ABCD penulisan. Penguasaan Kemampuan ABCD penulis. Keterbacaan teks Bagaimana paragraph isi dikembangkan? Bagaimana paragraph isi dikembangkan dengan jenjang pendidikan?

KEBERBAHASAAN DAN KEPENULISAN BAHASA INDONESIA UNTUK PENULIS DAN PENYUNTING

1. ABCD penulisan.

ABCD adalah [A] audience [B] behavior [C] content and criteria [D] degree. Seorang penulis harus paham untuk siapa bukunya ditulis, apa yang diharapkan dari membaca buku tersebut, apa isi dan criteria buku berapa banyak yang harus ditulis untuk jenjang pendidikan.

2. Penguasaan Kemampuan ABCD penulis.

Penguasaan ABCD penulis tampak dalam penggunaan bahasa yang dipakai. Penulis menguasai aspek kebahasaan dan kepenulisan buku pelajaran. Seorang penulis harus menguasai aspek tata bahasa, aspek penggunaan bahasa dalam ragam tulis keberbahasaan dan kepenulisan.

3. Keterbacaan teks

Yang dimaksud adalah kemungkinan semua teks dipahami oleh pembaca [A] berdasarkan kemampuan kebahasaan dan skema pengetahuan yang telah dimilikinya. Keterbacaan ini meliputi segala aspek, bermula dari pengenalan huruf dan ejaan sampai dengan tingkat sintaksis dan makna. Keterbacaan suatu teks dapat dibantu oleh unsure- unsure pendukung seperti halnya gambar, grafik, ilustrasi,bentuk huruf atau tipografi.

4. Unsure-unsur kebahasaan dalam ketrbacaan teks

Keterbacaan teks buku pelajaran sejalan penguasaan ketrampilan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dengan kata lain untuk SD pembahasan teks buku pelajaran tidak boleh dan tidak mungkin lebih sulit dari dari pada bahasa Indonesia dalam pembelajaran. Pembelajaran bahsa Indonesia harus mendukung dan memperbesar keberhasilan pembelajaran mata pelajaran yang lain, khususnya dalam komponen tata bahasa dan kosa kata dasar. Beberapa hal yang dibutuhkan dalam editor dan penulisan buku pelajaran adalah: a. Pemilihan kata dan istilah Anak kelas 3 SD harus mulai dari kata-kata dengan makna konkrit menuju ke kata-kata dengan makna abstrak. Makna kata kronkrit diwakili dengan kata makna khusus. Penggunaan kata disesuaikan dengan jenjang kelas, yaitu kelas 3, 4, 5, dan 6. Contoh untuk anak kelas 3 SD: penggunaan pemerintahan, kecamatan, dijalankan kata ini bermakna abstrak. Bandingkan penggunaan kata kecamatan Wonosari, pemerintah desa Kedungkeris. 1 Konsep salah satu nama, menympan atau menabung adalah tempat mengurus, kantor, kegiatan surat- menyurat, menjual benda-benda pos apakah sudah dapat ditangkap maknanya oleh siswa. Bandingkan: Paman menyimpan uang di BRI unit Patuk; Irma membeli perangko di kantor pos; di samping menjual perangko dan materai kantor pos juga melayani pengiriman surat dan paket barang. Dalam setiap wacana untuk anak SD di semua tingkat kelas harus menggunakan kata yang bermakna konkrit dengan diwakili kata khusus. Penggunaan kata khusus tersebut sangat membantu keterbacaan teks.

b. Penggunaan bentuk bahasa mewakili konsep-konsep

Bentuk morfologi yang mendukung makna abstrak misalnya: peN-an, ke-an, dan –an. Contoh: pemerintahan, gabungan, kebutuhan hidup, penghasilan, penghasilan pedagang, dan keuntungan. Bentuk yang membedakan makna abstrak yang perlu diperhatikan imbuhan-imbuhan pembentuk verbum dengan bentuk morfologi misalnya: meN-kan, meN-i. contoh: menandatangani, memperpendek, merupakan, berjumlah, dipergunakan, bergantung, memerintahkan, dipertahankan, berkecamuk, meninggalkan medan, mengelak dari kenyataan sejarah. Bentuk-bentuk morfologi tersebut belum cocok untuk anak SD.

c. Pembentukan frase-frase yang mendukung konsep-konsep baru

Penggunaan frase kebutuhan hidup, kebutuhan pokok, kebutuhan sampingan, rukun tetangga, karyawan kantor, uang pecahan, tabanas BRI, simpedes, simaskot, harga beli, harga lebih tinggi. Frase ini sangat abstrak untuk siswa kelas 3 SD. Frase ini untuk siswa SD dapat diubah dengan kata khusus atau penjelas sehingga makna yang dibangun menjadi lebih konkrit. Penggunaan frase Negara kepulauan, perairan laut, garis pantai, relative lama, masyarakat kota yang dinamis, curah hujan, kekayaan alam, binatang tipe asia, dalam lahan yang luas, suaka margasatwa, cagar alam, dll. Konsep ini harus disampaikan secara bertahap dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Yang perlu disampaikan bahwa siswa memiliki pemahaman sangat bervariasi.

d. Penggunaan atribut

Beberapa corak pengalimatan yang perlu diperhatikan dalam penulisan kalimat yaitu: jumlah kata tiap kalimat, jumlah keterangan yang diperlukan tiap kalimat, corak kalimat tunggal, dan corak kalimat gabungan. 1 Jumlah kata tiap kelas diperkirakan antara 5 lima sampai dengan 9 Sembilan kata, di luar kata perangkai dan kata depan. Corak pengalimatan yang harus diperhatikan keterangan-ketrangan atribut menyertai sebuah kata benda. Contoh: 1 keperluan hidup keluarga itu diperoleh dari bekerja. 2 gabungan penduduk desa atau kelurahan dalam satu kecamatan menjadi penduduk kecamatan. 2 Frase keperluan hidup keluarga dan gabungan penduduk desa atau kelurahan adalah frase dengan 3 tiga atribut. Frase seperti contoh tersebut masih sulit ditangkap maknanya oleh siswa. 2 jumlah keterangan yang diperlukan tiap kalimat adalah setiap kata benda satu keterangan. 3 corak kalimat tunggal dengan satu klausa dengan atributtidak lebih berupa kata. 4 corak kalimat gabungan. setara dan bertingkat [rapatan: S, P, O, dan K] untuk SD kalimat gabungan masih dalam batas sederhana, misalnya gabungan setara saja, dan atau rapatan S saja, dan atau rapatan P, dan atau rapatan O. jadi corak kalimat gabungan sederhana bukan corak kalimat gabungan yang kompkels.

e. Penggunaan modalitas

Salah satu corak kalimat ialah pemilihan modalitas kalimat. Komponen modalitas adalah modalitas kalimat berita, Tanya, atau perintah; modalita penggunaan kalimat aktif transitif, penggunaan bentuk pasif, pasif dengan agens dan pasif statis. Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan modalitas ialah alih modus. Modus sebuah paragraph harus sama. Contoh: Pada setiap keluarga banyak tugas yang harus dilakukan. modus pasif. Misalnya membersihkan rumah, memasak, mencuci pakaian dan mencuci piring. modus aktif. Sebaiknya, semua anggota keluarga ikut mengurus rumah. modus aktif. Setiap anggota keluarga hendaknya melakukan tugasnya dengan baik. modus aktif. Penjelas kalimat utama dengan modus aktif, sedangkan kalimat utama pasif. Seharusnya disesuaikan modusnya. Jika modus dalam kalimat utama menyatakan perintah maka penjelas dan penutupnya harus bermodus perintah, dan seterusnya.

f. Pembentukan definisi

Ada bermacam-macam definisi yaitu: definisi operasional, definisi nominal, defisi gambar, definisi penjelasan, definisi stipulatif, definisi persuasive. Definisi yang lainnya adalah definisi formal, definisi semi formal, definisi sederhana dalam satu kalimat,dan definisi kompleks dalam bentuk uraian definisi sinonim. Yang harus dihindarkan adalah definisi bentuk negative. Definisi adalah membahasakan atau pembahasaan sebuah definisi baik dari segi logika, syarat kebahasaan, dan usia anak dan jenjang pendidikan. Contoh: Kamu mempunyai keluarga. Setiap orang mempunyai keluarga. Dalam keluarga itu ada ayah, ibu, dan anaknya. Kalimat pertama bersifat generic dan kalimat berikutnya bersifat spesifik karena ada kata itu dan bentuk akhiran –nya. Kalimat itu diperbaiki menjadi: Kamu mempunyai keluarga. Setiap orang mempunyai keluarga. Dalam keluarga ada ayah, ibu, dan anak. Air tanah adalah air yang terdapat di dalam tanah diperbaiki menjadi Air yang terdapat dalam tanah disebut air tanah. 3 Contoh lainnya: Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat yang mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak, berwenang dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republic Indonesia ini definisi teks asli. Definisi ini untuk konsumsi politisi dan orang dewasa. Definisi ini harus disesuaikan dengan kepentingan pelajaran IPS untuk anak SD.

g. Penggunaan kohesi antar kalimat dan antar klausa

Penggunaan kohesi yang tepat memperlancar alur pikir dan nuntun piker. Penggunaan kohesi ini harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan dan usia siswa. Kohesi antar kalimat: Adapun penduduk kelurahan sebagian besar tidak bertani. Beberpa kelurahan bergabung menjadi kecamatan. Dengan demikian, sebagian besar penduduk kecamatan seperti ini tidak bertani. Penggunaan kohesi dengan demikian belum cocok untuk anak SD Kohesi antar klausa: Karena pelaksanaan pemungutan pajak didasarkan atas keadaan wajib pajak, yaitu sesuai dengan kemampuannya, berarti wajib pajak ada yang kena pajak dan ada pula yang tidak kena pajak. Namun demikian, semuanya dapat menikmati hasil pembangunan. Penggunaan klausa namun demikian tidak cocok untuk anak SD. Perhatikan contoh berikut: Sejak tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia sudah hidup sebagai bangsa yang merdeka. Perjuangan untuk merebut kemerdekaan sudah berakhir. Akan tetapi, kemerdekaan itu terancam sebab ada pihak lain yang ingin melenyapkannya. Karena itu, bangsa Indonesia berjuang untuk mempertahankan kemerdekaannya. Pejuangan itu berlangsung dari tahun 1945 sampai dengan tahun 1949. Masa itu disebut periode perang kemerdekaan atau eriode revolusi fisik. Paragraph tersebut terdapat tiga kohesi antar kalimat: 1 sebab kohesi antarklausa, 2 akan tetapi dan 3 karena itu kohesi antarkalimat. Paragraph tersebut terdapat dua kalimat topic. Sebaiknya paragraph tersebut dipisah menjadi dua paragraf.

h. Ragam berbahasa

Ragam bahasa dalam buku pelajaran adalah ragam bahasa baku dalam bentuk tulis. Ragam bahasa tulis menghendaki ketertulisan idea tau konsep yang dapat diterima oleh audience sesuai dengan jenjang dan usianya. MENYUSUN DAN MENGEMBANGKAN PARAGRAF Mengembangkan topic-topik kecil ke dalam cerita yang cukup lengkap. Pengembangan topic membangun sebuah paragraph. Membangun dan mengembangkan sebuah paragraph disusun dalam bentuk Tanya jawab yang bersumber dari buku IPA. 4 1. Apakah paragraph itu? Paragraph adalah suatu bentuk wacana atau cerita yang terkecil dalam sebuah uraian apapun bentuknya uraian itu. Sebuah wacana atau cerita terdiri dari beberapa paragraph. Dalam penulisan paragraph ditandai dengan bentuk pengetikan atau penataan yang disebut alenia atau baris baru. 2. Ada berapa macam paragraph dalam penulisan? a. Paragraph pembuka: mengantarkan isi atau pembukaan dari sebuah tulisan sebagai pintu masuk. Paragraph pembuka dapat terdiri dari satu kalimat saja. b. Paragraph isi: berisikan apa yang hendak dituliskan. Paragraph isi inilah yang harus dikembangkan dan dibangun. Paragraph isi terdiri dari satu focus yang dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas.

c. Paragraph penutup: mengakhiri dari suatu penulisan. Paragraph penutup biasanya terdiri dari

satu kalimat pula. 3. Bagaimana paragraph isi dikembangkan? Secara generic paragraph isi dikembangkan: 1 secara naratif. 2 secara deskriptif. 3 secara ekspositori. 4 secara argumentative. 4. Bagaimana paragraph isi dikembangkan dengan jenjang pendidikan? Paragraph isi dikembangkan sesuai dengan jenjang pendidikan berhubungan dengan informasi yang hendak diberikan. Seberapa banyak informasi yang diberikan sesuai dengan tujuan dan jenjang pendidikan pembaca [A]. informasi tidak perlu disampaikan sekaligus walaupun penulis mengetahui banyak hal tentang informasi tersebut. Contoh untuk siswa SD: Jantung Kita Jantung kita adalah sebuah organ beruang empat. Bila jantung kita menguncup darah diperas keluar dari ruang itu. Gambaran kerja jantung kita dapat diumpamakan kepalan tangan kita yang dibuka dan dikepalkan berulangkali. Uraian paragraph untuk siswa SD cukup sampai di sini. Informasi lebih dalam dapat saja diperoleh siswa dengan cara menemukannya secara mandiri. 5. Apakah focus dalam suatu paragraph?