D. Pengaturan Tentang Pengupahan
Upah menurut ketentuan Pasal 1 butir 30 Undang – undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan , adalah salah satu hak pekerjaburuh yang di
terima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerjaburuh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut
suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang – undangan, termasuk tunjangan bagi pekerjaburuh dan keluarga atas suatu pekerjaan danatau
jasa yang telah atau akan dilakukan. Adapun tujuan buruh melakukan pekerjaan adalah untuk mendapatkan penghasilan yang cukup agar ia memenuhi
penghidupan beserta keluarganya yakni penghidupan yang layak bagi kemanusian. Maka selama ia melakukan pekerjaan di bawah perintah perusahaan
dengan batas kemampuan dengan sebaik - baiknya sudah sepantasnya ia mendapatkan upah sebagai imabalan tenaganya . Pemberian upah ini kepada
buruh adalah merupakan kewajiban utama dari pada perusahaan. Pendapatan upah yang di hasilkan para buruh atas pelaksanaan kegiatan –
kegiatan yang telah di tetapkan dalam perjanjian kerja suatu perusahaan , dapat dikatakan sangat berperan dalam hubungan perburuhan dan sebagai dasar
hubungan perburuhan yang baik , maka sudah selayaknya kalau seorang buruh adalah Memperoleh sejumlah pendapatan yang cukup dengan pertimbangan agar
dapat menjamin kebutuhan hidupnya beserta keluarganya dan Merasakan kepuasan berkenaan adanya kesesuaian dengan pendapatan orang lain yang
mengerjakan pekerjaan yang sejenis di perusahaan ataupun di tempat usaha lain di masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Dalam menjalin hubungan kerja yang baik , mengenai masalah upah ini pihak perusahaan hendaknya memikirkan pula keadaan dalam perusahaan , dalam
keadaan perusahaan itu yang sesuai dengan upah untuk pekerjaan sejenis perusahaan – perusahaan lainnya , hendaknya disyukuri dengan jalan memberikan
imbalan – imbalan berupa kegiatan kerja yang efektif dan efisien , turut melakukan penghematan , karena setiap rupiah yang di hasilkan perusahaan
tersebut akan sangat bermanfaat selain untuk menjamin kelancaran pengupahan juga untuk mengembangkan perusahaan . Pada waktu sekarang ini segala bidang
usaha telah benar – benar mengkaitkan perihal pengupahan tersebut dengan produktivitas kerja , dengan kemampuan pekerja itu menghasilkan produk –
produk . Perusahaan PT. Pertamina Persero dan PT. Rajawali Karya Mandiri
67
1. Upah Tetap
dalam perjanjian yang sudah di buat dalam ketentuan yang ada menyebutkan
Pembayaran upah oleh perusahaan kepada pekerja berdasarkan pada upah yang komponennya terdiri dari :
Upah tetap adalah upah yang dibayarkan oleh perusahaan pada pekerjaburuh secara tetap , atau biasa disebut gaji. Tetapnya gaji tidak di
pengaruhi oleh apa pun , baik atas kerja lembur maupun faktor lainnya . 2.
Kompensansi pengganti Biaya Angkutan PBA Perusahaan yang mempekerjakan pekerja atau buruh lebih dari waktu kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat 2 Undang – undang No.13 Tahun
67
Hasil Wawancara dengan bapak H.Syarifuddin Rangkuti sebagai Direktur Utama pada tanggal 3 Maret 2014
Universitas Sumatera Utara
2003 tentang Ketenagakerjaan harus mendapat persetujuan dari pekerjaburuh yang bersangkutan , dan waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak
3 tiga jam dalam 1 satu hari dan 14 empat belas jam dalam 1 satu minggu dan wajib dibayar upah kerja lembur.
Pekerjaan yang dilakukan lebih dari 7 tujuh jam sehari dan 40 empat puluh jam seminggu seperti yang diatur dalam aturan jam kerja perusahaan PT.
Pertamina Persero adalah termasuk kerja lembur , kecuali pekerja malam yang di atur secara tersendiri . Kerja lembur adalah atas dasar sukarela , kecuali ;
a. Dalam hal darurat force majeure dan apabila pekerjaan jika tidak segera
diselesaikan akan membahayakan kesehatan dan keselamatan orang b.
Dalam hal pekerjaan yang apabila tidak diselesaikan akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan dan menganggu kelancaran produksi dari
perusahaan. c.
Dalam hal pekerja shift harus terus bekerja ditetapkan pengaturan jadwal kerja atau karena penggantinya tidak datang.
Perhitungan upah lembur diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku dan telah di tetapkan sebagai berikut :
1 Lembur pada hari biasa
a Untuk 1 jam pertama dibayar 1 ½ x upah sejam
b Untuk 2 jam dan seterusnya kerja lembur selebihnya dibayar 2 x
upah sejam 2
Lembur pada hari libur libur Nasional :
Universitas Sumatera Utara
a Untuk setiap jam kerja dalam batas 7 tujuh jam dibayar 2x upah
sejam b
Untuk jam kedelapan dibayar 3 x upah sejam c
Untuk jam kesembilan dan seterusnya dibayar 4 x upah sejam d
Jika bekerja lembur 2 dua jam sebelum jam 07.00 mendapatkan uang makan Rp. 10.000,- jika bekerja Lembur pada jam istirahat
mingguan atau hari libur resmi dengan ketentuan Masuk jam 11.00 sd 13.00 bekerja diatas 5 jam mendapat uang makan siang sebesar
Rp. 15.000,- dan jika Bekerja lembur antara jam 19.00 sd 21.00 mendapatkan uang makan malam sebesar Rp.15.000,-
Pembayaran upah itu pada prinsipnya harus diberikan dalam bentuk uang atas tenaga yang telah diberikan pekerjaburuh dalam suatu perusahaan . Jadi
perusahaan yang telah diberikan tenaga atau jasa oleh pekerjaburuh harus memberikan upah atau sejumlah uang kepada pekerjaburuh tersebut . Dan apabila
ada kerja lembur perusahaan juga harus memberikan upah sesuai dengan perjanjian yang telah di setujui dan tidak bertentangan dengan undang – undang
yang berlaku .
E.Pengaturan Tentang Sanksi dan Denda
Dalam melaksanakan kontrak atau perjanjian para pihak harus melakukan semua isi yang terdapat di dalam kontrak atau perjanjian tersebut. Jika salah satu pihak
tidak melaksanakan sesuai dengan yang telah di perjanjikan akan di kenakan
Universitas Sumatera Utara
denda atau sanksi yang sudah di tetapkan dalam isi perjanjian.
68
1. Apabila Pihak Kedua terlambat memulai pelaksanaanpekerjaan selama
tujuh hari berturut – turut dari waktu yang telah di tetapkan dalam jangka waktu pelaksanaanpekerjaan dalam perjanjian ini , maka Pihak Kedua
akan dikenakan denda sebesar 0,1 nol koma satu persen dari harga borongan, dan jika pekerja Pihak Kedua terlambat maka tidak mendapat
bayaran dan Pihak Kedua akan di beri surat peringatan. Di setiap
perjanjian yang telah dibuat akan ada denda atau sanksi bagi pihak yang tidak melaksanakan isi dari perjanjian tersebut. Adapun denda atau sanksi yang terdapat
dalam Pasal 12 dinyatakan bahwa :
2. Apabila tujuh hari sejak surat peringatan Pihak Kedua belum
melaksanakan pekerjaan maka dapat dikenakan sanksi pemutusan Surat Perjanjian dengan pemberitahuan tertulis sebelumnya.
3. Apabila setelah pekerjaan dimulai ada tenaga kerja Pihak Kedua tidak
masuk kerja tanpa ada pengganti yang cukup sehingga mengakibatkan terganggunya pelaksanaanpekerjaan , Pihak Kedua dikenakan denda
sebesar 2 kali tarif upah tenaga kerja dikali jumlah hari ketidak hadiran tenaga kerja tersebut.
4. Sejak sanksi atau denda diberlakukan maka ketentuan dalam perjanjian ini
untuk harga borongan atau tagihan perbulan tidak berlaku dan Pihak Kedua akan dibayar sesuai harga borongan dan dibayar perbulan setelah
dikurangi denda yang dikenakan dalam bulan berjalan .
68
Hasil Wawancara dengan bapak H.Syarifuddin Rangkuti sebagai Direktur Utama pada tanggal 3 Maret 2014
Universitas Sumatera Utara
5. Apabila denda kepada Pihak Kedua sudah mencapai denda maksimum
sebesar 5 , maka Pihak Pertama dapat memutuskan Surat perjanjian ini secara sepihak tanpa memberikan Surat Peringatan terlebih dahulu dan
tanpa ganti rugi apapun kepada Pihak Kedua. Maka setiap pihak yang telah membuat perjanjian sesuai dengan keinginan
dan di tandatangani harus melaksanakan semua isi dari perjanjian tersebut tanpa pengecualian dan jika tidak dilaksanakan atau dilakukan akan di
kenakan denda atau sanksi sesuai dengan kesalahan dan perbuatan yang telah di lakukan pihak yang melakukan kesalahan dan perbuatan tersebut.
F.Penyelesaian Sengketa dalam Perjanjian
Setiap orang menghendaki segala sesuatu berjalan dengan baik tanpa ada masalah apa pun yang terjadi dalam kehidupan ini terlebih berupa sengketa . Akan
tetapi hidup ini tidak luput dari masalah . Dalam dunia bisnis tidak hanya masalah yang muncul , melainkan sengketa juga. Beberapa diantara masalah atau sengketa
yang muncul tanpa dihendaki atau tidak dapat dicegah oleh seseorang sebab bermula dari pihak lain . Dengan demikian tidak ada seorang pun dapat
memastikan dirinya akan senantiasa lepas dari sengketa. Sehubung dengan kenyataan itu , setiap orang tampaknya perlu mempersiapkan dirinya untuk
menghadapi masalah atau sengketa sehingga tetap menjaga kepentingannya. Pada saat tertentu seseorang perlu mempunyai kemampuan untuk melihat masalah atau
sengketa sebagai peluang bisnis yang mesti dimanfaatkan , bukan sekedar
Universitas Sumatera Utara
masalah yang harus di hindari. Sebagai peluang bisnis yang dapat di manfaatkan sudah selayaknya para pelaku bisnis mengenal seluk beluk penyelesaian sengketa
bisnis. Sengketa terjadi apabila ada salah satu pihak menghendaki pihak lain
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu tetapi pihak lain menolaknya. Maka cara penyelesaian sengketa yang terdapat dalam perjanjian antara PT. Pertamina
Persero dengan PT. Rajawali Karya Mandiri dapat di lakukan dengan cara yang telah di atur dalam Pasal 19 dinyatakan bahwa:
1. Apabila ada perselisihan atau perbedaan pendapat yang timbul dari atau sehubungan dengan perjanjian ini , atau karena sesuatu pelanggaran . para
pihak akan menyelesaikan perselisihan tersebut dengan cara musyawarah. 2. Jika dalam waktu 30 hari kalender para pihak gagal menyelesaikan
perselisihan secara musyawarah dalam waktu yang layak , perselisihan atau perbedaan pendapat tersebut akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri
Medan. Apabila dalam perjanjian ini terjadi sengketa atau perselisihan maka langkah awal
yang di tempuh adalah dengan jalan musyawarah atau kekeluargaan, apabila menemui kata sepakat maka para pihak akan melakukan addendumperubahan
terhadap isi dari perjanjian sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak . Apabila tidak menemui kesepakatan maka akan di tempuh penyelesaian melalui
pengadilan. Penyelesaian sengketa yang dilakukan secara litigasi atau melalui pengadilan.
Dalam keadaan demikian para pihak yang bersengketa sangat berlawanan satu
Universitas Sumatera Utara
sama lainnya .Penyelesaian sengketa melalui pengadilan dianggap tidak efisien karena memerlukan waktu yang lama dan biaya yang mahalRendahnya kesadaran
hukum juga mempengaruhi, dimana para pihak yang perkara bukan untuk mencari keadilan melainkan untuk memenangkan perkara. Faktor lain yang
mengakibatkan adalah rumitnya proses pemeriksaan perkara di pengadilan, sehingga lambatnya pengambilan keputusan . Dengan kata lain penyelesaian
sengketa melalui litigasi atau pengadilan merupakan hanya sebagai jalan terakhir setelah altenatif lain tidak berhasil.
Banyak masalah yang akan terjadi dalam suatu perjanjian bila tidak tersusun dengan baik , rapi dan jelas . Permasalahan tersebut akan semakin mengikuti
pihak yang lemah kedudukan dalam perjanjian tersebut bila terjadi perselisihan atau sengketa dan terpaksa memasuki jalur litigasi atau pengadilan. Oleh karena
itu , harus diperhatikan dengan seksama efek atau akibat perjanjian sebelum menandatanganinya . Sehingga para pihak mengetahui kedudukan yang seimbang
atau tidak .Dan harus sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam perjanjian pelaksanaan pengadaan tenaga office boy antara PT.
Pertamina persero dengan PT. Rajawali karya mandiri , jenis perjanjian pengadaan barang dan jasa ini pembiayaannya tidak menggunakan dana
langsung dari APBNAPBD melainkan dana dari anggaran BUMN sendiri. Dan bentuk perjanjian ini adalah tertulis sesuai dengan perjanjian pada
umumnya. 2.
Berdasarkan kerangka dan isi perjanjian serta melihat dokumen – dokumen atas perjanjian pelaksanaan pengadaan tenaga office boy antara
PT. Pertamina persero dengan PT. Rajawali karya mandiri sudah sesuai dengan undang – undang yang berlaku . Dapat di simpulkan Pengaturan
tentang hak dan kewajiban sebagai berikut : a. PT.Pertamina Persero
Hak adalah menerima pengadaan jasa tenaga kerja office boy.Sedangkan kewajibannya adalah membayar harga borongan.
b. PT.Rajawali Karya Mandiri Hak adalah menerima uang borongan yang sesuai dengan perjanjian
.Sedangkan Kewajibanya adalah menyediakan tenaga kerja office boy .
Universitas Sumatera Utara
3. Menyelesaikan sengketa para pihak maka langkah awal yang di tempuh
dengan cara musyawarah kekeluargaan , apabila ada kata sepakat maka para pihak akan melakukan addendum perubahan terhadap isi dari
perjanjian sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak . Apabila tidak menemui kesepakatan maka akan di tempuh penyelesaiansengketa dengan
cara melalui pengadilan litigasi.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang ada di atas maka penulis dapat memberikan saran dalam hal – hal sebagai berikut :
1.
Bagi para pihak harus melihat isi dari perjanjian terlebih dahulu untuk mengetahui jenis kontrak yang terdapat dalam perjanjian tersebut.
2.
Bagi para pihak disarankan harus membaca dan mengerti akan perjanjian yang akan ditandatanganinya sehingga jelas hak dan kewajiban kedua
belah pihak yang mengikatkan dirinya dalam perjanjian tersebut.
3.
Bagi para pihak yang akan membuat atau mengadakan suatu perjanjian hendaklah memperhatikan terlebih dahulu memahami dan mengerti
mengenai dasar – dasar suatu perjanjian yang berlaku dalam perjanjian tersebut sebelum menandatangani perjanjian sehingga terhindar dari
peselisihan atau sengketa.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN
A. Pengertian Perjanjian