E. Tata Cara Pembayaran dan Penagihan Pajak Kendaraan Bermotor PKB
1. Perhitungan PKB
Besarnya pokok pajak kendaraan bermotor yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Secara umum,
perhitungan PKB adalah sesuai dengan rumus:
Pajak Terutang = Tarif Pajak X Dasar Pengenaan pajak = Tarif Pajak X NJKB x Bobot
2. Tarif PKB
Tarif PKB berlaku sama pada setiap Provinsi yang memungut PKB. Tarif PKB ditetapkan dengan peraturan daerah provinsi. Sesuai Peraturan Pemerintah
No. 65 Tahun 2001 Pasal 5 tarif PKB dibagi menjadi 3 kelompok sesuai dengan
jenis penguasaan kendaraan bermotor, yaitu: a.
1,5 untuk kendaraan bermotor bukan umum. b.
1 untuk kendaraan bermotor umum. Yaitu kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.
c. 0,5 untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.
F. Sanksi atas Pajak Kendaraan Bermotor PKB
Keterlambatan melaksanakan pendaftaran melebihi waktu yang ditetapkan tanggal jatuh tempo, dikenakan denda berupa kenaikan sebesar 25 dari Pokok Pajak
ditambah Sanksi Administrasi berupa bunga sebesar 2 per bulan, dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 bulan
dihitung saat terhutangnya pajak.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian ini tergantung pada data yang dikehendaki dalam penulisan ini, metode penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang
terdapat pada rumusan masalah adalah dengan metode penelitian hukum empiris. Penelitian hukum hukum empiris yaitu mengkaji pelaksanaan atau implemetasi
hukum positif perundang-undangan dan kontak secara faktual pada setiap peristiwa tertentu yang terjadi dalam masyarakat guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Penelitian hukum empiris dilakukan melalui studi lapangan untuk mencari dan menentukan sumber hukum dalam arti sosiologis sebagai keinginan dan kepentingan
yang ada di dalam masyarakat.
B. Data Penelitian dan Bahan Hukum
Data yang diperlukan dalam penelitian ini sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, dibagi ke dalam dua jenis data yaitu:
1. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan
pihak yang terkait sehubungan dengan penulisan skripsi ini. 2.
Data sekunder adalah bahan peneltian yang diambil dari studi kepustakaan yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, bahan hukum tersier.
a. Bahan Hukum Primer, merupakan bahan pustaka yang berisikan peraturan
perundangan yang terdiri dari : 1
Undang-Undang Dasar 1945. 2
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan. 4
Peraturan Perundang-undangan lain yang berkaitan dengan penelitian. b.
Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat kaitannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu untuk proses analisis yaitu:
1 Buku-buku ilmiah yang terkait.
2 Dokumen-dokumen yang terkait.
3 Makalah-makalah seminar yang tekait.
4 Jurnal-jurnal dan literatur yang terkait.
c. Bahan Hukum Tersier, yaitu berupa kamus dan ensiklopedi.
C. Narasumber dan Responden
Narasumber dalam penelitian ini adalah para pihak yang terkait langsung dengan objek penelitian ini yaitu Ketua Kantor Sistem Manunggal Satu Atap Kota
Tasikmalaya atau yang mewakilinya. Responden dalam penelitian ini adalah para pihak atau masyarakat yang
sedang membayar Pajak Kendaraan Bermotor di Samsat Tasikmalaya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Suatu karya ilmiah membutuhkan sarana untuk menemukan dan mengetahui lebih mendalam mengenai gejala-gejala tertentu yang terjadi di masyarakat. Dengan
demikian kebenaran karya ilmiah tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sebagai tindak lanjut dalam memperoleh data-data sebagaimana yang
diharapkan, maka penulis melakukan teknik pengumpulan data yang berupa: 1.
Wawancara Wawancara kepada masyarakat dan narasumber yang berkaitan dengan penelitian.
2. Studi Pustaka
Dokumentasi dengan menelaah arsip-arsip yang relevan dengan data penelitian yang diperlukan.
E. Teknik Analisis Data
Untuk mengolah data primer dan data sekunder seperti yang tersebut di atas, agar menjadi sebuah karya ilmiah skripsi yang terpadu dan sistematis di perlukan
suatu sistem analisis data yang dikenal dengan analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan cara menyelaraskan dan menggambarkan keadaan yang nyata mengenai
pelaksanaan pelayanan Pajak Kendaran Bermotor pada Kantor Sistem Manunggal Satu Atap Kota Tasikmalaya.
Berdasarkan hasil wawancara random sampling dan studi kepustakaan yang diperoleh, maka data tersebut kemudian diolah dan dianalisis secara kualitatif untuk
menghasilkan data yang bersifat deskriptif.
F. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini ialah pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kota Tasikmalaya.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Samsat
Sistem administrasi manunggal satu atap SAMSAT merupakan suatu sistem kerjasama terpadu antara Kepolisian Republik Indonesia POLRI, Dinas
Pendapatan Provinsi dan PT. Jasa Raharja PERSERO. Latar belakang terbentuknya SAMSAT di seluruh Indonesia diawali dengan dikeluarkannya Surat
Keputusan Bersama
Tiga Menteri,
yaitu Menteri
Pertahanan dan
KeamananPanglima ABRI, Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri NO.POL KEP13XII76 Nomor: KEP-1693MKIV121976; 311 Tahun 1976
tentang Peningkatan Kerjasama antara Pemerintah Daerah Tingkat 1, Komando Daerah kepolisian dan Aparat Departemen Keuangan dalam rangka peningkatan
pelayanan kepada masyarakat serta peningkatan pendapatan daerah khususnya mengenai pajak-pajak kendaraan bermotor. Dasar hukum pembentukan SAMSAT
di seluruh Indonesia adalah instruksi bersama Menteri Pertahanan Keamanan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri keuangan dengan Nomor INS03MX1999,
Nomor 29 Tahun 1999, Nomor 6IMK.0141999 tentang Pelaksanaan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap dalam penerbitan Surat Tanda Nomor