17
Pemilihan dan penggunaan literatur terhadap kebutuhan seorang peneliti atau lainnya didasarkan terhadap informasi yang bernilai mutakhir atau aktual
up-date. Hal ini mempengaruhi hasil penelitian yang dilakukan peneliti terhadap karya peneliti sebelumnya. Kebutuhan terhadap informasi cenderung untuk
mencari, memilih, memperoleh dan memanfaatkan intormasi tersebut untuk menjawab permasalahan tertentu. Oleh karena itu, informasi yang digunakan
adalah informasi yang memiliki nilai yang mutakhir, relevan dan berkualitas. Mustafa 2008,4 menyatakan parameter informasi adalah sebagai berikut:
1. Kuantitas: Diukur dengan jumlah dokumen, halaman, kata, karakter,
byte dsb. 2.
Isi: arti atau makna suatu informasi. 3.
Struktur: format atau bangun suatu informasi dan kaitan logisnya diantara unsur- unsur yang membentuknya.
4. Bahasa: simbol, abjad, kode atau tata bahasa informasi itu
disampaikan. 5.
Kualitas: Kelengkapan, ketepatan, relevansi informasi yang disampaikan
6. Usia: Selang waktu kapan suatu informasi masih bernilai atau
dimanfaatkan. Keusangan literatur merupakan salah satu dampak dari perkembangan
ilmu pengetahuan. Hal itu terjadi karena ilmuwan lebih dominan menggunakan informasi yang mutakhir, menarik dan aktual, sedangkan informasi yang sudah
tua cenderung digunakan saat informasi tersebut relevan saja.
2.2.2 Manfaat Kajian Keusangan Literatur
Menurut Mustafa 2008, “kajian literatur setidaknya bermanfaat untuk efisiensi dalam bidang pengelolaan perpustakaan”. Hal ini karena hasil kajian
keusangan lieratur dapat digunakan untuk Penyiangan koleksi yang tidak diperlukan lagi, Pemanfaatan ruangrak yang terbatas, pemisahan koleksi yang
Universitas Sumatera Utara
18
digunakan dengan frekuensi tinggi dan rendah dan efektifitas pelayanan. Selain itu, kajian tentang keusangan turut menjadi objek kajian yang menarik dalam
pengembangan ilmu infometrikabibliometrika.” Dari pendapat yang dikemukakan, maka dapat diketahui beberapa manfaat
kajian keusangan literatur,yaitu: 1.
Kajian keusangan literatur dapat megetahui perkembangan pertumbuhan suatu bidang ilmu pengertahuan.
2. Kajian keusangan literatur dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur
tingkat keterpakain sebuah dokumen 3.
Kajian keusangan literatur dapat membantu perpustakaan untuk menyediakan informasi yang mutakhir dan aktual up-date
4. Kajian keusangan literatur dapat membantu pengguna untuk mendapatkan
informasi yang terbaru. 5.
Kajian keusangan literatur membantu perpustakaan untuk memanajemen ruangan dan memudahkan petugas mengatur bahan koleksi.
2.2.3 Konsep Mengkaji Keusangan Literatur
Dalam kajian bibliometrika, data sitiran dari suatu literatur dapat digunakan untuk mengukur keusangan literatur tersebut. Sebuah dokumen akan
lebih usang jika dokumen tersebut semakin sedikit yang mengutipnya karena usia. Menurut Diodato Virgil 1993 mengatakan bahwa,
In measuring either one, the researcher records at least two place of
information 1 the publication dates of source documents in the field being analyzed; and 2 the publication dates of documents that
are cited by the source documents for synchronous obsolescence or
the publication date of documents that cite the source documents for
diachronous obsolescence.
Universitas Sumatera Utara
19
Artinya bahwa untuk mengukur salah satu, peneliti memiliki dua tempat informasi 1 tanggal penerbitan dokumen referensi yang dianalisis dilapangan;
2 tanggal publikasi dokumen yang dikutip oleh dokumen referensi synchronous atau tanggal publikasi dokumen yang mengutip dokumen referensi
diachronous . Pendapat lain dari Purnomowati 2008,10 menegaskan bahwa,
Kedua cara tersebut memang mirip tetapi dengan cara penanganan yang berbeda. Jika sychronous menentukan literatur yang menyitir kemudian
mengkaji distribusi usia referensi yang ada di dalamnya, maka dychronous
menentukan literatur yang disitir kemudian mengkaji penggunaan literatur
tersebut pada terbitan selanjutnya. Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa: keusangan
sychronous diukur dengan cara mengurangi tahun terbit literatur dari sumber yang mendukung referensi literatur tersebut. Sedangkan keusangan dychronous
diukur dengan cara memeriksa tahun terbit dari sitiran yang diterima literatur tersebut. Untuk mengkaji konsep keusangan literatur, maka penulis menggunakan
keusangan synchronous.
2.3 Paro Hidup Literatur half-life 2.3.1 Pengertian Paro Hidup Literatur Half-life