Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.
Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan Knowledge
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behavior.
Dari pengalaman dan penelitian dibuktikan bahwa perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Menurut Rogers 1974 mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi
proses berurutan, yakni: Awareness, Interest, Evaluation, Trial, Adoption Notoatmodjo, 1996.
Perubahan perilaku subjek terhadap rokok dimulai dari subjek mengenal dan mengetahui rokok terlebih dahulu Awareness, selanjutnya subjek mulai tertarik
terhadap rokok Interest, setelah itu subjek mulai menimbang-nimbang keuntungan dan kerugian dari rokok terhadap dirinya Evaluation, kemudian
subjek mulai mencoba berperilaku merokok Trial, dan akhirnya subjek telah berperilaku baru berupa merokok yang telah disesuaikan dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap rokok Adoption. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo
1996 mempunyai 6 tingkatan, yaitu: a. Tahu know
b. Memahami comprehension
Jeff Loren : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, 2010.
c. Aplikasi application d. Analisis analysis
e. Sintesis synthesis f. Evaluasi evaluation
Pada tingkat pengetahuan, tahu know adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah, disini subjek mengetahui apa itu rokok dan rokok telah dikenal atau
dipelajari sebelumnya. Subjek akan dapat menyebutkan, menguraikan ataupun mendefinisikan secara benar apa yang dimaksud dengan rokok, misalnya:
seseorang mengetahui apa itu rokok, jenis-jenis rokok yang ada dijual, ataupun menjelaskan rokok itu dari sudut pandangnya. Memahami comprehension
merupakan tingkat yang lebih tinggi dari tahu, disini subjek memiliki kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan rokok secara benar. Aplikasi
application, disini subjek mampu menggunakan pengetahuannya akan rokok dalam kondisi atau situasi yang sesungguhnya, misalnya: seseorang yang telah
mengerti akan bahaya asap rokok, dia akan keluar dari ruangan yang penuh dengan asap rokok tersebut guna menjaga kesehatannya. Pada tingkat analisis
analysis, subjek memiliki kemampuan untuk menjabarkan rokok lebih spesifik. Pada tahap ini subjek mulai menganalisis efek-efek dari asap rokok terhadap
kesehatan maupun keuntungan dan kerugian dari asap rokok. Sedangkan pada tingkat sintesis synthesis, subjek mulai menghubungkan efek-efek dari asap
rokok, kandungan didalam rokok dengan timbulnya penyakit, misalnya: kanker, penyakit jantung maupun PPOK. Akhirnya pada tingkat evaluasi evaluation,
subjek membuat keputusan berdasarkan tahapan pengetahuan terhadap rokok, dimana subjek akan menanggapi rokok secara positif maupun negatif.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.
2.2. Sikap Attitude