11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bank Pengkreditan Rakyat
1. Pengertian Bank Pengkreditan Rakyat.
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Undang-Undang Perbankan No.10 Pasal 1 Ayat 4 Tahun 1998. Bank
Pengkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan atau dalam bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu. Subagyo, Algifari, dkk. 1997 : 68.
Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang hanya menerima simpanan dalam
bentuk deposito berjangka, tabungan atau dalam bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.
2. Karakteristik Bank Perkreditan Rakyat
Sesuai dengan pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang
Perbankan dikatakan bahwa menurut jenisnya bank terdiri dari Bank
10
12
Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Adapun usaha yang dapat dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat adalah meliputi :
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan deposito
berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit.
c. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip
syariah bunga, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia SBI,
Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito atau tabungan pada bank lain. Dalam pelaksanaan kegiatan usahanya, maka Bank Perkreditan
Rakyat dilarang untuk : a.
Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas b.
pembayaran. c.
Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing. d.
Melakukan penyertaan modal. e.
Melakukan usaha perasuransian. f.
Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana di maksud dalam pasal 13.
Sedangkan bentuk hukum dari Bank Perkreditan Rakyat dapat berupa seperti dibawah ini :
13
1. Perusahaan Daerah.
2. Koperasi.
3. Perseroan Terbatas.
4. Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
3. Tujuan dan Fungsi BPR