Pengawasan Intern Gaji Dan Upah Pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan

(1)

KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH SUMATERA UTARA

(KPID-SU) MEDAN

Oleh :

HENDRY MUHAMMAD

082102119

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : HENDRY MUHAMMAD

NIM : 082102119

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : PENGAWASAN INTERN GAJI DAN UPAH

PADA KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH SUMATERA UTARA (KPID-SU) MEDAN

Tanggal : Juni 2011 Dosen Pembimbing

(Drs. Rustam, M.Si., Ak.) NIP. 19511114 198203 1 002

Tanggal : Juni 2011 Ketua Program Studi DIII Akuntansi

(Drs. Rustam, M.Si., Ak) NIP. 19511114 198203 1 002

Tanggal : Juni 2011 Dekan

(Drs. Jhon Tafbu Ritonga,M.E NIP. 19550810 198303 1 004


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji Syukur atas rahmat dan ridho yang diberikan kepada penulis terutama nikmat yang tak terhingga baik nikmat kesehatan, keselamatan dan terutama nikmat waktu serta kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul pengawasan intern gaji dan upah pada Komisi Penyiaran Indonesia daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan. Tugas akhir ini dibuat oleh penulis dengan tujuan untuk melengkapi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Kesempatan yang berbahagia ini penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril dan petunjuk sehingga dapat memotivasi dalam proses penulisan tugas akhir ini.

Dalam penulisan ini penulis mengalami hambatan maupun kesulitan dan InsyaAllah penulis mendapat bantuan serta arahan serta bimbingan dari pembimbing-pembimbing penulis serta Dosen-dosen dan orang tua penulis, untuk itu penulis senantiasa mengucapkan terima kasih khususnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs Rustam, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. dan selaku dosen


(4)

pembimbing penulis yang selama ini telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Bapak Drs Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

4. terimah kasih yang saya ucapkan kepada bapak Drs. Jaramen Purba, M.AP sebagai sekretaris yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan survey, dan telah banyak membantu memberikan informasi yang penulis butuhkan dalam penulisan tugas akhir ini.

5. Yang teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua penulis yang sangat penulis hormati dan sayangi, kepada Ibu saya Masdalipa Harahap yang saya cintai dan kekasih saya Marina Sari Rambe, S.Pd. yang telah senantiasa memberikan do’a nya dan telah bekerja keras hingga penulis bisa seperti sekarang ini.

6. Kepada teman-teman saya Yuli Astuti, A.md, Decka Setiawati serta Muhammad Nurruddin Zein yang selalu memeberikan dukungan semangat serta memberikan bantuan dan doa yang tidak henti-hentinya yang diberikan kepada saya.

7. Kepada keluarga besar saya yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam mengerjakan tugas akhir serta memberikan doa untuk saya. 8. Kepada ibu Mardiana Harahap yang memberikan bantuan kepada saya untuk

memberikan informasi tentang Komisi Penyiaran Sumatera Utara (KPID-SU) Medan.


(5)

Mudah-mudahan Allah SWT, memberikan balasan dengan curahan rahmat yang tiada terhingga atas kebaikan-kebaikan yang diberikan kepada penulis. Akhirnya dari hasil penulisan dalam bentuk tugas akhir ini penulis berharap dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga kita selalu dijalan yang diridhoi Allah SWT Amin.

Medan, 17 Juni 2011 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... ... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan masalah... 3

C. TujuandanManfaatPenelitian... 3

1. Tujuan penelitian... 3

2. Manfaat Penelitian... 4

D. Sistematika Penulisan... 4

1. Jadwal Survey/ Observasi... 4

2. Rencana Isi... 5

BAB II PROFIL INSTASI A. Sejarah Ringkas Komisi Penyiaran Indonesia... 7

B. Sejarah Ringkas Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan... 11

C. Struktur Organisasi... 13


(7)

E. Jaringan Kegiatan... 18 F. Kinerja Kegiatan Terkini... 19 G. Rencana Kegiatan... 20

BAB III TOPIK PENELITIAN

A. Unsur – unsur Gaji dan Upah... 21 B. Prosedur Pembayaran Gaji dan Upah... 28 C. Analisa dan evaluasi pengawasan intern Gaji dan Upah... 30

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan... 38 B. Saran... 39

DARTAR PUSTAKA ... 40 LAMPIRAN


(8)

DARTAR GAMBAR

No Gambar Keterangan hal

1. 1 Struktur Organisasi Komisi Penyiaran Indonesia daerah Sumatera Utara


(9)

DARTAR TABEL

No Gambar Keterangan hal


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan perekonomian di Indonesia, sedikit banyaknya akan berpengaruh pada iklim ketenagakerjaan di dunia usaha. Didunia usaha sekarang sesuai dengan perkembangan nilai demokrasi tenaga kerja melalui asosiasinya mulai mengambil bagian penting dalam pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan khususnya yang berhubungan dengan ketenagakerjaan itu sendiri.

Pada dasarnya setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya sangat membutuhkan tenaga kerja. Sumbangan yang diberikan oleh tenaga kerja kepada perusahaan dimulai sejak awal kegiatan perusahaan, yaitu dari menyusun dan merencanakan tujuan-tujuan perusahaan yang akan dicapai, melaksanakan kegiatan operasional perusahaan dan pengawasannya sampai tercapainya tujuan perusahaan. Sumbangan tersebut dapat berupa tenaga, pikiran, pengalaman dan keahlian. Sebagai imbalan atas apa yang mereka sumbangkan maka mereka akan memperoleh balas jasa berupa gaji atau upah.

Penggajian dan pengupahan adalah masalah yang sangat pelik. Sebab masalah ini tidak saja menyangkut uang yang diterima oleh karyawan ataupun staf, melainkan juga mempunyai implikasi yang lebih dari pada itu misalnya terhadap sistem kepegawaian yang berlaku, beratnya pekerjaan yang diberikan,


(11)

maupun menyangkut moral dan tanggung jawab sosial organisasi bahkan penghidupan karyawan dan keluarganya, Karena itu sistem penggajian disetiap perusahaan berbeda-beda.

Perusahaan harus memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja dengan memberikan gaji dan fasilitas yang seimbang dengan pekerjaan yang dilakukan tenaga kerja. Jika tenaga kerja sebagai elemen yang penting dalam perusahaan diabaikan kesejahteraannya maka akan mempengaruhi operasional perusahaan maksimal. Oleh sebab itu perusahaan harus lebih bijaksana dalam penetapan sistem gaji dan upah sehingga dirasakan adil oleh tenaga kerja sesuai dengan apa yang mereka kerjakan.

Sistem gaji dan upah rentan dengan adanya kesalahan, kebocoran dan penyelewengan dana, maka pengawasan internal dibutuhkan untuk meminimalisasi hal tersebut. Sebagai contoh penyelewengan sistem gaji dan upah tanpa pengawasan internal adalah sebagai berikut : Misalkan karyawan pabrik yang tidak menggunakan check o’clock atau surat perintah lembur yang diotorisasi oleh atasannya maka karyawan tersebut bisa mendapatkan penghasilan lembur yang fiktif apabila tidak diawasai dengan benar yang mengakibatkan kerugian perusahaan karena gaji atau upah merupakan salah satu biaya operasional perusahaan yang paling penting yang dapat mempengaruhi keuangan perusahaan.

Tujuan utama diadakannya pengawasan internal gaji dan upah adalah untuk mengevaluasi ada atau tidaknya penyimpangan terhadap sistem penggajian


(12)

dan pengupahan yang memberikan masukan untuk koreksi atau perbaikan bagi pihak yang berkepentingan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis ingin memilih judul tentang Pengawasan Intern Gaji dan Upah Pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka penulis menyimpulkan permasalahan dalam penulisan tugas akhir ini ialah bagaimana manajemen menjalankan sistem penggajian dan pengupahan pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam hal ini penulis bermaksud memberikan masukan kepada perusahaan untuk melakukan pengawasan intern gaji dan upah yang lebih baik agar tidak terjadi penyelewengan dalam sistem gaji dan upah. Selain itu penulis juga dapat melihat perbedaan dari teori yang diberikan di dunia pendidikan dan pengawasan intern yang dilakukan oleh perusahaan.

1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan dalam penggajian dan pengupahan pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan .


(13)

2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahan dalam pencegahan kecurangan terhadap penggajian dan pengupahan.

3. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi jurusan Diploma III Akuntansi.

2. Manfaat Penelitian

1. Untuk meningkatkan dan mengembangkan wawasan, kemampuan berpikir peneliti tentang pengawasan intern gaji dan upah.

2. Bagi peneliti, sebagai bahan perbandingan bagi peneliti dalam memahami praktek yang dilakukan perusahaan.

3. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan dalam pengawasan intern gaji dan upah yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan.

D. Sistematik Penulisan

Dalam penyusun tugas akhir ini, peneliti mempunyai sistematika penulisan yang terdiri dari jadwal penelitian dan laporan penelitian.

1. Jadwal Survey / Observasi

Jadwal penelitian dilakukan saat peneliti melakukan magang di Fakultas Ekonomi USU. Jadwal penelitian terdiri dari berbagai kegiatan. Kegiatan dimulai dari persiapan melaksanakan penelitian, pelaksanaan bimbingan untuk pengolahan


(14)

data, pelaporan bimbingan untuk penulisan tugas akhir, serta penyempurnaan tugas akhir. Jadwal penelitian untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel jadwal penelitian dibawah ini :

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

2. Rencana Isi

Penelitian suatu perincian sederhana tentang isi dari masing-masing bab dalam Tugas Akhir ini yang disusun secara sistematis sehingga uraian dapat lebih terarah. Untuk itu penelitian membagi pokok pembahasan dalam 4 (empat) bab yaitu sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab pemulaan yang menguraikan mengenai latar belakang, permasalahan, maksud dan tujuan penelitian serta rencana penulisan akan dijelaskan mengenai jadwal survey/observasi dan rencana isi.

No. Kegiatan

Mei 2010

Juni 2010

Minggu Minggu

II III IV I II III

1. Persiapan Penelitian 

2. Pelaksanaa Penelitian 

3. Pelaporan untuk penulisan tugas akhir  4. Bimbingan tahap akhir dalam

penyusunan tugas akhir


(15)

BAB II : PROFIL INSTANSI

Bab ini menjelaskan gambaran umum dari perusahaan meliputi sejarah ringkas Komisi Penyiaran Indonesia, sejarah ringkas Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan, struktur organisasi, job description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan tekini serta rencana kegiatan.

BAB III : TOPIK PENELITIAN

Dalam bab ini berisi pembahasan mengenai teori yang menjelaskan Unsur-unsur Gaji dan Upah, prosedur pembayaran Gaji dan Upah, Unsur-unsur Pengawasan Intern serta Analisa dan Evaluasi Pengawasan Intern Gaji dan Upah.

BAB IV : PENUTUPAN

Bab ini merupakan bab terakhir dalam tugas akhir ini yang berisikan kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya dan juga beberapa saran bagi kemajuan perusahaan.


(16)

BAB II

PROFIL INSTANSI

A. Sejarah ringkas Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)

Undang-undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 merupakan dasar utama bagi pembentukan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Semangatnya adalah pengelolaan sistem penyiaran yang merupakan ranah sebuah badan kepentingan kekuasaan.

Berbeda dengan semangat dalam Undang-undang penyiaran sebelumnya, yaitu Undang-undang No. 24 Tahun 1997 pasal 7 yang berbunyi "Penyiaran dikuasai oleh negara yang pembinaan dan pengendaliannya dilakukan oleh pemerintah", menunjukkan bahwa penyiaran pada masa itu merupakan bagian dari instrumen kekuasaan yang digunakan untuk semata-mata bagi kepentingan

Proses demokratisasi di Indonesia menempatkan publik sebagai pemilik dan pengendali utama ranah penyiaran. Karena frekuensi adalah milik publik dan sifatnya terbatas, maka penggunaannya harus sebesar-besarnya bagi kepentingan publik. Sebesar-besarnya bagi kepentingan publik artinya adala harus menjalankan fungsi pelayanan dari bermacam-macam bentuk, mulai dari berita, hiburan, ilmu pengetahuan, dll. Dasar dari fungsi pelayanan informasi yang sehat adalah seperti yang tertuang


(17)

dalam Undang-undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 yaitu Diversity of Content (prinsip keberagaman isi) dan Diversity of Ownership (prinsip keberagaman kepemilikan).

Kedua prinsip tersebut menjadi landasan bagi setiap kebijakan yang dirumuskan oleh KPI. Pelayanan informasi yang sehat berdasarkan prinsip keberagaman isi adalah tersedianya informasi yang beragam bagi publik baik berdasarkan jenis kepemilikan adalah jaminan bahwa kepemilikan media massa yang ada di Indonesia tidak terpusat dan dimonopoli oleh segelintir orang atau lembaga saja. Prinsip ini juga menjamin iklim persaingan yang sehat antara pengelola media massa dalam dunia penyiaran di Indonesia.

Apabila ditelaah secara mendalam, Undang-undang no. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran lahir dengan dua semangat utama, pertama pengelolaan sistem penyiaran harus bebas dari berbagai kepentingan karena penyiaran merupakan ranah publik dan digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik. Kedua adalah semangat untuk menguatkan entitas lokal dalam semangat otonomi daerah dengan pemberlakuan sistem siaran berjaringan.

Maka sejak disahkannya Undang-undang no. 32 Tahun 2002 terjadi perubahan fundamental dalam pengelolaan sistem penyiaran di Indonesia, dimana pada intinya adalah semangat untuk melindungi hak masyarakat secara lebih merata. Perubahan paling mendasar dalam semangat UU ini adalah adanya limited transfer of authority dari pengelolaan penyiaran yang selama ini merupakan hak


(18)

ekslusif pemerintah kepada sebuah badan pengatur independen (independent regulatory body) bernama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Independen yang dimaksudkan adalah untuk mempertegas bahwa pengelolaa yang merupakan ranah publik harus dikelola oleh sebuah badan yang bebas dari pengelolaan sistem penyiaran masih berada ditangan pemerintah (pada masa rezim orde baru), sistem penyiaran sebagai alat strategis tidak luput dari kooptasi negara yang kekuasaan. Sistem penyiaran pada waktu itu tidak hanya digunakan untuk mendukung tapi juga digunakan untuk mengambil keuntungan dalam segelintir e

Terjemahan semangat yang kedua dalam pelaksanaan sistem berjaringan adalah, setiap lembaga penyiaran yang ingin menyelenggarakan siarannya di suatu daerah harus memilik lembaga penyiaran terjadinya Selain itu, pemberlakuan sistem siaran berjaringan juga dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi daerah dan menjamin hak sosial-budaya masyarakat lokal. Selama ini sentralisasi lembaga penyiaran berakibat pada diabaikannya hak sosial-budaya masyarakat lokal dan minoritas. Padahal masyarakat lokal juga berhak untuk memperolah informasi yang sesuai dengan kebutuhan polik, sosial dan budayanya. Disamping itu keberadaan lembaga


(19)

penyiaran sentralistis yang telah mapan dan berskala nasional semakin menghimpit keberadaan lembaga-lembaga penyiaran lokal untuk dapat mengembangkan potensinya secara lebih maksimal.

B. Visi dan Misi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)

Visi :

Terwujudnya sistem penyiaran nasional yang berkeadilan dan bermartabat untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.

Misi :

1. Membangun dan memelihara tatanan informasi nasional yang adil, merata, dan seimbang;

2. Membantu mewujudkan infrastruktur bidang penyiaran yang tertib dan teratur, serta arus informasi yang harmonis antara pusat dan daerah, antarwilayah Indonesia, juga antara Indonesia dan dunia internasional; 3. Membangun iklim persaingan usaha di bidang penyiaran yang sehat dan

bermartabat;

4. Mewujudkan program siaran yang sehat, cerdas, dan berkualitas untuk pembentukan intelektualitas, watak, mora, kemajuan bangsa, persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai dan budaya Indonesia;

5. Menetapkan perencanaan dan pengaturan serta pengembangan SDM yang menjamin profesionalitas penyiaran.


(20)

C. (KPID-SU) Medan

Komisi penyiaran indonesia (KPI) adalah Lembaga Negara Independen yang dibentuk berdasarkan undang – undang No. 32 Tahun 2002 tentang penyiaran yang bertujuan mengatur segala hal mengenai penyiaran di indonesia.

a. Kedudukan

Berdasarkan UU No.32 tahun 2002 tentang penyiaran pasal 7 ayat (3), KPI terdiri dari :

1. KPI Pusat berkedudukan di Ibukota Negara. 2. KPI Daerah berkedudukan di Ibukota Provinsi.

Anggota KPI pusat berjumlah 9 (sembilan) orang, dipilih Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dan ditetapkan berdasarkan Keppres No. 267/M/2005, dan anggota KPI Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) berjumlah 7 (tujuh) orang dipilih Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD-SU) dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Gubsu No.100/1015.K tahun 2004 tanggal 31 Mei 2004.

Anggota KPI pusat dan KPI daerah dipilih atas usul masyarakat melalui uji kepatutan dan kelayakan secara terbuka. Secara administrasi anggota KPI pusat bertanggung jawab kepada Presiden dan anggota KPI Daerah bertanggung jawab kepada Gubernur.


(21)

b. Tugas Pokok

KPI memiliki tugas, kewajiban, fungsi, dan wewenang, yang dalam pemahamannya dikelompokkan dalam lingkup kegiatan :

1. Regulasi atau Pengaturan. 2. Pengawasan.

3. Pengembangan.

Tugas dan Kewajiban KPI :

a. Menjamin kasyarakat untuk memperoleh informasi yang layak dan benar sesuai hak asasi manusia.

b. Ikut membantu pengaturan infrastruktur bidang penyiaran.

c. Ikut membantu iklim persaingan yang sehat antara lebaga penyiaran dan industri terkait

d. Memelihara tetanan informasi nasional yang adil, merata dan seimbang.

e. Menampung, meneliti, dan menindak lanjuti aduan, sanggahan, seta kritik dan apresiasi masyarakat.

f. Menyusun perencanaan pengembangan sumber daya manusia yang menjamin profesionalitas dibidang penyiaran.

Visi dan Misi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan.


(22)

Visi :

KPID-SU sebagai wujud peran serta masyarakat, yang berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran.

Misi :

Menetapkan standar program penyiaran untuk memelihara tatanan informasi yang adil, merata dan seimbang melalui pengaturan infrastruktur media penyiaran, guna menciptakan masyarakat memperoleh informasi yang layak dan benar.

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.


(23)

Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertical, melalui saluran tunggal. Struktur organisasi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) adalah sebagai berikut :


(24)

SUMATERA UTARA (KPID-SU) MEDAN

Gambar : Struktur organisasi Komisi Penyiaran Indonesia daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Sumber dari Komisi Penyiaran Indonesia daerah Sumatera Utara (KPID-SU)

KEPALA SEKRETARIAT

SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

SUBBAGIAN PERENCANAAN DAN

KEUANGAN

SUBBAGIAN PENGAWASAN DAN PEMBINAAN SUBBAGIAN

STANDARISASI DAN KOMUNIKASI

KELOMPOK JABATAN DAN


(25)

Sekretaris KPID memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dan pasal 3.

Sekretaris KPID, membawahkan :

1. Subbagian Umum dan Kepegawaian 2. Subbagian Perencanaan dan Keuangan 3. Subbagian Standarisasi dan Komunikasi 4. Subbagian Pembinaan dan Pengawasan 5. Kelompok Jabatan Fungsional.

Subbagian-subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris KPID-SU.

Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior sebagai Ketua Kelompok dan bertanggungjawab kepada Sekretaris Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan.


(26)

D. Job Description

Subbagian Umum dan Kepegawaian :

Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas menyiapkan bahan/data untuk menyusun dan menyempurnakan kebijakan di bidang kerumahtanggaan/umum, surat menyurat, pembinaan administrasi kepegawaian, asset, arsip, perpustakaan, sumber daya manusia, penyiaran dan produk-produk hukum.

Subbagian Perencanaan dan Keuangan :

Subbagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas merencanakan program, keuangan, pelaporan administrasi keuangan, kinerja dan melakukan koordinasi antar lembaga di bidang penyiaran, pengkoordinasian tugas-tugas PPNS dalam melakukan penyidikan tindak pidana atas pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) sesuai ketentuan yang ditetapkan.

Subbagian Standarisasi dan Komunikasi :

Subbagian Standarisasi dan Komunikasi mempunyai tugas penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, dan pelayanan teknis operasional dan administratif di bidang standarisasi dan perijinanan.


(27)

Subbagian Pembinaan dan Pengawasan :

Subbagian Pembinaan dan Pengawasan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, dan pelayanan teknis operasional dan administratif di bidang pembinaan dan pengawasan ini siaran.

Bagian Kelompok Jabatan Fungsional :

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

E. Jaringan Kegiatan

Kepala Sekretariat KPID dan Kepala Subbagian dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur. Kepala Sekretariat KPID dan Subbagian dalam melaksanakan tugasnya memperhatikan prinsip-prinsip manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Sekretariat KPID, Kepala Subbagian dan Pejabat Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertikal maupun horizontal, baik ke dalam maupun antar satuan organisasi dalam lingkungan Pemerintahan Daerah serta instansi lain sesuai dengan tujuan pokoknya masing-masing.


(28)

Kepala Sekretariat KPID dan Kepala Subbagian bertanggungjawab dalam memimpin, mengkoordinasikan dan memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya masing-masing.

Kepala Sekretariat KPID dan Kepala Subbagian wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggungjawab pada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan tepat pada waktunya. Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan dapat disampaikan kepada satuan organisasi lain dilingkungan Sekretariat KPID yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

Setiap laporan yang diterima oleh Kepala Sekretariat KPID dan Kepala Subbagian dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut dan dijadikan bahan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan. Kepala Subbagian menyampaikan laporan kepada Sekretaris KPID dan berdasarkan hal tersebut Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian menyusun laporan kepala Sekretariat KPID kepada Ketua KPID, serta Gubernur melalui SEKDA.

F. Kinerja Kegiatan Terkini

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai semua itu, begitu juga dengan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU). Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh instansi tersebut dapat terwujud. Tidak


(29)

mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi, kinerja usaha terkini yang dijalankan perusuhaan adalah menyelenggarakan program, keuangan, kinerja dan melakukan koordinasi antar lembaga di bidang penyiaran, pengkoordinasian tugas-tugas PPNS dalam penyidikan tindak pidana atas pelanggaran pedoman perilaku penyiaran (P3) sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

G. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan Komisi Penyiaran Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan adalah mengambil langkah dalam menuntaskan berbagai persoalan perizinan penyiaran dengan tujuan untuk mengurangin antrian dari para pemohon yang belum jelas legalitasnya. Selanjutnya rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah menyelanggarakan proses Pra-FRB dan FRB sesegera mungkin secara berkelanjutan dengan tujuan untuk mengurangi tumpukan beban antrian dari para pemohon yang belum jelas legalitasnya.


(30)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Unsur – unsur Gaji dan Upah

Berbagai cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya yaitu memperoleh laba yang semaksimal mungkin. Maka salah satu cara yang digunakan perusahaan adalah dengan mempergunakan tenaga kerja yang terampil, cerdas dan ahli dalam bidangnya masing-masing.

Untuk bisa mendapatkan tenaga kerja yang terampil dan cerdas, maka perusahaan harus melakukan seleksi terhadap karyawan dan berusaha bagaimana caranya agar tenaga kerja dan karyawan tersebut mampu melakukan tugasnya dengan baik sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.

Sebagai kompensasinya terhadap karyawan, pihak perusahaan akan memberikan gaji dan upah atas pekerjaan yang telah dilakukannya. Gaji dan upah merupakan kompensasi yang relatif besar yang diberikan perusahaan sebagai balas jasa kepada karyawannya. Disamping itu ada lagi balas jasa yang berbentuk barang-barang kebutuhan pokok, kebutuhan kesehatan yang biasanya disebut tunjangan.

Gaji dan upah sangatlah penting bagi karyawan karenan merupakan nilai atau penghargaan atas prestasi kerja mereka serta sebagai motivasi bagi karyawan dalam menjalankan pekerjaannya. Demikian juga bagi perusahaan, karena gaji dan upah merupakan komponen biaya yang besar dan mebutuhkan tenaga untuk mengawasinya agar tidak terjadi penyimpangan atau penyelewengan.


(31)

Pada dasarnya gaji dibedakan dengan upah,pegertian gaji didasarkan sebagai pengganti jasa bagi tenaga kerja dengan tugas – tugas yang telah konstan meliputi masa kerja yang lebih panjang misalnya dalam bulan, triwulan dan tahunan. Sedangkan upah yaitu jumlah yang ditentukan sebagai penggganti jasa yang telah dikeluarkan oleh tenaga kerja meliputi masa sehari yang disebut harian dan jasa seminggu yang disebut mingguan.

Namun kenyataannya di dalam masyarakat masih banyak yang mengangap bahwa gaji dan upah mempunyai pergertian yang sama. Berikut ini penulis akan membukakan beberapa pegertian gaji dan upah menurut beberapa ahli :

Menurut Mulyadi,(2001: 373) pengertian gaji dan upah adalah :

Gaji merupakan pembayarann atas peyerahan jasa yang dilakukan oleh para karyawan yang mempunyai jenjang jabatan, Manejer dan dibayarkan secar tetap tiap bulannya.sedangkan upah merupakian pembayaran atas peyerahan jasa yang dilakukan oleh para karyawan pelaksana ( buruh ) umunya dibayarkan hari kerja. Jam kerja atau jumlah satuan produk yang dihasilkan oleh karyawan.

Menurut Malthis dan Jakson (2002: 119,378) pengertian gaji dan upah adalah Gaji merupakan bayaran yang konsisten dari suatu periode ke periode lain dengan tidak memandang jam kerja. Sedangkan upah merupakan bayaran yang secara langsung dihitung berdasarkan jumlah jam kerja.

Pengertian gaji dan upah menurut Niswonger, Warren, Reeve, Fess (1999:17) yaitu : Istilah gaji (salary) biasanya digunakan untuk pembayaran atas jasa manajerial, administrative, dan jasa-jasa yang sama. Istilah upah (wages) biasanya digunakan untuk pembayaran kepada karyawan lapangan ( pekerja kasar ) baik yang terdidik maupun yang tidak terdidik.


(32)

Defenisi diatas menunjukkan bahwa gaji dianggap mempunyai kelas yang lebih tinggi dibandingkan dengan upah. Gaji dibayarkan atas jasa-jasa yang diberikan oleh orang yang mempunyai jenjang pendidikan yang lebih tinggi sedangkan upah bisa untuk yang tenaga kerja yang berpendidikan maupun tidak berpendidikan.

Sedangkan menurut Malthis dan Jacson (2000:46) pengertian gaji dan upah adalah :

Upah adalah bayaran yang secara langsung dihitung berdasarkan jumlah waktu kerja, sedangkan gaji merupakan bayaran yang dibayarkan secara konsisten dari suatu periode ke periode lain dengan tidak memandang jumlah jam kerja.

Dari defenisi-defenisi tersebut diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa gaji merupakan balas jasa yang bersifat tetap yang diberikan oleh para penulis diatas terlhat adanya perbedaan antara gaji dan upah yaitu :

a. Upah adalah balas jasa yang sifat pekerjaannya tidak tetap, sedangkan gaji diberikan kepada pekerjaan yang bersifat tetap dan juga berdasarkan jenjang pendidikan.

b. Pembayaran gaji tidak didasarkan pada jam kerja atau unit yang dihasilkan. Sedangkan upah diberikan dengan tarif atau standar tertentu yang didasarkan pada jumlah jam kerja atau jumlah unit produksi yang dihasilkan, dimana tarif upah minimal telah ditetapkan pemerintah, Jadi balas jasa yang diberikan dalam bentuk gaji selalu tetap, sedangkan upah dapat berubah-ubah sesuai dengan kemampuan kerja.


(33)

c. Istilah upah biasanya diberikan kepada buruh, sedangkan gaji diberikan kepada pegawai atau karyawan tetap maupun staf.

d. Dari segi pembayarannya, upah biasanya dibayarkan harian atau mingguan, sedangkan gaji dibayarkan secara bulanan.

Dalam hal gaji dan upah , pemerintah telah mempunyai kebijaksanaan didalam menentukan jumlah gaji minimum yang harus diterima oleh karyawan. Kebijakan pemerintah ini disebut dengan Upah Minimum Regional (UMR).Di dalam buku ekonomi unsur – unsur gaji terdiri dari :

1. Gaji Pokok

Gaji pokok adalah gaji yang diberikan kepada PNS/CPNS yang diangkat dalam satu pangkat golongan ruang atau masa kerja sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Tunjangan

a. Tunjangan istri/suami, yaitu tunjangan yang diberikan kepada PNS/ CPNS yang beristri / bersuami yang sah sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

b. Tunjangan anak, yaitu tunjangan yang diberikan kepada PNS/ CPNS yang mempunyai anak (anak kandung, anak tiri dan anak angkat) yang belum berusia 21 tahun dan tidak atau belum pernah menikah dan tidak mempunyai penghasilan sendiri,


(34)

c. Tunjangan beras, yaitu tunjangan pangan yang diberikan kepada pegawai negeri sipil dalam bentuk natura (beras) sebesar 10 kg per jiwa dalam bentuk uang,

d. Tunjangan jabatan, yaitu tunjangan yang diberikan kepada pegawai

negeri sipil yang menjabat dengan jabatan tertentu menurut ketentuan

yang berlaku,

e. Tunjangan jabatan struktural, yaitu tunjangan yang berdasarkan pada

sekretariat daerah, dinas daerah dan lembag teknis lainnya,

f. Tunjangan jabatan fungsional, yaitu tunjangan jabatan yang diberikan

kepada pegawai negeri sipil yang menjabat jabatan fungsional

sebagaimana yang diatur dalam keputusan menteri yang membidangi

pendayagunaan aparatur negara,

g. Tunjangan pajak penghasilan, yaitu tunjangan yang disubsidi oleh

pemerintah tapi dimasukkan juga ke dalam potongan.

Potongan-potongan yang ada pada daftar gaji pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan :

 Iuran KORPRI  Sosial perpustakaan  Iuran darma wanita

 BPDSU/ kop.GUBSU / BRI ke  Bon belanja koperasi

 Koperasi BAPERASDA  Arisan


(35)

 Simpanan wajib  Dan lain-lain

Menurut Malthis dan Jackson. (dalam Krista, 2002; 118), unsur-unsur gaji dan upah dibagi atas kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung. Pada kompensasi langsung terdiri dari gaji pokok dan gaji variabel. Pada kompensasi tidak langsung terdiri dari asuransi kesehatan, dana pensiun, libur pengganti dan kompensasi pekerja.

1. Kompensasi Langsung

a. Gaji Pokok

Gaji pokok yaitu kompensasi dasar yang diterima oleh karyawan sebagai gaji,

gaji pokok terdiri dari:

 gaji yaitu bayaran yang konsisten dari suatu periode ke periode lain dengan tidak memandang jumlah jam kerja,

 upah yaitu bayaran yang secara langsung dihitung berdasarkan jumlah waktu jam kerja.

b. Gaji Variabel

Gaji variabel yaitu gaji kompensasi dikaitkan dengan kinerja individual,

kelompok atau organisasi, gaji variable terdiri dari:

 bonus yaitu tambahan atas upah biasanya dimana dalam pemberiannya tidak memperhatikan tingkat produktivitas masing-masing karyawan,

 insentif yaitu upah tambahan yang diberikan kepada karyawan karena

prestasi kerjanya yang baik atau kinerjanya yang baik,

 kepemilikan saham yaitu tambahan upah yang diberikan keada pemilik


(36)

2. Kompensasi Tidak Langsung

a. Asuransi Kesehatan

b. Dana Pensiun

c. Libur Pengganti

d. Kompensasi Pekerja

Sifat gaji pada umumnya adalah: 1. berlaku secara nasional,

2. dikeluarkan oleh pemerintah pusat, 3. biasanya ditinjau lima tahun sekali,

4. ada sistem kenaikan dan jumlah perincian dari pusat pemerintah,

5. dasar pemberian adalah golongan/tingkat pekerjaan dan diikuti dengan sistem tunjangan.

Dari unsur – unsur gaji dan upah diatas penulis membandingkannya dengan unsur – unsur gaji dan upah pada Komisi Penyiaran Daerah Sumatera Utara (KPID-SU).Dan hasilnya penulis. Mengetahui bahwa unsur – unsur gaji dan upah . Komisi Penyiaran Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) telah sesuai degan unsur-unsur gaji dan upah pada umumnya. Hanya saja pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) tidak ada istilah yang namanya upah, namun mereka menggunakan istilahnya adalah uang kesejahteraan dan tidak ada bonus atau premi dan uang kesejahteraan ini merupakan uang kesejahteraan untuk karyawan yang bukan karyawan tetap atau pegawai tetap namun untuk karyawan honorer. Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera


(37)

Utara (KPID-SU) juga memberikan biaya perjalanan ( akomodasi) bagi karyawan yang melakukan perjalanan dinas ke luar kota.

Dengan demikian tidak alasan bagi karyawan untuk menyatakan bahwa perusahaan tidak memperhatikan kesejahteraan mereka. Karena pihak perusahaan tidak hanya memperhatikan kebutuhan dari karyawan tersebut tetapi juga memperhatikan kebutuhan keluarganya. Hal ini dapat dilihat dari adanya tunjangan keluarga yang diberikan oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU).Maka dari itu karyawan haruslah bekerja sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan agar tujuan perusahaan dapat terlaksana.

B. Prosedur Pembayaran Gaji dan Upah

Menurut penulis, prosedur pencatatan gaji yang ada pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara sudah sesuai dengan prosedur pencatatan gaji yang dijalankan oleh bagian-bagian yang terpisah sehingga tidak terjadinya penyelewengan.

Prosedur dan perhitungan gaji dilakukan oleh biro keuangan untuk dikeluarkannya surat perintah untuk pencairan dana (SP2D) yang langsung didrop ke bank untuk pencairan dana, kemudian bendahara keuangan pada Komisi Penyiaran Indonesia daerah Sumatera Utara berhubungan langsung dengan pihak Bank dengan membawa data daftar rekapitulasi yaitu data pegawai sesuai dengan golongannya masing-masing, setelah itu data rekapitulasi merupakan data yang masuk ke buku bank dan setelah itu bank mencairkan dana untuk diberikan kepada pihak bendahara keuangan pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah


(38)

Sumatera Utara (KPID-SU) Medan. Namun, untuk perhitungan Upah pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) ialah dengan cara setiap pegawai yang honorer dengan melaksanakan kerja terlebih dahulu baru dibayar dengan upah yang sudah ditetapkan oleh PPTK (pejabat pelaksana teknis kegiatan) yaitu dengan cara pihak bendahara keuangan pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) yang mencairkan dana untuk upah pegawai honorer kemudian pihak PPTK (pejabat pelaksana teknis kegiatan) yang membayar kepada pegawai honorer.

Dimana daftar gaji dan upah terbentuk kolom yang berisi jumlah gaji bersih karyawan tersebut dengan melihat tingkat kehadiran para karyawan. Prosedur perhitugan gaji dan upah pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) adalah sebagai berikut:

1. Gaji pokok untuk setiap golongan jabatan dan untuk setiap karyawan dapat dipastikan jumlahnya.

2. Besarnya tunjangan untuk setiap karyawan akan berubah jumlahnya tiap bulannya.

3. Untuk upah lembur, harus berdasarkan SK oleh sekretaris dari kepala badan dengan melihat kebutuhan kerja.

4. Jumlah potongan gaji sama besarnya untuk setiap karyawan sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah termasuk PPh pasal 21.

5. Jumlah yang dikurangi potongan adalah jumlah bersih yang dibayarkan kepada setiap karyawan.


(39)

Dari hasil pegamatan peneliti pada Komisi Penyiaran Indonesia (KPID-SU) peneliti melihat bahwa gaji pokok yang ada pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan memang dapat dipastikan jumlahnya sama pada tiap bulanya. untuk besarnya tunjangan pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan itu adalah sama pada tiap bulanya karena tunjangan tersebut tidak dipengaruhi oleh hasil pekerjaan tetapi berdasarkan jabatan atau golongan, sedangkan potogan gaji untuk setiap pegawai adalah sama termasuk potongan PPH 21.

C. Analisa dan Evaluasi Pengawasan Intern Gaji dan Upah.

Pengawasan internal gaji dan upah merupakan bagian dari sistem pengendalian internal dalam perusahaan. Sistem pengendalian internal mempunyai pengertian yang luas, sistem pengendalian internal mempunyai beberapa pengertian diantaranya :

Menurut Holmess dan Burns ( 1990 : 112 ) mengatakan sebagai berikut :

Pengawasan intern meliputi rencana organisasi yang semua metode serta peraturan yang sederajad yang digunakan dalam perusahaan untuk menjaga kekayaannya, memeriksa kecermatan, dan keandalan data akuntnasinya, meningkatkan efisiensi opersional dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan-kebijaksanaan yang sudah digariskan oleh manajemennya.

Menurut AICPA Pengawasan Intern adalah meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang di koordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam operasi, dan membantu menjaga dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.


(40)

Secara umum pengawasan intern bertujuan untuk meminimumkannya kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam instansi. Pengawasan intern menurut peneliti merupakan alat pengendalian yang sangat membantu manajemen dalam melaksanakan tugas. Sehingga mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu instansi.

Menurut Mulyadi (2001 : 163) tujuan pengawasan intern adalah menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhi kebijakan manajemen.

Menurut tujuan, sistem pengawasan intern tersebut dibagi menjadi dua macam yaitu pengawasan intern akuntansi dan pengawasan intern administratif. Pengawasan intern akuntansi yang merupakan bagian dari sistem pengawasan intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengawasan intern administratif meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran yang dikoordinasi terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhi kebijakan manajemen.

Pengawasan intern merupakan alat pengawasan yang sangat membantu manejemen dalam melaksnakan tugasnya., sehingga peranannya sangat penting dalam perusahaan. Suatu pengawasan intern dapat dikatakan baik apabila didalam perusahaan itu tidak seorang pun diberikan wewenang untuk melakukan transaksi dari awal hingga akhir tanpa adanya campur tangan orang lain. Didalam perusahaan harus terdapat pemisahan tugas yang jelas dan tanggung jawab serta pendelegasian wewenang.


(41)

Ada beberapa pengertian pengawasan intern menurut para ahli : 1. Menurut Mulyadi,(2001 ; 373)

“ Suatu proses yang dijalankan oleh dewan Komisaris, manejemen dan karyawan lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan berikut :

a. Laporan keluarga yang dapat diandalkan.

b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

c. Efektivitas dalam efisiensi perusahaan “ 2. Ikatan Akuntan Indonesia (2002 ; 17)

“ Pengawasan intern adalah kebijaksanaan dan prosedur untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa tujuan pengawasan intern adalah kebijaksanaan dan prosedur untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa satuan usaha yang spesifik akan dicapai.”

Untuk menghindari terjadinya penyelewengan atau kecurangan maka perlu adanya suatu pengawasan intern yang didalamnya terdapat pemisahan tugas atau fungsi dimana kegiatan penerimaan pegawai, pencatatan jam kerja atau kehadiran dan penghitungan gaji tiap bulannya tidak boleh dikerjakan oleh satu orang saja. Hal ini digunakan untuk menghindari adanya tugas rangkap karyawan atau pegawai yang dapat memungkinkan terjadinya penyelewengan.

Unsur-unsur pengawasan intern terdiri dari lingkungan perusahaan, sistem akuntansi dan prosedur penggajian. Ketiga unsur ini sangat besar pengaruhnya bagi manejemen. Lingkungan perusahaan yang sehat akan membantu pihak manejemen dalam menjalankan tugasnya sehingga suatu sistem akuntansi pada perusahaan akan berjalan dengan efektif. Dan prosedur penggajian yang telah dibuat oleh perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan baik. Sehingga akan tercipta suatu sistem kerja yang penuh tanggung jawab dan rasa kepercayaan.


(42)

Dari hasil pengamatan peneliti pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan melihat bahwa perusahaan telah menjalankan pengawasan intern dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari :

1) Pembayaran gaji para pegawai dibayarkan dengan uang tunai.

Setiap transaksi pembayaran gaji pada terjadi pada awal bulan. Para pegawai memperoleh pembayaran gaji mereka secara tunai tanpa perlu melakukan penukaran ke bank. Jadi jika gaji yang diterima oleh karyawan ada yang tidak sesuai maka dapat langsung dilaporkan pada sub bagian kepegawaian.

2) Pada saat penerimaan gaji ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi pegawai.

Setiap pegawai harus menunjukkan tanda identitas pengenal atau suatu bukti yang menyatakan bahwa pihak tersebut adalah pegawai dari Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU). Dan setiap pegawai harus membubuhkan tanda tangan sebelum gaji tersebut diterima. Hal ini dimaksudkan agar semua gaji yang dibayarkan telah sampai pada orang yang tepat.

3) Adanya hubungan komunikasi yang baik antara Kepala Dinas dan para pegawai lannya.

Hal tersebut terlihat ketika para pegawai berbicara atau menyampaikan sarannya kepada pimpinan. Mereka tidak mersa canggung atau takut sehingga terlihat adanya suatu hubungan keluarga yang baik.


(43)

Yang membayarkan gaji kepada para pegawai dilakukan oleh bagian keuangan. Kemudian bagian keuangan membuat laporan tersebut dan menyerahkan kepada bagian Tata usaha. Bagian tata usaha memeriksa kembali laporan laporan keuangan tersebut. Sedangkan sub bagian kepegawaian menyiapkan dan melaporkan daftar hadir para pegawai kepada bagian keuangan dan bagian tata usaha. Kemudian bagian tata usaha memeriksa laporan yang diberikan oleh bagian keuangan dan memeriksa daftar hadir yang dibuat oleh bagian kepegawaian.

Dengan adanya pembagian tugas yang jelas akan membuat dalam proses pembayaran gaji diharapkan tidak terjadi penyimpangan terhadap besarnya jumlah uang yang akan dibayarkan. Sehingga akan diperoleh suatu sistem kerja yang penuh dengan rasa kepercayaan. Dengan demikian pengawasan intern pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) telah berjalan dengan efektif.

Untuk mencapai tujuan pengawasan intern, maka pihak manajemen perusahaan perlu merancang dan menerapkan unsur-unsur pengawasan intern sebagai berikut (Mulyadi, 2001:164):

1. struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara

tegas,

2. sistem wewenang dan prosedur pencacatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekeyaan, utang, pendapatan dan biaya,

3. praktek yang sehat harus dijalankan didalam melaksanakan tugas dalam

fungsi setiap unit organisasi,


(44)

Struktur Organisasi Yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional Secara Tegas.

Struktur organisasi merupakan keranka pembagian tanggung jawab pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibenduk untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk penyimpanan aktiva perusahaan, suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.

Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan Yang Memberikan Perlindungan Yang Cukup Terhadap Kekayaan, Utang, Pendapatan dan Biaya

Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam perusahaan merupakan alat bagi manajemen mengadakan pengawasan terhadap operasi dan transaksi yang terjadi dan juga untuk menghasilkan data akuntansi yang tepat. Klasifikasi data akuntansi dapat dilakukan dalam rekening buku besar. Menurut AICPA susunan rekening yang baik harus dapat memenuhi hal-hal sebagai berikut: membantu mempermudah penyusunan laporan-laporan lain dengan ekonomis, meliputi rekening-rekening yang diperlukan untuk menggambarkan dengan baik dan teliti harta milik, utang, pendapatan, harga pokok dan biaya yang harus dirinci sehingga memuaskan dan berguna bagi manajemen di dalam melakukan operasi,


(45)

menguraikan dengan teliti dan singkat apa yang harus dimuat di dalam setiap rekening, memberi batas sejelas-jelasnya antara pos-pos aktiva, modal, pendapatan dan biaya.

Praktek Yang Sehat Harus Dijalankan Didalam Melaksanakan Tugas Dalam Fungsi Setiap Unit Organisasi

Adapun cara-cara umum yang ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat adalah: menggunakan formulir bernomor urut cetak yang pemakiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang, pemeriksaan mendadak, setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh suatu organisasi tanpa ada campur tangan dari organisasi lainnya, keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak, pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur sistem pengawasan intern.

Karyawan Yang Mutunya Sesuai Dengan Tanggung Jawab

Tingkat kecakapan pegawai mempengaruhi sukses tidaknya suatu sistem pengawasan intern. Apabila sudah disusun stuktur organisasi yang tepat, prosedur-prosedur yang baik tapi tingkat kecakapan pegawai tidak memenuhi syarat-syarat yang diminta, bisa dipastikan bahwa sistem pengawasan intern tidak akan berhasil dengan baik. Dalam memilih pegawai yang cakap dapat ditempuh dengan cara: seleksi calon karyawan yang sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya, yang dilakukan dengan mengadakan analisa jabatan yang ada


(46)

dalam perusahaan dan menentukan syarat-syarat yang dipenuhi oleh calon karyawan yang akan menduduki jabatan tersebut, pengembangan pendidikan karyawan selam menjadi karyawan perusahaan sesuai dengan tuntutan perkembangan jabatannya.


(47)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sebagai bab akhir dari penelitian paper ini, peneliti membuat beberapa kesimpulan berdasarkan uraian tentang pengawasan intern gaji dan upah pada bab sebelumnya. Ada pun kesimpulan yang dapat diambil peneliti adalah sebagai berikut :

1. Unsur-unsur gaji pada Komisi Penyiaran Indonesia daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan adalah sebagai berikut :

a. Gaji pokok.

b. Tunjangan-tunjangan yang terdiri dari : - Tunjangan Keluarga

- Tunjangan Jabatan - Tunjangan Pangan

- Tunjangan Pajak Penghasilan

Unsur-unsur pengeluaran meliputi Potongan Pajak Penghasilan, Potongan Beras dan Potongan lainnya.

2. Pemberian gaji kepada pegawai sesuai dengan jabatan dan golongannya masing-masing dan pembayarannya dilakukan pada awal bulan.

3. Pembayaran gaji kepada para pegawai tidak terlalu berbelit – belit. Masing-masing pegawai telah melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah


(48)

sehingga dengan sendirinya telah tercipta pengawasan intern pada perusahaan tersebut.

4. Pengawasan intern gaji pada Komisi Penyiaran Indonesia daerah Sumatera Utara (KPID-SU) berjalan dengan baik dan efektif. Hal ini terlihat bahwa adanya pemisahan tugas yang jelas pada bagian Tata usaha, Keuangan dan Sub bagian kepegawaian.

5. Perusahaan memberikan hari libur bagi para pegawai dengan tujuan untuk meningkatkan semangat kerja yaitu hari istirahat mingguan yaitu pada hari Sabtu dan Minggu serta hari libur Nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan dimasa yang akan datang yaitu :

1. Agar hubungan kekeluargan para pegawai dan pimpinan di Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan lebih ditingkatkan agar terjalin komunikasi yang lebih baik lagi sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang lebih kondusif dan semangat dalam menjalankan pekerjaan.

2. Pengawasan intern gaji pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan hendaknya lebih ditingkatkan lagi


(49)

sehingga kinerja perusahaan lebih baik dan pengawasan intern perusahaan dimasa yang akan datang lebih baik lagi.

3. Adapun jumlah gaji yang terdapat pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan telah sesuai dengan batas minimum yang ditetapkan oleh pemerintah, sebaiknya terus berlanjut untuk masa-masa yang akan datang.

4. Para pegawai dituntut untuk semakin disiplin dan jujur dalam

melaksanakan tugasnya juga dalam hal waktu kerja. Karena berhasil atau tidaknya perusahaan dipengaruhi oleh kedisiplinan para pegawainya sebagai pelaksana.

5. harus lebih ditingkatkan etos kerja dari para pegawai dengan cara memberikan arahan yang lebih efektif dari kepala dinas masing-masing.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Holmes Arthur W, David C Burns, 2005, Auditing Norma dan Prosedur, Alih Bahasa Moh. Badjuri, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Profesional Akuntan Publik, Cetakan Kedua, Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Malthis, Robert L, Jhon H Jackson, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia , Buku Dua, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Cetakan Ketiga, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Niswonger, Warren, Reeve dan Feess .2000, Prinsip – prinsip Akuntansi, Edisi Enam belas, jilid 1 Penerbit Erlangga, Jakarta.


(1)

menguraikan dengan teliti dan singkat apa yang harus dimuat di dalam setiap rekening, memberi batas sejelas-jelasnya antara pos-pos aktiva, modal, pendapatan dan biaya.

Praktek Yang Sehat Harus Dijalankan Didalam Melaksanakan Tugas Dalam Fungsi Setiap Unit Organisasi

Adapun cara-cara umum yang ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat adalah: menggunakan formulir bernomor urut cetak yang pemakiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang, pemeriksaan mendadak, setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh suatu organisasi tanpa ada campur tangan dari organisasi lainnya, keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak, pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur sistem pengawasan intern.

Karyawan Yang Mutunya Sesuai Dengan Tanggung Jawab

Tingkat kecakapan pegawai mempengaruhi sukses tidaknya suatu sistem pengawasan intern. Apabila sudah disusun stuktur organisasi yang tepat, prosedur-prosedur yang baik tapi tingkat kecakapan pegawai tidak memenuhi syarat-syarat yang diminta, bisa dipastikan bahwa sistem pengawasan intern tidak akan berhasil dengan baik. Dalam memilih pegawai yang cakap dapat ditempuh dengan cara: seleksi calon karyawan yang sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya, yang dilakukan dengan mengadakan analisa jabatan yang ada


(2)

dalam perusahaan dan menentukan syarat-syarat yang dipenuhi oleh calon karyawan yang akan menduduki jabatan tersebut, pengembangan pendidikan karyawan selam menjadi karyawan perusahaan sesuai dengan tuntutan perkembangan jabatannya.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sebagai bab akhir dari penelitian paper ini, peneliti membuat beberapa kesimpulan berdasarkan uraian tentang pengawasan intern gaji dan upah pada bab sebelumnya. Ada pun kesimpulan yang dapat diambil peneliti adalah sebagai berikut :

1. Unsur-unsur gaji pada Komisi Penyiaran Indonesia daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan adalah sebagai berikut :

a. Gaji pokok.

b. Tunjangan-tunjangan yang terdiri dari : - Tunjangan Keluarga

- Tunjangan Jabatan - Tunjangan Pangan

- Tunjangan Pajak Penghasilan

Unsur-unsur pengeluaran meliputi Potongan Pajak Penghasilan, Potongan Beras dan Potongan lainnya.

2. Pemberian gaji kepada pegawai sesuai dengan jabatan dan golongannya masing-masing dan pembayarannya dilakukan pada awal bulan.

3. Pembayaran gaji kepada para pegawai tidak terlalu berbelit – belit. Masing-masing pegawai telah melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah


(4)

sehingga dengan sendirinya telah tercipta pengawasan intern pada perusahaan tersebut.

4. Pengawasan intern gaji pada Komisi Penyiaran Indonesia daerah Sumatera Utara (KPID-SU) berjalan dengan baik dan efektif. Hal ini terlihat bahwa adanya pemisahan tugas yang jelas pada bagian Tata usaha, Keuangan dan Sub bagian kepegawaian.

5. Perusahaan memberikan hari libur bagi para pegawai dengan tujuan untuk meningkatkan semangat kerja yaitu hari istirahat mingguan yaitu pada hari Sabtu dan Minggu serta hari libur Nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan dimasa yang akan datang yaitu :

1. Agar hubungan kekeluargan para pegawai dan pimpinan di Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan lebih ditingkatkan agar terjalin komunikasi yang lebih baik lagi sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang lebih kondusif dan semangat dalam menjalankan pekerjaan.

2. Pengawasan intern gaji pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan hendaknya lebih ditingkatkan lagi


(5)

sehingga kinerja perusahaan lebih baik dan pengawasan intern perusahaan dimasa yang akan datang lebih baik lagi.

3. Adapun jumlah gaji yang terdapat pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPID-SU) Medan telah sesuai dengan batas minimum yang ditetapkan oleh pemerintah, sebaiknya terus berlanjut untuk masa-masa yang akan datang.

4. Para pegawai dituntut untuk semakin disiplin dan jujur dalam

melaksanakan tugasnya juga dalam hal waktu kerja. Karena berhasil atau tidaknya perusahaan dipengaruhi oleh kedisiplinan para pegawainya sebagai pelaksana.

5. harus lebih ditingkatkan etos kerja dari para pegawai dengan cara memberikan arahan yang lebih efektif dari kepala dinas masing-masing.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Holmes Arthur W, David C Burns, 2005, Auditing Norma dan Prosedur, Alih Bahasa Moh. Badjuri, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Profesional Akuntan Publik, Cetakan Kedua, Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Malthis, Robert L, Jhon H Jackson, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia , Buku Dua, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Cetakan Ketiga, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Niswonger, Warren, Reeve dan Feess .2000, Prinsip – prinsip Akuntansi, Edisi Enam belas, jilid 1 Penerbit Erlangga, Jakarta.