BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karet merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting untuk Indonesia dan lingkup internasional. Di Indonesia, karet merupakan salah satu hasilpertanian yang
banyak menunjang perekonomian negara. Hasil devisa yang diperoleh dari karet cukup besar.Bahkan, Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia dengan mengungguli
hasil dari negara-negara lain dan negara asal tanaman karet sendiri yaitu didaratan Amerika Selatan.
Pada tahun 1864 perkebunan karet mulai diperkenalkan di Indonesia. Perkebunan karet dibuka oleh Hofland pada tahun tersebut didaerah Pamanukan dan Ciasem, Jawa
Barat. Jenis karet yang ditanam pertama kali adalah karet rambung atau Ficus elastica. Jenis karet Hevea Hevea brasilienssis baru ditanam 1902 didaerah Sumatra Timur. Jenis
ini ditanam di pulau Jawa pada tahun 1906. PT.Industri Karet Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
Industri Hilir Karet. Perusahaan ini menggunakan bahan baku lateks pekat dengan kadar kering 60 untuk mengolahnya menjadi benang karet. Pada proses pembuatan benang
karet dilakukan pencampuran antara lateks sebagai bahan baku dengan beberapa zat pendukung lainnya seperti bahan-bahan pemantap, bahan vulkanisator, bahan
pemercepat bahan pengaktif, anti oksidan dan bahan pengisi , dimana bahan pemantapseperti asam Asetat juga memiliki pengaruh yang besar sehingga menghasilkan
benang Karet dengan kualitas yang baik . Setelah pencampuran lateks dengan zat pendukung, lateks dialirkan kedalam tanki kompon untuk dilakukan pengolahan atau
pemrosesan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi baku mutu untuk menghasilkan suatu
benang karet yang baik salah satunya adalah kekentalan viskositas dari lateks kompon tersebut. Dimana standar kekentalan tersebut pada proses pembuatan benang karet
adalah 75-160cps pada suhu 17C. Kekentalan tersebut dapat berubah-ubah setiap saatnya sehingga harus diukur setiap 6 jam sekali agar diketahui kekentalan lateks tersebut setiap
waktu. Didalam pembuatan benang karet dengan kualitas yang baik dan sesuai dengan
permintaan konsumen sehingga dapat bersaing dipasaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan didalam pembuatan benang karet itu sendiri seperti MSTMechanical
stability time, TSC total solid control, DRC Dry rubber content, Alkalinity ,KOH Numbre, Viskositas, dan zat pemantap seperti konsentrasi Asam Asetat.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan analisa dan uraian diatas maka penulis merasa tertarik dan ingin membahas masalah tersebut dengan memilih judul yaitu :“Pengaruh
KekentalanViskositasLateks Terhadap Konsentrasi Asam Asetat pada Benang Karet” Dimana kadar viskositas ini erat kaitannya dengan konsentrasi Asam Asetat yang akan
dihasilkan. 1.2
Permasalahan Bagaimanakah hubungan antara Viskositaskekentalan terhadap kualitas benang karet
1.3
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh kekentalan dan konsentrasi Asam Asetat pada benang
karet yang dihasilkan pada PT.Industri Karet Nusantara sesuai kualitas Industri.
1.4Manfaat Untuk memberikan informasi bahwa mutu benang karet tergantung pada beberapa
factor yang mempengaruhinya salah satunya adalah kekentalan dan konsentrasi Asam Asetat.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA