Uji Kecocokan Goodnes of fittest test

63 PERIODE CURAH HUJAN ULANG NORMAL LOG NORMAL PEARSON T III LOG PEARSON T III GUMBEL 100 176.6206 195.4 132.6677 137.2513 243.5844 50 168.4173 181.1934 132.6595 133.0488 220.2847 25 159.2957 166.6059 132.5185 130.8293 196.8116 10 145.1715 146.3009 131.4632 130.1304 165.1707 5 131.9223 129.5092 128.8272 129.7497 140.1285 3 119.5767 115.6018 124.2527 127.1051 120.2401 2 106.6002 102.5907 116.5507 119.6909 102.3054 Tabel 4.13. Resume Perhitungan Frekuensi Curah Hujan Harian mm Gambar 4.15. Grafik resume frekuensi curah hujan harian Dari grafik dan perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa untuk menghitung curah hujan kala ulang digunakan Metode Gumbel karena memiliki curah hujan yang maksimum. Agar data tersebut dapat digunakan maka, perlu di uji kecocokannya dengan menggunakan Metode Smirnov-Kolmogorof.

4.5 Uji Kecocokan Goodnes of fittest test

Uji kecocokan data curah hujan dengan menggunakan metode Gumbel di ujikan pada Metode Smirnov-Kolmogorof berikut ini: 100 120 140 160 180 200 220 240 260 Normal Log Normal Pearson T III Log Pearson T III Gumbel Universitas Sumatera Utara 64 Tabel 4.14. Curah Hujan Harian Maksimum Metode Gumbel mm No. Periode Ulang Curah Hujan mm 1 100 244 2 50 220 3 25 197 4 10 165 5 5 140 6 3 120 7 2 102 No. Periode Ulang Curah Hujan mm 1 2 102 2 3 120 3 5 140 4 10 165 5 25 196 6 50 220 7 100 243 Sumber:Hasil Perhitungan Tabel 4.15. Uji Distribusi Frekuensi Curah Hujan mm Keterangan: • Untuk n = 10, dengan tingkat kepercayaan 0.20, D o syarat = 32 • Nilai D max hasil uji yang terkecil adalah dengan Metode Gumbel sehingga digunakan curah hujan kala ulang dengan Metode Gumbel untuk perhitungan debit banjir rancangan kala ulang dengan Metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu. Uji Distribusi Normal Log Normal Log Pearson Type III Gumbel D max hasil uji 27 32 23 22 D o syarat 32 32 32 32 Hasil korelasi uji Diterima Diterima Diterima Diterima Universitas Sumatera Utara 65 4.6 Debit Buangan Domestik Penduduk Sanitary Hasil survey yang dilakukan Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya pada 2006 menunjukkan setiap orang Indonesia mengkonsumsi air rata- rata sebanyak 144 liter per hari. Dari sejumlah itu pemakaian terbesar untuk keperluan mandi, yakni sebanyak 65 liter per orang per hari atau 45 dari total pemakaian air. Tabel 4.16. Standar Kebutuhan Air Rumah Tangga Sumber: Pedoman Konstruksi dan Bangunan, Dep. PU dalam Direktorat Pengairan dan Irigasi Bappenas. 2006 . Kebutuhan air domestik akan dipengaruhi juga oleh pola konsumsinya seperti penduduk kota menggunakan air lebih banyak dibandingkan penduduk desa. Berdasarkan SNI tahun 2002 tentang sumberdaya air penduduk kota membutuhkan 120Lharikapita, sedang penduduk pedesaan memerlukan 60Lharikapita. Berdasarkan asumsi tersebut maka dapat diformulasikan kebutuhan air penduduk desa maupun kota SNI, 2002. Limbah yang dihasilkan manusia dapat dihitung sebesar 80 dari konsumsi air Dep. PU, 2007. Kebutuhan air penduduk pedesaan = penduduk x 60 L = ………. LHari Kebutuhan air penduduk perkotaan = penduduk x 120 L = ……... L Hari Universitas Sumatera Utara 66 Untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk digunakan Trend Models Gejala arah pertumbuhan keseluruhan dan bersifat deskriptif yang artinya komponen penduduk lahir, mati, migrasi, umur, kelamin, dll tidak dipertimbangkan dalam model ini, asumsinya didasari pada hubungan antara kecepatan tingkat pertumbuhan dengan waktuRumus pertumbuhan exponensial Dharma, 2004 Tabel 4.17. Daerah Pengaliran Sungai Babura Tabel 4.18. Pertumbuhan Penduduk KabupatenKota Terhadap Penduduk Sumatera Utara Pertumbuhan Penduduk Langkat 7,52 1,03 Binjai 1,90 2,21 Medan 17,30 2,05 Deli Serdang 16,42 1,78 Tebing Tinggi 1,18 1,87 Asahan 8,10 0,89 Universitas Sumatera Utara 67 Tanjung Balai 1,00 0,92 Labuhan Batu 7,78 2,39 Pantai Timur 61,20 1,61 Sumatera Utara 100,00 1,54 Sumber: Sumatera Utara Dalam Angka Dari data diatas sudah jelas bahwa Sungai Babura melalui 2 Wilayah yaitu beberapa kecamatan di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, sehingga jumlah penduduk yang digunakan untuk memproyeksi jumlah buangan Sanitay digunakan jumlah penduduk pada 2 wilayah tersebut,hanya saja proyeksi tersebut diambil 10 tahun mendatang, untuk contoh perhitungan dapat dilihat sebagai berikut: • Jumlah Penduduk Medan Tuntungan = 80.942 jiwa • Laju Pertumbuhan Kota Medan = 2,05 • Tahun ke 100 • Kebutuhan Air = 120 literorghari Masukkan kedalam rumus pertumbuhan penduduk P t = P o 1 + a n P 100 = 80.942 1 + 2,05 100 = 615,850 jiwa Kebutuhan air penduduk perkotaan Medan Tuntungan 615,850 jiwa x 120 literorghari = 73,902,000 L Hari = 0.855347007 m 3 detik Limbah yang dihasilkan manusia dapat dihitung sebesar 80 dari konsumsi air maka, 0.855347007 m 3 detik x 80 = 0.684277605 m 3 detik yang dibuang ke saluran drainase dan sungai. Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.20 dibawah ini. Universitas Sumatera Utara 68 Tabel 4.19. Debit Sanitary Penduduk No. Kecamatan Jumlah Penduduk jiwa Laju Pertumbuhan Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kebutuhan Air Orgliterhari Penggunaan Air Orgm 3 det Debit Sanitary m 3 det 1 Medan Tuntungan 80,942 2.05 99,153 120 0.137711917 0.110169534 2 Medan Baru 39,516 2.05 48,406 120 0.067231155 0.053784924 3 Medan Selayang 98,317 2.05 120,437 120 0.167273141 0.133818513 4 Medan Johor 123,851 2.05 151,715 120 0.210715805 0.168572644 5 Medan Polonia 52,794 2.05 64,672 120 0.089821884 0.071857508 6 Percut Sei Tuan 304033 1.78 362,698 60 0.251873628 0.201498902 7 Patumbak 64507 1.78 76,954 60 0.053440291 0.042752233 8 Sibiru biru 29575 1.78 35,282 60 0.024501165 0.019600932 9 Namo Rambe 26661 1.78 31,805 60 0.022087085 0.017669668 10 Kutalimbaru 32117 1.78 38,314 60 0.026607063 0.021285651 11 Sibolangit 19643 1.78 23,433 60 0.016273081 0.013018465 12 Pancur Batu 71142 1.78 84,869 60 0.058937002 0.047149602 Total 943,098 1,137,739 1 0.901 Universitas Sumatera Utara 69 4.7 Debit Banjir Rancangan Metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No. 5 Tahun 1995 tentang garis sempadan sungai yang juga merupakan penjabaran dari Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 1991 dan Peraturan Menteri No. 63 tahun 1993, ketentuan batas-batas daerah sempadan sungai adalah seperti pada Gambar 4.16. Gambar 4.16. Batas-batas daerah sempadan sungai Parameter-parameter daerah aliran sungai Babura untuk perhitungan debit banjir dihitung sebagai berikut : Luas daerah sungai Babura A = 99 km 2 Panjang Sungai L = 36,570 km Koef. Pengaliran DAS CW DAS = 0.28 hasil perhitungan Panjang sungai L 15 km; T g = 0,4 +0,058L, maka : T g = 0,4 + 0,058 x 36,570 = 2,521 jam Universitas Sumatera Utara 70 karena waktu hujan T r T r 1 , maka diasumsikan T r = 0,7 . T g Syarat: T r = 0,5 T g - 1,0 T g T r = 0,7 . T g = 0,7 . 2,521 = 1,765 jam Koefisien pembanding α = 1,5 – 3 Koefisien pembanding diambil α = 2, karena daerah pengalirannya biasa. T 0,3 = α . T g = 2 . 2,521 = 5,04 jam Peak time T p = T g + 0,8 . T r = 2,521 + 0,8 . 1,765 = 3,93 jam Curah hujan spesifik R = 1 mm Debit puncak Q p = A3,6 . R o 0,3 . T p + T 0,3 . CW DAS = 953,6 . 10,3. 3,93 + 5,04 . 0.28 = 1,19 m 3 dt Base Flow Q B = 0,5 . Q p = 0,5 . 1,19 = 0,59 m 3 dt Data diatas digunakan sebagai parameter untuk input unit Hidrograf Sungai Babura, sedangkan data Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu dapat dilihat pada perhitungan berikut: Universitas Sumatera Utara 71 Untuk lengkung naik : t ≤ T p t ≤ 3,93 jam Untuk lengkung turun I : T p ≤ t ≤ T p + T 0,3 3,93 ≤ t ≤ 3,93 + 5,04 3,93 jam ≤ t ≤ 7,33 jam Untuk lengkung turun II : T p + T 0,3 ≤ t ≤ T p + T 0,3 + 1,5 . T 0,3 3,93 + 5,04 ≤ t ≤ 3,93 + 5,04 + 1,5 . 5,04 8,97 jam ≤ t ≤ 16,53 jam Untuk lengkung turun III : t ≥ T p + T 0,3 + 1,5 . T 0,3 t ≥ 3,93 + 5,04 + 1,5 . 5,04 t ≤ 16,53 jam Tabel 4.20. Persamaan Lengkung Hidrograf Nakayasu No Karakteristik Notasi Persamaan 1 Lengkung naik Qdo Qp . tTp 2.4 2 Lengkung turun tahap 1 Qd1 Qp . 0.3 t-TpT0.3 3 Lengkung turun tahap 2 Qd2 Qp . 0.3 t–Tp+0.5.T0.3 1.5.T0.3 4 Lengkung turun tahap 3 Qd3 Qp . 0.3 t-Tp+1.5.T0.3 2.T0.3 Universitas Sumatera Utara 72 Gambar 4.17. Hidrograf satuan sintetik Nakayasu Universitas Sumatera Utara 73 Tabel 4.21. Unit Hidrograf Nakayasu Sungai Babura Sumber: Hasil Perhitungan Perioda ulang Curah hujan Nisbah Jam ke- Jam ke- 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 2 102 55 15 11 7 7 5 56.27 15.35 11.25 7.16 7.16 5.12 3 120 55 15 11 7 7 5 66.13 18.04 13.23 8.42 8.42 6.01 5 140 55 15 11 7 7 5 77.07 21.02 15.41 9.81 9.81 7.01 10 165 55 15 11 7 7 5 90.84 24.78 18.17 11.56 11.56 8.26 25 196 55 15 11 7 7 5 108.25 29.52 21.65 13.78 13.78 9.84 50 220 55 15 11 7 7 5 121.16 33.04 24.23 15.42 15.42 11.01 100 243 55 15 11 7 7 5 133.97 36.54 26.79 17.05 17.05 12.18 Universitas Sumatera Utara 74 Waktu Lengkung Naik Lengkung Turun Debit 0 t ≤ Tp t Tp + T 0,3 t Tp + T0,3 + 1,5T0,3 t Tp + T0,3 + 1,5T0,3 Jumlah Unit Hidrograf t Koef. Qt jam m 3 dt 1 2 3 4 5 6 7 0.00 0.00 0.00 0.000 1.00 0.04 0.04 0.044 2.00 0.23 0.23 0.233 3.00 0.62 0.62 0.616 3.93 1.18 1.18 1.180 4.00 1.16 1.16 1.161 5.00 0.91 0.91 0.914 6.00 0.72 0.72 0.720 7.00 0.57 0.57 0.567 8.00 0.45 0.45 0.447 8.97 0.35 0.35 0.354 9.00 0.35 0.35 0.352 10.00 0.30 0.30 0.301 11.00 0.26 0.26 0.256 12.00 0.22 0.22 0.219 13.00 0.19 0.19 0.186 14.00 0.16 0.16 0.159 15.00 0.14 0.14 0.136 16.00 0.12 0.12 0.116 16.53 0.11 0.11 0.106 17.00 0.10 0.10 0.100 18.00 0.09 0.09 0.089 19.00 0.08 0.08 0.079 20.00 0.07 0.07 0.070 21.00 0.06 0.06 0.062 22.00 0.06 0.06 0.055 23.00 0.05 0.05 0.049 24.00 0.04 0.04 0.044 Tabel 4.22. Perhitungan Hidrograf Satuan UH Universitas Sumatera Utara 75 Tabel 4.23. Perhitungan Grand Total Debit Berdasarkan Periode Ulang Periode 2 Tahun Waktu Unit Hidrograf Design Rainfall mmjam Limpasan Base Total Grand Total Volume Volume Qt 1 2 3 4 5 6 Langsung Flow Debit Debit m3dt Kumulatif jam m 3 dt 56.27

15.35 11.25