Hubungan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan Kejadian Pneumonia pada Balita

(1)

i

KARYA TULIS AKHIR

Hubungan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan Kejadian

Pneumonia pada Balita

OLEH :

RISKA WAHYUNIATI 201210330311083

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(2)

ii

Hubungan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan Kejadian Pneumonia pada Balita

KARYA TULIS AKHIR Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam menyelesaikan Progam Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh: Riska Wahyuniati 201210330311083

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN Telah disetujui sebagai hasil penelitian

untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang Tanggal :

Pembimbing I

dr. Pertiwi Febriana Candrawati, M.Sc, Sp.A

Pembimbing II

dr. Nur Kaputrin

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang


(4)

iv

LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis Akhir oleh Riska Wahyuniati ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji pada Januari 2016

Tim Penguji

dr. Pertiwi Febriana Candrawati, M.Sc, Sp.A Ketua

dr. Nur Kaputrin Anggota


(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan usulan penelititan yang berjudul “Hubungan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan Kejadian Pneumonia pada Balita”. Penulisan penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan penelitian ini, sangatlah tidak mudah. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT, Berkat rahmat dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Secara khusus penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Ayahanda Sumarji yang penulis banggakan dan Ibundaku tercinta Siti Komariyah dan Adikku Dwi Ayu Wulaniati yang telah banyak memberikan dukungan, do’a, dan pengorbanan baik moril maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

3. dr.Irma Suswati, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membatu kelancaran tugas akhir ini.


(6)

vi

4. dr. Pertiwi Febriana Candrawati, M.Sc, Sp.A, selaku dosen pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu dan penuh kesabaran berkenan membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. dr. Nur Kaputrin, selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu dan penuh kesabaran berkenan membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

6. dr. Rubayat Indradi, M.OH, Selaku dosen penguji yang telah membantu dan memberikan curahan pikirannya sehingga penelitian ini dapat selesai sesuai yang direncanakan.

7. Segenap pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, yang sangat membantu selama perkuliahan ini.

8. Segenap staf tata usaha FK UMM : mas didit, pak yono, bu endah, mbak citra yang telah membantu setiap proses demi kelancaran tugas akhir ini.

9. Segenap laboran : pak kusnan, mas nyono, mbak fat, mas miftah, pak joko. 10.Segenap staff skill: mbak emi, mbak dilla, mbak ema

11.Seorang yang istimewa, Allan Andi Pranata (popeye) yang selalu memberikan dukungan dan do’a tanpa henti.

12.Sahaba-sahabat tersayang : Ika, Frida, Nindya, Intan, Bayu, Tegar, dan Dini yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

13.Teman-teman ABDOMEN angkatan 2012 yang selalu eksis, senang berkumpul, dan saling tukar pikiran, terimakasih terucap untuk kalian semua. 14.Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung,


(7)

vii

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Sehingga peneliti mengharapkan masukan dari berbagai pihak. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca, menjadi sumbangan yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi semua pihak, aaamiiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Malang, 19 Januari 2016


(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HASIL PENELITIAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 2

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pneumonia ... 5

2.2Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ... 12


(9)

ix

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1Kerangka Konsep ... 19

3.2Hipotesis ... 21

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis / Desain Penelitian... 22

4.2Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

4.3Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling... 22

4.4Instrumen Penelitian... 25

4.5Prosedur Penelitian... 27

4.6Analisis Data ... 28

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 5.1Gambaran Umum Responden ... 29

5.2Karakteristik Data Dasar ... 29

5.3Uji Hipotesis ... 31

BAB 6 PEMBAHASAN ... 35

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1Kesimpulan ... 39

7.2Saran ... 40


(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Daftar pertanyaan wawancara kepada orang tua balita dari data rekam medis ... 26 Tabel 5.1 Tabel Silang Faktor Intrinsik dengan Klasifikasi Pneumonia ... 29 Tabel 5.2 Tabel Silang Faktor Eksstrinsik dengan Klasifikasi Pneumonia ... 30 Tabel 5.3 Tabel Silang Antara Berat Badan Lahir dengan Klasifikasi Pneumonia ... 31 Tabel 5.4 Tabel Silang Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik dengan Klasifikasi

Pneumonia ... 32 Tabel 5.5 Tabel Hasil Uji Contingency Coefficient ... 33 Tabel 5..6 Tabel Hasil Uji Logistik Regression ... 33


(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 19 Gambar 4.1 Bagan Alur Penelitian ... 27


(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Data Rekam Medis Puskesmas Kandangan – Kediri Bulan Mei –

Agustus 2015 ... 45

Lampiran 2 Data Hasil Wawancara Orang Tua Balita... 49

Lampiran 3 Uji Statistik Penelitian ... 52

Lampiran 4 Surat Persetujuan Wawancara ... 60

Lampitan 5 Lembar Wawancara Orang Tua Balita ... 61

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri ... 62

Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di Puskesmas Kandangan - Kediri ... 63

Lampiran 8 Dokumentasi ... 64


(13)

xiii

DAFTAR SINGKATAN

ASI : Air Susu Ibu

BBLN : Bayi Berat Lahir Normal

BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah

BBLER : Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah

BBLSR : Bayi Berat Lahir Sangat Rendah

BKB : Bayi Kurang Bulan

Ig G : Imunoglobulin G

ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Atas

KMK : Kecil Masa Kehamilan

NKB-SMK : Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan

NKB-KMK : Neonatus Kurang Bulan Kecil Masa Kehamilan

NCB-KMK : Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan

NLB-KMK : Neonatus Lebih Bulan Kecil Masa Kehamilan

PMN : Polymorphonuclear

Puskesmas : Pusat kesehatan masyarakat


(14)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Annah I. Nawi R. Ansar J. 2013. Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Anak Umur 6-59 Bulan Di RSUD Salewangan Maros Tahun 2012. (http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5439/ITMA%20A NNAH%20%28K11109322%29.pdf?sequence=1). diakses pada tanggal 10 Desember 2015

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI (http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=prevalensi+pneumonia+indonesi a&source=web&cd=2&ved=0CB8QFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.depk es.go.id%2Fresources%2Fdownload%2Fgeneral%2FHasil%2520Riskesdas% 25202013.pdf&ei=ayqEVfzOPIyguQTy8464CQ&usg=AFQjCNH5N0m5ze5 bOvcF9ja9z4da6wpXyQ&sig2=fI5igwdAngkWKULNug1i0g&bvm=bv.960 42044.d.c2E). diakses pada tanggal 27 November 2014

Bari M. Siddiqui AB. Alam T. Hossain A. 2007. Risk Factors of Pneumonia in Chilldren – A Community Survey. Banglades: Rajshahi Univercity. (http://www.banglajol.info/index.php/TAJ/article/view/3072/2531 ). Diakses pada tanggal 23 Janiari 2016

Bruyere HJ. 2007. Bacterial Pneumonia Edisi ke-7. Philadelphia: Lippincott Williams Wilkins. Dalam Hubungan Kebiasaan Merokok pada Orangtua di Rumah dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Plered.(http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/dokter/article/viewFile/137 7/pdf). diakses pada tanggal 28 Januari 2016

Chandra B. 2009. Epidemiologi. dalam Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas. Jakarta: EGS. Halaman : 178

Dahlan Z. 2007. Pneumonia. dalam Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Halaman: 964-945

Departemen Kesehatan RI. 2008. Modul (Buku Acuan) Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) untuk Bidan di Desa. Jakarta: Depkes RI. Halaman: 10-14

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2011. Surabaya: Dinkes Prov. Jatim. Halaman: 29

Direktorat Jenderal PP dan PL Subdit ISPA. 2011. Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Jakarta: Kemenkes RI


(15)

xv

Eka S. dkk. 2013. Faktor Resiko Kejadian Pneumonia pada Anak Usia Bayi dan Balita di RSUD DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011. (http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/5/elibrary%20stikes%20nani%20hasa nuddin--ekasatyowa-233-1-artikel-9.pdf). diakses pada tanggal 21 Oktober 2015

Fanada M dan Widyaiswara M. 2012. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Pneumonia Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kenten Palembang Tahun 2012. Sumatera Selatan: Badan Diklat Provinsi Sumatera Selatan.

Gedefaw M. Berhe R. 2015. Determinates of Childhood Pnenumonia and Riarrhea with Special Emphasis to Exclusive Breastfeeding in North Achefer Distric, Northwest Ethiopia: A Case Control Study. (https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2& cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjK7qjnvcLKAhUHto4KHarDCZcQFggpM AE&url=http%3A%2F%2Fwww.scirp.org%2Fjournal%2FPaperDownload.a spx%3FpaperID%3D56228&usg=AFQjCNGtiCXJpmVpCsjr6EpmPp_L2qa Bkg&bvm=bv.112454388,d.c2E). diakses pada tanggal 23 Januari 2016 Ghazali MV, Sastromiharjo S, Soedjarwo SR, Soelaryo T, Pramulyo HS. 2008.

Studi Cross Sectional. dalam Sastroasmoro S. IsmailS. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara. Halaman: 67

Ghimire M. Bhattacharya SK. Nairin JP. 2010. Pneumonia in South-East Asia

Region: Public Healt Perspective.

(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3385228/) . diakses pada 23 Januari 2016

Hartati S. 2011. Analisis Faktor Resik yang Berhubungan dengan Kejadian Pneumonia pada Anak Balita di RSUD Pasar Rebo Jakarta (Tesis). Depok: Program Pascasarjana FIK UI

Krisnadi RJ, Efefensi JS, Pribadi A. 2009. Prematuritas. Bandung: Redika Aditama Sub Bagian Kedokteran Fetomaternal Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD RS Dr. Hasan Sadikin

Mansjoer A, Suprohaita, Wadhani WI, Setiowulan W. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2 Edisi III. Jakarta: Media Aesculapius FKUI. Halaman: 467

Maryanti Dwi. dkk. 2011. Penatalaksanaan Pada Bayi Risiko Tinggi. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman: 167-171

Mokoginta D. Arsin A. Sidik D. 2014 Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sudian Kota Makassar. (http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/9374/DHEFIKA%


(16)

xvi

20MOKOGINTA%20K11110265.pdf?sequence=1). diakses pada tanggal 21 Oktober 2015

Mukty AH. Alsagaff H. 2010. Dasar – dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Erlangga. Halaman: 110-121

Nira NK. Pramono D. Naning R. 2013. Risk Factor of Pneumonia Among Under Five Children in Purbalingga District, Central Java Province. dalam Tropical Medicine Journal Volume 03 No. 2. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. (https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6& cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjK7qjnvcLKAhUHto4KHarDCZcQFghIM AU&url=http%3A%2F%2Fjurnal.ugm.ac.id%2Ftropmed%2Farticle%2Fdow nload%2F5864%2F4750&usg=AFQjCNETlX8rr0F32c9h9IqAg_cRuEAhPg &bvm=bv.112454388,d.c2E). diakses pada tanggal 23 Januari 2016

Notoatmojo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman: 168-185

Nurjazuli. 2011. Faktor Risiko Dominan Kejadian Pneumonia pada Balita (http://www.ejournals1.undip.ac.id/index/.pdf). diakses pada tanggal 27 November 2014

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Pneumonia Komuniti – Pedoman

Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia.

(http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf). diakses pada tanggal 27 November 2014 Perinasia. 2011. Materi Pelatihan Penatalaksanaan BBLR untuk Pelayanan

Kesehatan level I-II. Jakarta: Perinasia

Prawiroharjo S. 2009. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). dalam Saifuddin AS, Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Waspodo D. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Halaman: 376-378

Rizanda M. 2006. Pneumonia Balita di Indonesia dan Peran Kabupaten dalam Menanggulanginya. Padang: Andalas University Press

Said M. 2008. Pneumonia. dalam Nastiti NR. Bambang S. Dermawan BS. Buku Ajar Respirologi Anak. Edisi I. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. Halaman: 350-364

Sarmia, Suhartatik. 2014. Determinasi Kejadian Pneumonia pada Balita di RSUD Labuang Baji Makassar 2013. Journal of Pediatric Nursing Vol. 1 (1). Halaman: 047-052 (http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/11/e- library%20stikes%20nani%20hasanuddin--sarmiasuha-519-1-11144752-x.pdf). diakses pada tanggal 9 April 2015


(17)

xvii

Sigalingging, Zr Ganda. 2011. Karakteristik Penderita Penyakit Pneumonia Pada Anak di Ruang Merpati II Rumah Sakit Umum Herna Medan.

(http://uda.ac.id/jurnal/files/Jurnal%2010%20-%20Ganda%20Sigalingging1.pdf). diakses pada tanggal 25 November 2014 Siska T, Suharyo, Kriswiharsi KS. 2013. Faktor – Faktor Risiko Pneumonia pada

Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmudu Kota Semarang Tahun 2013. (http://eprints.dinus.ac.id/7912/1/jurnal_13182.pdf ). diakses pada tanggal 6 April 2015

Smith BJ. 2010. Prematurity. (http://www.chclibrary.org/.prematurity\htm). diakses pada tanggal 6 April 2015

Soetjiningsih. 2005. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: ECG. Halaman: 29-41

Widayat A. 2014. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Puskesmas Mojogedang II Kabupaten Karanganyar. (http://eprints.ums.ac.id/28168/10/02._JURNAL_PUBLIKASI.pdf). diakses pada 21 Oktober 2015

Wilson LM. 2006. Penyakit Pernapasan Restriktif. dalam Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit. Jakarta: EGC. Halaman: 804-810

World Healt Organization. 2014. Pneumonia.

(http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/). diakses pada tanggal 27 November 2014

World Health Organization. 2010. World Health Statistic indicator. Switzerland: Geneva.

(http://www.who.int/whosis/indicators/WHS10_Indicators_Compendium_20 100513.pdf.). diakses pada tanggal 25 November 2014

Yoke AS. 2006. Permasalahan dan Penatalaksanaan Bayi Kurang Bulan. Jakarta: Medika Kartika. Halaman 29-40


(18)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Pneumonia adalah infeksi penyebab utama kematian pada anak-anak di seluruh dunia, yaitu 15% dari semua kematian anak di bawah 5 tahun. Pneumonia telah menewaskan 935.000 anak di bawah usia 5 tahun pada tahun 2013 (WHO, 2014).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 melaporkan bahwa kematian balita akibat pneumonia di Indonesia mencapai 15,5%. Menurut data Riskedas 2013, Jawa Timur menduduki peringkat keempat sebagai provinsi dengan angka kejadian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) mencapai 28,3%. Kejadian pneumoni ini mengalami peningkatan dari tahun 2007 hingga 2013. Dari hasil Riskesdas 2007, Kediri termasuk dalam daftar prevalensi penderita pneumonia terbesar (0,6-1 %) yaitu sebesar 0,7%.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri tahun 2013 dan 2014 menunjukkan peningkatan jumlah kasus balita dengan pneumonia, yaitu dari 2488 menjadi 2705. Jumlah kasus pneumonia terbanyak terjadi di wilayah puskesmas Kandangan yaitu 404 balita pneumonia pada tahun 2013 dan 406 balita pneumonia pada tahun 2014. Jumlah balita dengan pneumonia di puskesmas ini mencapai 10,78%.


(19)

2

Salah satu faktor risiko dari pneumonia adalah bayi berat lahir rendah (BBLR). Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan (Depkes RI, 2008). Dari laporan Kabupaten / Kota tahun 2011 diketahui jumlah bayi BBLR di Jawa Timur mencapai 17.561 bayi dari 601.136 bayi lahir hidup, dan kematian terbesar pada neonatal disebabkan oleh BBLR, yaitu sebesar 38,3% (Dinkes Prov. Jatim, 2012)

Menurut penelitian Siska dkk (2013) mengenai faktor-faktor risiko pada balita pneumonia, balita dengan riwayat BBLR memiliki resiko mengalami pneumonia 2,867 kali lebih besar daripada balita dengan berat lahir normal. Pada bayi berat lahir rendah (BBLR), organ-organ tubuhnya belum tumbuh dengan sempurna termasuk saluran pernapasannya. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya penyakit seperti pneumonia, bronkopneumonia, bronkitis, dan lain-lain. Pada umumnya, bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai daya tahan tubuh yang lemah dan mudah tertular berbagai penyakit (Sarmia dan Suhartatik, 2014).

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan kejadian pneumonia pada balita”.

1.2Rumusan Masalah

Adakah hubungan bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Kandangan – Kediri ?


(20)

3

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Kandangan – Kediri

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui prevalensi pneumonia bulan Mei – Agustus 2015 di wilayah kerja Puskesmas Kandangan – Kediri

b. Mengetahui berat badan lahir balita yang menderita pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Kandangan – Kediri

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan tentang hubungan antara bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan pneumonia pada balita

1.4.2 Manfaat Akademis

a. Menambah pengetahuan tentang hubungan bayi berat lahir rendah (BBLR) terhadap kejadian pneumonia

b. Menjadi bahan kajian untuk pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya 1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat

a. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang bayi berat lahir rendah (BBLR) sebagai salah satu faktor risiko terjadinya pneumonia

Memberikan informasi kepada masyarakat agar menjaga kesehatan dalam

kehamilan untuk mencegah terjadinya bayi berat lahir rendah (BBLR) mengingat BBLR berisiko menderita berbagai penyakit.


(1)

xv

Eka S. dkk. 2013. Faktor Resiko Kejadian Pneumonia pada Anak Usia Bayi dan Balita di RSUD DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011.

(http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/5/elibrary%20stikes%20nani%20hasa

nuddin--ekasatyowa-233-1-artikel-9.pdf). diakses pada tanggal 21 Oktober 2015

Fanada M dan Widyaiswara M. 2012. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Pneumonia Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kenten Palembang Tahun 2012. Sumatera Selatan: Badan Diklat Provinsi Sumatera Selatan.

Gedefaw M. Berhe R. 2015. Determinates of Childhood Pnenumonia and Riarrhea with Special Emphasis to Exclusive Breastfeeding in North Achefer Distric, Northwest Ethiopia: A Case Control Study.

(https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&

cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjK7qjnvcLKAhUHto4KHarDCZcQFggpM AE&url=http%3A%2F%2Fwww.scirp.org%2Fjournal%2FPaperDownload.a spx%3FpaperID%3D56228&usg=AFQjCNGtiCXJpmVpCsjr6EpmPp_L2qa Bkg&bvm=bv.112454388,d.c2E). diakses pada tanggal 23 Januari 2016 Ghazali MV, Sastromiharjo S, Soedjarwo SR, Soelaryo T, Pramulyo HS. 2008.

Studi Cross Sectional. dalam Sastroasmoro S. IsmailS. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara. Halaman: 67

Ghimire M. Bhattacharya SK. Nairin JP. 2010. Pneumonia in South-East Asia

Region: Public Healt Perspective.

(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3385228/) . diakses pada 23 Januari 2016

Hartati S. 2011. Analisis Faktor Resik yang Berhubungan dengan Kejadian Pneumonia pada Anak Balita di RSUD Pasar Rebo Jakarta (Tesis). Depok: Program Pascasarjana FIK UI

Krisnadi RJ, Efefensi JS, Pribadi A. 2009. Prematuritas. Bandung: Redika Aditama Sub Bagian Kedokteran Fetomaternal Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD RS Dr. Hasan Sadikin

Mansjoer A, Suprohaita, Wadhani WI, Setiowulan W. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2 Edisi III. Jakarta: Media Aesculapius FKUI. Halaman: 467

Maryanti Dwi. dkk. 2011. Penatalaksanaan Pada Bayi Risiko Tinggi. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman: 167-171

Mokoginta D. Arsin A. Sidik D. 2014 Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sudian Kota Makassar.


(2)

20MOKOGINTA%20K11110265.pdf?sequence=1). diakses pada tanggal 21 Oktober 2015

Mukty AH. Alsagaff H. 2010. Dasar – dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Erlangga. Halaman: 110-121

Nira NK. Pramono D. Naning R. 2013. Risk Factor of Pneumonia Among Under Five Children in Purbalingga District, Central Java Province. dalam Tropical Medicine Journal Volume 03 No. 2. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

(https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&

cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjK7qjnvcLKAhUHto4KHarDCZcQFghIM AU&url=http%3A%2F%2Fjurnal.ugm.ac.id%2Ftropmed%2Farticle%2Fdow nload%2F5864%2F4750&usg=AFQjCNETlX8rr0F32c9h9IqAg_cRuEAhPg

&bvm=bv.112454388,d.c2E). diakses pada tanggal 23 Januari 2016

Notoatmojo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman: 168-185

Nurjazuli. 2011. Faktor Risiko Dominan Kejadian Pneumonia pada Balita

(http://www.ejournals1.undip.ac.id/index/.pdf). diakses pada tanggal 27

November 2014

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Pneumonia Komuniti – Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia.

(

http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf). diakses pada tanggal 27 November 2014 Perinasia. 2011. Materi Pelatihan Penatalaksanaan BBLR untuk Pelayanan

Kesehatan level I-II. Jakarta: Perinasia

Prawiroharjo S. 2009. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). dalam Saifuddin AS, Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Waspodo D. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Halaman: 376-378

Rizanda M. 2006. Pneumonia Balita di Indonesia dan Peran Kabupaten dalam Menanggulanginya. Padang: Andalas University Press

Said M. 2008. Pneumonia. dalam Nastiti NR. Bambang S. Dermawan BS. Buku Ajar Respirologi Anak. Edisi I. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. Halaman: 350-364

Sarmia, Suhartatik. 2014. Determinasi Kejadian Pneumonia pada Balita di RSUD

Labuang Baji Makassar 2013. Journal of Pediatric Nursing Vol. 1 (1).

Halaman: 047-052

(http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/11/e-


(3)

xvii

Sigalingging, Zr Ganda. 2011. Karakteristik Penderita Penyakit Pneumonia Pada Anak di Ruang Merpati II Rumah Sakit Umum Herna Medan.

(http://uda.ac.id/jurnal/files/Jurnal%2010%20-%20Ganda%20Sigalingging1.pdf). diakses pada tanggal 25 November 2014

Siska T, Suharyo, Kriswiharsi KS. 2013. Faktor – Faktor Risiko Pneumonia pada

Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmudu Kota Semarang Tahun 2013. (http://eprints.dinus.ac.id/7912/1/jurnal_13182.pdf ). diakses pada tanggal 6 April 2015

Smith BJ. 2010. Prematurity. (http://www.chclibrary.org/.prematurity\htm). diakses pada tanggal 6 April 2015

Soetjiningsih. 2005. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: ECG. Halaman: 29-41

Widayat A. 2014. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pneumonia Pada

Balita Di Wilayah Puskesmas Mojogedang II Kabupaten Karanganyar. (http://eprints.ums.ac.id/28168/10/02._JURNAL_PUBLIKASI.pdf). diakses pada 21 Oktober 2015

Wilson LM. 2006. Penyakit Pernapasan Restriktif. dalam Patofisiologi: Konsep

Klinis Proses – Proses Penyakit. Jakarta: EGC. Halaman: 804-810

World Healt Organization. 2014. Pneumonia.

(http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/). diakses pada tanggal 27 November 2014

World Health Organization. 2010. World Health Statistic indicator. Switzerland: Geneva.

(http://www.who.int/whosis/indicators/WHS10_Indicators_Compendium_20

100513.pdf.). diakses pada tanggal 25 November 2014

Yoke AS. 2006. Permasalahan dan Penatalaksanaan Bayi Kurang Bulan. Jakarta: Medika Kartika. Halaman 29-40


(4)

1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Pneumonia adalah infeksi penyebab utama kematian pada anak-anak di seluruh dunia, yaitu 15% dari semua kematian anak di bawah 5 tahun. Pneumonia telah menewaskan 935.000 anak di bawah usia 5 tahun pada tahun 2013 (WHO, 2014).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 melaporkan bahwa kematian balita akibat pneumonia di Indonesia mencapai 15,5%. Menurut data Riskedas 2013, Jawa Timur menduduki peringkat keempat sebagai provinsi dengan angka kejadian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) mencapai 28,3%. Kejadian pneumoni ini mengalami peningkatan dari tahun 2007 hingga 2013. Dari hasil Riskesdas 2007, Kediri termasuk dalam daftar prevalensi penderita pneumonia terbesar (0,6-1 %) yaitu sebesar 0,7%.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri tahun 2013 dan 2014 menunjukkan peningkatan jumlah kasus balita dengan pneumonia, yaitu dari 2488 menjadi 2705. Jumlah kasus pneumonia terbanyak terjadi di wilayah puskesmas Kandangan yaitu 404 balita pneumonia pada tahun 2013 dan 406 balita pneumonia pada tahun 2014. Jumlah balita dengan pneumonia di puskesmas ini mencapai 10,78%.


(5)

2

Salah satu faktor risiko dari pneumonia adalah bayi berat lahir rendah (BBLR). Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan (Depkes RI, 2008). Dari laporan Kabupaten / Kota tahun 2011 diketahui jumlah bayi BBLR di Jawa Timur mencapai 17.561 bayi dari 601.136 bayi lahir hidup, dan kematian terbesar pada neonatal disebabkan oleh BBLR, yaitu sebesar 38,3% (Dinkes Prov. Jatim, 2012)

Menurut penelitian Siska dkk (2013) mengenai faktor-faktor risiko pada balita pneumonia, balita dengan riwayat BBLR memiliki resiko mengalami pneumonia 2,867 kali lebih besar daripada balita dengan berat lahir normal. Pada bayi berat lahir rendah (BBLR), organ-organ tubuhnya belum tumbuh dengan sempurna termasuk saluran pernapasannya. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya penyakit seperti pneumonia, bronkopneumonia, bronkitis, dan lain-lain. Pada umumnya, bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai daya tahan tubuh yang lemah dan mudah tertular berbagai penyakit (Sarmia dan Suhartatik, 2014).

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan kejadian pneumonia pada balita”.

1.2Rumusan Masalah

Adakah hubungan bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Kandangan – Kediri ?


(6)

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Kandangan – Kediri

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui prevalensi pneumonia bulan Mei – Agustus 2015 di wilayah kerja Puskesmas Kandangan – Kediri

b. Mengetahui berat badan lahir balita yang menderita pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Kandangan – Kediri

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan tentang hubungan antara bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan pneumonia pada balita

1.4.2 Manfaat Akademis

a. Menambah pengetahuan tentang hubungan bayi berat lahir rendah (BBLR) terhadap kejadian pneumonia

b. Menjadi bahan kajian untuk pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya 1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat

a. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang bayi berat lahir rendah (BBLR) sebagai salah satu faktor risiko terjadinya pneumonia

Memberikan informasi kepada masyarakat agar menjaga kesehatan dalam

kehamilan untuk mencegah terjadinya bayi berat lahir rendah (BBLR) mengingat BBLR berisiko menderita berbagai penyakit.