Obyek Subyek Penelitian EFEKTIVITAS PEMODERASIAN SIFAT KEPRIBADIAN DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik DIY - Jawa Tengah)

KAP dikirimkan 15 kuesioner atau sesuai dengan jumlah yang diminta oleh pihak KAP sendiri.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel lain Sugiyono, 2010. Sekaran Bougie 2010 berpendapat bahwa variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian utama penelitian, di mana pemahaman, penggambaran, serta penjelasan variabilitas atas variabel ini merupakan tujuan utama dari peneliti. Dalam penelitian ini variabel dependen yang diuji adalah dysfunctional audit behavior perilaku disfungsional audit. Perilaku disfungsional audit diartikan sebagai reaksi menyimpang auditor terhadap lingkungan Rustiarini, 2014. Beberapa perilaku disfungsional audit dapat dikelompokkan menjadi: premature sign-off penghentian premature atas prosedur audit, under reporting time pekerjaan dilaporkan tidak sesuai waktu sesungguhnya, dan altering or replacement of audit procedure prosedur audit yang dilakukan tidak sesuai dengan apa yang ditetapkan. Variabel perilaku disfungsional audit diukur menggunakan 12 item pernyataan yang diadopsi dari penelitian Donnelly dkk. 2003. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan basis 5 poin skala Likert dengan alternatif jawaban, yaitu: 1 = STS Sangat Tidak Setuju, 2 = TS Tidak Setuju, 3 = N Netral, 4 = S Setuju, dan 5 SS Sangat Setuju. Semua bentuk pernyataan pada variabel ini merupakan pernyataan positif.

2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel bebas yang dapat memengaruhi variabel lain Sugiyono, 2010. Sekaran Bougie 2010 berpendapat bahwa variabel independen merupakan variabel yang membantu menjelaskan varians dalam variabel terikat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah stres kerja. Stres kerja job stress diartikan sebagai tekanan yang dirasakan oleh individu sebagai akibat stressor yang diperoleh dari lingkungan kerja yang selanjutnya dapat memengaruhi sikap, intensi dan perilaku individual Rahmi, 2015. Variabel independen stres kerja diukur melalui 4 item pernyataan yang diadopsi dari penelitian Beehr dkk. 1976. Pengukuran pada setiap item menggunakan 5 poin skala Likert dengan alternatif jawaban, yaitu: 1 = STS Sangat Tidak Setuju, 2 = TS Tidak Setuju, 3 = N Netral, 4 = S Setuju, dan 5 SS Sangat Setuju. Semua bentuk pernyataan pada variabel ini merupakan pernyataan positif.

3. Variabel Moderasi

Variabel pemoderasi adalah variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Sekaran Bougie 2010. Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah sifat kepribadian dan komitmen organisasional. Sifat kepribadian menurut Barrick Mount 2005 merupakan suatu inti dasar kepribadian individu yang menjadi landasan bagi seseorang dalam berperilaku, berpikir dan mengungkapkan rasa. Variabel ini diukur dengan konsep kepribadian The Big Five Personality yang terbagi menjadi lima dimensi, yaitu: 1 openness to experience, 2 conscientiousness, 3 extraversion, 4 agreeableness dan 5 neuroticism. Kuesioner pada variabel ini diadopsi dari penelitian McCrae Costa 1987 yang terdiri atas 44 item pernyataan, dengan keterangan sebagai berikut: a. Openness to experience diukur dengan 10 item pernyataan, yaitu nomor 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 41, dan 44. b. Conscientiousness diukur dengan 9 item pernyataan, yaitu nomor 3, 8, 13, 18, 23, 28, 33, 38, dan 43. c. Extraversion diukur dengan 8 item pernyataan, yaitu nomor 1, 6,

11, 16, 21, 26, 31, dan 36.

d. Agreeableness diukur dengan 9 item pernyataan, yaitu nomor 2, 7,

12, 17, 22, 27, 32, 37, dan 42.

e. Neuroticism diukur dengan 8 item pernyataan, yiatu nomor 4, 9,

14, 19, 24, 29, 34, dan 39.

Berbeda dengan variabel lain, bentuk pernyataan pada variabel sifat kepribadian terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Pengukuran variabel sifat kepribadian ditentukan dengan memberi skor jawaban

Dokumen yang terkait

Analisis kinerja auditor dari perspektif gender pada kantor akuntan publik di Jakarta (studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta)

3 32 147

Pengaruh profesionalisme akuntan publik dan perilaku disfungsional akuntan publik terhada kualitas audit: (studi kasus pada Kantor Akuntans Publik di Bandung)

0 3 1

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang)

1 21 188

KEPUASAN KERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DILIHAT DARI KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KOMITMEN PROFESIONAL DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BANDUNG).

0 3 12

EFEKTIVITAS PEMODERASIAN SIFAT KEPRIBADIAN DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik DIY - Jawa Tengah)

9 49 241

PENGARUH KOMITMEN, MENTORING, DAN KONFLIK ORGANISASIONAL-PROFESIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR (Studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di DIY dan Semarang)

0 3 76

INDEPENDENSI, KOMPETENSI, PENGALAMAN KERJA, DAN DUE PROFESSIONAL CARE: PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS AUDIT YANG DIMODERASI DENGAN ETIKA PROFESI (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik se-Jawa Tengah dan DIY)

0 0 14

PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT DENGAN VARIABEL INTERVENING KOMITMEN ORGANISASI (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Surakarta dan Yogyakarta)

0 1 103

SIFAT KEPRIBADIAN SEBAGAI PEMODERASI HUBUNGAN STRES KERJA DAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT

0 3 19

SKRIPSI Pengaruh Komitmen Organisasional, Komitmen Profesional, Stres Kerja, Motivasi Kerja, Efektivitas Kinerja, dan Budaya Organisasional Terhadap Kepuasan Kerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang)

0 0 13