Uji Antiseptik Gel ESM

tangan ke media TSA. Media diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C, kemudian koloni yang tumbuh pada media dihitung. Uji daya antiseptik pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penurunan jumlah koloni kuman pada telapak tangan sebelum dan setelah diberikan gel antiseptic ESM dan gel antiseptik dipasaran sebagai kontrol positif. Dari tabel 11 mengenai hasil uji antiseptik gel ESM dapat diketahui bahwa setelah pemakaian sediaan gel ESM terjadi penurunan pertumbuhan jumlah koloni. Penurunan jumlah koloni secara siknifikan dimulai dari kadar 5 yaitu 27,19, kadar 10 yaitu 68,10 dan kadar 15 yaitu 85,62. Sedangkan, sediaan gel antiseptik dipasaran menunjukkan bahwa jumlah koloni yang tumbuh setelah pemakaian berkurang sampai 99,14. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa gel ekstrak daun sirih merah dengan kadar 15 mempunyai daya antiseptik, walaupun apabila dibandingkan dengan sediaan pembanding efektifitas dari gel ESM masih kurang. Gambar 18 adalah gambar mengenai pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak terhadap persentase penurunan jumlah koloni bakteri. Hubungan antara konsentrasi ekstrak sirih merah dengan penurunan jumlah koloni memberikan persamaan 3. Y = 6,24X – 3,5242 3 Tabel 7. Hasil uji antiseptik gel ESM Sediaan Rata-rata Pertumbuhan Bakteri Rata-rata Pengurangan bakteri Sebelum Sesudah Kontrol + 582 5 99,14 Kontrol - 583 571 1,38 2,5 732 711 2,89 5 673 490 27,19 10 997 318 68,10 15 598 86 85,62 kontrol - = gel ESM 0 kontrol + = gel antiseptic hand sanitizer “C” Persamaan tersebut menerangkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka semakin tinggi pula Penurunan jumlah koloni bakteri yang dihasilkan. Sedangkan untuk nilai R yang dihasilkan adalah 0,981. Hasil tersebut masuk dalam rentang nilai R = 0,80 – 1,000 maka dapat disimpulkan hubungan antara konsentrasi ESM X dengan persentase penurunan jumlah koloni bakteri Y sangat kuat. Gambar 10. Uji daya Antiseptik pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak vs penurunan jumlah koloni bakteri y = 6.24x - 3.5242 R² = 0.9635 -20 20 40 60 80 100 5 10 15 20 p e n u ru n an Konsentrasi ekstrak Uji Antiseptik Gel ESM penurunan jumlah angka kuman Linear penurunan jumlah angka kuman Kemudian dilakukan uji statistika yaitu paired semple t test uji t berpasangan. Uji ini adalah untuk melihat signifikansi penurunan jumlah koloni antara sebelum dan setelah penggunaan gel antiseptik ekstrak daun sirih merah. Hasil dari uji paired semple t test dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 8. Nilai signifikansi penurunan jumlah koloni antara sebelum dan setelah menggunakan gel antiseptik ESM. Formula Nilai Signifikansi Kontrol positif 0.000 F1 0 atau Kontrol negatif 0.781 F2 2,5 0.118 F3 5 0.000 F4 10 0.000 F5 15 0.000  nilai 0.05 adalah terjadi perbedaan secara nyata  nilai signifikansi 0.05 adalah tidak terjadi perbedaan secara nyata Data nilai signifikansi penurunan jumlah koloni antara sebelum dan setelah menggunakan gel antiseptik ESM menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah koloni yang sangat signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan gel antiseptik pada gel kontrol positif, gel formula 3, gel formula 4 dan gel formula 5. Sedangkan gel formula 1 dan gel formula dua menunjukkan hasil bahwa tidak memberikan penurunan secara nyata atau signifikan terhadap jumlah koloni. Setelah uji paired sample t test uji selanjutnya yang dilakukan adalah uji normalitas sempel. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 9. Tes Normalitas Formulasi Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Penurunan Kontrol positif F1 0 F2 2,5 F3 5 F4 10 F5 15 0.178 0.237 0.287 0.248 0.325 0.380 3 3 3 3 3 3 . . . . . . 1.000 0.976 0.930 0.968 0.876 0.761 3 3 3 3 3 3 0.957 0.704 0.487 0.657 0.313 0.024 Dari data tes normalitas didapatkan hasil bahwa formulasi 5 F5 yang memiliki nilai signifikansi 0,05 tidak normal. Dengan demikian, untuk membandingkan antara gel kontrol positif, F1, F2, F3, F4 dan F5 akan dilakukan uji nonparametric test yaitu Uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann- Whitney. Uji Kruskal-Wallis dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan ada tidaknya perbedaan yang bermakna antara sediaan. Sedangkan apabila nilai dari uji Kruskal-Wallis menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan maka akan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk melihat nilai signifikansi antara gel kontrol positif, F1, F2, F3, F4 dan F5. Uji selanjutnya adalah uji Kruskall-Wallis, hasil yang didapatkan pada uji Kruskall-Wallis dapat dilihat pada lampiran 12. Dari data uji Kruskall-Wallis didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara semua sediaan nilai signifikansi 0,05 maka dilakukan uji lanjut “Mann Whitney” untuk melihat perbedaan dari gel kontrol positif, F1, F2, F3, F4 dan F5. Hasil tersebut dapat dilihat pada lampiran 13. Dari hasil uji Mann Whitney dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi perbedaan yang nyata antara gel kontrol positif terhadap F1, F2, F3, F4 dan F5. Data mengenai signifikansi uji Mann Whitney dapat dilihat pada tabel 14. Hasil dari signifikansi uji Mann Whitney adalah perbedaan yang tidak signifikan hanya terjadi antara formula 1 kontrol negatif atau 0 dengan formula 2 2,5. Uji statistika terakhir yang dilakukan adalah korelasi dan regresi antara formulasi sediaan F1, F2, F3, F4 dan F5. Tujuan dilakukannya uji korelasi adalah untuk mengetahui ada tidaknya keterkaitan pada sempel, dalam hal ini adalah keterkaitan antara peningkatan konsentrasi ekstrak terhadap penurunan jumlah koloni bakteri. Uji korelasi dilakukan menggunakan uji korelasi pearson karena pemilihan hipotesis korelatif didasarkan pada jenis data, kedua variabel yang diuji adalah variabel numerik. Data mengenai hasil korelasi dapat dilihat pada lampiran 15. Dari data korelasi antara F1, F2, F3, F4 dan F5 didapatkan hasil bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel formula dan penurunan. Kekuatan korelasi yang dihasilkan adalah sangat kuat 0,80 – 1,00 yaitu dengan nilai 0,982. Sedangkan arah korelasi yang dihasilkan adalah positif. Hal ini menandakan bahwa semakin besar kadar ekstrak daun sirih merah, maka semakin besar pula penurunan jumlah koloni yang dihasilkan. Uji regresi dilakukan untuk menguji pengaruh antara kenaikan konsentrasi ekstrak sirih merah terhadap penurunan jumlah koloni bakteri. Uji regresi yang dilakukan adalah uji regresi sederhana. Hal tersebut dikarenakan variabel yang diuji hanya 2 yaitu satu sebagai variabel dependen tergantung yaitu penurunan jumlah koloni dan satu variabel independen bebas yaitu formula. Hasil dari uji regresi dapat dilihat pada Lampiran 16. Dari uji regresi diketahui bahwa nilai signifikansi yang didapatkan adalah 0,003. Hal tersebut menandakan bahwa adanya pengaruh antara peningkatan konsentrasi ekstrak sirih merah pada formula terhadap penurunan jumlah koloni bakteri. Setelah diketahui adanya pengaruh antara peningkatan konsentrasi ekstrak sirih merah pada formula terhadap penurunan jumlah koloni bakteri, besar pengaruhnya adalah 6,240, jadi persamaan regresinya adalah : Y= 6,240X -3.524 + e 4 Persamaan 4 menerangkan bahwa jika terjadi kenaikan 1 satuan pada konsentrasi ESM pada formula, maka jumlah penurunan angka kuman akan mengalami peningkatan sebesar 6,240. Sedangkan nilai R square yang dihasilkan adalah 0,964. Hal tersebut menandakan bahwa 96,4 penurunan jumlah koloni bakteri dipengaruhi oleh peningkatan konsentrasi ekstrak sirih merah pada formula. Dari persamaan 4 dapat digunakan untuk memprediksikan kadar untuk mencapai penurunan jumlah koloni bakteri sebanyak 100 Y = 100 yaitu pada konsentrasi 16,69 atau 17.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pada identifikasi senyawa dengan metode kromatografi lapis tipis KLT dan densitometri , ekstrak etanol daun sirih merah Piper crocatum, Ruiz and Pav. mengandung senyawa flavonoid yang dapat digunakan sebagai antiseptic agent. 2. Pada penelitian didapatkan hasil bahwa adanya pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak sirih merah terhadap karakteristik fisik, yaitu penurunan fiskositas, penurunan pH, penurunan daya lekat, penurunan daya sebar. 3. Sediaan gel ekstrak sirih merah memiliki efektifitas dalam menurunkan jumlah koloni bakteri sampai dengan 85,62 pada konsentrasi 15. Sedangkan untuk kontrol positif penurunan jumlah koloni bakteri adalah 99,14. Nilai signifikansi antara kontrol positif dibandingkan dengan F1, F2, F3, F4 dan F5 adalah 0,05 atau kontrol positif lebih efektif dalam menurunkan jumlah koloni bakteri dibandingkan dengan gel antiseptik ekstrak daun sirih merah.

B. Saran

1. Perlu dilakukannya optimasi tidak hanya pada basis yang digunakan tetapi juga untuk jumlah TEA pada setiap kenaikan konsentrasi untuk mengkasilkan karakteristik gel yang baik. 2. Perlu dilakukan penelitian mengenai stabilitas gel seperti swelling dan sineresis. 3. Perlu dilakukannya menelitian lebih lanjut mengenai pengaruh kecepatan dan lama pengadukan terhadap karakteristik dan stabilitas gel. 4. Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kadar optimal dan kadar maksimal dari ESM untuk menurunkan jumlah koloni bakteri. 5. Perlu dilakukannya fraksinasi ekstrak terlebih dahulu agar sediaan gel memiliki nilai estetika yang lebih baik.