10
dapat diartikan bahwa bibliometrika yang dikemukakan oleh White dan Mc.Cain hanya mencakup kajian kuantitatif yang digambarkan dalam bibliografi saja.
Namun, Matrapata mencakup lebih luas tentang pengertian bibliometrika, tidak hanya melihat kajian kuantitatif, tetapi juga mencakup perilaku produktivitas,
staff perpustakaan dan penggunaan informasi. Dengan begitu, pustakawan akan dapat mengukur, menyajikan dan menganalisis berbagai aspek dari informasi
ilmiah secara kuantitatif. Pao dalam Panggabean 2010,5 mendefenisikan bibliometrika adalah:
“bibliometrics studies seek to quantify, describe, and predict the processes of written communication”. Artinya studi bibliometrika berusaha untuk mengukur,
menjelaskan, dan memberikan prediksi dari proses komunikasi tertulis. Studi bibliometrika membantu dalam mengevaluasi layanan perpustakaan,
pengembangan koleksi, penyempurnaan alokasi sumber daya, pengambilan kebijakan dan bahkan penyiangan. Data yang dihasilkan oleh metode bibliometrik
memberikan dasar ilmiah untuk administrator perpustakaan untuk pengambilan keputusan.
2.1.2 Tujuan, Fungsi dan Ruang lingkup Bibliometrika
Tujuan bibliometrika ialah menjelaskan proses komunikasi tertulis dan sifat serta arah pengembangan sarana deskriptif penghitungan dan analisis
berbagai faset komunikasi Sulistyo-Basuki, 2002,3. Pendapat Sulistyo-basuki memberikan penjelasan tentang proses komunikasi tertulis dari segi sifat dan
perkembangannya dalam suatu disiplin ilmu.
Universitas Sumatera Utara
11
Sedangkan pendapat lain diungkapkan oleh Van Raan dalam Archambault,et al 2004 mengemukakan: “bibliometric methods are very useful
for measuring the dissemination of knowledge in the natural sciences, but they are less effective in some applied fields, such as engineering”. Artinya bibliometrika
sangat berguna dalam pengukuran penyebaran pengetahuan pada ilmu alam, tetapi sedikit aktif pada beberapa bidang seperi mesin.
Archambault 2004,2 berpendapat: “bibliometrics is made up of methods for conducting quantitative ananlysis of science”. Pendapat berbeda diungkapkan
oleh Purnomowati 2004,16 mengungkapkan bahwa, “ bibliometrika dapat digunakan sebagai metode kajian yang bersifat deskriptif, misalnya yang
berkaitan dengan kepengarangan, dan bersifat evaluatif, misalnya untuk mengkaji penggunaan literatur melalui analisis sitiran”.
Kedua pendapat di atas memiliki pendapat yang berdeda, dimana pendapat yang pertama mengacu pada metode yang bertujuan mengadakan proses
kuantitatif terhadap suatu ilmu pengetahuan. Sedangkan pendapat yang kedua mengacu untuk mengkaji dokumen secara deskriptif yang kaitannya terhadap
kepengarangan dan mengkaji secara evaluatif sitiran atau kutipan dari dokumen tersebut.
Fungsi atau manfaat aplikasi dari bibliometrika bagi perpustakaan menurut Sulistyo-Basuki 2002,8, adalah sebagai berikut:
a “identifikasi literature inti b mengidentifikasi arah gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan
pada berbagai disiplin ilmu yang berlainan c menduga keluasan comprehensiveness literature sekunder
d mengenali pemakai berbagai subjek
Universitas Sumatera Utara
12
e mengenali kepengarangan dan arah gejalanya pada dokumen berbagai subjek
f mengukur manfaat jasa SDI ad hoc dan retrospectif g meramalkan arah gejala perkembangan masa lalu, sekarang dan
mendatang h mengidentifikasi majalah inti dalam berbagai ilmu
i merumuskan garis haluan pengadaan berbasis kebutuhan yang tepat dalam batas anggaran belanja
j mengembangkan model eksperimental yang berkorelasi atau melewati model yang ada
k menyusun garis haluan penyiangan dan penempatan dokumen di rak secara tepat
l memprakarsai sistem jaringan aras ganda yang efektif m mengatu arus masuk informasi dan komunikasi
n mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah melalui penggugugusan dan
pasangan literatur ilmiah o meramalkan produktivitas penerbit, pengarang, organisasi, negara atau
seluruh disiplin p mendisain pengolahan bahasa automatis untuk auto-indexing, auto-
abstracting, dan
autoclassification q mengembangkan norma pembakuan”.
Namun sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh Hicks, Tomizawa Sato and Kobayashi 2004 dalam Mirza Muhammad Naseer sedikit berbeda dengan
pendapat yang diatas menyatakan bahwa,“ They reviewed various studies and concluded that bibliometrics is playing important role in research evaluation
though traditionally peer review played more prominent role”. Artinya, bibliometrika memainkan peranan penting dalam evaluasi penelitian meskipun
secara tradisonal peer review memainkan peran yang lebih menonjol. Kedua pendapat di atas memiliki pengertian fungsi tentang bibliometrika
yang berbeda. Pendapat petama mencakup keseluruhan dari mulai identifikasi literatur sampai dengan kepada peraturan yang ada didalamnya. Sedangkan hasil
penelitian di atas menekankan bahwa bibliometrika hanya memiliki peranan penting dalam pengevaluasian hasil penelitian.
Universitas Sumatera Utara
13
Bibliometrika memiliki konsep kajian yang menjadi ruang lingkupnya. Council of Canadian Academies dalam Bornman Lutz 2014 menyatakan bahwa,
“Bibliometrics on a professional level does not only evaluate the observed citations from publications, but also calculates normalized indicators which take
into account that citations have different expected values depending on subject area and publication year. Artinya bibliometrika pada tingkat profesional tidak
hanya mengevaluasi kutipan yang diamati dari publikasi, tetapi juga menghitung indikator normal yang memperhitungkan bahwa kutipan memiliki nilai yang
berbeda tergantung pada wilayah subjek dan tahun publikasi. Pendapat yang sama oleh Bornman Lutz 2014,2 juga mengatakan
bahwa, “Evaluative bibliometrics compare the citation impact of researchers, research groups and institutions with each other across timescales and
disciplines. Both factors, discipline and period – have an influence on the citation count which is independent of the quality of the publication. Artinya, evaluasi
bibliometrika membandingkan dampak kutipan dari peneliti, kelompok peneliti, dan lembaga yang satu dengan yang lain dalam skala waktu dan kedisiplinan.
Kedua faktor, dispilin dan waktuperiode, memliki pengaruh pada hitungan kutipan dari kualitas publikasi.
Pada dasarnya, kedua pendapat di atas memiliki konsep pengertian yang sama terhadap bibliometrika yaitu sama- sama menekankan bahwa studi
bibliometrika tidak hanya memperhatikan kutipan dari peneliti, tetapi juga memperhatikan waktu atau periode dan juga kualitas publikasi informasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
14
2.2 Keusangan Literatur 2.2.1 Pengertian Keusangan Literatur