Material nanopartikel ini telah banyak digunakan dalam berbagai bidang. Tetapi dewasa ini material nanopartikel telah banyak digunakan dalam bidang medis
yang berperan sebagai sistem drug delivery. Keuntungan dari menggunakan material nanopartikel sebagai sistem drug delivery adalah: pertama, Ukuran partikel dan
karakteristik permukaannya dapat dengan mudah dimanipulasi untuk mendapatkan kedua target sistem drug baik yang pasif maupun yang aktif. Kedua, material
nanopartikel ini dapat mengontrol pelepasan drug pada saat penghantaran maupun pada saat penempatannya. Ketiga, pelepasan yang terjadi dan karakteristik degradasi
dapat dengan mudah dimodulasikan melalui pemilihan konstituen matriksnya Mohanraj, et al., 2006.
2.6. Karakterisasi Material
2.6.1. Metode Adsorpsi Brunauer-Emmet-Teller BET
Teori BET adsorpsi multilayer untuk menentukan luas permukaan S dikembangkan oleh Brunauer, Emmet dan Teller. Proses adsorpsi digambarkan sebagai proses lapisan
dengan lapisan Layer-by-layer, permukaan secara energetik dianggap homogen, medan adsorpsi sama dalam setiap tempat permukaan, serta proses adsorpsi dianggap
tidak bergerak setiap molekul yang diadsorpsi pada sisi dasar permukaan. Lapisan pertama molekul yang diadsorpsi memiliki energi interaksi dengan medan adsorps
E
a
dan interaksi vertikal antara molekul setelah lapisan pertama E
L
sama terhadap panas liqufaksi adsorbat dan molekul yang diadsorpsi tidak berinteraksi secara
menyamping Roque-Malherbe, 2007. Metode BET tidak tepat untuk perhitungan mikropori, karena ketika metode
ini diterapkan pada adsorben mikro maka akan terjadi penyerapan pada tekanan yang relatif rendah sehingga memungkinkan volume monolayer yang dihitung lebih dari
satu lapisan terserap. Jika nilai ini diubah menjadi luas permukaan BET maka nilai yang dihasilkan akan lebih besar dari nilai yang sebenarnya. Meskipun metode BET
tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya, namum metode ini yang lebih umum digunakan untuk analisa isotherm adsorbsi. Ini disebabkan metode BET relatif
sederhana dan dianggap memberikan kapasitas adsorpsi yang baik dari adsorben yang digunakan Kanellopoulos, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menentukan luas permukaan, didasarkan dari data isoterm physorption, menggunakan persamaan BET berikut ini:
� �
�
�
�
− � =
1 �
� �
� +
� − 1 �
� �
� .
� �
�
Dimana n
a
adalah jumlah adsorbat pada tekanan relatif PP
o
, dan �
� �
adalah kapasitas monolayer dan C adalah konstanta tergantung bentuk isoterm. Karena kapasitas
monolayer �
� �
dapat ditentukan maka luas permukaan S dapat dihitung dengan persamaan:
S= �
� �
. �. �
�
Dimana L bilangan avogadro dan �
�
adalah luas rata-rata yang dilewati molekul adsorbat pada monolayer, untuk N
2
= 0,162 nm
2
pada 77K.
2.6.2. Metode Barret-Joyner-Halenda BJH
Metode BJH digunakan untuk menentukan distribusi ukuran pori particle size distribution PSD. Tekanan relatif awal proses desorpsi dalam metode Barret-Joyner-
Halenda BJH berlangsung pada range 0,9 PPo 0,95 dan semua pori telah diisi fluida adsorbat. Pada tahap pertama j=1 dalam proses desorpsi hanya melibatkan
pemindahan kondensasi kapiler. Tahap berikutnya melibatkan pemindahan kondensat dari inti pori dan penipisan multilayer dalam pori yang lebih besar misalnya pori telah
siap dikosongkan dari kondesat. Distribusi ukuran pori Barret-Joyner-Halenda BJH-PSD dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut ini.
�
��
= �
�
��
�
��
+ ∆�
�
2 �
2
� ∆�� − ∆�
�
� ��
� �−1
� =1
�
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : Vpn : volume pori pada berbagai tekanan relatif
rp : jari-jari pori rk
: jari-jari inti ∆� : perubahan volume pada berbagai tekanan relatif
∆� : ketebalan lapisan yang diserap Ac : area terbuka pori yang kosong Roque-Malherbe, 2007.
2.6.3 Spektroskopi Difraksi Sinar-X XRD