insisivus Lateralis RA
-0,38 0,003
Jarak Insisivus Lateralis RB
-0,97 0,005
Lebar Intermolar Bagian Bukal RA
-0,64 0,788
Lebar Intermolar Bagian Palatal RA
-0,73 0,017
Lebar Intermolar Bagian Bukal RB
-0,364 0,115
Lebar Intermolar Bagian Lingual RB
-0,424 0,062
Panjang Lengkung RA -,0,92
0,018 Panjang Lengkung RB
-0,53 0,030
Perimeter Lengkung RA -0,371
0,107 Perimeter Lengkung RB
-0,64 0,049
Korelasi bermakna adalah signifikan pada taraf uji p ≤ 0.01
Korelasi bermakna adalah signifikan pada taraf uji p ≤ 0,05
r = 0,0 - 0,20 → sangat lemah
r = 0,21 – 0,40 → lemah
r = 0,41 – 0,60 → sedang
r = 0,61 – 0,80 → kuat
r = 0,81 - 1,00 → sangat kuat
Uji korelasi pearson’s yang dilakukan antara mesiodistal gigi terhadap terjadinya gigi berjejal sedang diketahui sebesar 0,42 pada rahang atas dan 0,65 pada rahang
bawah. Hal ini menunjukkan korelasinya sedang dengan nilai signifikan p yang bermakna yaitu sebesar 0,003 pada rahang atas dan korelasinya kuat dengan nilai
signifikan p yang bermakna yaitu sebesar 0,037 pada rahang bawah. Hubungan antara gigi berjejal dan dimensi lengkung pada aspek jarak antara
insisivus lateralis sebesar -0,38 pada rahang atas dan -0,97 pada rahang bawah. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa korelasinya lemah pada rahang atas dengan nilai signifikan p yang bermakna yaitu sebesar 0,003 dan korelasinya sangat kuat dengan nilai signifikan
p yang bermakna yaitu sebesar 0,005 pada rahang bawah. Uji korelasi pearson’s yang dilakukan pada lebar intermolar bagian bukal rahang
atas terhadap terjadinya gigi berjejal sedang diketahui sebesar -0,64 dan -0,73 pada rahang atas bagian palatal. Hal ini menunjukkan korelasinya kuat dengan nilai
signifikan p yang tidak bermakna yaitu sebesar 0,788 pada rahang atas bagian bukal dan pada bagian palatal menunjukkan korelasi yang kuat dengan nilai signifikan p
yang bermakna sebesar 0,017. Uji korelasi pada lebar intermolar bagian bukal rahang bawah terhadap terjadinya gigi berjejal sedang diketahui sebesar -0.364 dan -0,424 pada
rahang bawah bagian lingual. Hal ini menunjukkan korelasinya lemah dengan nilai signifikan p yang tidak bermakna yaitu sebesar 0,115 pada rahang atas bagian bukal
dan pada bagian lingual menunjukkan korelasi yang sedang dengan nilai signifikan p yang tidak bermakna sebesar 0,062.
Uji korelasi pearson’s yang dilakukan antara panjang lengkung terhadap terjadinya gigi berjejal sedang diketahui sebesar -0,92 pada rahang atas dan -0,53 pada
rahang bawah. Hal ini menunjukkan korelasinya sangat kuat dengan nilai signifikan p yang bermakna yaitu sebesar 0,018 pada rahang atas sedangkan pada rahang bawah
menunjukkan korelasi yang sedang dengan nilai signifikan p sebesar 0,030. Uji korelasi pearson’s yang dilakukan antara perimeter lengkung terhadap
terjadinya gigi berjejal sedang diketahui sebesar -0,371 pada rahang atas dan -0,64 pada rahang bawah. Hal ini menunjukkan korelasinya lemah dengan nilai signifikan p yang
tidak bermakna yaitu sebesar 0,107 pada rahang atas sedangkan pada rahang bawah menunjukkan korelasi kuat dengan nilai signifikan p sebesar 0,049.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Hubungan antara gigi berjejal berat severe crowded dengan ukuran gigi dan dimensi lengkung lebar lengkung, panjang lengkung dan perimeter lengkung
menggunakan uji korelasi pearson.
Korelasi Pearson Gigi Berjejal Berat Severe Crowded
r Pearson’s P
Mesiodistal gigi RA 0,320
0,169 Mesiodistal gigi RB
0,51 0,039
Jarak Insisivus Lateralis RA
-0,73 0,003
Jarak Insisivus Lateralis RB
-0,94 0,002
Lebar Intermolar Bagian Bukal RA
-0,76 0,016
Lebar Intermolar Bagian Palatal RA
-0,70 0,029
Lebar Intermolar Bagian Bukal RB
-0,69 0,000
Lebar Intermolar Bagian Lingual RB
-0,72 0,019
Panjang Lengkung RA -0,62
0,049 Panjang Lengkung RB
-0,73 0,047
Perimeter Lengkung RA -0,65
0,000 Perimeter Lengkung RB
-0,51 0,001
Korelasi bermakna adalah signifikan pada taraf uji p ≤ 0.01
Korelasi bermakna adalah signifikan pada taraf uji p ≤ 0,05
r = 0,0 - 0,20 → sangat lemah
r = 0,21 – 0,40 → lemah
r = 0,41 – 0,60 → sedang
r = 0,61 – 0,80 → kuat
r = 0,81 - 1,00 → sangat kuat
Uji korelasi pearson’s yang dilakukan antara mesiodistal gigi terhadap terjadinya gigi berjejal berat diketahui sebesar 0,320 pada rahang atas dan 0,51 pada rahang
bawah. Hal ini menunjukkan korelasinya lemah dengan nilai signifikan p yang tidak bermakna yaitu sebesar 0,169 pada rahang atas dan hubungan korelasi sedang dengan
nilai signifikan p yang bermakna sebesar 0,039 pada rahang bawah.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan antara gigi berjejal dan dimensi lengkung pada aspek jarak antara insisivus lateralis sebesar -0,73 pada rahang atas dan -0,94 pada rahang bawah. Hal ini
menunjukkan bahwa korelasinya kuat pada rahang atas dengan nilai signifikan p yang bermakna yaitu sebesar 0,003 dan korelasinya sangat kuat pada rahang bawah dengan
nilai signifikan p yang bermakna yaitu sebesar 0,002. Uji korelasi pearson’s yang dilakukan pada lebar intermolar bagian bukal rahang
atas terhadap terjadinya gigi berjejal berat diketahui sebesar -0,76 dan -0,70 pada rahang atas bagian palatal. Hal ini menunjukkan korelasinya kuat dengan nilai signifikan p
yang bermakna yaitu sebesar 0,016 pada rahang atas dan pada rahang bawah dengan nilai signifikan p yang bermakna sebesar 0,029. Uji korelasi pada lebar intermolar
bagian bukal rahang bawah terhadap terjadinya gigi berjejal berat diketahui sebesar - 0.69 dan -0,72 pada rahang bawah bagian lingual. Hal ini menunjukkan korelasinya
kuat dengan nilai signifikan p yang bermakna yaitu sebesar 0,000 pada rahang atas bagian bukal dan pada bagian lingual juga menunjukkan korelasi yang kuat dengan nilai
signifikan p yang bermakna sebesar 0,019. Uji korelasi pearson’s yang dilakukan antara panjang lengkung terhadap
terjadinya gigi berjejal berat diketahui sebesar -0,62 pada rahang atas dan -0,73 pada rahang bawah. Hal ini menunjukkan korelasinya kuat dengan nilai signifikan p yang
bermakna yaitu sebesar 0,049 pada rahang atas dan pada rahang bawah nilai signifikannya yaitu p sebesar 0,047.
Uji korelasi pearson’s yang dilakukan antara perimeter lengkung terhadap terjadinya gigi berjejal berat diketahui sebesar -0,65 pada rahang atas dan -0,51 pada
rahang bawah. Hal ini menunjukkan korelasinya kuat dengan nilai signifikan p yang bermakna yaitu sebesar 0,000 pada rahang atas dan pada rahang bawah menunjukkan
korelasi sedang dengan nilai signifikan p sebesar 0,001.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6, 7 dan 8 memperlihatkan bahwa hubungan korelasi gigi berjejal dengan ukuran gigi dalam arah positif, hal ini menunjukkan bahwa semakin besar ukuran gigi
maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya gigi berjejal sedangkan hubungan korelasi antara gigi berjejal dengan dimensi lengkung dalam arah negatif, hal ini
menunjukkan bahwa semakin kecil dimensi lengkung maka kemungkinan terjadinya gigi berjejal semakin besar.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN