Rangkaian LED Indikator Rangkaian Catu Daya

3.2.4 Rangkaian LED Indikator

LED sering digunakan sebagai indikator. LED adalah salah satu jenis diode yang memiliki kutub anoda dan katoda. LED menyala bila ada arus listrik dari anoda menuju katoda. LED memiliki karakteristik berbeda-beda menurut warna yang dihasilkan. Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang pula cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa besarnya arus yang aman bagi LED adalah 10-20 mA, tergantung karakter warna yang dihasilkan. LED yang digunakan pada rancangan ini adalah LED warna merah dengan ukuran diameter 10 mm. LED ini memiliki tegangan jatuh sebesar 1,8-2,1 Volt dengan arus maksimal yang dapat diterima adalah 20 mA. Agar arus yang mengalir pada LED tidak melebihi arus maksimal yang dapat diterima maka digunakan resistor sebagai pembatas arus. Nilai minimum resistor yang digunakan dapat dihitung dengan rumus: = − � � 10 Keterangan : V s = tegangan sumber V V d = tegangan jatuh LED V I LED = Arus LED A Sehingga didapat nilai tahanan yang dapat digunakan adalah: = 12 − 2,1 0,02 = 495 � Universitas Sumatera Utara Nilai resistor yang ada dijual di pasaran yang mendekati nilai diatas adalah 510 Ω, maka nilai resistor yang digunakan pada perancangan alat ini adalah 510 Ω. Rangkaian LED yang dirancang tampak seperti pada gambar 3.6 Gambar 3.6 Rangkaian LED indikator

3.2.5 Rangkaian Catu Daya

Tegangan yang dibutuhkan untuk alat prototipe adalah tegangan DC +12V. Alat prototipe yang dirancang membutuhkan catu daya dalam waktu yang lama selama pengujian. Untuk menguji pengaruh gelombang ultrasonik terhadap hama lalat buah dibutuhkan sumber catu daya yang mampu mencatu listrik ke alat prototipe sebesar ±15 W selama 5 jam. Sumber tegangan bisa didapat melalui batterai maupun sumber listrik PLN yang disearahkan. Karena alat prototipe ini dirancang untuk digunakan dalam waktu yang lama maka lebih efektif jika menggunakan sumber listrik PLN. Tegangan listrik PLN adalah tegangan bolak- balik 220V, karena itu dibutuhkan rangkaian catu daya yang mampu mengubah tegangan AC 220V menjadi tegangan DC +12V. Rangkaian catu daya DC yang dirancang tampak seperti pada gambar 3.7 Sumber tegangan di dapat dari tegangan AC 220V yang kemudian diturunkan menggunakan trafo step-down menjadi tegangan AC 18V. Kemudian tegangan AC 18V disearahkan menggunakan penyearah gelombang penuh. Untuk Universitas Sumatera Utara menghasilkan tegangan yang stabil +12V, digunakan regulator IC LM 317. IC ini mampu menghasilkan tegangan keluaran dari +1,25V sampai +37V dengan arus maksimal 1,5 A. Untuk menghasilkan tegangan output sebesar +12V digunakan resistor dan resistor variabel. Resistor yang digunakan adalah resistor dengan nilai 240 Ω dan trimpot 5 kΩ sebagai resistor variabel yang dapat diubah-ubah nilainya. Tegangan keluaran dapat diatur dengan mengatur nilai trimpot dan dapat dihitung menggunakan rumus: = 1,25 1 + 1 1 + � . 1 11 Keterangan: V out = tegangan keluaran V R1, RV1 = tahanan Ω I adj = Arus A Gambar 3.7 Rangkaian Catu Daya Sesuai dengan persamaan 11, nilai dari trimpot yang digunakan untuk mendapatkan tegangan +12V adalah: 12 = 1,25 1 + 1 240 � + 50� . 1 Universitas Sumatera Utara 1 = 10,75 1,25 240 + 50 � 1 = 10,75 5208,33 � + 50� 1 = 10,75 5258,33 � 1 = 2044,375 � 1 = 2,04 �

3.3 Perancangan Perangkat Lunak