Pertanyaan Penelitian Lingkup Laporan Penelitian Gambaran Lokasi

2

1.2. Permasalahan

Bencana ruang kota yang disebabkan oleh tekanan lingkungan sosial, telah terjadi berkali-kali di Solo, baik dalam skala kawasan lokal maupun regional. Berbagai bencana ruang kota itu tentu membuat kualitas kota menjadi sangat merosot. Tragedi itu telah mengambil banyak korban jiwa dan harta, baik dari sesama anggota masyarakat maupun milik pemerintahan kota. Perilaku masyarakat urban yang tidak urbane santun, beradab, etis, toleran telah berkali- kali muncul secara fenomenal. Masyarakat Jawa yang dikenal sebagai individu yang berbudi pekerti halus, namun kenyataannya dapat muncul sebagai individu atau kelompok yang kasar dan anarkis. Kondisi kontradiksi inilah yang akan menjadi simpul dari permasalahan penelitian, yaitu masalah psikologi sosial dan arsitektur kota. Penggalian bencana ruang kota yang disebabkan oleh tekanan lingkungan sosial dilakukan untuk memperoleh prototype, yang dikemas dalam berbagai komponen dan indikatornya, sehingga gambaran proses kontradiksi dan variasi kejadian bencana ruang kota dapat terbaca lebih jelas.

1.3. Pertanyaan Penelitian

1 Komponen apa sajakah yang menimbulkan dehumanisasi di ruang kota Solo dan apa sajakah indikatornya? 2 Bagaimana memodelkan dehumanisasi sehingga berlanjut menjadi tragedi bencana ruang kota? 3 Konsep sosioteknologi apakah yang dapat dibangun dari studi bencana ruang kota di Solo ini?

1.4. Lingkup Laporan Penelitian

Pada tahun kedua 2010, penelitian dilakukan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian yang kedua, yaitu menemukan elemen-elemen pemicu bencana sosial. Pada tahun pertama 2009, telah dilakukan eksplorasi konflik-konflik sosial yang pernah terjadi di Kota Solo selama 260 tahun 1740- 2000, untuk menemukan keragaman faktor-faktornya. Selanjutnya, usaha penemuan komponen dan indikator dari faktor-faktor tersebut dibangun melalui 3 penelitian lapangan pada tahun kedua 2010. Jadi, pada tahun pertama penelitian ini dilakukan melalui model historical-archeology, sedangkan pada tahun kedua dilakukan melalui model studi lapangan field research. Selanjutnya, setelah mendapatkan jawaban pertanyaan penelitian pertama dan kedua melalui penelitian tahun pertama 2009 dan kedua 2010, maka dilanjutkan dengan pembuatan model dan software pada tahun ketiga 2011. Jadi, pada tahun ketiga kegiatan penelitian adalah berupa validasi rumus dan pembangunan software bencana ruang kota akibat tekanan lingkungan sosial. Software yang selanjutnya disebut sebagai program Early Warning System-Urban Space Disaster-Social Environment Factor EWS-USD-SEF adalah semacam sistem peringatan dini adanya bencana ruang kota khusus dari elemen sosial.

1.5. Gambaran Lokasi

Penelitian Kota Solo adalah kota di pedalaman Jawa yang masih menyimpan berbagai tradisi dan artefak kuno dari masyarakat Jawa. Sebagai kota tujuan wisata, baik oleh wisatawan nusantara Wisnu maupun wisatawan mancanegara Wisman, Kota Solo saat ini mempunyai slogan utama: “Solo: The Spririt of Java”. Secara topografis, Kota Solo adalah daerah dataran rendah +93m yang menjadi kawasan pertemuan tempuran dari empat sungai yang berhulu dari empat penjuru pegunungan, yaitu: 1 Sungai Pepe dari Gunung Merbabu; 2 Sungai Jenes dari Gunung Merapi; 3 Sungai Samin dari Gunung Lawu; dan 4 Bengawan Solo dari Pegunungan Kidul lihat Gambar 1.4. Kota Solo atau secara legal-formal disebut sebagai Kota Surakarta, terletak dalam wilayah administratif Provinsi Jawa Tengah lihat Gambar 1.5, mempunyai luasan lahan sekitar 44 km 2 dan dihuni oleh sekitar 550 ribu penduduk pada tahun 2009. Kota Solo berkembang menjadi kota multi etnis sejak adanya kerajaan-kerajaan Jawa bermunculan di ruang-ruang kotanya, yaitu Kerajaan Pajang 1546-1586, Kerajaan Kartasura 1680-1742 dan Kerajaan Surakarta 1746-sekarang. Kota Solo telah mengalami 3 periode pemerintahan yang berbeda, yaitu era kerajaan, era kolonial dan era republik. 4 Gambar 1.4. Skema Peta Topografi Kota Solo Sumber: Penulis, 2009 Gambar 1.5. Peta Wilayah Kota Solo Sumber: Penulis, 2009 5 Kota Solo berdasarkan kondisi historisnya adalah kota silang budaya lihat Gambar 1.6. Kota yang secara geografis terletak antara 110 o 46’49”-110 o 51’30” BT dan 7 o 31’43”-7 o 35’28” LS ini diakui dunia sebagai salah satu kota pertemuan budaya Timur-Barat. Bahkan pada tahun 2008, Kota Solo dimasukkan oleh UNESCO sebagai Kota Warisan Dunia World Heritage City. Sebagai salah satu kota tertua di Indonesia, Kota Solo saat ini secara fenomenal masih menampakkan diri sebagai kota peradaban Jawa-Eropa-Arab-Cina, meskipun artefak-artefak kuno yang ada semakin mengalami proses deteriorisasi. Berdasarkan kajian sejarah, Keraton Surakarta adalah dinasti terakhir Kerajaan Mataram, sebelum terpecah menjadi 4 empat istana seperti sekarang ini Lombard, 2005, yaitu: 1 Keraton Kasunanan Surakarta 1746; 2 Keraton Kasultanan Yogyakarta 1755; 3 Pura Mangkunegaran Surakarta 1757; dan 4 Pura Pakualaman Yogyakarta 1812. Masing-masing dinasti Kerajanan Mataram Jawa itu Houben, 2002 masih bertahan sampai sekarang 2009, meskipun telah mengalami banyak kehilangan daerah kekuasaan seiring dengan meleburnya ke empat kerajaan itu ke Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI pada tahun 1945. Gambar 1.6. Kota Solo sebagai Kota Warisan Dunia World Heritage City Sumber: Penulis, 2009 41 DAFTAR PUSTAKA Ambary, Hasan Muarif 1999. “MetodePenelitian Historical-Archeology ”, dalam Henri Chambert-Loir, Panggung Sejarah: Persembahan kepada Prof. Lombard, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, pp. 201-208. Budiharjo, Eko dan Djoko Sujarto 1998. Kota yang Berkelanjutan, Dirjen Dikti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Buwono XII, Paku 2004. Karaton Surakarta, Jayakarta Agung Offset, Jakarta. Blumer, Herbert 1969. Symbolic Interaction: Perspective and Method, Englewood Cliffs, Prentice Hall, New York. Carey, P. 1976. Mataram and Its Successors: 1600-1830, Juornal of Modern Asian Studies, Vol. 31, No. 3, pp. 711-734. Carey, P. 1976. The Origin of Java War 1825-1830, The English Historical Review, Vol. 91, No. 358, pp. 52-78. Carey, P. 1986. Waiting for the ‘Just King’: The Agrarian World of South-Central Java from Giyanti 1755 to Java War 1825-1830, Jurnal Modern Asian Studies, Vol. 20, No. 1, pp. 59-137. Cohen, Nahoum 1999. Urban Conservation, The MIT Press, Cambridge. Dahrendorf, Ralf 1959. Case and Class Conflict in Industrial Society, Stanford University Press, California. Eliade, Mircae 1959. Cosmos and History: The Myth of the Eternal Return. Harper and Row, New York. Galtung, Johan 1982. The True World: A Transnational Perspective, The Free Press, New York. Golany, Gideon 1995. Ethics and Urban Design: Culture, Form and Environmnet, John Wiley and Son Inc, New York. Graaf, H.J. de 1954. De Regering van Panembahan Senapati Ingalaga Translation, Pustaka Grafitipers, Jakarta. Graaf, H.J. de 1958. De Regering van Sultan Agung, Vorst van Mataram, 1613-1645, en Die van Zijn Voorganger Panembahan Seda-ing Krapjak, 1601-1613 Translation, Pustaka Grafitipers, Jakarta. Graaf, H.J. de 1961. De Regering van Sunan Mangku-Rat I Tegal-Wangi, vorst van Mataram, 1646-1677: De Ontbinding van Het Rijk Translation, Pustaka Grafitipers, Jakarta. Hardin, G. 1991. Ecological Economic: The Science and Management of Sustainability. Columbia University Press, New York. Haryadi dan B. Setiawan 1995. Arsitektur Lingkungan dan Perilaku. PPPSL Dirjen Dikti Depdikbud, Jakarta. Holdren, J.P., Daily, G.C. and Ehrilich, P.R. 1992. The Meaning of Sustainability, The Biophysical Foundation, Washington D.C. Houben, Vincent J.H. 2002. Keraton dan Kumpeni: Surakarta dan Yogyakarta 1830-1870, Bentang Budaya, Yogyakarta. Jensen, J.O. 2007. Exploring the Use of Tools for Urban Sustainability in 42 European Cities. Jurnal Indoor and Built Enviroment diakses tanggal 29 November 2007 dari http:ibe.sagepub.comcgialerts. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup 1997. Ringkasan Agenda 21 Indonesia: Strategi Nasional untuk Pembangunan Berkelanjutan. Kantor MNLH, Jakarta. Kartodirdjo 1975. Sejarah Nasional Indonesia 1, Dirjen Dikti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. KITLV 2008. Foto-Foto Solo 1850-1900, http:www.kitlv.nl diakses 20 Oktober 2008. Klinken, Gerry van 2007. Perang Kota Kecil: Kekerasan Komunal dan Demokratisasi di Indonesia, KITLV-Jakarta dan Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Koestoer, Raldi H. 2001. Dimensi Keruangan Kota: Teori dan Kasus, UI-Press, Jakarta. Kusumastuti 2004. Morfologi Kota Konflik: Solo, Makalah Seminar, Solo. Leitmann, Josef 1999. Sustaining Cities: Environmental Planning and Management in Urban Design. McGraw Hill, New York. Lombard, Denys 2005. Nusa Jawa Jilid 1-3, Gramedia, Jakarta. Margana, S. 2004. Kraton Surakarta dan Yogyakarta 1769-1874, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Muhadjir, Noeng 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif: Telaah Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik dan Realisme Methaphisik Edisi-3, Rake Sarasin, Yogyakarta. Muljana, Slamet 1968. Runtuhnya Kerajaan Hindu dan Timbulnya Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara,Bhratara, Jakarta. Ngadijo 1993. Sejarah dan Budaya Keraton Surakarta Hadiningrat, Tiga Serangkai, Surakarta. Notosusanto, Nugroho 1992. Sejarah Nasional Indonesia III, Balai Pustaka, Jakarta. Nurhadiantomo 2004. Konflik-Konflik Sosial Pri-Nonpri dan Hukum Keadilan Sosial, Muhammadiyah University Press, Surakarta. Qomarun 2007. Morfologi Kota Solo 1500-2000, Jurnal Dimensi Edisi Juli 2007, Universitas Petra Surabaya. Qomarun 2009. Prototype Lingkungan Sosial yang Berpotensi Memunculkan Bencana Ruang Kota, Penelitian Hibah Bersaing 2009-Dikti, Jakarta. Raffles, Thomas Stamford 1817. The History of Java Translation, Penerbit Narasi, Yogyakarta. Rapoport, Amos 1982. The Meaning of Built Environment, Sage Publications, Baverly Hills. Rapoport, Amos 1980. Human Aspects of Urban Form: Towards a Man-Environment Approach to Urban Form and Design, Pergammon Press, New York. Rapoport, Amos 1969. House Form and Culture, Prentice-Hall Inc, New Jersey. Reid 1998. Indonesian Heritage: Sejarah Modern Awal, 43 Buku Antar Bangsa, Jakarta. Rees, William E. 1996. Ecological Footprint, Revisiting Carrying Capacity: Area Based Indicators of Sustainability. Diakses tanggal 5 Juni 2005 dari http:dieoff.otgpage110.htm . Ricklefs, M.C. 2005. Sejarah Indonesia Modern, GMU Press, Yogyakarta. Sajid 1984. Babad Sala, Rekso Pustaka, Solo. Shanta 1998. Babad Kerajaan Pajang, Sasana Pustaka, Surakarta. Soegijoko, Budhy T.S. 2005. Pembangunan Kota Indonesia dalam Abad ke-21 Buku ke-1 dan ke-2, Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta. Srinivas, Hari 1997. Information System in Urban Environmental Management, Paper Simposium Internasional, Groningen, Belanda. Sudibjo 1980. Babad Tanah Jawi, Departemen P dan K, Jakarta. Sutedjo, Suwondo B. 1986. Arsitektur, Manusia dan Pengamatannya, Djambatan, Jakarta. Olthof, W.L. 1941. Babad Tanah Jawi Translation, Penerbit Narasi, Yogyakarta. Tiknopranoto, R.M., 1970. Sejarah Kutha Sala, Kraton Sala, Bengawan Sala, Gunung Lawu, Pelajar, Sala. Undang Undang RI No. 262007. Penataan Ruang. Penerbit Citra Umbara, Bandung. Valentinelli, Alessandra 2001. Most Frequntly Used Urban Indicators. Diakses tanggal 9 Februari 2008, dari http:www.petus.eu.com. Vorstensteden, Beeld van de 1998. Djokja en Solo, Asia Maior, Nederland. Wachlin, S. 1994. Woodbury and Page, Phothographers Java, KITLV Leiden, Belanda. Watson, Donald et al 2003. Time Saver Standards for Urban Design, McGraw-Hill, New York. Wiranegara, I.G.P. 2004. Keraton Surakarta: Perjuangan Menuju Eksistensi, Film Dokumenter, IKJ, Jakarta. Yeang, Ken 2006. Ecodesign. John Wiley and Son, London. LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING PROTOTYPE LINGKUNGAN SOSIAL YANG BERPOTENSI MEMUNCULKAN BENCANA RUANG KOTA STUDI KASUS KOTA SOLO Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian Nomor Kontrak: 316SP2HPPDP2MIV2010, Tertanggal 12 April 2010 Disusun oleh: Ir. Qomarun, M.M. Dr. Ir. Arya Ronald Dr. Moordiningsih, S.Psi., M.Psi. Ronim Azizah, S.T., M.T. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA OKTOBER 2010 REKAYASA iii RINGKASAN Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena bahwa perkembangan ruang kota di Solo sering mengalami tragedi bencana sosial kerusuhan massa, penjarahan, pembakaran dan isu terorisme. Penelitian ini bertujuan tidak hanya untuk menjelaskan tragedi tersebut, tetapi juga untuk mengupas komponen dan parameter lingkungan sosial yang berpotensi besar dalam memunculkan bencana sosial pada ruang kota. Manfaat utama dari penelitian ini adalah untuk membantu para stake holder ruang kota individu, warga, masyarakat dan pemerintah kota dalam mengetahui gejala-gejala dini adanya proses dehumanisasi penurunan kualitas manusia pada lingkungan sosial, yang pada gilirannya akan melahirkan proses deteriorisasi penurunan kualitas bangunan pada lingkungan binaan pembakaran, perusakan, penjarahan, pengeboman. Pada penelitian tahun pertama Hibah Bersaing Tahun 2009, tim peneliti telah menemukan bahwa konflik terbuka atau manifes fm terjadi akibat adanya konflik laten fl ditambah dengan adanya pemicu ft, yang kemudian diformulasikan dengan persamaan: fm=fl+ft. Selain itu, pada penelitian awal juga telah menghasilkan hipotesis faktor-faktor utama konflik laten, yaitu: 1 budaya hipokratik; 2 disparitas ekonomi; dan 3 krisis kepemimpinan. Pada penelitian tahap kedua ini Hibah Bersaing Tahun 2010, maka kegiatan penelitian hanya difokuskan untuk menguji faktor pertama tentang adanya konflik laten, yaitu budaya hipokratik. Selain itu, kegiatan utama pada penelitian tahap kedua ini adalah melakukan publikasi pada jurnal internasional. Proses publikasi internasional akhirnya telah berhasil dilakukan di Jepang pada pertengahan tahun 2010, yaitu pada Journal of Habitat Engineering JHE, yang diterbitkan oleh Universitas Kyushu. Pada garis besarnya, temuan penelitian tahap kedua ini adalah terbukti benar bahwa budaya hipokratik memang terjadi pada hampir seluruh kawasan, baik di pusat, tengah, maupun pinggir kota, baik oleh kelompok masyarakat miskin, berkecukupan ataupun kaya raya, baik pada instansi kelurahan, kecamatan ataupun balaikota. Observasi dan investigasi telah dilakukan pada kawasan pemerintahan, kawasan pendidikan, kawasan bisnis, kawasan pemukiman, maupun kawasan taman kota. Namun demikian, penelitian ini belum bisa menguji faktor kedua dan ketiga terkait terbatasnya waktu dan dana yang tersedia, sehingga dibutuhkan penelitian tahap lanjut untuk menyelesaikannya. Pada sisi yang lain, parameter dan indikator dari faktor ketiga-tiganya juga masih membutuhkan eksplorasi yang lebih mendalam. Keywords: budaya hipokratik, disparitas ekonomi, krisis kepemimpinan iv SUMMARY The background of the study is a highly frequency of urban social disaster phenomenon in developing the city of Solo amok, restless, riot, terrorism. The aim of this research is not only to clarify of those social conflicts, but also to explore the indicator and parameter of urban social disaster. The purpose of the study is to help the stake holder knowing early indication of dehumanization and deterioration of urban space. The first period of research Hibah Bersaing 2009 found that the manifest conflict fm was actually happened by both latent conflict and trigger, or it could be written as: fm = fl + ft. That research was also giving hypothesis that the main factor of latent conflicts was conducted by economic-disparity, social-leaderless and hypocrite-culture; while the several triggers are conducted by the activity of socio-politic, socio-economic and socio- culture. Furthermore, this period of research Hibah Bersaing 2010 is actually clarifying to those hypotheses. The other activity of the second period Hibah Bersaing 2010 is to do publication process on the international journal. Finally, the paper is being successfully on international journal from Japan: Journal Habitat of Engineering JHE, University of Kyushu, in the middle of 2010. The main finding of the research is the highly significant of hypocrite culture. Observation and investigation has been done in surroundings of urban space, such as: government building; settlement district; education district; central business district; and urban park. The hypocrite-culture is actually appeared to the entire of urban social level wealthy-needy, public service level central-local and urban space level center-edge. However, the research has yet to explore the second and the third factor; accordingly, the result of study suggests taking the advance research which explores the parameter and indicator of the each formula factor. Keywords: hypocrite-culture; economic-disparity; social-leaderless v DAFTAR ISI A. LAPORAN HASIL PENELITIAN Halaman Sampul i Halaman Pengesahan ii Ringkasan iii Summary iv Daftar Isi v Daftar Gambar vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang 1

1.2. Permasalahan

2 1.3. Pertanyaan Penelitian 2 1.4. Lingkup Laporan Penelitian 2 1.5. Gambaran Lokasi Penelitian 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.

Roadmap Research tentang Kota 10 2.2. Studi tentang Konflik Sosial 15 2.2.1. Pengertian Konflik 15 2.2.2. Teori Konflik Sosial 16 2.2.3. Studi Konflik Sosial di Indonesia 18 2.3. Kerangka Teori 20

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1.

Tujuan Penelitian 21 3.2. Manfaat Penelitian 22 3.3. Urgensi Penelitian 22 3.3.1. Faktor Lingkungan Sosial Kota sebagai Agenda Kritis 22 3.3.2. Faktor Ruang Kota sebagai Agenda Strategis 23 3.3.3. Faktor Kota Solo sebagai Kota Warisan Dunia 24

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1.

Paradigma Penelitian 31 4.2. Proses Penelitian 22 4.3. Mekanisme Penelitian 24 4.4. Lokasi Penelitian 27 4.5. Obyek Penelitian 29 4.6. Pengumpulan Data 30 4.7. Pengolahan Data 30 4.8. Perumusan Temuan 31 4.9. Bagan Alir Penelitian 32 vi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1.

Kompilasi Data 33 5.2. Analisa-Sintesa Data 34 5.2.1. Kasus 1: Lingkungan Pemerintahan 34 5.2.2. Kasus 2: Lingkungan Pendidikan 35 5.2.3. Kasus 3: Lingkungan Kepolisian 36 5.2.4. Kasus 4: Lingkungan Pemukiman 37 5.2.5. Kasus 5: Lingkungan Taman Kota 38 5.3. Temuan Penelitian 39

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.

Kesimpulan 40 6.2. Saran 40 Daftar Pustaka 41 B. SINOPSIS PENELITIAN LANJUT 44

C. LAMPIRAN PUBLIKASI INTERNASIONAL

50