Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Gambaran Umum

121 SIMM Surya Intrindo Makmur Tbk  - -  - 122 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk  -  - 123 SQBB Taisho Pharmaceuntical Indonesia Tbk  -  - 124 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk  -  - 125 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk  31 126 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk  -  - 127 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk  - -  - 128 ALTO Tri Polyta Indonesia Tbk - - -  - 129 TRST Trias Sentosa Tbk  32 130 TALF Tunas Alfin Tbk - - -  - 131 UNVR Unilever Indonesia Tbk  33 132 UNTX Unitex Tbk  - -  - 133 VOKS Voksel Electric Tbk  -  - 134 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk  -  -

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan dicatat pihak lain. Sumber data penelitian diambil dari laporan perusahaan yang telah diaudit dan dipublikasikan. Data diperoleh antara lain dari: 1. Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id 2. www.Sahamok.com 3. Media Internet dan Web-site

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan : 1. Metode studi pustaka yaitu dengan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti jurnal, makalah, dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Universitas Sumatera Utara 2. Metode dokumentasi yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data seperti laporan keuangan perusahaan sesuai data yang diperlukan yang tercantum pada Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id .

3.8 Teknik Analisis Data

Keseluruhan data yang terkumpul selanjutnya dianalisis untuk memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini- Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS. Metode data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik

3.8.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, dan skewness kemencengan distribusi, sehingga secara kontekstual dapat lebih mudah dimengerti oleh pembaca

3.8.2 Uji asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa sampel yang diteliti terbebas dari gangguan normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

3.8.2.1. Uji normalitas

Uji normalitas berguna pada tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian dan data yang digunakan dalam penelitian adalah data yang terdistribusi normal Lubis, Akhmad, dan Syarif, 2007:26. Sementara Erlina 2011 Universitas Sumatera Utara : 100 menjelaskan bahwa tujuan daripada uji normalitas data adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Penelitian ini dilakukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual mengikuti berdistribusi normal atau tidak adalah dengan analisis grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, dernikian sebaliknya. Selain itu bisa juga melalui uji analisis statistik. Uji statistik yangdapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogrov-Smirnov atau biasa disingkat K-S. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis : Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Bila sig 0,05 dengan a = 5, berarti distribusi data normal Ho diterima, sebaliknya bila sig 0,05 dengan a= 5,berarti distribusi data tidak normal Ha diterima.

3.8.2.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Lubis, Akhmad, dan Syarif2007:32 Universitas Sumatera Utara menjelaskan bahwa uji ini diperlukan karena untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Kemiripan antar variabel independen dalam satu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen, jika diantara variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0.90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. 2. Multikolonieritas dapatjuga dilihat dari 1 nilai tolerance dan lawannya 2 Variance Inflation Factor VIF, nilai cutoff yangumum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Beberapa alternatif cara untuk mengatasi rnasalah multikolinearitas menurut Erlina 2011:104 adalah sebagai berikut: a. Membiarkan saja. b. Mengeluarkan salah satu variabel. c. Menambah ukuran sampel. d. Transformasi variabel multikolinearitas. Dua transformasi yang sangat umum digunakan adalah: i. Membentuk sebuah kombinasi variabel-variabel multikolinearitas. ii. Melakukan transformasi persamaan menjadi persamaan beda pertama.

3.8.2.3. Uji Heterokedastisitas

Universitas Sumatera Utara Pengujian gejala heterokedasitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas Erlina, 2011:105. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar yang digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas antara lain : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.8.2.4. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 Erlina, 2011:106. Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series runtut waktu dan tidak diperlukan pada data cross section seperti pada kuesioner dimana pengukuran dilakukan secara serempak dan bersamaaan. Model Universitas Sumatera Utara regresi pada penelitian di Bursa Efek Indonesia yang periodenya lebih dari satu tahun biasanya memerlukan uji autokorelasi. Beberapa uji statistik yang sering dipergunakan adalah uji Durbin-Watson, dengan kriteria sebagai berikut : I. Angka D-W di bawah -2 berarti ada ditemukan autokorelasi positif. 2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada ditemukan autokorelasi. 3, Angka D-W di atas +2 berarti ada ditemukan autokorelasi negatif.

3.8.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesa dilakukan untuk menguji kemampuan variabel independen kualitas audit, ukuran perusahaan, dan jenis opini auditdalarn mempengaruhi variabel dependen yaitu audit report lag, dapat menggunakan alat analisa statistik berupa uji t dan uji F.

1. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara individu atau parsialvariabel independen mempunyai pengaruh terhadap audit report lag, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Dasar pengambilan keputusan adalah: Ho ditolak atau Ha diterima jika nilai signifikan t atau p value 5. Universitas Sumatera Utara H1: kualitas audit, H2: jenis opini audit dan H3: ukuran perusahaan: diuji masing-masing dengan menggunakan uji-t, dalam hal ini adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut : Ho diterima apabila t hitung t table Ha diterima apabila t hitung t table

2. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui. apakah variabel independenkualitas audit, ukuran perusahaan, dan jenis opini audit secara bersama- sama mempunyai pengaruh terhadap audit report lag. Dasar pengambilan keputusan adalah: Ho akan ditolak atau Ha diterima jika nilai signifikansi F 5 . Data analisis dengan model regresi berganda sebagai berikut: Y = a + b1X1 +b2X2 + b3X3+e Keterangan : Y : Audit report lag X1 : Kualitas audit X2 : Jenis opini audit X3 : Ukuran Perusahaan a : Konstanta bI, b2, b3,: Koefisien Regresi e : Error tingkat kesalahan Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum

Di dalam bab ini disajikan analisis terhadap data yang telah diperoleh selama pelaksanaan penelitian. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi linier berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi linear berganda. Pengujian asumsi klasik, regresi linear berganda digunakan dengan menggunakan software SPSS versi 21. Penelitian dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2012 hingga tahun 2014 adalah sebanyak 138 perusahaan. Keseluruhan data tersebut kemudian diambil sesuai kriteria yang telah dipilih berdasarkan metodepurposive sampling sehingga data yang terkumpul sebanyak 33 perusahaan. Berdasarkan 33 perusahaan manufaktur tersebut, kemudian dilakukan pengujian-pengujian. 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI

1 76 98

Pengaruh Audit Tenure, Reputasi Auditor, Spesialisasi Audit, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 17 88

Pengaruh Kualitas Audit, Jenis Opini Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 10

Pengaruh Kualitas Audit, Jenis Opini Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 2

Pengaruh Kualitas Audit, Jenis Opini Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 1 7

Pengaruh Kualitas Audit, Jenis Opini Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 2

Pengaruh Kualitas Audit, Jenis Opini Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 5

Pengaruh Kualitas Audit, Jenis Opini Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Pengaruh Kualitas Audit, Jenis Opini Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh Kualitas Audit, Jenis Opini Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9