1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah sebuah program yang melibatkan beberapa komponen yang saling berhubungan untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan.
Sebagai sebuah program usaha sadar serta sengaja yang diarahkan menuju pencapaian tujuan yang efektif dan efisien. Ditinjau dari segi pelaksanaanya
mempunyai tuntutan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, sebagaimana menurut
Jhon Dewey
yang menyatakan bahwa pendidikan proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah
alam dan sesama manusia.
1
Sekolah sebagai aktifias dasar dalam pengembangan kapasitas pendidikan mempunyai bentuk kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, atau dapat juga
disebut formal dan non formal. Pendidikan formal pendidikan yang teratur, sitematis, mempunyai jenjang, serta dibagi dalam jangka waktu tertentu.
Pendidikan non formal semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, tertib, terarah dan berencana di luar kegiatan persekolahan.
2
Kedua kegiatan tersebut telah diatur dalam kurikulum persekolahan dan disesuaikan
dengan perencananaan visi dan misi. Kegiatan intrakurikuler bertujuan untuk mengembangkan intelektual dalam bidang ilmu pengetahuan, agar mampu
bersaing di era modern dan memiliki keterampilan yang dapat diaplikasikan.
1
Zahara Idris,
Dasar Dasar Kependidikan
, Padang : Angkasa Raya 1981, hlm. 9.
2
Ibid.,
hlm. 58-59.
Kegiatan ekstrakurikuler dalam sekolah kegiatan yang pelaksanaannya di luar jam tatap muka. Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk memanapkan
pembentukan kepribadian serta membantu penyaluran bakat dan minat, diantaranya kegiatan pramuka, PMR, olahraga, kesenian, koperasi, agama,
menjahit, multimedia dan lain sebagainya. Kegiatan ekstrakurikuler dalam rangkaian pendidikan resmi mempunyai peran dalam memperkaya dan
memperluas wawasan dan pengetahuan yang tidak hanya terpaku pada pendidikan formal. Kegiatan ekstrakurikuler juga menjadi penunjang dalam mencapai nilai
yang telah diprogramkan. Kegiatan ekstrakurikuler ikut andil dalam proses menciptakan tingkat intelektual dan wawasan. Materi yang disampaiakan materi
non akademis dengan tujuan untuk meningkatkan kognisi afektif dan psikomotorik yang dapat menjadi penunjang perbedaan karakter dari masing
masing siswa. Kegiatan kokurikuler dan ekstrakulikuler perpaduan dan pengembangan dari
kegiatan intakulikuler, atau sebagai tambahan dan pelengkap bagi pelajaran wajib. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran sekolah biasa,
yang dilakukan pada atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuanan wawasan siswa. Mengenai hubungan antar mata pelajaran,
penyaluran bakat dan minat serta menjadikan pelengkap, ekstrakurikuler juga merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran yang
dilakukan di lingkungan sekolah ataupun di luar lingkungan sekolah untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan yang telah dimilliki dan diperoleh pada
saat jam tatap muka.
3
Kegiatan ekstrakurikuler tentu bermacam macam jenis yang diberikan, karenya banyak perbedaan karakter, bakat atau minat yang akan
ditunjukkan dan diikuti oleh para siswa serta masih mempunyai kaitan yang erat dengan kegiatan intrakurikuler. banyaknya kegiatan yang berbeda diharapkan
siswa mampu melakukan pemilihan kegiatan sesuai dengan kemampuan dasar dan bakat yang dimiliki dan ingin dikembangkan. Ada beberapa jenis kegiatan
ekstrakurikuler yang di programkan oleh dinas pendidikan dan kebudayaan, yang diantaranya adalah pendidikan kepramukaan, palang merah remaja, paskibraka,
pecinta alam, keamanan sekolah, karya ilmiah remaja dan lain sebagainya.
4
Palang Merah Remaja atau disingkat dengan PMR adalah salah satu jenis kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi wadah pengembangan karakter, bakat dan
minat siswa dibidang sosial. PMR kegiatan ekstrakurikuler yang berada dalam naungan Palang Merah Indonesia atau PMI, kegiatan ekstrakurikuler PMR dengan
mengacu kepada visi dan misi “ PMR sebagai generasi muda kader PMI mampu dan siap menjalankan kegiatan sosial kemanusiaan sesuai dengan Prinsip Prinsip
Dasar Palang Merah Dan Bulan Sabit Merah Internasional”.
5
Tujuh prinsip tersebut adalah 1 Kemanusiaan, 2 Kesamaan, 3 Kenetralan, 4 Kemandirian, 5
Kesukarelaan, 6 Kesatuan dan 7 Kesemestaan. PMR salah satu kekuatan PMI dalam mensosialisaskan aksi kemanusiaan,
bidang pelayanan dalam kesehatan, kebencanaan dan aksi sosial yang lainnya dan
3
Moh. Uzer dan Lilis,
Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,
PT. Remaja Rosdakarya: Bandung, 1993. hlm. 22
4
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan ,
Pedoman Pelaksanaan Organisasi Sekolah
. Depdikbud : Semarang 1995 hlm. 3
5
Palang Merah Indonesia,
Pedoman Manajeman Relawan TSR-KSR.
Vol. 1. Jakarta. Oktober 2008. hlm. 99
mempromosikan prinsip dasar gerakan PMI dan bulan sabit merah internasional. Kegiatan yang dilaksanakan PMR akan bermuara pada aksi yang bersifat sosial
seperti pada pendidikan karakter dengan harapan mampu untuk mengembangkan karakter peduli sosial yang pada akhirnya akan dapat menumbuhkan jiwa yang
memiliki karakter sosial yang baik dan dapat menjadi pelayan dalam bidang sosial di masyarakat.
Kegiatan pelayanan tidak hanya ditur dalam peraturan keduniaan, melainkan telah diatur pada waktu manusia belum mengalami perkembangan zaman. Dari
banyak segi, kehidupan bermasyarakat banyak diatur dalam al-Qur ’an yang
disampaikan oleh RosulNya dengan memberikan pengarahan dalam melakukan aktifitas dikehidupan dunia sampai dengan kehidupan akherat. Salah satu surat
dalam al-Qur ’an yang membahas tentang aktifitas sosial dengan gambaran dan
diartikan kepada bidang pelayanan ada pada QS. al-M a’un ayat 1-7. Surat al-
M a’un dapat pula diartikan sebagai banyak harta, berguna, bermanfaat, kebaikan
dan ketaatan. Teologi adalah ilmu yang yang membahas berkenaan atas ilmu Ketuhanan,
yang menyoroti berkaitan dengan kewajiban manuia atas Tuhannya. Teologi ilmu merupakan hasil dari refleksi pikiran manusian terhadap suatu realitas satu
kerangka pandangan tertentu. Teologi Islam pemikiran yang mempelajari seluk beluk ketuhanan, fakta ketuhanan dan hubungan antara manusia dengan tuhannya
yang didasarkan pada prinsip prinsip ajaran Islam. Tujuan dari teologi Islam adalah memantapkan kepercayaan agama melalui jalan pikiran dan akal serta
memantapkan hati untuk percaya kepada-Nya serta membela kepercayaan tersebut dengan menghilangkan keraguan yang melekat.
6
Tidak lain dengan kegiatan PMR yang mencoba untuk menerapkan kewajiban pada Tuhannya terutama dengan jalan sosial dengan mengambil dasar
pada teologi Al ma’un. Aktivitas sosial tersebut dapat diartikan pula teologi al-
M a’un yang dicetuskan Prof. Kuntowijoyo.
Pada awalnya Kuntowijoyo menjelaskan Amar Ma’ruf menyuruh kepada
yang baik bukan hanya dilakukan dalam konteks
individualistik
. Konteks amar ma’ruf harus dilakukan dengan kebaikan pada sesama dan ditransformasikan
dalam konteks sosial budaya. Selain itu Kuntowijoyo juga menberikan tafsiran sebagai emansipasi
manusia kepada fitrahnya, manusia pada posisinya merupakan makhluk yang mulia. Inilah yang disebut Kuntowijoyo sebagai sebagai
humanisasi teosentris
.
humanisasi teosentris
merupakan kembalinya manusia pada fitrahnya sebagai makhluk Allah yang diberi tanggung jawab untuk mengelola bumi.
Humanisa si
berarti menebar kebaikan dengan titik pijak keadilan.
Nahi Munkar
mencegah kemunkaran yang dijelaskan oleh Kuntowijoyo juga tidak bisa hanya dimaknai dalam kerangka individual. Apabila dilihat secara
sosial,
nahi munkar
merupakan pembebasan manusia atas penindasan yang dilakukan manusia lainnya. Pembebasan yang dilakukan adalah pembebasan dari
segala bentuk kegelapan
zhulumat
, kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan. Selain itu pembebasan manusia atas kezaliman yang dilakukan oleh manusia
6
A. Hanafi,
Pengantar Theologi Islam,
Jakarta: Pustaka Al Husna, 1992. hlm. 16
lainnya. Artinya, konsep
nahi munkar
memiliki implikasi gerakan dan struktural. Spirit pembebasan ini banyak ditemui dari puisi-puisi Kuntowijoyo, sebagaimana
berikut: “Karena kakiku masih di bumi | Hingga kejahatan terakhir dimusnahkan |
Hingga para du’afa dan Mustada’afin diangkat Tuhan dari penderitaan”
7
Dasar yang telah diungkapkan oleh Kuntowijoyo dikembangkan dan menjadi salah satu dasar yang dimiliki dan menjadi dasar berkembangnya
lembaga Muhammadiyah didasarkan pada QS. al-M a’un ayat 1- 7 yang biasa
diartikan kedalam 3 pilar, yaitu
healing
pelayanan kesehatan,
schooling
pelayanan pendidikan dan
feeding
pelayanan sosial. Dilihat dari teologi tersebut salah satu lembaga
yang menerapkannya adalah organisasi
Muhammadiyah. Teologi tersebut yang membawa Organisasi Muhammadiyah dapat bertahan dalam kurun waktu yang cukup lama serta dapat membentuk
ribuan sekolah, rumah sakit, panti asuhan, dan layanan kesejahteraan sosial yang lain.
8
Pemikiran KH. Ahmad Dahlan dalam pemahaman al-M a’un menjadi sebuah
landasan bagi terciptanya generasi generasi intelektual yang dilahirkan Muhammadiyah dan menjadi landasan untuk membangun sistem pengetahuan
yang berangkat dari ketauhidan dalam melihat realitas sosial dengan ditinjau melalui kerangka filosofis teologi al-M
a’un.
9
KH. Ahmad Dahlan mengajarkan
7
https:aank1985.wordpress.com20110517gagasan-profetik-kuntowijoyo diunduh pada 4 April 2016. 14.15
8
http:muhammadiyahstudies.blogspot.co.id201304makna-teologi-al-maun-di-dua- generasi.html
diunduh pada 4 April 2016. 14.15
9
http:jejaringintelektual.blogspot.co.id200905materi-teologi-al-maun-kh-ahmad- dahlan.html
23 April 2016. 07.12
tentang pentingnya aktifitas sosial, bahwasannya amalan ibadah tidak akan ada artinya dan bermakna apabila tidak disertai aktifitas amal sosial. Surat al-M
a’un menyebutkan bahwa menelantarkan anak yatim pendusta agama, teologi al-
M a’un salah satu solusi yang telah dicetuskan pada abad ke-20 dan masih manjur
pada era sekarang dalam mengatasi salah satu masalah kemiskinan karakter dari dampak kapitalisme.
Melihat dari teologi tersebut kegiatan PMR sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang bergerak dibidang kemanusiaan harus bisa mencakup tiga faktor, faktor
tesebut dalam batasan yang bisa dicapai oleh siswa dalam arti tidak membuat akan tetapi mengimplementasikannya kebeberapa ranah tersebut sebagai wujud
pengabdian dan eksistensi anggota PMR dengan memegang daras Tri Bakti PMR,
yaitu : 1.
Meningkatkan ketrampilan hidup sehat 2.
Berbakti dan berkarya di masyarakat. 3.
Mempererat persahabatan nasional dan Internasional. Tiga poin di atas dasar dari PMR seluruh Indonesia untuk mengembangkan
agenda kegiatannya dengan berlomba lomba untuk menampilkan eksistensinya di masyarakat serta membantu anggota PMR untuk menunjukkan aspirasi positif di
masyarakat. SMP Negeri 1 Surakarta salah satu lembaga pendidikan yang notabenya
memberikan pendidikan dan kegiatan ekstrakurikuler yang bermacam macam. Dalam kurikulum yang telah ditetapkan, SMP Negeri 1 Surakarta tidak terlepas
dari pendidikan formal pendidik mempunyai harapan besar dari aktifitas
ekstrakurikuler dalam mencapai sebuah prestai yang diharapkan dan potensi yang diinginkan masing masing peserta didik dapat tercapai yang akhirnya bermuara
pada terbentuknya kepribadian yang memiliki karakter serta mampu mengembangkan diri dan mengamalkan ilmu yang telah dipelajari dengan
keterampilan masing masing individu. Ekstrakurikuler tidak luput dari fasilitas yang disediakan oleh pihak sekolah dalam pelaksanaanya. Daya dukung yang
diberikan oleh pihak sekolah akan menjadikan penungjang akan keberhasilan ekstrakurikuler yang dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah