2.6.5. Karet Spesifikasi Teknis Crumb Rubber
Pengolahan karet spesifikasi teknis dimaksudkan untuk mengubah cara –
cara pengolahan yang konvensional. Karet spesifikasi teknis crumb rubber adalah karet yang penetapan jenis
–jenis mutunya berdasarkan pada sifat –sifat teknis.seperti kadar abu ,kadar kotoran, PRI, MV,dll.kecuali warna atau penilain
visual tidak berlaku pada jenis karet ini. Tahap utama pengolahan karet spesifikasi teknis atau technically
spesified rubber TSR adalah peremahan, pengeringan, pengempaan,
pembungkusan dan pengemasan.
2.7. Viskometer Mooney
John, S.D, 2003 Pengujian Viskositas Mooney pertama kali oleh Dr Melvin Mooney berkebangsaan Amerika Serikat pada tahun1930
–an, digunakan untuk mengukur nilai viskositas pada karet, dan biasanya juga digunakan
mengukur derajat ikat silang pada karet. Pengujian viskositas Mooney pada ikatan karet digunakan satuan Mooney M.
Dalam Viskometer Mooney terdapat rator yang digunakan untuk mengukur karet, dengan kecepatan rator yaitu 2 rotasi per menit rpm.
Ada tiga fungsi alat Viskometer Mooney, yaitu : a
Mengukur nilai viskositas Mooney. b
Mengukur nilai tegangan dan regangan Mooney.
Universitas Sumatera Utara
c Mengukur karakterisasi pra- vulkanisasi.
Viskositas Mooney dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik atau kualitas pada karet alam atau karet sintetis. Hal
–hal yang diperhatikan dalam pengujian viskositas Mooney :
1 Massa
Massa dari suatu bahan polimer perlu diperhatikan sebab massa bahan polimer berbeda
–beda, yang dapat menyebabkan hasil yang tidak baik pada kondisi tertentu.
2 Temperatur
Temperatur standart yang digunakan pada karet alam adalah 100 C.
3 Waktu sebelum pemanasandan waktu percobaan
Waktu sebelum pemanasan pre heating adalah 1 menit sebelum rator dijalankan.Waktu percobaan setelah rator berputar selama 4 menit, ditulis
sebagai persamaan ML 1 + 4. 4
Ukuran rator L Rator tersedia dalam ukuran yaitu L dan S large = 38,1 mm dan Small=
30,8 mm, pada pengujian karet mentah biasanya digunakan rator L.
2.8. Faktor –faktor yang Mempengaruhi Viskositas Mooney
1 PH dan Cara Pembekuan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 Pengaruh beberapa cara pembekuan terhadap nilai viskositas
Mooney
Cara Pembekuan Nilai Viskositas Mooney
pada suhu 100
C
Asam 74
Panas 75
Mikrobiologi 82
Alami 92
Dari tabel diatas pembekuan dengan asam semut menghasilkan nilai viskositas yang rendah.Pembekuan secara alami menyebabkan nilai
viskositas tinggi dan tidak seragam.Oleh karena itu pembekuan dianjurkan menggunakan asam semut dengan PH pembekuan 4,5 -5,5.
2 Pengaruh Kotoran
Pencemaran lateks dengan air akan menurunkan sedikit nilai viskositas. 3
Waktu pengolahan bekuan dan remah Bekuan atau remah yang tidak diperoses segera akan meningkatkan nilai
viskositas Mooney. 4
Suhu Pengeringan Pada waktu karet alam dipanaskan ,akan terjadi dua reaksi ikat silang
gugus aldehid yang reaktif dan gugus oksidasi yang memutuskan rantai molekul karet. Suhu pengeringan yang tinggi dapat menaikkan atau
menurunkan viskositas karet tergantung hubungan diantara kedua reaksi tersebut.Suhu pengeringan yaitu 100 -110
C. Reaksi yang mungkin adalah sebagai berikut
Universitas Sumatera Utara
O O -- C
+ H
2
N —NH
2
+ --C CH = N
–N= CH + H
2
O H H
Gugus aldehida Amina Gugus aldehida Ikat silang
Gambar 2.2 storage hardening pengerasan karet pada penyimpanan
Kemungkinan lain adalah reaksi antara gugus aldehida dan α –metil dari rantai utama poliisoprena :
O CH
2
CH
2
C C
+ CH
3
C --CH =CH --C
+ H
2
O H CH CH
Gugus Aldehida CH
2
CH
2
α –metil Ikatan Silang
Gambar 2.3 storage hardening pengerasan karet pada penyimpanan
kemungkinan lain.
5 Suhu Bendela
Suhu tinggi pada waktu membuat bendela dari karet remah akan meningkatkan viskositas Mooney. Hal ini disebabkan kecepatan reaksi
ikat silang gugus aldehid lebih besar dibandingkan dengan pemutusan ikatan rantai reaksi oksidasi, karena jumlah oksigen didalam bendela lebih
Universitas Sumatera Utara
sedikit dalam keadaan panas. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mendinginkan bendela untuk menghindari uap air kondensasi didalam
plastik pembungkus bendela.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang
Karet merupakan komoditi yang mempunyai peranan penting dalam menghasilkan devisa negara. Indonesia merupakan negara penghasil karet ke dua
terbesar didunia setelah Thailand. Luas area perkebunan karet di Indonesia mencapai 3,414 juta ha yang memproduksi karet sebesar 1,63 juta ton
Jetro dan Kapkindo,2007. Karet dibedakan menjadi dua bagian yaitu karet alam natural rubber
yang biasa didapat dari pohon karet H.brasiliensis dan karet sintetik yang diperoleh dari minyak bumi. Jika dilihat dari sifat karekteristiknya, kedua jenis
karet ini memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing, dimana karet alam memiliki daya elastisitas yang tinggi yang tidak tahan terhadap panas dan Zat
kimia. Sedangkan, karet sintetis memiliki daya elastisitas yang rendah yang tahan tehadap panas dan zat kimia. Viskositas Mooney karet alam sangat beragam
dibandingkan karet sintetis sehingga menyulitkan produsen dalam membuat barang jadi karet khususnya ban.
Seiring dengan pertumbuhan populasi manusia, maka kebutuhan atau penggunaan barang
–barang jadi karet terutama ban kendaraan dari waktu ke waktu mengalami peningkatan, sehingga memberikan dampak langsung bagi
peningkatan konsumsi karet alam maupun karet sintetis sebagai bahan baku utama industri ban.
Universitas Sumatera Utara