kontrasepsi, dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya memakai alat kontrasepsi tersebut Ovita, 2008.
Dalam penggunaan alat kontrasepsi pelayanan kesehatan juga dapat dipengaruhi oleh status ekonomi dimasyarakat. Semakin tinggi ekonomi seseorang,
pelayanan kesehatan akan lebih diperhatikan dan mudah dijangkau, demikian juga sebaliknya apabila tingkat ekonomi seseorang rendah, maka sangat sulit menjangkau
pelayanan kesehatan membutuhkan biaya yang cukup mahal. Keadaan ekonomi ini sangat mempengaruhi dalam keterjangkauan pemilihan alat kontrasepsi . Status
ekonomi, tinggi rendahnya status sosial dan keadaan ekonomi akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB. Kemajuan tersebut berkaitan erat dengan
kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi Hidayat, 2007. Berdasarkan uraian di atas, masalah ini perlu mendapat perhatian serius dari
tenaga kesehatan terutama perawat untuk melaksanakan peran perawat yaitu sebagai konselor, pendidik dan advokator seingga pertumbuhan penduduk dapat terkendali.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan dukungan sosial suami dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD pada wanita usia subur.
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “ bagaimana hubungan dukungan sosial suami dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD pada pasangan
usia subur?”
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan dukungan sosial suami dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD pada pasangan subur.
1.3.2 Tujuan Khusus 1.
Mengidentifikasi gambaran dukungan sosial suami. 2.
Mengidentifikasi gambaran penggunaan alat kontrasepsi IUD. 3.
Mengidentifikasi hubungan dukungan sosial suami dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD pada pasangan usia subur.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Responden Dan Masyarakat
Responden dan keluarga serta masyarakat mendapat informasi tentang macam- macam kontrasepsi sehingga bisa menggunaan alat kontrasepsi yang paling efektif.
1.4.2 Bagi Perawat
Dapat menambah wawasan perawat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi IUD serta menjadi literatur untuk melakukan sosialisasi,
konselor dan advokasi kepada masyarakat.
1.4.3 Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan acuan informasi dan literatur bagi peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian yang lebih bermutu dan menyeluruh.
1.5 Keaslian Penelitian
1. Siti Widiyawati dkk. Meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemakaian AKDR alat kontrasepsi dalam rahim di wilayah kerja puskesmas Bahtuah Kutai Kartanegara, Pada tahun 2012. Penelitian ini merupakan
penelitian Diskriptif Analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional, tehnik pengumpulan data menggunakan lembar kuisioner, untuk mengetahui
hubungan antara variabel dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan rumus Chi Square. Hasil tiap variabel pendidikan P value 0,001. Pemakaian
AKDR terhadap dukungan suami dengan P value 0,006. Sedangkan pada pemakaian AKDR terhadap pengetahuan didapat hasil P value 0,007,
menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna pemakaian AKDR dengan pendidikan, dukungan suami dan pengetahuan. Perbedaan dengan penelitian
yang di lakukan oleh peneliti adalah subjek penelitian berada pada wilayah berbeda yang memungkinkan perbedaan budaya dan pendidikan karena
perbedaan wilayah. 2.
Ali Rifa’i, meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi pada pasangan usia subur di wilayah puskesmas
Buhu kabupaten Gorontalo, tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian Diskriptif Analitik
dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel munggunakan teknik random sampling dengan melibatkan
365 pasangan usia subur. Hasil dengan nilai ρ=0,000 α =0,05 penelitian
menunjukan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan penggunaan kontrasepsi, adanya hubungan antara jumplah anak dengan
penggunaan alat kontrasepsi dan adanya hubungan antara promosi puskesmas dengan penggunaan alat kontrasepsi.
1.6 Batasan Penelitian
1. IUD adalah alat kontrasepsi dalam rahim.
2. Pasangan usia subur adalah pasangan suami istri yang berada dalam masa
produktif. 3.
Dukungan sosial suami adalah motovasi atau dorongan yang diberikan suami dan juga tindakan yang dilakukan untuk dapat berinteraksi dengan yang lain
guna mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang