PROFIL PENGOBATAN TB (TUBERCULOSIS) DI LP (LEMBAGA PEMASYARAKATAN) LOWOKWARU MALANG

SKRIPSI
WENDRA IRAWAN
PROFIL PENGOBATAN TB (TUBERCULOSIS) DI
LP (LEMBAGA PEMASYARAKATAN)
LOWOKWARU MALANG

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

Lembar Pengesahan

PROFIL PENGOBATAN TB (TUBERCULOSIS)
DI LP (LEMBAGA PEMASYARAKATAN)
LOWOKWARU MALANG

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi
pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang
2012

Oleh

WENDRA IRAWAN
NIM : 07040033

Disetujui Oleh :
Pembimbing I

Pembimbing II

Hidajah Rachmawati.,S.Si.,Apt.,Sp.FRS.
NIP. UMM. 114. 0609. 0449

ii

Dra. Liza Pristianty,M.Si,MM,Apt
NIP. 196211151988102002


Lembar Pengujian

PROFIL PENGOBATAN TB (TUBERCULOSIS)
DI LP (LEMBAGA PEMASYARAKATAN)
LOWOKWARU MALANG

SKRIPSI
Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji
pada Tanggal 9 Agustus 2012

Oleh

WENDRA IRAWAN
NIM : 07040033

Tim Penguji

Penguji I


Penguji II

Hidajah Rachmawati, S.Si,Apt.,Sp.FRS
NIP UMM : 144.0609.0449

Dra. Liza Pristianty, M.Si,MM,Apt
NIP. 1962111519881020002

Penguji III

Penguji IV

Dra. Lilik Yusetyani, Apt.,Sp.FRS
NIP UMM : 114.0704.0450

iii

Nailis Syifa’, S.Farm,Apt.,M.Sc
NIDN. 0727118602


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga skripsi dengan
judul “Profil pengobatan Anti TB (TUBERCULOSIS) di LP (Lembaga
Pemasyarakatan) LP Lowokwaru Malang” dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.

Ibu Tri Lestari Handayani,SKp.,M.Kep.,Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan yang telah memberikan nasehat serta dorongan semangat selama
proses penyelesaian penelitian.

2.

Ibu Dani selaku Dokter beserta tenaga kesehatan Rumah Sakit LP
Lowokwaru Malang yang sudah banyak meluangkan waktunya, bimbingan
dan nasehat selama penulis melakukan penelitian, sehingga sekripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.


3.

Ibu Uswatun Chasanah, Dra., Apt., M.Kes. selaku Ketua Prodi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah banyak memberikan nasehat
serta dorongan semangat kepada kami Farmasi Angkatan 2007 sampai
selesainya laporan akhir penelitian .

4.

Ibu Hidajah Rachmawati,Apt.,SpFRS selaku dosen pembimbing I yang telah
membantu dalam memberikan ide, dorongan, nasehat dengan penuh perhatian
dan kesabaran mulai dari awal dilaksanakannya penelitian sampai selesainya
penulisan laporan akhir penelitian.

5.

Ibu Dra. Liza Pristianty,M.Si,MM,Apt selaku dosen pembimbing II yang
telah membantu dalam memberikan ide, dorongan, nasehat dengan penuh
perhatian dan kesabaran mulai dari awal dilaksanakannya penelitian sampai
selesainya penulisan laporan akhir penelitian.


6.

Nailis Syifa’,S.Farm,Apt.,M.Sc sebagai Penguji yang memberikan saran,
masukan, dan kritik yang membangun sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.

iv

7.

Ibu Dra. Lilik Yusetyani,Apt.,SpFRS selaku dosen penguji dan dosen wali
yang telah banyak membantu dalam memberi saran, dorongan serta nasehat
kepada penulis selama menempuh program S1 Farmasi di Universitas
Muhammadiyah Malang.

8.

Bapak Drs.H. Achmad Inoni,Apt selaku guru kami yang telah banyak
memberikan ide, dorongan semangat, nasehat solusi serta kesabaran sampai

selesainya penulisan laporan akhir penelitian.

9.

Seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi yang telah mendidik dan
memberikan ilmu yang bermanfaat.

10. Teman-teman Farmasi, kalian adalah teman-teman yang terbaik. Selama 5
tahun kita belajar bersama dari yang belum mengerti apa-apa sampai
sekarang. Semoga persahabatan kita kekal hingga akhir waktu. Amin
11. Abah H.KAJUWINI dan Mama Hj. FARIDA, yang begitu sabar dalam
memberikan nasehat, saran, motivasi serta semua dukungan selama penulis
menyelesaikan skripsi ini.
12. Neneq tersayang alm.Hj. RASDIANA yang selalu memberikan doa kepada
penulis agar cepet menyelesaikan tugas akhir ini.
13. Adikq FURNAMA WINDA SARI tercinta yang selalu meluangkan
waktunya, semoga engkau lebih baik dari kakakmu.
14. Teman2 seperjuangan IRFAN, HANIF, HASAN terimakasih atas semangat,
saran, dan kerjasamanya membantu dalam menyelesaikan laporan akhir
peneletian ini.

15. Terimakasih banyak kepada FEBRI NOVITA SARI dan anak kami tercinta
AZZHARA SABELA IRAWAN yang

banyak memberi inspirasi dan

semangat kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
ini.
16. Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,terimakasih atas
bantuan, dukungan, semangat dan do’a dalam penyelesaian skripsi ini.

v

Akhirnya penulis menyampaikan permintaan maaf kepada semua pihak
yang mungkin telah mengalami hal yang kurang nyaman dalam berinteraksi
dengan penulis selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi ini. Semoga
Allah SWT selalu berkenan melimpahkan taufik serta hidayah-Nya kepada kita
semua. Amin ya Rabbal Alamin.
Malang, 9 Agustus 2012

Penyusun


vi

ABSTRAK
PROFIL PENGOBATAN TB (TUBERCULOSIS) DI LP
(LEMBAGA PEMASYARAKATAN) LOWOKWARU MALANG
Penyakit tuberkulosis merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di
Indonesia. Penyakit yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
tuberculosis) ini menyerang sebagian besar kelompok usia produktif (tenaga
kerja), kelompok ekonomi lemah dan berpendidikan rendah, tetapi sekarang fakta
di lapangan semu kelompok dapat terkena TB. Pembangunan kesehatan pada
dasarnya menyangkut segala segi kehidupan masyarakat dan berlangsung pada
setiap individu, tak terkecuali mereka yang sedang menjalani pidana atau tahanan
di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan Negara (Rutan).
Penelitian ini dilakukan secara observasional karena penelitian tidak
memberikan perilaku terhadap sampel. Pengambilan data dilakukan pada sampel
diperoleh dari pasien yang melakukan pengobatan di klinik LP Lowokwaru
Malang periode Januari sampai Desember 2010 dan Periode Januari sampai
Desember 2011.
Dari hasil penelitian didapatkan distribusi pada umur pasien yang tertinggi

pada tahun 2010 adalah umur 21-30 tahun sebesar (46%) dan pada tahun 2011
antara umur 31-40 tahun dan umur 41-50 tahun. Distribusi berat badan pasien
yang tertinggi adalah 38-54 kg pada tahun 2010 dan 2011 masing-masing
sebesar 54% pada tahun 2010 dan 56% pada tahun 2011.
Distribusi tipe pasien yang tertinggi adalah pasien baru pada tahun 2010
sebesar (85%) dan tahun 2011 sebesar (80%). Distribusi klasifikasi yang
tertinggi adalah klasifikasi pasien TB paru tahun 2010 sebesar (77%) dan tahun
2011 sebesar (70%). Sedangkan distribusi jenis obat yang tertinggi digunakan
oleh pasien adalah jenis obat KDT pada tahun 2010 sebesar (100%), dan tahun
2011 sebesar (80%).
Distribusi kategori penggunaan obat yang tertinggi adalah obat dengan
kategori 1 pada tahun 2010 sebesar (85%) dan tahun 2011 sebesar (80%).
Selanjutnya untuk distribusi hasil akhir pengobatan yang tertinggi adalah kategori
pasien pindah tahun 2010 sebesar (62%) dan tahun 2011 hasil akhir pengobatan
yang tertinggi adalah pasien yang dinyatakan sembuh sebesar (50%).
Kata Kunci: Tuberkulosis, LP Lowokwaru

vii

ABSTRACT

Profile of Treatment of TB (Tuberculosis) In Penitentiary
Lowokwaru Malang
Tuberculosis is a major public health problem in Indonesia. Disease
caused by TB bacteria (Mycobacterium tuberculosis) is attacked most productive
age group (labor), the economically disadvantaged and less educated.Health
development basically involves all aspects of community life and place in each
individual, not least those who are undergoing detention in a penal or correctional
institutions (prisons) and State Prison.
Observational study because the study did not provide the behavior of the
sample. Patients who take medication at the clinic Penitentiary Malang
Lowokwaru the period January to December 2010 and the period January to
December 2011.
The frequency distribution of the highest age of respondents aged between
21-30 years in 2010 by 46% and age between 31-40 years and 41-50 years old, in
2011 by 33%.D istribusi respondents frequency of the highest weight is on
inmates with between 38-54 kg body weight in 2010 and 2011 respectively by
54% and 56%.
The frequency distribution of the highest type of the respondents were new
patients in 2010 by 85% and 80% in 2011. The frequency distribution of the
highest classification of respondents pulmonary TB patients in 2010 by 77% and
in 2011 by 70%.While the distribution of the highest frequency of drug use by
inmates are drug KDT in 2010 at 100%, and in 2011 by 80%.
Then for the frequency distribution of the highest category of use of the
drug is a drug with a category 1 in the year 2010 by 85% and in 2011 by 80%.
Further to the frequency distribution of the final outcome of treatment was highest
in 2010 to move inmates by 62% and in 2011 the final result is the ultimate
treatment of patients cured by 50%.
Key Words : Tuberculosis, Penitentiary

viii

DAFTAR ISI

JUDUL ………………………………………………………………….

i

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………..

ii

LEMBAR PENGUJIAN ........................................................................

iii

KATA PENGANTAR …………………………………………………..

iv

RINGKASAN …………………………………………………………..

vi

ABSTRACT …………………………………………………………….

vii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………

viii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………

xii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………

xiii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………

xiiii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….

1

1.1 Latar Belakang ………………………………………………

1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………..........

4

1.3 Tujuan Penelitian ………………………………..................

4

1.4 Manfaat Penelitian …………………....……………….........

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………... 5
2.1 Tuberkulosis …………………………………………………. 5
2.1.1 Pengertian Tuberkulosis ……………………….......

5

2.1.2 Gejala Tuberkulosis Paru …………………….........

6

2.1.3 Klasifikasi Tuberkulosis ………………………....... 7
2.1.4 Patofisiologi dan Etiologi …………….…..............

9

2.1.4.1 Etiologi ……………………….................

9

2.1.4.2 Patofisiologi …………………...…….......

9

2.1.5 Gejala Klinis ……………….....………..................

ix

10

2.1.6 Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Tuberkulosis ........

11

2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik ……………………………..........

12

2.1.8 Cara Penularan ……………………………………............

13

2.1.9 Faktor yang Mempengaruhi Keteraturan Minum Obat ......

13

2.1.10 Tingkat Kepatuhan Tuberkulosis ……………….............

14

2.1.11 Faktor Resiko ……………………………………............

14

2.1.11.1 Faktor Umur………………………...................

14

2.1.11.2 Faktor Jenis Kelamin ……………....................

15

2.1.11.3 Tingkat Pendidikan ………………...................

15

2.1.11.4 Pekerjaan …………………………...................

15

2.1.11.5 Kebiasaan Merokok ……………......................

16

2.1.11.6 Kepadatan Hunian Kamar Tidur …...................

16

2.1.11.7 Pencahayaan …………………………...............

17

2.1.11.8 Ventilasi …………………………….................

17

2.1.11.9 Kondisi Rumah ……………………..................

18

2.1.11.10 Kelembaban Udara ………………..................

18

2.1.11.11 Status Gizi …………………………................

18

2.1.11.12 Keadaan Sosial Ekonomi ………....................

18

2.1.11.13 Perilaku …………………………....................

19

2.2 Profil Pengobatan TB ………………………………………... 19
2.2.1 Prinsip Pengobatan TB ………………...................

19

2.2.1.1 Tahap Awal …………………..................

20

2.2.1.2 Tahap Lanjutan ………………................

20

2.2.2 Obat Anti Tuberkulosis (OAT) di Indonesia ….......

21

2.2.2.1 Bentuk Sediaan OAT ………………........

21

2.2.2.2 Panduan OAT dan Peruntukannya ….......

22

x

2.2.2.3 OAT Sisipan (HRZE)……......................

25

2.2.3 Konsep Pengobatan Tuberkulosis Paru ……..........

27

2.2.3.1 Aktifitas Obat …………….....................

27

2.2.3.2 Jenis Obat …………………...................

27

2.2.3.3 Regimen Obat Untuk TB ………............

29

2.2.3.4 Efek Samping Obat …………………......

30

2.2.3.5 Tahap Pengobatan …………………........

30

2.2.3.6 Evaluasi Pengobatan ……………...........

31

2.2.3.7 Hasil Akhir Pengobatan …………….......

32

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ………………………………..

35

3.1 Kerangka Konseptual ……………………………………….

35

3.2 Uraian Konseptual …………………………………………… 36
BAB IV METODE PENELITIAN ………………………………………. 37
4.1 Rancangan Penelitian ………………………………………… 37
4.2 Populasi dan Sampel …………………………………………. 37
4.2.1 Populasi ……………………………………............

37

4.2.2 Sampel ………………………………………..........

37

4.2.3 Kriteria Data Inklusi ………………………............

37

4.2.4 Kriteria Data Eksklusi ………………………..........

38

4.3 Bahan Penelitian …………………………………………….. 38
4.4 Instrumen Penelitian …………………………………………. 38
4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………….. 38
4.6 Definisi Operasional ………………………………………… 38
4.7 Metode Pengumpulan Data ………………………………….

39

4.8 Analisa Data …………………………………………………. 39
4.8.1 Umur ……………....………………………...........

xi

43

4.8.2 Berat Badan Pasien …...……………………...........

44

4.8.3 Tipe Pasien …………………………………...........

45

4.8.4 Klasifikasi Pasien …………………………….........

47

4.8.5 Jenis Obat …….……………………………............

48

4.8.6 Kategori Obat .………………………………..........

49

4.8.7 Hasil Akhir Pengobatan Responden ………............

50

BAB V HASIL PENELITIAN …………………………………………… 39
5.1 Gambaran Umum Penelitian …………………………………. 39
5.2 Karakteristik Responden ……………………………………… 39
5.2.1 Tabel Data Responden Pasien TB Tahun 2010 ......... 39
5.2.2 Tabel Data Responden Pasien TB Tahun 2011.......... 40
5.2.3 Umur ………………………………….……............. 40
5.2.4 Berat Badan Pasien ……………….…………........... 41
5.2.5 Tipe Pasien …………………..………………........... 42
5.2.6 Tipe Pasien Baru ………..…………………….......... 43
5.2.7 Klasifikasi Pasien ……..………………………......... 44
5.2.8 Jenis Obat …………..………………………............ 45
5.2.9 Kategori Obat ……..………………………….......... 46
5.2.10 Hasil Akhir Pengobatan Responden ………........... 47
BAB VI PEMBAHASAN ……………………………………………….

49

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………….

53

7.1 Kesimpulan ……………………………………………….....

53

7.2 Saran ………………………………………………………… 54

xii

DAFTAR TABEL

Tabel
2.1 Sifat dan Dosis OAT yang Direkomendasikan Oleh WHO ………….. 20
2.2 Dosis OAT-KDT Kategori 1 ………………………………………….. 22
2.3 Dosis OAT-Kombipak Kategori 1 ……………………………………. 22
2.4 Dosis OAT-KDT Kategori 2 ………………………………………….. 23
2.5 Dosis OAT-Kombipak Kategori 2 ……………………………………. 23
2.6 Dosis OAT-KDT Sisipan ……………………………………………… 24
2.7 Dosis OAT-Kombipak Sisipan ………………………………………... 24
4.5 Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Ulang Dahak Mikroskopis ………... 30
5.1 Data Responden Pasien TB Tahun 2010………………………………. 39
5.2 Data Responden Pasien TB Tahun 2011............................................... 40
5.3 Distribusi Frekuensi Umur Responden ………………………………. 40
5.4 Distribusi Frekuensi Berat Badan Responden ……………………….. 41
5.5 Distribusi Frekuensi Tipe Pasien ……………………………………… 42
5.6 Distribusi Frekuensi Tipe Pasien Baru .……………………………….. 43
5.7 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Responden ………………………….. 44
5.8 Distribusi Frekuensi Jenis Obat yang Diminum Responden …………. 45
5.9 Distribusi Frekuensi Kategori Obat …………………………………... 46
5.10 Distribusi Frekuensi Hasil Akhir Pengobatan Responden ……….….....47

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar
5.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden ………………………………. 41
5.2 Distribusi Frekuensi Berat Badan Responden ……………………….. 42
5.3 Distribusi FrekuensiTipe Pasien ……………………………………… 43
5.4 Distribusi Frekuensi Tipe Pasien Baru …………………………….….. 44
5.5 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Responden ………………………….. 45
5.6 Distribusi Frekuensi Jenis Obat yang Diminum Responden …………. 46
5.7 Distribusi Frekuensi Kategori Obat Responden…………….……….... 47
5.8 Distribusi Frekuensi Hasil Akhir Pengobatan Responden ……………. 48

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Daftar Riwayat Hidup …………………………………………….. 59
2. Surat Pernyataan …………………………………………………... 60
3. Tabel Induk …………………..……………………………………. 61

xv

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, 2005. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Jakarta : Kompas
Media Nusantara, hal. 228-248.
Artoyuwono, S., 2002. Bahaya Pengobatan TBC Yang Tidak Tuntas. Bandung :
PT. Rineka Cipta.
Bahar, A., 2001. Tuberkulosis Paru. Ink: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi ke-3, Jakarta: Balai Penerbit FKUI, hal. 821-823.
Balitbang Depkes, 2003. Lembaga Penelitian Departemen Balitbang Depkes.
Jakarta.
Brunner dan Suddart, 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi VIII. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Budiarto, E. dan Dewi, A., 2001. Epidemiologi. Edisi II, Jakarta : Penerbit EGC.
Crofton, J., Horne, N., Miller, F., 1999. Clinical Tuberculosis, Ed 2nd, London:
Macmillan Education LTD.
Depkes RI, 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Jakarta:
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur.
Depkes RI, 2008. Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 2008. Panduan Teknis Penanggulangan Tuberkulosis di Lembaga
Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara, Edisi 1. Jakarta.
Depkes RI, 2010, Kemitraan Dan Peran Serta, promosi kesehatan online,
mailto: webmaster@ promokes.qo.id.
Doenges, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencannaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta.
Fahrudda, Ansarul, dan kawan-kawan, 2005, Paguyuban Penderita TB Paru
Kec. Sumberjambe Kab. Jember (Suatu Model Peningkatan Penemuan
Penderita TB dan Pengawas Minum Obat Berbasis Masyarakat),
Laporan supervise PTO-East Java, Surabaya.
Ganong, W.F., 2001 Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Review of Medical
Physiology), edisi 20, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kumala P., Komala S, Santoso, A.H., J.R., dan Yuliasari R, 1995. Kamus Saku
Kedokteran Dorland. Edisi ke-25, Jakarta: Penerbit buku kedokteran.

xvi

Laban, Y., 2008. Penyakit dan Cara Pencegahan TBC. Yogyakarta : Kanisius,
hal. 14-15.
Mansjoer, A., 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III. Jakarta : Medika,
Aesculpalus, FKUI.
Niven, 2000. Psikologi Kesehatan. Jakarta : EGC.
Priyanto, 2009. Diagnosa Penyakit Lewat Kuku. Yogyakarta : Pustaka
Penerbitan Pelajar Offset, hal. 69.
Soeparman, Waspadji, S., 1990. Ilmu Penyakit Dalam, jilid 2, Jakarta : Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Soeparman dan Sarwono, 1990. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
Perilaku Kesehatan. Yogjakarta : Andi Offset.
Sutoyo et al., 2006. Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI. Jakarta : Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Suyono, 2004. Penularan Penyakit TBC Serta Cara Penanggulangannya.
Bandung : C.V Alfabeta, hal. 36-38.
Simbolon, 2005. Penyebab, Pencegahan dan Pengobatan TBC. Jakarta :
Penerbit Puspa Swara, hal. 71-72.

xvii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit tuberculosis (TB) masih merupakan masalah utama kesehatan
masyarakat di Indonesia. Penyakit menular disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium tuberculosis) ini menyerang sebagian besar kelompok usia
produktif (tenaga kerja), kelompok ekonomi lemah dan berpendidikan rendah.
Menurut WHO (2010), di Indonesia setiap tahun terjadi 583 kasus baru dengan
kematian 130 penderita dengan tuberkulosis positif pada dahaknya. Sedangkan
menurut hasil penelitian, jumlah kematian yang disebabkan karena tuberkulosis
diperkirakan 105.952 orang pertahun. Kejadian kasus tuberkulosa paru yang
tinggi ini paling banyak terjadi pada kelompok masyarakat dengan sosial ekonomi
lemah. Terjadinya peningkatan kasus ini disebabkan oleh daya tahan tubuh, status
gizi dan kebersihan diri individu dan kepadatan hunian lingkungan tempat tinggal
(Kusnindar, 2009).
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2010,
estimasi prevalensi angka kesakitan di Indonesia sebesar 8 per 1000 penduduk
berdasarkan gejala tanpa pemeriksaan laboratorium. Hasil survei SKRT tahun
2010, didapatkan bahwa TB menduduki rangking ketiga sebagai penyebab
kematian (9,4% dari total kematian), setelah penyakit sistem sirkulasi dan sistem
pernafasan pada semua golongan usia (Depkes RI, 2010).
Sejak tahun 2005, program pemberantasan TB telah dilaksanakan dengan
strategi directly observed treatment short course chemotherapy (DOTS) yang
direkomendasi oleh WHO merupakan pendekatan yang paling tepat saat ini dan
harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh. Program ini menekankan pada
diagnosis yang benar dan tepat dilanjutkan dengan pengobatan jangka pendek
yang efektif serta pengawasan angka keberhasilan pengobatan mencapai 85%.
Pelaksanaan DOTS di klinik perusahaan merupakan peran aktif dan kemitraan
yang baik dari pengusaha serta masyarakat pekerja untuk meningkatkan
penanggulangan TB di tempat kerja. Tujuan jangka pendek penanggulangan TB
adalah menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TB dengan cara

1

2

memutuskan rantai penularan, sehingga penyakit TB tidak lagi merupakan
masalah kesehatan masyarakat Indonesia (Fahrudda, 2005).
Pengobatan pada penderita TB dapat dilakukan dengan beberapa
kombinasi obat yang memang ditujukan untuk membasmi kuman. WHO
merekomendasikan strategi pengobatan DOTS, yaitu penderita minum obat
dengan diawasi pengawas menelan obat. Pengawas ini bisa anggota keluarga,
kader, petugas kesehatan atau relawan. Umumnya penderita minum obat selama 6
bulan untuk memastikan kesembuhannya, namun pada beberapa keadaan dapat
berbeda dapat lebih lama (Rachmawati, 2007).
Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan
disebutkan, pengertian kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial, yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Dari makna tersebut dapat dijelaskan bahwa pembangunan kesehatan
pada dasarnya menyangkut segala segi kehidupan masyarakat dan berlangsung
pada setiap individu, tak terkecuali mereka yang sedang menjalani pidana atau
tahanan di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan Negara
(Rutan). Tahanan, narapidana (napi), dan anak didik pemasyarakatan adalah
anggota masyarakat yang mempunyai hak sama dengan anggota masyarakat
lainnya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (Depkes RI, 2010).
Kondisi sebagian besar Lapas dan Rutan dengan jumlah penghuni yang
melebihi kapasitas disertai sarana, prasarana, lingkungan dan sanitasi yang kurang
memadai merupakan tantangan dalam penanggulangan TB. Hasil penelitian
Departemen Kesehatan tahun 2005 menunjukkan bahwa prevalensi TB pada
Narapidana dan Tahanan pada Lapas dan Rutan di wilayah Jabotabek 7,5 kali
lebih besar dari populasi umum (Depkes RI, 2008).
Selain itu, tingginya jumlah tahanan/napi pengguna napza suntik
meningkatkan pengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV) di sejumlah Lapas
dan Rutan akan menambah jumlah kesakitan dan kematian akibat TB di Lapas/
Rutan. Lapas/ Rutan di Indonesia, yang sebagain banyak dihuni oleh pengguna
napza suntik, dalam Kebijakan Kolaborasi TB-HIV Nasional dikatagorikan
sebagai populasi “generalized epidemic” untuk penularan HIV, dengan prevalensi
HIV secara konsisten lebih dari 5%.Survei yang dilaksanakan oleh Badan

3

Penelitian dan Pembangunan Departemen Kesehatan, menunjukkan bahwa pasien
dengan koinfeksi TB-HIV pada umumnya selain ditemukan di Rumah Sakit (RS),
juga di Lapas/ Rutan. TB merupakan infeksi oportunisti utama pada pasien AIDS.
Oleh karena itu, penemuan dan penyembuhan pasien TB diharapkan dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB, serta menghambat
penularan TB pada ODHA di Lapas/ Rutan (Balitbang Depkes, 2003).
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia (Ditjen Padephum dan Depkumham) bermitra dengan Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen
Kesehatan (Ditjen P2PL Depkes) mulai tahun 2008 secara bertahap melaksanakan
dan menerapkan Strategi DOTS di seluruh Lapas dan Rutan di Indonesia. Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Malang berkapasitas 936 orang sementara itu mengenai
jumlah penghuni Lembaga Pemasyarakatan Lowokwaru tahun 2011 adalah 1688
orang, dengan perincian tahanan sebanyak 857 orang dan narapidana berjumlah
831 orang. Jumlah narapidana yang paling banyak yaitu narapidana B1 dengan
masa hukuman diatas 1 tahun sedangkan jumlah tahanan paling banyak berasal
dari tahanan Kejaksaan. Jenis pidana yang dijatuhkan kepada penghuni Lapas
beragam yaitu pidana mati, pidana seumur hidup, dan pidana selama waktu
tertentu (Depkes RI 2008).
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari petugas LP kelas 1 Lowokwaru
Malang dinyatakan bahwa perbandingan antara jumlah tahanan dengan SDM
Paramedis yang ada saat ini 2 orang dokter, 4 orang perawat dan 2 orang Psikolog
masih kurang memadai. Dokter dan perawat sebagai profesi yang berorientasi
pada manusia mempuyai andil dalam memberikan pelayanan kesehatan di LP.
Sementara itu jenis kasus penyakit di LP Klas I Lowokwaru Malang antara lain:
Saluran pernafasan (ISPA), penyakit kulit, penyakit saluran pencernaan, penyakit
kelamin, penyakit jiwa 23, penyakit mata, penyakit gigi/mulut, penyakit DM,
penyakit HT, penyakit Cardio, penyakit THT, dan narapidana yang menderita
penyakit lain-lain, kecelakaan/lain-lain.

4

Dengan melihat kondisi di atas, maka penelitian ini untuk memperoleh
gambaran tentang pengobatan TB di Lembaga Pemasyarakatan Lowokwaru
Malang sehingga dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan program
pengobatan TB.

1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana

Profil

pengobatan

TB

di

Lembaga

Pemasyarakatan

Lowokwaru Malang ?

1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Profil pengobatan TB di Lembaga Pemasyarakatan
Lowokwaru Malang.

1.4 Manfaat Penelitian
a) Dapat diperoleh profil pengobatan tubercolusis, sehingga akan meningkatkan
kualitas kesehatan di LP tentang penyakit tubercolusis kepada masyarakat
Lembaga Pemasyarakatan (LP).
b) Menentukan kebijakan Rumah Sakit LP dalam mengevaluasi program
pengobatan penyakit tuberkulosis paru yang lebih memperhatikan partisipasi
pengawas menelan obat dan mampu menanamkan sikap positif penderita
tuberkulosis paru, serta lebih menyediakan fasilitas -fasilitas yang menunjang
kesehatan.