Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pertanian merupakan hal yang sangat esensial dalam sebuah negara. Kehidupan pertanian yang kuat di negara-negara maju bukan merupakan hasil usaha yang singkat, tetapi proses tersebut telah berlangsung lama sejalan dengan waktu dalam sejarah pembangunan di negara-negara tersebut. Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam kesejahteraan kehidupan penduduk Indonesia . Negara kita Indonesia sangat kaya akan hasil pertanian khususnya komoditas hortikultura. [1] Pembangunan sektor pertanian bertujuan untuk menaikkan produksi pertanian guna meningkatkan pendapatan petani dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, terutama kebutuhan pangan bagi penduduk yang populasinya meningkat dengan cepat. Meningkatnya jumlah penduduk menuntut adanya kebutuhan pangan yang semakin meningkat dan berkualitas tinggi yang semakin meningkat. Oleh karena itu, diperlukan lahan pertanian yang semakin luas dan produksi lahan pangan yang semakin meningkat baik jumlah maupun mutunya. Salah satu upaya di dalam meningkatkan produksi pertanian adalah dengan pengendalian organisme penggangu tanaman. Organisme pengganggu tanaman OPT adalah semua organisme yang dapat menyebabkan penurunan potensi hasil yang secara langsung karena menimbulkan kerusakan fisik, gangguan fisiologi dan biokimia, atau kompetisi hara terhadap tanaman budidaya [2]. Hal ini mengakibatkan perlunya penanggulangan akan adanya serangan OPT karena Universitas Sumatera Utara perkembangan serangan OPT yang tidak dapat dikendalikan, akan berdampak kepada timbulnya masalah-masalah lain yang bersifat sosial, ekonomi, dan ekologi. Salah satu organisme pengganggu tanaman yang perlu diwaspadai adalah lalat buah. Lalat buah dapat menyerang banyak tanaman hortikultura terutama sayur- sayuran dan buah-buahan, sehingga sulit sekali untuk dikendalikan [3]. Akibat serangan hama lalat buah produksi dan mutu buah atau sayur menjadi rendah, bahkan tidak jarang mengakibatkan gagal panen, karena buah atau sayur menjadi busuk dan berjatuhan ke tanah. Lalat buah dapat menyerang tanaman jeruk, cabai, mangga, pisang, belimbing, kopi, dan cengkeh [4]. Yang paling banyak diserang adalah tanaman jeruk dan cabai. Berbagai upaya pengendalian lalat buah telah dilakukan baik secara tradisional dengan cara membungkus buah dengan berbagai alat pembungkus antara lain kantong plastik, kertas koran, dan daun kelapa hingga penggunaan insektisida kimia [3]. Intensitas serangan lalat buah terus meningkat serangannya, fluktuasi maupun populasi lalat buah juga naik. Oleh karena itu, kebutuhan terhadap teknik pengendalian yang ramah lingkungan sangat diharapkan, terutama yang efektif dan efisien serta mudah diperoleh petani dalam operasionalnya di lapangan. Salah satu cara untuk dapat mengusir hama lalat buah tanpa merusak lingkungan dan tanaman itu sendiri adalah dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang dapat mengganggu hama tersebut. Gelombang ultrasonik merupakan langkah yang strategis karena lebih ramah terhadap lingkungan. Gelombang ultrasonik berada pada frekuensi di Universitas Sumatera Utara atas 20 kHz yang tidak lagi dapat di dengar oleh manusia tetapi masih dapat didengar oleh beberapa hewan termasuk lalat buah. Alat yang dirancang akan menghasilkan gelombang ultrasonik dan frekuensinya akan ditampikan pada Liquid Crystal Display LCD.

1.2 Perumusan Masalah