Metode Aritmatik Aljabar Metode Thiessen Metode Isohyet

14 2.3 Analisis Curah Hujan Kawasan

2.3.1 Metode Aritmatik Aljabar

Metode ini merupakan perhitungan curah hujan wilayah dengan rata-rata aljabar curah hujan di dalam dan sekitar wilayah yang bersangkutan 2. 1 dimana, R: Curah hujan rata-rata wilayah atau daerah, R i : Curah hujan di stasiun pengamatan ke-i dan n: Jumlah stasiun pengamatan. Hasil perhitungan yang diperoleh dengan cara aritmatik ini hampir sama dengan cara lain apabila jumlah stasiun pengamatan cukup banyak dan tersebar merata di seluruh wilayah seperti ditunjukkan pada Gambar 2.7. Keuntungan perhitungan dengan cara ini adalah lebih objektif. Gambar.2. 7 Aljabar

2.3.2 Metode Thiessen

Jika titik-titik di daerah pengamatan di dalam daerah itu tidak tersebar merata, maka cara perhitungan curah hujan dilakukan dengan memperhitungkan daerah pengaruh tiap titik pengamatan. 2. 2 dimana, R: Curah hujan daerah, R n : Curah hujan di setiap stasiun pengamatan dan A n : Luas daerah yang mewakili tiap stasiun pengamatan. Universitas Sumatera Utara 15 Metode Polygon Thiessen ini akan memberikan hasil yang lebih teliti dari pada cara aritmatik, akan tetapi penentuan stasiun pengamatan dan pemilihan ketingggian akan mempengaruhi ketelitian hasil. Metode ini termasuk memadai untuk menentukan curah hujan suatu wilayah, tetapi hasil yang baik akan ditentukan oleh sejauh mana penempatan stasiun pengamatan hujan mampu mewakili daerah pengamatan sesuai dengan Gambar 2.8. Gambar.2. 8 Polygon Thiessen

2.3.3 Metode Isohyet

Peta isohyet digambar pada peta topografi dengan perbedaan 10 mm – 20 mm berdasarkan data curah hujan pada stasiun pengamatan di dalam dan di luar daerah yang dimaksud. Luas bagian antara dua garis isohyet yang berdekatan diukur dengan Planimeter seperti pada Gambar 2.9. Curah hujan daerah itu dapat dihitung menurut persamaan : 2. 3 Ini adalah cara yang paling teliti untuk mendapatkan hujan areal rata-rata, tetapi memerlukan jaringan pos penakar yang relatif lebih padat yang memungkinkan untuk membuat isohyet. Universitas Sumatera Utara 16 Gambar.2. 9 Metode Isohyet

2.4 Analisis Frekuensi