Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Kelelahan Pada Ibu Menusui ≤ 6 Bulan di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur Tahun 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TERJADINYA KELELAHAN PADA IBU MENYUSUI ≤ 6 BULAN
DI KELURAHAN PISANGAN CIPUTAT TIMUR
TAHUN 2013

SKRIPSI

OLEH
LIAZUL KHOLIFAH
108101000063

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H./2013 M.

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Skripsi, Juli 2013
Liazul Kholifah, NIM. 108101000063
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Kelelahan pada Ibu
Menyusui ≤ 6 Bulan di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur Tahun 2013
xiv + 140 halaman, 25 tabel, 10 gambar, 4 lampiran
ABSTRAK
Menyusui merupakan kegiatan yang dilakukan selama berjam-jam dan berkalikali setiap harinya oleh ibu pasca melahirkan. Satu gejala yang sering dilaporkan ibu
yang baru pertama kali menyusui bayinya yang membuat ibu memperpendek
lamanya dalam menyusui adalah kelelahan (fatigue). Kelelahan yang dirasakan oleh
ibu-ibu selama menyusui menurunkan produksi ASI selama bulan pertama
postpartum dan menjadi faktor yang utama untuk menyapih bayinya.Dari hal tersebut
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan terjadinya kelelahan pada ibu menyusui ≤ 6 bulan di Kelurahan
Pisangan Ciputat Timur tahun 2013 tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi crosssectional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui ≤ 6
bulan di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur berjumlah 38 orang berdasarkan data ibu
menyusui yang diperoleh dari seluruh posyandu di kelurahan pisangan. Variable yang
diteliti dalam penelitian ini adalah kelelahan pada saat menyusui, tingkat risiko
ergonomi postur menyusui, usia, kebiasaan merokok, status gizi, lama menyusui,
aktivitas fisik, dan faktor lingkungan (suhu, kebisingan, dan pencahayaan).

Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan metode wawancara, observasi dan
pengukuran langsung kepada responden.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 92.1% ibu menyusui mengalami kelelahan.
Sedangkan dari hasil analisis bivariat tidak ditemukan adanya hubungan yang
bermakna antara semua variabel independen yang diteliti dengan terjadinya
kelelahan.Meskipun demikian, seluruh postur yang digunakan ibu saat menyusui
termasuk kategori berisiko. Ibu yang mengalami risiko ergonomi sedang 15,8% dan
ibu yang risiko ergonomi tinggi 84,2%.Sehingga disarankan sebaiknya diberikan
pelatihan kepada ibu menyusui maupun calon ibu menyusui tentang postur menyusui
yang benar meliputi posisi menyusui, pemilihan tempat menyusui dan alat bantu
dalam proses menyusui.
Kata Kunci : Kelelahan, Menyusui, ≤ 6 Bulan
Daftar Bacaan : 57 (1985-2012)

iii

SYARIF HIDAYATULLAH ISLAMICSTATE UNIVERSITY OF JAKARTA
FACULTY OF MEDICIAN AND HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH PROGRAM
Thesis, July 2013

Liazul Kholifah, NIM. 108101000063
THE FACTORS ASSOCIATED WITH THE OCCURRENCE OF FATIGUE
BY BREASTFEEDING MOTHER ≤ 6 MONTHS IN PISANGAN VILLAGE
EAST CIPUTAT IN 2013
xiv + 140 pages, 25 tables, 10 pictures, 4 appendices
ABSTRACT
Breastfeeding is an activity that was undertaken by mother after childbirth for
many hours and many times. One of the often reported phenomenons by first
breastfeeding mothers is fatigue, so it causes them to shorten the duration of
breastfeeding. The fatigue that they have been felt can decrease the ASI production
during the first month of postpartum, and it becomes the main reason for the
breastfeeding mothers to wean their baby soon. So that the researcher was interested
in conducting a research on the factors associated with the occurrence of fatigue by
breastfeeding mother ≤ 6 month in Pisangan village East Ciputat in 2013.
This research is a quantitative research that used cross-sectional design. The
population and sample of the research was all breastfeeding mothers ≤ 6 month in
Pisangan village East Ciputat. There were 38 breastfeeding mothers. The total of the
breastfeeding mothers was got from the data of all posyandu in Pisangan village.
Some of analyzed variables were the fatigue when give breastfeeding, the risk level
of ergonomicsbreastfeeding posture, age, smoking habit, nutrient status, the duration

of breastfeeding, physic activity, and environment factors (temperature, noise, and
exposure). Some methods of collecting data were interview, observation and direct
measurement to the respondent.
The research result showed that 92.1% of the breastfeeding mothers had
fatigue. Whereas based on the bivariate analysis was not found a significance
relationship among all independent variables with the occurrence of fatigue. But, the
all postures that were used by mother when give breastfeeding included risk category,
because 15.8 % mothers were medium ergonomics risk and 84.2% mothers were high
ergonomics risk. So it suggested giving some training to the breastfeeding mothers
and candidate of the breastfeeding mothers about the right way of breastfeeding
posture, such as breastfeeding position, site selection of breastfeeding and the
equipment used in breastfeeding.
Key Words : Fatigue, Breastfeeding, ≤ 6 month
Reading List : 57 (1985-2012)
iv

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, atas rahmat-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Terjadinya Kelelahan Pada Ibu Menusui ≤ 6 Bulan di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur
Tahun 2013”. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Rasulullah

Muhammad SAW yang membawa umatnya untuk senantiasa menapaki jalan yang
diridloi-Nya.
Skripsi merupakan tugas akhir perkuliahan berupa hasil penelitian yang
dilakukan oleh penulis untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
banyak terima kasih kepada:
1. Keluarga Besar saya, Ayahanda dan Ibunda tercinta, serta Mas Amirullaifa, Mbak
Aslichah, Adek M. Ubaidillah Hasan, si-kecil Sa’adatul Ukhrowiyatul Hasanah
yang tak henti-hentinya mendoakan dan mensuport.
2. Kementerian Agama Republik Indonesia yang telah memberikan kesempatan besar
kepada penulis untuk dapat melanjutkan studi formal ke Perguruan Tinggi
3. MA Darul Ulum berasan yang telah membekali penulis dengan ilmu-ilmu dan
memberi kesempatan kepada penulis untuk ikut serta dalam program beasiswa ke
Perguruan Tinggi

4. Ma’had Manba’ul Ulum yang telah membekali penulis dengan ilmu-ilmu agama
5. Prof. Dr. (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp. And.; selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan (FKIK);
6. Ibu Febrianti, M.Si, selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat dan
stafnya;
7. Ibu Yuli Amran, SKM. MKM, selaku pembimbig I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahannya selama penyusunan skripsi ini;

v

8. Ibu Iting Shofwati, ST. MKKK, selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan masukan selama penyusunan skripsi;
9. Penguji proposal skripsi, Ibu Ratri Cipta Ningtiyas, SKM. S.Sn.Kes, Ibu Raihana
N.Alkaff,M.MA dan Ibu Izzatu Millah,M.KKKyang telah membimbing dan
memberikan banyak koreksi dalam penyusunan skripsi;
10. Segenap bapak ibu dosen Kesehatan Masyarakat yang telah membagikan ilmu
pengetahuan dan memberikan pengarahannya selama prosesi akademi;
11. Staf Kesehatan Masyarakat dan FKIK yang membantu dalam hal administrasi
12. Pihak Kecamatan Ciputat Timur
13. Pihak Kelurahan Se-Kecamatan Ciputat Timur dan Ibu-Ibu kader yang dengan

senang hati telah membatu penulis dalam pengumpulan data
14. Sahabat-sahabati senaungan dan seperjuangan Dhevy, Eka, Eca, Tiwi, Iqbal,
Nadia, Ndud, Lilis yang telah membantu dalam pengumpulan data dan sharing
ilmu.
15. Sahabat-sahabati KOPRI PMII Cabang Ciputat yang selalu memberikan support.
16. Untuk para oponen dalam seminar proposal skripsi yang telah bersedia pusing
membaca dan memberi masukan untuk arah skripsi ini
17. Keluarga besar Stoopelth 2008 yang selalu menyemangati dan mengingatkan
18. Keluarga besar CSS MORA UIN JKT, khusunya Matrix’08
19. Serta kepada berbagai pihak yang turut mendukung dan membantu atas
terselesaikannya skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini, masih terdapat
banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun isi. Maka dari itu, penulis
berharap akan adanya penyusunan yang lebih baik untuk generasi mendatang.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Jakarta, Juli 2013

Liazul Kholifah
vi


DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
Tempat, TanggalLahir
JenisKelamin
Alamat

Domisili

Agama
Status Pernikahan
NomorHandphone
Email

:
:
:
:

LIAZUL KHOLIFAH
Banyuwangi, 10 Februari 1989

Perempuan
Dsn. Sumberagung, Ds.
Rejoagung RT 01 RW 02
Kec. Srono, Kab. Banyuwangi,
Prop. JawaTimur
: AsramaPutri PMII
CabangCiputat, JlIbnuTaimia
IV no 195 KomplekDosen UIN
SyarifHodayatullahKec.
CiputatTimur, Kota Tangerang
Selatan
: Islam
: BelumMenikah
: +62 85719522778
:liazulpesonabahagia@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN
2008 – Sekarang
S1-Program StudiKesehatanMasyarakat,
FakultasKedokterandanIlmuKesehatanUniversitas Islam Negeri

(UIN) SyarifHidayatullah Jakarta
2005 – 2008
Madrasah Aliyah (MA) DarulUlumBanyuwangi
2002 – 2005
Madrasah Stanawiyah (Mts) DarulUlumBanyuwangi
1996 – 2002
MI AL-Ma’arif Banyuwangi
PENGALAMAN MAGANG
Februari-Maret 2012
Occupational Healt Station-HSE (Health, Safety, and Environment)
PT Pertamina RU V Balikpapan

vii

PENGALAMAN ORGANISASI
2006 – 2008
SekretarisBahstulMasailPonPesManbaulUlum
2006 – 2008
RoisJam’iyah Al-FalahPonPesManbaulUlum
2006 – 2008

KoordinatorDepartemenDakwahPonPesManbaulUlum
2008 – 2009
KetuaGedung A AsramaPutri UIN SyarifHidayatullah Jakarta
2009 – 2010
StafDepartemenKemahasiswaanBadanEksekutifMahasiswaJurusan
(BEM-J) KesehatanMasyarakat
2009 – 2011
SekretarisDepertemenKeislamanCommunity of Santri Scholars of
Ministry of Religious Affairs (CSS MoRA) UIN SyarifHidayatullah
Jakarta
2010 – 2012
Bendahara IBadanEksekutifMahasiswaJurusan (BEM-J)
KesehatanMasyarakat
2010 – 2011
Bendahara IPergerakanMahasiswa Islam Indonesia (PMII)
CabangCiputatKomisariatFakultasKedokterandanIlmuKesehatanKe
sehatanMasyarakat
2010 – 2011
SekretarisAsramaPutriPergerakanMahasiswa Islam Indonesia
CabangCiputat
2011 – 2012
SekretarisAsramaPutriPergerakanMahasiswa Islam Indonesia
CabangCiputat
2011 – 2012
BendaharaKorpPergerakanMahasiswa Islam Indonesia Putri
(KOPRI) CabangCiputat
2012 – 2013
KetuaKorpPergerakanMahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI)
CabangCiputat
2008 – Sekarang
AnggotaCommunity of Santri Scholars of Ministry of Religious
Affairs (CSS MoRA)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................... i
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................................ ii
ABSTRAK .................................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ................................................................................. 6
1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................................. 9
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................................... 9
1.4.1

Tujuan Umum .............................................................................................. 9

1.4.2

Tujuan Khusus ........................................................................................... 10

1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 11
1.5.1 Bagi Ibu Menyusui .................................................................................... 11
1.5.2 Bagi Peneliti .............................................................................................. 11
1.6 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelelahan Kerja .................................................................................................... 13
2.1.1

Pengertian Kelelahan Kerja ....................................................................... 13

2.1.2

Jenis Kelelahan Kerja ................................................................................ 15

2.1.3

Tanda Kelelahan Kerja .............................................................................. 17

2.1.4

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelelahan Kerja .................. 17

2.1.5

Proses Terjadinya Kelelahan Kerja ........................................................... 40

ix

2.1.6

Akibat Kelelahan Kerja ............................................................................ 43

2.1.7

Penanggulangan Kelelahan Kerja ............................................................. 45

2.1.8

Pengukuran Kelelahan Kerja ..................................................................... 45

2.2 Metode Penilaian Tingkat Risiko Ergonomi ........................................................ 54
2.2.1 QEC (Quick Expssure Checklist) .............................................................. 55
2.2.2 REBA (Rapid Body Assement) .................................................................. 57
2.2.3 RULA (Rapid Upper Limb Assement)....................................................... 58
2.2.3.1 Prosedur Penilaian Pengukuran RULA .............................................. 64
2.3 Menyusui .............................................................................................................. 76
2.3.1

Keuntungan Menyusui ............................................................................... 76

2.3.2

Frekuensi dan Lama Menyusui ................................................................. 77

2.3.3

Posisi dan Perlekatan Menyusui ................................................................ 78

2.3.4

Langkah-Langkah Menyusui yang Benar.................................................. 82

2.4 Kerangka Teori..................................................................................................... 84

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN
HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep ................................................................................................. 86
3.2 Definisi Operasional............................................................................................. 89
3.3 Hipotesis............................................................................................................... 92
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian .................................................................................................. 93
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................................. 93
4.3 Populasi dan Sampel ............................................................................................ 93
4.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................................. 93
4.5 Instrumen Penelitian ............................................................................................ 45
4.6 Pengolahan Data................................................................................................. 106
4.7 Analisis Data ...................................................................................................... 107

x

BAB VHASIL PENELITIAN
5.1 Analisis Univariat............................................................................................... 109
5.1.1 Gambaran Kelelahan pada Ibu Menyusui ≤ 6 Bulan di Kelurahan
Ciputat Timur Tahun 2013 ...................................................................... 109
5.1.2

Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kelelahan
pada Ibu Menyusui ≤ 6 Bulan di Kelurahan Ciputat Timur 2013 ........... 111

5.2 Analisis Bivariat
5.2.1

Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kelelahan
pada Ibu Menyusui ≤ 6 Bulan di Kelurahan Ciputat Timur 2013 ........... 114

BAB VIPEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian ...................................................................................... 118
6.2 Gambaran Kelelahan pada Ibu Menyusui ≤ 6 Bulan di Kelurahan Ciputat
Timur 2013 ......................................................................................................... 118
6.3 Analisis Faktor Karakteristik Individu (Usia, Status Gizi,Aktivitas Fisik)pada
Ibu Menyusui ≤ 6 Bulan di Kelurahan Ciputat Timur 2013 .............................. 121
6.3.1

Hubungan antara Usia dengan Terjadinya Kelelahan ............................ 121

6.3.2

Hubungan antara Status Gizi dengan Terjadinya Kelelahan .................. 123

6.3.3

Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Terjadinya Kelelahan ............ 125

6.3.4

Hubungan antara Lama Menyusui dengan Terjadinya Kelelahan ......... 116

6.4 Analisis Faktor Karakteristik Pekerjaan (Risiko Ergonomi Postur Menyusui,
Lama Menyusui, Lingkungan Menyusui)pada Ibu Menyusui ≤ 6 Bulan di
Kelurahan Ciputat Timur 2013 .......................................................................... 127
6.4.1

Hubungan antara Risiko Ergonomi Postur Menyusuidengan Terjadinya
Kelelahan ................................................................................................ 127

6.4.2

Hubungan antara Lama Menyusuidengan Terjadinya Kelelahan .......... 131

6.4.3

Hubungan antara Kebisingan dengan Terjadinya Kelelahan ................. 134

6.4.4

Hubungan antara Pencahayaan dengan Terjadinya Kelelahan ............... 135

6.4.5

Hubungan antara Suhu dengan Terjadinya Kelelahan ........................... 136

xi

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan ............................................................................................................ 138
7.2 Saran ................................................................................................................... 139
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel

Halaman

2.1

Kategori Atas Ambang IMT untuk Indonesia………………………… ...........23

2.2

Kerugian Berat Badan yang Kurang Ideal…………. ..............................................23

2.3

Kelebihan dan Kekurangan Metode Pengukuran Kelelahan Kerja .........................52

2.4

Kelebihan dan Kekurangan Metode Pengukuran Risiko Ergonomi Postur Kerja ...61

2.5

Skor Bagian Lengan Atas (Upper Limb)………………………………………… .65

2.6

Skor Bagian Lengan Bawah …………………………………………… ...............66

2.7

Skor Bagian Pergelangan Tangan ……………………...........................................67

2.8

Worksheet RULA………………………… ............................................................69

2.9

Skor Aktivitas ………………………… .................................................................69

2.10

Skor Beban………………………… ......................................................................70

2.11

Skor Bagian Leher …………………………………………… ..............................71

2.12

Skor Bagian Batang Tubuh ………………………….............................................72

2.13

Skor Bagian Kaki …………………………............................................................73

2.14

Skor Grup B Trunk Postur Score………………………….....................................73

2.15

Skor Aktivitas………………………… ..................................................................74

2.16

Skor Beban………………………… ......................................................................74

2.17

Grand Total Score ………………………… ..........................................................75

2.18

Kategori Tindakan RULA………………………… ...............................................75

3.1

Definisi Operasional………………………… ........................................................89

4.1

Skor Final RULA……………………………………..………………………… .103

5.1

Gambaran Distribusi Kelelahan pada Ibu Menyususi ≤6 Bulan di Kelurahan
Pisangan Ciputat Timur Tahun 2013………………………… .............................109

5.2

Gambaran Distribusi Kelelahan pada Ibu Menyususi ≤6 Bulan di Kelurahan
Pisangan Ciputat Timur Tahun 2013………………………… .............................110

5.3

Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Kebiasaan Merokok pada
Ibu Menyususi ≤6 Bulan di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur
Tahun2013……………………… .........................................................................111

xiii

5.4

Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Terjadinya Kelelahan pada Ibu Menyususi ≤6 Bulan di Kelurahan Pisangan
Ciputat Timur Tahun 2013………………………… ............................................112

5.5

Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kelelahan pada Ibu
Menyususi ≤6 Bulan di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur Tahun
2013………………………… ...............................................................................113

xiv

DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar

Halaman

2.1

Range Pergerakan Lengan Atas ..................................................... 1165

2.2

Range Pergerakan Lengan Bawah ..................................................... 66

2.3

Range Pergerakan Pergelangan Tangan ............................................. 67

2.4

Range Pergerakan Pergelangan Tangan dengan Postur Alamiah ...... 68

2.5

Postur Tubuh Bagian Leher ............................................................... 71

2.6

Range Pergerakan Punggung ............................................................. 72

2.7

Range Pergerakan Kaki ...................................................................... 73

2.8

Posisi Cradle Hold ............................................................................. 81

2.9

Posisi Cross Cradle ............................................................................ 81

2.10

Posisi Football Hold .......................................................................... 81

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Pernyataan Responden

Lampiran 2

: Kuesioner Penelitian

Lampiran 3

: Contoh Analisis RULA

Lampiran 4

: Output Olahan Analisis Univariat dan Bivariat

xvi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut WHO (1991) yang dikutip oleh Rohman (2012)ASI (Air Susu Ibu)
merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung berasal dari kelenjar
payudara ibu. Kandungan

ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein,

laktosa, dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar
payudara ibu, yang berguna sebagai makanan yang utama bagibayi (Roesli,
2000).
Farrer (1999) menjelaskan manfaat pemberian ASI bagi bayi yaitu untuk
keamanan digesti bayi, ASI mengandung antibodi sehingga bayi yang mendapat
ASI umumnya jarang sakit dan jarang menderita alergi jika dibandingkan dengan
bayi yang mendapatkan susu formula, dan bayi yang disusui sendiri akan
memperoleh kesempatan didekap ibunya. Bagi ibu selain memberikan manfaat
fisik dengan membantu involusi uterus, mengurangi insiden kanker payudara,
menghemat waktu dan uang juga memberikan kepuasan emosional dengan
timbulnya persaan berhasil dalam pemenuhan tugas sebagai ibu.
Besarnyamanfaat ASI bagi bayi kemudian memunculkan program ASI
eksklusif. Di Indonesia, pemerintah telah menetapkan program pemberian ASI
eksklusif. Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI
Eksklusif dijelaskan bahwa ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada

1

2

bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau
mengganti dengan makanan atau minuman lain. Sehingga menyusui menjadi
suatu aktivitas rutin ibu setelah melahirkan. Kemudian dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 450/MENKES/SK/IV/2004 tentang
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara Eksklusif pada Bayi di Indonesia.
Menurut Soejono (1985), menyusui merupakan pekerjaan biologik yang
mulia bagi semua jenis mamalia dan sebagai satu kesatuan dari fungsi
reproduksi. nutrisi pada bayi Menurut Health (2000) dalam Suryani (2012)
menyusui merupakan keterampilan yang dipelajari ibu dan bayi, dimana
keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan selama enam
bulan. Sehingga, menyusui merupakan kegiatan yang dilakukan selama berjamjam dan berkali-kali setiap harinya oleh ibu pasca melahirkan. Menurut U.S.
Departement of Health and Human Services Office on Woman’s Health (2006)
disebutkan bahwa menyusui dilakukan minimal 2 jam sekali, namun waktu
menyusui ini tidak boleh dijadwal secara ketat karena semakin sering bayi
menyusu, maka akan menstimulasi payudara ibu untuk memproduksi lebih
banyak ASI.
Setiap ibu yang menyusui harus berada pada posisi yang tepat dan dalam
kondisi nyaman karena hal ini akan mempengaruhi proses laktasi (Roesli, 2009).
Hal ini diperkuat dengan pernyataan

Soetjiningsih (1997) bahwa posisi

menyususi yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet
sehingga ibu enggan untuk menyusui yang dapat berakibat produksi ASI

3

menurun dan bayi tidak puas menyusu. Selama kegiatan menyusui berlangsung,
ibu dipaksa untuk memposisikan diri dan bayi secara tepat agar proses menyusui
dapat berjalan lancar. Salah satu faktor yang mempengaruhi terhambatnya
menyusui adalah kurangnya bantuan agar posisi bayi terasa nyaman membuat
menyusui kurang menyenangkan (Welford, 2008:1 dalam Gunawan, 2012). Satu
gejala yang sering dilaporkan ibu yang baru pertama kali menyusui bayinya yang
membuat ibu memperpendek lamanya dalam menyusui adalah kelelahan
(fatigue) (Chapman,1998 dalam Rohman, 2012). Kelelahan yang dirasakan oleh
ibu-ibu selama menyusui menurunkan produksi ASI selama bulan pertama
postpartum dan menjadi faktor yang utama untuk menyapih bayinya (Rohman,
2012).
Kelelahan

dapat

mengganggu

menyusui,

sehingga

intervensi

meminimalkan kelelahan adalah penting (Miligan A.R, Flenniken M.P & Pugh
C.L, 1996). Upaya untuk meminimalkan kelelahan ibu selama menyusui adalah
penelitian tentang “Positioning intervensi to minimize fatigue in breastfeeding
women“ (Miligan A.R, Flenniken M.P & Pugh C.L, 1996) yaitu dimana posisi
yang dipilih adalah posisi yang dapat memberikan ibu istirahat dan sedikit
mengeluarkan energi. Posisi yang paling banyak digunakan ibu saat menyusui
terutama pada masa-masa awal menyusui adalah posisi duduk berupa posisi
cradle hold, cross cradle, dan football hold(Widodo, 2011).Walaupun banyak
posisi menyusui yang telah menjadi standard keperawatan sebagai based

4

practice, namun posisi tersebut masih perlu divalidasi yang dapat menurunkan
kelelahan (Rohman, 2012).
Posisi ibu selama menyusui menentukan bagaimana postur tubuh ibu
selama kegiatan menyusui berlangsung. Edy dan Samad (2011) menyebutkan
bahwa postur tubuh merupakan salah satu dari hal yang paling sering
dihubungkan dengan faktor risiko ergonomi. Suryana (2001) dalam Rahmawati
dan Sugiharto (2011) menyatakan bahwa seorang pekerja bila bekerja tidak pada
posisi ergonomis, maka akan cepat merasa lelah, sering mengeluh sakit leher,
sakit pinggang, rasa semutan, pegal-pegal di lengan dan tungkai serta gangguan
kesehatan lainnya.
Ergonomi adalah ilmu tentang kerja, dimana mempertimbangkan faktor
manusia sebagai pelaku pekerjaan, bagaimana cara melakukan pekerjaan
tersebut, peralatan yang digunakan, tempat dilakukannya pekerjaan, dan aspek
psikososial dari situasi pekerjaan (Pheasant, 2003). Menurut Occupational Safety
and Health Administration (OSHA), ergonomi adalah ilmu yang mempelajari
tentang bagaimana menyesuaikan kondisi tempat kerja dan tuntutan pekerjaan
dengan kemampuan pekerja.
Menurut Suma’mur (1996) salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
kesehatan kerja adalah yang berhubungan dengan ergonomi yaitu sikap dan cara
kerja (postur tubuh), kegelisahan kerja, beban kerja yang tidak adekuat,
monotonnya pekerjaan, jam kerjayang tidak sesuai, dan kerja yang berulangulang. Pengaruh-pengaruh tersebut terkumpul di tubuh dan mengakibatkan

5

perasaan lelah. Menurut Siswanto (1999) dalam Mauludi (2010) bahwasanya
faktor penyebab kelelahan kerja adalah pengorganisasian kerja, faktor psikologis,
lingkungan kerja, status kesehatan dan status gizi. Sedangkan pendapat lain
mengatakan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kelelahan adalah
kesegaran jasmani, kebiasaan merokok, masalah psikologis, status kesehatan,
jenis kelamin, status gizi, waktu kerja, beban kerja, usia, dan masalah lingkungan
kerja (Tarwaka dkk, 2004). Dalam penelitian Oentoro (2004) menunjukkan
bahwa faktor individu seperti umur, pendidikan, masa kerja, status perkawinan
dan status gizi mempunyai hubungan terhadap terjadinya kelelahan kerja.
Menurut Pearl Medic (2011) aktivitas fisik yang berlebihan merupakan salah
satu faktor terjadinya kelelahan. Hasil penelitian yang dilakukan Miligan A.R,
Flenniken M.P & Pugh C.L, (1996) salah satu faktor yang menyebabkan
terjadinya kelelahan pada ibu menyusui yaitu postur menyusui yang digunakan.
Pada ibu menyusui, kelelahan dapat mempengaruhi aktivitas proses
pemberian ASI. Jika ibu sering mengalami kelelahan, selain akan mengganggu
aktivitas pemberian ASI, juga akan memunculkan risiko terjadinya kesakitan
pada ibu atau berkembang menjadi MSDs karena aktivitas menyusui dilakukan
ibu berulang-ulang setiap hari.
Munculnya kelelahan pada saat menyusui diperkirakan disebabkan
karena prinsip ergonomi belum diterapkan dalam kegiatan menyusui yang
dilakukan oleh ibu menyusui pada umumnya, padahal menyusui merupakan

6

kegiatan sehari-hari ibu yang baru melahirkan. Sehingga masalah yang
kemudian muncul adalah kelelahan ibu selama kegiatan menyusui berlangsung
sebagai akibat dari posisi menyusui ibu yang bertahan selama 20-30 menit
berkali-kali setiap hari. Hal ini diperkuat dengan hasil studi pendahuluan yang
dilakukan pada bulan Januari terhadap 10 ibu menyusui di Kelurahan Pisangan.
Adapun berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 ibu
menyusui ≤ 6 bulan diketahui rata-rata ibu menyusui mengalami kelelahan
ringan 80% dan kelelahan menengah 20% artinya, dari 10 orang yang
diwawancarai diketahui seluruh ibu menyusui mengalami kelelahan dalam
meyusui. Meskipun tingkat kelelahannya berbeda-beda namun jika terjadi
secara berulang-ulang berakibat kepada kelelahan kronis yang mampu
mempengaruhi pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh dan jika
dipaksakan terus menerus kelelahan akan bertambah dan sangat menganggu
hingga menyebabkan kelelahan klinis yang berdampak pada peningkatan angka
sakit (Suma’mur, 1986).
Berdasarkan studi pendahuluan tersebut, maka peneliti ingin mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kelelahan pada ibu menyusui ≤ 6
bulan di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur 2013. Penelitian ini merupakan
penelitian di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diterpkan
pada aktivitas menyusui. Aktivitas menyusui merupakan pekerjaan rutin yang
dilakukan ibu-ibu pasca melahirkan pada umumnya. Perlunya penerapan K3

7

terutama

aspek

ergonomi

pada

aktivitas

menyusui

bertujuan

untuk

meminimalisir risiko-risiko ergonomi pada ibu menyusui, terutama terkait
kelelahan posisi duduk ibu saat menyusui. Dengan adanya penelitian ini,
menunjukkan bahwa K3 dapat diterapkan dimana saja, dimana terdapat
aktivitas. Aktivitas yang diteliti di sini adalah aktivitas menyusui. Pada aktivitas
menyusui ini, K3 perlu diterapkan terutama kaitannya dengan aspek ergonomi.
Dengan demikian, maka risiko-risiko ergonomi pada ibu menyusui dapat
diminimalisir, terutama terjadinya kelelahan posisi duduk ibu saat menyusui.
Dengan adanya penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat untuk
memperbaiki posisi duduk ibu saat menyusui yang lebih ergonomis dimana
posisi ini yang paling banyak digunakan ibu saat menyusui sehingga dapat
membantu meningkatkan kelancaran pemberian ASI di Kelurahan Pisangan
Ciputat Timur
1.2

Rumusan Masalah
Menurut Health (2000) dalam Suryani (2012) menyusui merupakan
keterampilan yang dipelajari ibu dan bayi, dimana keduanya membutuhkan waktu
dan kesabaran untuk pemenuhan selama enam bulan. Sehingga,menyusui
merupakan kegiatan yang dilakukan selama berjam-jam dan berkali-kali setiap
harinya oleh ibu pasca melahirkan. Agar proses menyusui berjalan dengan lancar,
maka seorang ibu harus mempunyai keterampilan menyusui agar ASI dapat
mengalir dari payudara ibu ke bayi secara efektif. Keterampilan menyusui yang

8

baik meliputi postur menyusui dan perlekatan bayi pada payudara yang tepat. Edy
dan Samad (2011) menyebutkan bahwa postur tubuh merupakan salah satu dari
hal yang paling sering dihubungkan dengan faktor risiko ergonomi. Posisi yang
nyaman untuk menyusui sangat penting agar proses menyusui berjalan lancar.
Satu gejala yang sering dilaporkan ibu yang baru pertama kali menyusui bayinya
yang membuat ibu memperpendek lamanya dalam menyusui adalah kelelahan
(fatigue) (Chapman,1998 dalam Rohman, 2012). Prinsip ergonomi secara umum
belum diterapkan pada aktivitas menyusui, sehingga masalah yang kemudian
terjadi adalah kelelahanibu selama kegiatan menyusui berlangsung dan ini akan
mengganggu proses menyusui maupun proses laktasi.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan diketahui dari 10 ibu menyusui
≤ 6 bulan yang diwawancarai di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur, diketahui
rata-rata seluruh ibu menyusui mengalami kelelahan saat meyusui. Kelelahan
(fatigue) merupakan satu gejala yang sering dilaporkan ibu yang baru pertama
kali menyusui bayinya yang membuat ibu memperpendek lamanya dalam
menyusui. Diperkirakan faktor pencetus terjadinya kelelahan dapat berasal dari
risiko ergonomi postur menyusui, usia, kebiasaan merokok, status gizi, aktivitas
fisik,lama menyusui, lingkungan kerja dan lingkungan kerja. Dengan demikian
diperlukan

adanya

suatu

penelitian

berhubungandengan terjadinya kelelahan pada
Kelurahan Pisangan Ciputat Timur 2013.

tentang

faktor-faktor

ibu menyusui ≤ 6

yang
bulan di

9

1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran kelelahan pada ibu menyusui ≤ 6 bulan di Kelurahan
Pisangan Ciputat Timur 2013?
2. Bagaimana gambaran faktor karakteristik individu(usia, kebiasaan merokok,
status gizi, aktivitasfisik) pada ibu menyusui ≤ 6

bulan di Kelurahan

Pisangan Ciputat Timur 2013?
3. Bagaimana gambaran faktor karakteristik pekerjaan (risiko ergonomi postur
menyusui, lama menyusui dan lingkungan menyusui) pada ibu menyusui ≤ 6
bulan di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur 2013?
4. Apakah ada hubungan antara faktor karakteristik individu (usia, kebiasaan
merokok, status gizi, aktivitas fisik) dengan kelelahan pada ibu menyusui ≤ 6
bulan di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur 2013?
5. Apakah ada hubungan antara faktor karakteristik pekerjaan (risiko ergonomi
postur menyusui, lama menyusui dan lingkungan menyusui) dengan
kelelahan pada ibu menyusui ≤ 6 bulan di Kelurahan Pisangan Ciputat
Timur 2013?

1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya
kelelahan pada ibu menyusui ≤ 6 bulan di Kelurahan Pisangan Ciputat
Timur 2013.

10

1.4.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran kelelahan pada ibu menyusui ≤ 6 bulan di
Kelurahan Pisangan Ciputat Timur 2013.
2. Diketahuinyagambaran faktor karakteristik individu (usia, kebiasaan
merokok, status gizi, aktivitasfisik) pada ibu menyusui ≤ 6 bulan di
Kelurahan Pisangan Ciputat Timur 2013.
3. Diketahuinyagambaran faktor karakteristik pekerjaan (risiko ergonomi
postur menyusui, lama menyusui dan lingkungan menyusui) pada ibu
menyusui ≤ 6 bulan di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur 2013.
4. Diketahuinya hubungan antara faktor karakteristik individu (usia,
kebiasaan merokok, status gizi, aktivitas fisik) dengan kelelahan pada
ibu menyusui ≤ 6 bulan di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur 2013.
5. Diketahuinya hubungan antara faktor karakteristik pekerjaan (risiko
ergonomi postur menyusui, lama menyusui dan lingkungan menyusui)
dengan kelelahan pada ibu menyusui ≤ 6 bulan di Kelurahan Pisangan
Ciputat Timur 2013.

11

1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi IbuMenyusui
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagi para ibu
menyusui maupun calon ibu menyusui mengenai faktor-faktor yang
berhubungan denganterjadinya kelelahan sehingga dapat melakukan
upaya-upaya untuk mengurangi aspek kelelahan pada saat menyusui.
1.5.2 Bagi Peneliti
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian terkait kejadian kelelahan.
2. Dapat mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan terkait risiko ergonomi
yang telah didapatkan di perkuliahan pada tempat kerja yang
sesungguhnya.
3. Melatih pola pikir sistematis dalam menghadapi masalah-masalah
khusunya dalam bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan oleh mahasiswa peminatan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negri
Syarif Hidayatullah Jakarat yang dilakukan pada bulan Juni 2012 sampai Juli
2013. Adapun lokasinya di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur. Penelitian ini
merupakan salah satu garapan bidang K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja) yang
bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya

12

kelelahan pada ibu menyusui ≤6 bulan di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur
2013.
Penelitian ini bersifat kuantitaif dengan menggunakan desain studi cross
sectional dimana peneliti menggunakan data primer dan sekunder. Data primer
yaitu peneliti melakukan observasi langsung pada saat ibu menyusi, untuk melihat
potensi risiko terjadinya kelelahan dengan kriteria penilaian postur berdasarkan
metode Rapid Upper Limb Assessment

(RULA) yaitu dengan pengukuran

langsung serta menggunakan kuesioner kepada ibu yang sedang menyusui ≤ 6
bulan untuk mengetahui variabel faktor krakteristik individu dan pekerjaan.
Sedangkan data sekunder yaitu data ibu menyusui dibawah sama dengan enam
bulan diperoleh dari posyandu dengan cara telaah dokumen.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelelahan Kerja
2.1.1 Pengertian Kelelahan Kerja
Kelelahan dapat diartikan sebagai suatu kondisi menurunnya
efisiensi, performa kerja dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan
fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan
(Wingnjosoebroto, 2003 dalam Virgy, 2011). Kelelahan adalah suatu
mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh menghindari kerusakan lebih
lanjut, sehingga dengan demikian terjadilah pemulihan (Suma’mur,
1989). Rizeddin (2000) dalam Nurhidayati (2009) menyatakan kelelahan
menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang ditandai oleh
sensasi lelah, motivasi menurun, aktivitas menurun. Menurut Grandjean
(1997) dalam Virgy (2011) kelelahan kerja merupakan gejala yang
ditandai adanya perasaan lelah dan kita akan merasa segan dan aktifitas
akan melemah serta ketidakseimbangan. Selain itu, keinginan untuk
berusaha melakukan kegiatan fisik dan mental akan berkurang karena
disertai perasaan berat, pening, capek. Istilah kelelahan menunjukkan
kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya
bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta
ketahanan tubuh (Tarwaka et al,2004).

13

14

Menurut Cameron (1973) yang dikutip oleh Rahmawati (1998)
kelelahan kerja merupakan kriteria yang kompleks yang tidak hanya
menyangkut kelelahan fisiologis dan psikologis tetapi dominan
hubungannya dengan penurunan kinerja fisik, adanya perasaan lelah,
penurunan motivasi dan penurunan produktivitas kerja. Gambaran
mengenai gejala kelelahan (fatigue symptoms) secara subjektif dan
obyektif antara lain;
a.

Perasaan lesu, ngantuk dan pusing

b.

Kurang mampu berkonsentrasi

c.

Berkurangnya tingkat kewaspadaan

d.

Persepsi yang buruk dan lambat

e.

Berkurangnya gairah untuk bekerja

f.

Menurunnya kinerja jasmani dan rohani (Budiono dkk, 2003).
Beberapa gejala tersebut dapat menyebabkan penurunan efisiensi

dan efektivitas kerja fisik dan mental. Sejumlah gejala tersebut
manifestasinya timbul berupa keluhan oleh tenaga kerja dan seringnya
tenaga kerja tidak masuk kerja (Budiono dkk, 2003).
Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi
dan ketahan dalam bekerja, yang dapat dosebabkan oleh :
a.

Kelelahan sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual).

b.

Kelelahan fisik umum.

c.

Kelelahan syaraf.

15

d.

Kelelahan oleh lingkungan yang monoton.

e.

Kelelahan oleh lingkungan kronis terus menerus sebagai faktor
secara menetap (Suma’mur, 1999).
Suma’mur (1996) menyatakan

bahwa poduktifitas mulai

menurun setelah empat jam bekerja terus menerus (apapun jenis
pekerjaannya) yang disebabkan oleh menurunnya kadar gula didalam
darah. Itulah sebabnya istirahat sangat diperlukan minimal setengah jam
setelah empat jam bekerja terus menerus agar pekerja memperoleh
kesempatan untuk makan dan menambah energi yang diperlukan tubuh
untuk bekerja. Manuaba (1990) dalam Virgy (2011) menjelaskan bahwa
jam kerja berlebihan, jam kerja lembur diluar batas kemampuan akan
mempercepat timbulnya kelelahan, menurunkan ketepatan dan ketelitian.
Oleh karena itu setiap fungsi tubuh memerlukan keseimbangan yang
ritmis antara asupan energi dan pengganti energi (kerja-istirahat), maka
diperlukan adanya waktu istirahat pendek (15 menit setelah 1,5-2 jam
kerja) untuk mempertahankan efisiensi dan performa kerja (Virgy, 2011).
2.1.2 Jenis Kelelahan Kerja
Jenis kelelahan meliputi atas dua bagian:
a. Kelelahan Otot (Muscular Fatigue)

Kelelahan otot menurut Suma’mur (1999) adalah tremor pada
otot atau perasaan nyeri yang terdapat pada otot. Hasil percobaan yang
dilakukan para peneliti pada otot mamalia, menunjukkan kinerja otot

16

berkurang dengan meningkatnya ketegangan otot sehingga stimulasi
tidak lagi menghasilkan respon tertentu. Fenomena berkurangnya
kinerja otot setelah terjadinya tekanan melalui fisik untuk suatu waktu
tertentu disebut kelelahan otot secara fisiologis, dan gejala yang
ditunjukkan tidak hanya berupa berkurangnya tekanan fisik namun
juga pada makin rendahnya gerakan.
b. Kelelahan Umum

Pendapat Grandjean (1993) yang dikutip oleh Tarwaka, dkk
(2004), biasanya kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya
kemauan untuk bekerja, yang sebabnya adalah pekerjaan yang
monoton, intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan,
Sebab-sebab mental, status kesehatan dan keadaan gizi. Secara umum
gejala kelelahan dapat dimulai dari yang sangat ringan sampai
perasaan yang sangat melelahkan. Kelelahan subjektif biasanya terjadi
pada akhir jam kerja, apabila beban kerja melebihi 30-40% dari tenaga
aerobik. Pengaruh-pengaruh ini seperti berkumpul didalam tubuh dan
mengakibatkan perasaan lelah (Suma’mur, 1996). Menurut Budiono
(2003), gejala umum kelelahan adalah suatu perasaan letih yang luar
biasa dan terasa aneh. Semua aktivitas menjadi terganggu dan
terhambat karena munculnya gejala kelelahan terebut. Tidak adanya
gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis, segalanya terasa
berat dan merasa mengantuk.

17

2.1.3

Tanda Kelelahan Kerja
Pada umumnya orang lelah menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut ;
a.

Penurunan perhatian

b.

Perlambatan dan hambatan persepsi

c.

Lamban dan sukar berfikir

d.

Penurunan kemampuan atau dorongan untuk bekerja

e.

Kurangnya efisiensi kegiatan-kegiatan fisik dan mental
Jika menderita lelah berat secara terus menerus maka akan

mengakibatkan kelelahan kronis dengan gejala lelah sebelum bekerja. Jika
terus berlanjut dan menimbulkan sakit kepala, pusing, mual dan sebagainya
maka kelelahan itu dinamakan lelah klinis yang akan mengakibatkan malas
bekerja (Sedarmayanti 1996).
2.1.4

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelelahan Kerja
a. Postur Kerja
Postur tubuh dapat didefinisikan sebagai orientasi reaktif dari
bagian tubuh terhadap ruang. Untuk melakukan orientasi tubuh tersebut
selama beberapa rentang waktu dibutuhkan kerja otot untuk menyangga
atau menggerakkan tubuh. Postur yang diadopsi manusia saat melakukan
beberapa pekerjaan adalah hubungan antara dimensi tubuh sang pekerja
dengan dimensi beberapa benda dalam lingkungan kerjanya (Phesant,
1991).

18

Postur tubuh dalam kerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan
yang dilakukan, masing-masing posisi kerja mempunyai pengaruh yang
berbeda-beda terhadap tubuh. Pada pekerjaan yang dilakukan dengan
posisi duduk seperti halnya para ibu menyusui hanya menggunakan
bantal sebagai penompang cara kerjanya, tempat duduk yang dipakai
harus memungkinkan untuk melakukan variasi perubahan posisi, kursi
yang baik adalah kursi yang mengikuti lekuk punggung, siburan dan
tingginya dapat diatur (Setyawati,2001).
Posisi dalam bekerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang
dilakukan, masing-masing posisi kerja mempunyai pengaruh yang
berbeda-beda terhadap tubuh. Menurut Soeripto (1989), perencanaan dan
penyesuaian alat yang tepat bagi tenaga kerja dapat meningkatkan
produktivitas, menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja serta
kelestarian lingkungan kerja, dan juga memperbaiki kualitas produk dari
suatu proses produksi. Posisi dalam bekerja memiliki hubungan yang
positif dengan timbulnya kelelahan kerja. Tidak peduli apakah pekerja
harus berdiri, duduk atau dalam sikap posisi kerja yang lain,
pertimbangan-pertimbangan

ergonomis

yang

berkaitan

dengan

sikap/posisi kerja akan sangat panting. Beberapa jenis pekerjaan akan
memerlukan sikap dan posisi tertentu yang kadang-kadang cenderung
untuk tidak mengenakkan. Kondisi kerja seperti ini memaksa pekerja
selalu berada pada sikap dan posisi kerja yang tidak nyaman dan kadang-

19

kadang juga harus berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini
tentu saja akan mengakibatkan pekerja cepat lelah, membuat banyak
kesalahan atau menderita cacat tubuh.
Sikap tubuh dalam bekerja harus memperhatikan :
1) Agar senantiasa diupayakan agar semua pekerjaan dilaksanakan
dengan sikap duduk dan sikap berdiri secara bergantian.
2) Segala posisi dan sikap tubuh yang tidak alami dihindarkan atau
diusahakan agar beban statis sekecil-kecilnya.
Menurut Grandjean (1988: 167) sifat pekerjaan yang monoton
(kurang bervariasi) merupakan salah satu faktor penyebab kelelahan
kerja. Waters dan Bhattacharya (1996) yang dikutip oleh Tarwaka dkk,
(2004) berpendapat agak lain, bahwa kontraksi otot baik statis maupun
dinamis dapat meyebabkan kelelahan otot setempat. Kelelahan tersebut
terjadi pada waktu ketahanan (Endurance time) otot terlampaui. Waktu
ketahanan otot tergantung pada jumlah tenaga yang dikembangkan oleh
otot sebagai suatu prosentase tenaga maksimum yang dapat dicapai oleh
otot. Kemudian pada saat kebutuhan metabolisme dinamis dan aktivitas
melampaui kapasitas energi yang dihasilkan oleh tenaga kerja, maka
kontraksi otot akan terpengaruh sehingga kelelahan seluruh badan terjadi.
b. Usia
Menurut Setyawati (1994) yang dikutip oleh Silastuti (2006)
faktor individu seperti umur juga dapat berpengaruh terhadap waktu

20

reaksi dan perasaan lelah tenaga kerja. Pada umur yang lebih tua terjadi
penurunan kekuatan otot, tetapi keadaan ini diimbangi dengan stabilitas
emosi yang lebih baik dibanding tenaga kerja yang berumur muda yang
dapat berakibat positif dalam melakukan pekerjaan. Menurut Hidayat
2003 dalam Mauludi 2010 mendapatkan bukti di Negara Jepang
menunjukkan bahwa pekerja yang berusia 40-50 tahun akan lebih cepat
menderita kekelahan kerja dibandingkan dengan pekerja relative lebih
muda. Dengan menanjaknya umur maka kemampuan jasmani dan
rohanipun akan menurun secara perlahan-lahan. Menurut Akerstedt et al
(2002) dalam Dewi (2006) bahwa kelelahan lebih cenderung terjadi pada
pekerja berumur kurang lebih sama dengan 49 tahun. Pada penelitian
Dewi (2006) diketahui bahwa responden yang paling banyak mengalami
kelelahan adalah pekerja yang berusia 25-35 tahun yaitu sebnyaka 26
orang (55,3%), pada penelitian ini didapatkan P-value 0,180 yang
menyatakan tidak adanya hubungan antara usia pekerjaan dengan
kelelahan kerja. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh J Hum lact
University of Kansas School of Nursing, Kansas City 66160-7502,
Amerika Serikat (1998) bahwa usia ibu berkorelasi positif dengan
kelelahan (r = 0,31-0,50, p