Pengujian Rangkaian Penguat Pengaruh gelombang ultrasonik terhadap hama lalat buah

Hasil pengujian pada tabel 4.1 menunjukan adanya sedikit perbedaan pada nilai frekuensi yang ditunjukkan oleh LCD 2x16 pada alat dengan frekuensi yang dihasilkan alat ketika diukur dengan osiloskop. Osiloskop yang digunakan memiliki bandwith 200 MHz, rise time 3.5 ns, dan sample rate 50 GSas. Tingkat ketelitian osiloskop ini masih sangat memadai untuk mengukur sinyal frekuensi 20-60 KHz. Selisih yang terjadi kemungkinan besar disebabkan oleh keterbatasan Arduino Uno untuk membangkitkan gelombang ultrasonik sesuai yang diharapkan. Selisih frekuensi yang dihasilkan untuk setiap frekuensi pengujian tampak seperti pada gambar 4.3. Tingkat akurasi alat untuk setiap frekuensi pengujian tampak seperti pada gambar 4.4. Rata-rata akurasi alat mencapai 99,54, artinya frekuensi yang dikeluarkan oleh alat hampir sama dengan frekuensi yang diharapkan. Salah satu contoh gelombang keluaran hasil pengujian alat yang dicek melalui osiloskop dapat dilihat pada gambar 4.5. Gambar 4.5 Hasil pengujian frekuensi menggunakan Osiloskop

4.5 Pengujian Rangkaian Penguat

Pengujian rangkaian penguat dilakukan di Laboratorium Dasar Telekomunikasi Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara dengan menggunakan osiloskop ATTEN ADS 2202 CA. Melalui pengujian ini akan dilihat perbandingan sinyal sebelum dan sesudah melalui rangkaian penguat. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan pin 9 Arduino Uno ke probe positif channel 1 dan ground ke probe negatif channel 1 osiloskop, sedangkan titik positif speaker dihubungkan ke probe positif channel 2 dan titik negatif speaker ke probe negatif channel 2 osiloskop. Rangkaian pengujian tampak seperti pada gambar 4.6. Gambar 4.6 Rangkaian pengujian rangkaian penguat Gambar 4.7 Perbandingan sinyal masukan dan sinyal keluaran Universitas Sumatera Utara Sinyal masukan sebelum diperkuat dan sinyal keluaran setelah diperkuat dapat digambarkan seperti pada gambar 4.7. Nilai tegangandiv pada channel 1 dan 2 adalah 5V, maka melalui gambar 4.7 dapat disimpulkan bahwa nilai tegangan sinyal pada channel 1 adalah 5V dan nilai tegangan sinyal pada channel 2 adalah 11,1 V. Tegangan puncak sinyal pin 9 Arduino Uno adalah 5 Volt yang mengakibatkan arus mengalir masuk ke basis transistor Q1 sebesar 13,89 mA. Saat transistor dalam keadaan saturasi, tegangan pada kolektor adalah 11,1 V dan arus kolektor adalah 740 mA. Sesuai persamaan 8, maka daya yang digunakan pada kolektor adalah 8,14 W. Daya kolektor ini masih berada di dalam zona yang aman bagi transistor karena nilai daya kolektor maksimumnya adalah 10W. Berdasarkan hasil pengujian ini, dapat disimpulkan bahwa rangkaian penguat dapat bekerja dengan baik dan dapat digunakan untuk kebutuhan sistem ini.

4.6 Pengaruh gelombang ultrasonik terhadap hama lalat buah

Pengujian pengaruh gelombang ultrasonik terhadap pola perilaku hama lalat buah dilakukan dengan skala pengujian laboratorium. Pengujian dilakukan di daerah pengungsian korban bencana Gunung Sinabung Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Pengujian dilakukan dengan mengambil 40 ekor lalat buah dari kebun yang ada di sekitar daerah pengujian dan menempatkannya di sebuah wadah kotak kaca berukuran 1 0,5 0,5 . Selanjutnya lalat buah yang ada di wadah akan dipaparkan gelombang ultasonik dengan berbagai frekuensi yang sudah ditentukan selama 30 menit per masing-masing frekuensi. Hasil pengamatan terhadap pengujian ini dapat dilihat pada tabel 4.2 Berdasarkan hasil pengamatan yang tampak seperti pada tabel 4.2, gelombang ultrasonik memiliki pengaruh terhadap pola perilaku lalat buah pada Universitas Sumatera Utara frekuensi 25 kHz dan 30 kHz. Sebelum dipaparkan gelombang ultrasonik, lalat buah tidak bergerak pindah tempat dan tidak berterbangan. Tetapi pada saat lalat buah dipaparkan gelombang ultrasonik pada frekuensi 25 kHz dan 30 kHz, lalat buah bergerak pindah tempat dan sebagian berterbangan. Ini menunjukkan bahwa lalat buah merasa terganggu dengan adanya paparan gelombang ultrasonik. Pada frekuensi 25 kHz lalat bergerak berpindah tempat seperti merasakan gangguan selama pemaparan gelombang ultrasonik sampai menit ke-20 , tetapi kembali seperti biasa mulai dari menit ke-20 sampai ke-30. Pada frekuensi 30 kHz lalat bergerak berpindah tempat selama pemaparan gelombang ultrasonik sampai menit ke-10 dan pada menit berikutnya kembali seperti biasa. Tabel 4.2 Hasil pengamatan pengujian pengaruh gelombang ultrasonik No Frekuensi kHz Waktu Pola perilaku hama lalat buah 1 20 10 menit Tidak terganggu 20 menit Tidak terganggu 30 menit Tidak terganggu 2 25 10 menit Terganggu 20 menit Terganggu 30 menit Tidak terganggu 3 30 10 menit Terganggu 20 menit Tidak terganggu 30 menit Tidak terganggu 4 35 10 menit Tidak terganggu 20 menit Tidak terganggu 30 menit Tidak terganggu 5 40 10 menit Tidak terganggu 20 menit Tidak terganggu 30 menit Tidak terganggu 6 45 10 menit Tidak terganggu 20 menit Tidak terganggu 30 menit Tidak terganggu 7 50 10 menit Tidak terganggu 20 menit Tidak terganggu 30 menit Tidak terganggu 8 55 10 menit Tidak terganggu 20 menit Tidak terganggu 30 menit Tidak terganggu 9 60 10 menit Tidak terganggu Universitas Sumatera Utara 20 menit Tidak terganggu 30 menit Tidak terganggu Sama seperti serangga lainnya, hama lalat buah juga mampu beradaptasi terhadap lingkungannya termasuk suara yang bersifat mengganggu. Lalat buah merasa terganggu sampai pada menit ke-20 pada frekuensi 25 kHz dan menit ke- 10 pada frekuensi 30 kHz, tetapi tidak merasa terganggu lagi untuk menit berikutnya. Ini disebabkan karena hama lalat buah tersebut mampu beradaptasi dengan cepat terhadap gangguan dari gelombang ultrasonik. Selama pengujian dilakukan ada juga beberapa lalat buah yang pingsan. Sebelum dipaparkan gelombang ultrasonik semua lalat buah masih dalam keadaan baik. Beberapa lalat mulai pingsan dimulai dari pemaparan gelombang ultrasonik dengan frekuensi 25 kHz dan secara bertahap kondisinya mulai kembali membaik pada saat gelombang ultrasonik dipaparkan dengan frekuensi 40 kHz. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.8. Gambar 4.8 Grafik jumlah lalat buah yang pingsan selama pengujian 0.5 1 1.5 2 2.5 3 20 25 30 35 40 45 50 55 60 Ju m lah Frekuensi kHz Jumlah lalat yang pingsan pada menit ke- 10 Jumlah lalat yang pingsan pada menit ke- 20 Jumlah lalat yang pingsan pada menit ke- 30 Universitas Sumatera Utara 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN